Share

6. burung mati

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2023-12-01 07:40:02

Usai mengganti pakaian aku berniat untuk turun ke dapur dan membuatkan makan untuk diriku sendiri. Biasanya Fani sudah menumis sayur dan menggoreng ayam, tapi kali ini aku ingin bikin sambal bawang dan makan dengan rebusan daun singkong yang kubeli tempo hari.

Sebelum pergi ke dapur, aku sengaja mematikan AC dan pintu dorong yang difungsikan sebagai dinding sekaligus pintu, panel kaca yang terhubung antara taman samping dan ruang keluarga. Aku ingin membiarkan udara segar dan suara gemericik air kolam masuk ke rumah.

Tapi, betapa terkejutnya aku beberapa detik setelah itu, saat ku sapu pandanganku ke kandang burung beo, aku menyaksikan hewan itu sudah terkapar dan jatuh ke dasar kandangnya.

Aku berlari mendekat setengah panik karena itu adalah burung kesayangan suamiku.

"Jack!"

Tidak ada respon di sana sampai aku akhirnya membuka pintu dan menyentuh hewan itu. Dia sudah kaku, semut mulai menggerogoti bagian mata dan wajahnya.

"Astaghfirullah..." Aku mengangkat burung itu lalu mengeluarkannya kemudian meletakkannya di sisi kolam.

Aku segera menelpon suamiku untuk mengabarkan apa yang terjadi pada burung beo pintar kami.

"Mas, tiba-tiba burungnya mati?"

"Oh ya? Kok bisa?"

"Aku ga tahu Mas, tiba-tiba dia sudah mati di dalam kandangnya."

"Oh baiklah, ini aku sudah mau pulang."

"Iya baiklah, segeralah pulang."

Aku heran bukan main kenapa tiba-tiba burung itu mati begitu saja. Setelah berkicau riang gembira dengan berbagai celotehan, tiba-tiba hewan itu mati tanpa sebab. Apa ada yang sengaja membunuh atau meracuninya. Jika seseorang hendak menyakitinya hewan itu pasti akan melawan dan mematuknya, aku rasa, ini semakin tidak beres saja.

*

Sekitar 10 menit kemudian suamiku sampai di rumah, aku tidak jadi membuat sambal bawang dan makan seperti seleraku tadi. Aku terdiam di sofa ruang keluarga sambil menatap kandang burung yang sudah hampa.

Apa yang sebenarnya terjadi, Apakah burung itu sengaja dibunuh agar tidak lagi berkicau dan menimbulkan salah paham, kenapa harus dibunuh. Aku yakin bukan suamiku saja yang akan merasa sedih, tapi, Davin putra pertama kami yang sangat menyayangi hewan itu.

Aku bisa bayangkan betapa sedihnya anakku pulang dari mengaji nanti, ketika tahu kalau burung beonya itu sudah mati.

"Mana burungnya?" tanya suamiku.

"Itu." Pria itu mendekat dan hanya berdiri tanpa menyentuhnya sedikitpun. Biasanya suamiku tidak pernah melewatkan waktu untuk menyentuhnya.

"Oh, ya sudah, biar saja," jawabnya sambil mengangkat bahu. Responnya yang datar seperti itu membuatku curiga kalau dialah yang sudah membunuh burung itu.

"Apa kau membunuhnya?"

"Apa Aku membelinya seharga 5 juta dan memeliharanya di kandang mahal, harga pakannya pun maha, hanya untuk kubunuh?"

"Dengan alasan bahwa gara-gara dia aku dan kamu bertengkar."

"Tetap saja itu bukan alasan yang cukup untuk membunuh burung."

"Kenapa tiba tiba mati."

"Yang namanya makhluk hidup pasti mati, sudahlah, aku akan menguburkan bangkainya," ujarnya sambil berlalu dengan santai. Aku terkejut, dia tak sedih sama sekali.

"Hei, jangan terus tercenung dan overthinking gara-gara burung, masaklah sesuatu untukku makan."

"Ada makanan di meja Mas."

"Aku ingin goreng sosis dengan saus pedas," ujarnya.

"Baiklah akan kubuat," balasku sambil bangkit.

Aku beranjak ke dapur lalu mencuci tanganku dengan sabun kemudian mengambil sosis dari dalam lemari es dan hendak memotong-motongnya. Saat akan kubuang kulit sosis itu ke dalam tong sampah, aku terkejut karena mendapati sebuah plastik kecil yang mencurigakan. Diperhatikan lebih rinci, ternyata itu adalah pestisida pembunuh hama.

Hah!

Fix, burung itu benar-benar diracun oleh seseorang. Aku jadi makin curiga kepada salah seorang di antara Fanny dan Mas Fahri. Kenapa mereka tega melakukan itu dan haruskah sekejam itu untuk menyembunyikan sebuah Rahasia. Apakah ini perbuatan fani untuk menyembunyikan kesalahan bahwa dia pernah mengajak seseorang dan melakukan hal yang tidak tidak di dalam rumahku. Ataukah suamiku memang ada main seperti apa yang dikatakan burung beo itu.

Ah ya Tuhan, saksi kunci sudah mati dan tersingkir, aku harus melakukan sesuatu untuk mengetahui segalanya.

Aku melanjutkan masakanku sambil menunggu Mas Fahri turun kembali, tak lama kemudian Fani dan RW yang terlihat turun mereka nampak sudah segar dan ganti baju. Erwin sudah dimandikan setelah ashar.

"Fani kemarilah!"

"Iya, Bu."

"Apa kau tahu kalau burungnya sudah mati?"

"Tidak Bu!" Gadis itu nampak menggeleng cepat dan terkejut. "Kapan matinya?"

"Tadi saat ku buka pintu kaca dan kudapati dia sudah mati."

"Saya sungguh tidak tahu!"

"Apa kau lihat plastik pestisida yang ada di dalam tong sampah itu," tanyaku sambil melirik tong sampah.

"Saya tidak tahu menahu Bu, saya berani bersumpah." Gadis itu mulai nampak ketakutan dan khawatir sekali. Gestur tubuhnya gemetar.

"Saya tidak tahu apa-apa Bu saya hanya membersihkan rumah dan memasak lalu mengajak Erwin naik ke lantai 2 dan bermain sepanjang hari."

"Baiklah kalau begitu," balasku dengan wajah yang tidak lagi sesabar dulu kepada pembantuku. Dia nampak ketakutan denganku.

"Ada apa ribut ribut?" tanya Mas Fahri.

"Apa kau sengaja membunuh burung itu?" tanyaku dengan tatapan tajam, "dengan membunuhnya kau seakan mengungkap kesalahanmu sendiri."

"Apa maksudmu? Baru saja ku katakan kalau aku tidak tahu apa-apa bukannya kau lihat aku sepanjang hari ada di kantor?"

"Bukannya kau tadi pulang ke rumah? Jam sepuluh tadi kau pulang!" Balasku dengan tidak kalah sengitnya. Lelaki itu terkejut tapi ia segera merangkum nafas untuk membuat alasan lagi.

"Ya aku lupa berkah, terus kenapa?"

"Siapa yang membeli pestisida dari toko pertanian, lalu mengosongkan isinya dan membuangnya ke tong sampah dapur?!" Aku menatapnya dengan tajam, "Kenapa kau membunuh hewan itu dengan kejam."

"A-ku tidak mem ...."

"Cukup Mas, Jangan terus-terus berbohong karena aku sudah muak, katakan saja."

"Ya baiklah, aku membunuhnya karena percuma saja memelihara hewan yang akhirnya mendatangkan mudarat dalam hubungan kita."

"Berarti kau memang menyembunyikan sesuatu!"

"Tidak, aku memilih melenyapkannya demi menghilangkan musibah dalam keluarga kita."

"Oh ya? Kenapa tidak dilepas saja atau berikan pada orang lain."

"Aku tidak mau!" Balas suamiku dengan kesal.

Astaga, aku makin tak mengerti, sepertinya dia memang melakukan itu untuk menutupi semua kesalahannya.

Related chapters

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   7. memasang CCTV

    Sepanjang malam, aku tidak bicara sama sekali dengan mas Fahri, kumasak sosis pesanannya lalu kutinggalkan dia ke lantai 2. Hatiku dongkol dan dipenuhi banyak pertanyaan mengapa dia sampai berbuat senekat Itu.Pada akhirnya, saat keadaan mendesak dia mengaku membunuh hewan tidak bersalah itu.Demi apa? Apa melenyapkannya akan membuat keadaan jadi aman dan aku tidak akan curiga. Justru dengan membunuh burung itu, aku semakin yakin bahwa dia memang punya rahasia terkelam di dalam rumah ini.Aku hendak mencari cara di dalam kepalaku agar bisa mengungkap segalanya dengan tegas, aku tidak mau jadi istri yang terus dibodohi dan hanya percaya pada dusta suamiku.Terakhir kali burung itu berkicau dan bersaksi kalau dia melihat seseorang buka baju. Siapa yang buka baju? Dan siapa yang lancang melakukan itu di dalam rumahku? Jika seseorang jelas dilihat oleh burung itu, artinya, mereka melakukannya di sekitar taman samping atau ruang keluarga.Siapa yang akan buka baju di sana dan kenapa?P

    Last Updated : 2023-12-01
  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   8. obat tidur

    Tak berhenti sampai di sana karena aku juga terkejut mendapati ada sebuah tabung kecil yang berisi pil. Tidak ada keterangan apapun di sana.Kurasa pembantuku sehat-sehat saja, dia tidak sakit atau membutuhkan obat yang harus membuat dia meneguknya sepanjang waktu. "Apa mungkin pembantuku ini punya kerjaan sampingan selain jadi asisten rumah tangga, jangan jangan ini pil kontrasepsi." Aku mulai membayangkan sesuatu yang tidak tidak tentang pembantuku. Apakah dia berpacaran sejauh itu dengan kekasihnya, lalu menyimpan pil kontrasepsi di kamarnya demi mencegah kehamilan. Ataukah, dia juga melayani lelaki hidung belang di waktu liburannya demi tambahan uang agar dia bisa mengirimkan pada ibunya di kampung sana.Astaga, ya Allah, ada apa ini.Tiin....Suara klakson panjang mobil di depan rumah, sepertinya itu adalah suara mobil teknisi yang akan memasang CCTV. Demi tidak terlihat mencolok bahwa aku memeriksa kamarnya segera kuambil beberapa sampel pil itu lalu kukantongi kemudian mengem

    Last Updated : 2023-12-14
  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   9

    "Erwin!" Aku mengguncang anakku dengan kepanikan yang luar biasa, aku nyaris menangis karena merasa bersalah terlalu sibuk bekerja dan mengurusi hal-hal lain sementara aku lupa memberinya kasih sayang dan perhatian yang cukup."Ada apa Bu? Adik Erwin sedang tidur dengan pulas, dia kelelahan karena ikut dengan saya ke supermarket dan ke rumah neneknya.""Kau yakin!" Aku ingin langsung menamparnya dan melampiaskan emosiku tapi aku tidak punya bukti kalau dia meletakkan obat tidur itu ke dalam botol susu anakku."Iya Bu, kalau sudah ngantuk sekali Erwin biasanya akan tertidur dengan pulas. Dengan santainya wanita itu datang ke pinggiran yang anakku kemudian menekan sedikit ujung telinganya dan membisikkannya kata-kata yang lembut."Dek, adek bangun dong!""Hmmm ...." Anakku menggeliat dan menggumam panjang, pelan pelan ia mengerjab dan buka mata, lalu menangis kesal karena aku membangunkan tidurnya."Maaf sayang, maaf." Aku meraihnya dari tangan Fani lalu memeluknya dengan penuh kasih.

    Last Updated : 2023-12-14
  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   10. rekaman CCTV

    Dari sekian banyak hari yang kulalui di dalam hidupku. Baru pagi ini aku merasa tidak bersemangat untuk pergi bekerja. Ada kekhawatiran dan firasat tak nyaman begitu aku naik ke mobil dan meninggalkan rumah. Seakan akan, ada kejadian yang mungkin tidak mengenakkan yang bisa saja terjadi saat aku tidak ada di rumah.Seperti biasa aku naik mobil dengan suamiku, dia yang sudah tampan dengan baju dinas berwarna coklat muda mengendarai mobil sambil mengikuti alunan lagu yang terputar di radio. Aku sendiri, sibuk dalam kegamangan perasaanku. Aku takut, terjadi sesuatu yang tidak ku inginkan pada putraku, aku takut, funny memberinya obat tidur dan membiarkan dia tertidur sepanjang hari agar tidak rewel. Aku cemas pengaruh obat tidur itu akan merusak otak anakku. Aku benar benar khawatir.Sudah ku pikirkan apa yang akan kulakukan Andai Gadis itu terbukti meletakkan obat tidur pada anakku, Mungkin aku akan langsung membawanya ke kantor polisi atau aku akan memukulnya sampai dia babak belur. Ak

    Last Updated : 2023-12-14
  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   11

    "Apakah kau sungguh melakukan itu!" Tanya suamiku kepada Fani sekali lagi. Wanita itu menangis tersedu-sedu dan minta ampun."Maafkan saya Pak, saya pikir membuat dia tertidur dengan pulas akan memulihkan energi dan membuat dia semakin nyaman," ujarnya sambil mendongak dan menatap wajah suamiku dengan lekat.Biasanya seorang pembantu yang melakukan kesalahan besar tidak akan berani menatap wajah majikannya dengan tatapan seberani itu."Saya melakukannya tanpa niat buruk Pak. Itu memang obat saya jadi saya memberi seperempat dosisnya untuk membuat Erwin tertidur lebih pulas, karena selama ini dia mudah sekali terbangun dan rewel.""Meski dia memang rewel dan tidak pernah tidur dengan baik, kau tidak berhak memberikan anakku obat tanpa izin orang tuanya. Ini adalah sebuah kejahatan yang bisa diseret ke kantor polisi!" teriakku dengan emosi."Ampuni saya Bu, maafkan saya Pak, Saya sungguh menyayangi Davin dan Erwin sepenuh hati saya. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk mereka dan me

    Last Updated : 2023-12-15
  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   12.

    Malam bergulir menjadi larut dan mulai sepi, kedua putraku sudah tertidur di kamar masing masing.Kubersihkan wajahku dengan krim pembersih sambil menatapnya di depan kaca. Tak lama suamiku masuk, dia menutup pintu dan beranjak ke tempat tidur."Sebenarnya dari mana kau tahu dia punya pil tidur, apa kau mengawasinya?""Aku memeriksanya!""Lalu kenapa kau tahu anak kita dicekoki, kau langsung panik dan mengajakku pulang, apa kau punya kamera pengawas di rumah?""Tidak, hanya firasatku saja yang merasa tidak enak, jadi, aku mengajakmu pulang.""Syukurlah kau segera menyadari sesuatu.""Harusnya kita memecat wanita itu.""Jangan dulu, Sayang. Ga mudah cari pembantu jaman sekarang, apalagi aku sudah bilang ke kamu, tugas dia itu banyak dan rangkap.""Bagaimana kalau dia membahayakan anak kita?""Itu akan membahayakan dirinya sendiri, aku sudah bicara padanya, aku sudah memberinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan minta maaf. Jika dia masih mengulanginya maka aku tidak akan mengam

    Last Updated : 2023-12-15
  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   13

    *"Ada apa kau sering sekali memantau ponselmu?" tanya Rika yang bangkunya tepat berada di sampingmu meja kerjaku. Ada sekat antara meja kerja aku dan meja kerjanya tapi secara umum aku dan dia bisa saling melihat kegiatan masing-masing. "Aku memantau keadaan anakku di rumah.""Jadi kau sudah pasang CCTV?" tanyanya sambil menggeser kursi kerja yang beroda itu."Ya, aku memasangnya di beberapa titik.""Uhm, oh ya, Kenapa kau kemarin pulang dengan terburu-buru?""Tidak ada, kupikir pembantuku lupa mematikan kompornya karena dia naik ke lantai 2 bersama anakku, ternyata aman saja," jawabku yang enggan menceritakan sesuatu tentang pil tidur. Aku malas membahasnya karena itu akan membangkitkan rasa sakit di dalam hatiku. "Apa kecurigaanmu tentang gadis yang bekerja di rumahmu sudah terbukti.""Belum, aku akan selalu memantaunya.'"Aku berharap bahwa dugaan-dugaan itu hanya prasangka yang salah. Aku berdoa semoga kau dan suamimu selalu langgeng dan bahagia serta tidak diguncang prahara a

    Last Updated : 2023-12-15
  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   14

    Lama dua sejoli itu saling memeluk, lama pula aku memperhatikan adegan itu tanpa berkedip sedikit pun hingga tak kusadari ternyata Rika juga ikut menyaksikannya di belakangku."Jadi itu yang kau lihat," desisnya pelan."Iya." Aku mengarahkan ponselku ke arah lain, Apa yang dilihat oleh sahabatku itu benar-benar tidak pantas disaksikan. Citra suamiku yang begitu terhormat di kantor membuat siapapun pasti tidak akan percaya kalau dia tega punya hubungan dengan seorang pembantu."Aku ga salah lihat kan?" tanyanya sekali lagi."Aku meminta dan mohon padamu agar kau merahasiakannya sampai aku benar-benar menyelesaikannya dengan suamiku.""Tentu saja, Ini adalah aib besar yang tidak perlu diketahui siapapun," bisiknya sambil menatap diriku dengan penuh keprihatinan. Di ponselku, suamiku nampak berci***n dengan Fani, mereka saling memag**t dengan ganas, suamiku menyentuh kepala gadis itu sementara Fani melingkarkan tangannya ke pinggang suamiku. Di latar belakang, aku mendengar suara Erwi

    Last Updated : 2023-12-15

Latest chapter

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   74

    Di dunia ini hukum alam selalu berjalan, ada pertemuan dan perpisahan, ada pernikahan dan penyatuan lalu ada kematian yang memisahkan atau perpisahan dengan cerai hidup. Dinamika kehidupan terus berputar dan berulang-ulang seperti pola alam yang teratur. Sebagai wanita yang normal, seorang wanita dewasa yang punya dua anak, aku sadar betul bahwa aku tidak bisa hidup sendirian terus-menerus. Mungkin aku butuh pendamping dan teman untuk menemani di saat sakit dan sedih atau jadi penghibur kesepianku di hari tua nanti. Kuputuskan untuk menerima lamaran, bukan karena aji mumpung atau ingin pamer pada mantan suamiku kalau aku juga bisa menikah, ini sebagai bentuk realistisnya diri ini pada kenyataan hidup. Lagipula ada pria baik baik yang mau meminang diri ini, mau menyayangi dan melindungi anak-anak serta bertanggung jawab, maka aku tak akan menolak jodoh pemberian Tuhan.**"Cantik sekali anak Ibu," ucap ibu saat beliau mendekat ke arah kaca rias dan memandang pantulan diri ini y

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   73

    Di dunia ini hukum alam selalu berjalan, ada pertemuan dan perpisahan, ada pernikahan dan penyatuan lalu ada kematian yang memisahkan atau perpisahan dengan cerai hidup. Dinamika kehidupan terus berputar dan berulang-ulang seperti pola alam yang teratur. Sebagai wanita yang normal, seorang wanita dewasa yang punya dua anak, aku sadar betul bahwa aku tidak bisa hidup sendirian terus-menerus. Mungkin aku butuh pendamping dan teman untuk menemani di saat sakit dan sedih atau jadi penghibur kesepianku di hari tua nanti. Kuputuskan untuk menerima lamaran, bukan karena aji mumpung atau ingin pamer pada mantan suamiku kalau aku juga bisa menikah, ini sebagai bentuk realistisnya diri ini pada kenyataan hidup. Lagipula ada pria baik baik yang mau meminang diri ini, mau menyayangi dan melindungi anak-anak serta bertanggung jawab, maka aku tak akan menolak jodoh pemberian Tuhan.**"Cantik sekali anak Ibu," ucap ibu saat beliau mendekat ke arah kaca rias dan memandang pantulan diri ini y

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   72

    Tiga hari sebelum aku menuju jenjang pernikahan. Tiba-tiba ada tamu yang tak diharapkan kedatangannya berdiri di hadapan pintu rumah. Saat itu aku dan beberapa teman sedang mengemasi souvenir.Rencananya pernikahan hanya akan dilangsungkan di lingkungan keluarga dan para sahabat terdekat saja jadi aku tidak akan mengadakan pesta besar, namun, menyediakan souvenir kenang-kenangan adalah hal yang ingin kulakukan untuk mengesankan para tamu undangan. Wanita itu dan suaminya tertegun melihat 4 orang temanku sedang sibuk meletakkan gelas kaca cantik ke dalam kotak souvenir. Dia berdiri dan tertegun di sana. Sedih Sudah lama tak bertemu membuatku seolah tidak mengenal gadis itu, sudah banyak perubahan di wajahnya tubuhnya berubah jadi kurus wajahnya pucat dan cekungan bola matanya menunjukkan kalau dia memang sedang sakit."Assalamualaikum." Wanita itu berucap dengan suara pelan, lirih nyaris tidak terdengar."Walaikum salam." Aku juga berdiri dan terpaku, bingung bagaimana harus memper

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   71

    "Penting menegaskan pada mantan suamimu agar dia berhenti mendatangi kalian," ujar Mas Seno di mobil."Ya, Kami sudah sepakat untuk tidak bertemu lagi tapi dia datang untuk pinjam uang.""Lantas saat kau tidak mampu membantunya Kenapa lelaki itu malah murka dan berusaha menyakitimu?""Entahlah, mungkin cemburu Mas," balasku."Cemburu seakan kau tidak pantas berbahagia dan berteman dengan orang lain, begitukah?""Ya, bisa jadi.""Tapi bukankah dia sudah punya istri dan konom istrinya hamil?""Ah, dia keguguran, masuk rumah sakit dan minta bantuan biaya 2 juta dariku. Dia merasa berhak minta karena aku mewarisi sebagian besar harta gono gini.""Tapi pembagian itu bukankah adalah hak kalian dan anak-anak?""Mungkin dia merasa masih berhak memintanya.""Astaga sungguh tidak punya perasaan.""Ah, entahlah Mas.""Sepertinya kau harus pindah ke tempat di mana dia tidak menemukanmu.""Dia pasti akan menyusuri tempat tinggalku karena merasa bisa bertemu dengan anak-anak.""Kalau begitu kembali

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   70

    Dua hari berikutnya sangat krusial, kudengar kabar keadaan bahwa Fanny kehilangan kesadaran, dia drop di rumah sakit karena pendarahan yang parah, menderita, kesakitan, menangis, depresi dan terguncang. Kudengar kabar itu dari salah satu temanku yang berprofesi sebagai petugas kesehatan.Dia tahu tentang peristiwa yang menimpa kehidupanku dan bagaimana wanita itu merebut suamiku, jadi dia berdiri di pihak diri ini untuk selalu memberiku kabar-kabar terbaru tentang perkembangan yang terjadi.(Dia drop, dia dirawat di ruang intensif.)(Bagaimana dengan Fahri?)(Tentu saja lelaki itu kebingungan dengan biaya... tidak lagi memiliki asuransi kesehatan, membuat lelaki itu harus membayar biaya rumah sakit dengan tarif umum. Kau tahu kan, wanita pasca abortus, dia harus mengalami operasi pembersihan dan biayanya cukup mahal belum lagi biaya rawat inap dan obat-obatan.)(Astaga....)(Aku yakin ibu mertuamu yang mantan seorang dokter harus repot menggelontorkan dana yang lebih besar, dia juga

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   69

    Demi kebaikan segalanya aku memutuskan untuk mengambil keputusan dan menyuruh anak-anak untuk menegaskan keputusan mereka agar Mas Fahri tidak lagi datang dan mengganggu ketentraman hidup kami.Sore itu kuantar mereka bertemu dengan papanya di rumah neneknya, kebetulan neneknya sedang keluar ke pengajian jadi hanya ada dia di sana.Melihat kami berdiri di ambang pintu gerbang lelaki itu terlonjak bahagia. Dia berlari dan hendak menyambut kami dengan penuh sukacita tapi melihat ekspresiku dan anak-anak yang datar-datar saja lelaki itu langsung menghilangkan senyum di wajahnya."Aku sudah menunggu kalian dari pagi.""Mana istrimu? Kudengar dia hamil.""Dia di rumah.""Oh, baguslah, berarti kita bisa bicara dengan leluasa saat ini.""Apa maksudmu?"Lelaki mulai terlihat khawatir dan menelan ludah."Anak anak...." Aku memberi isyarat pada anak-anak untuk bicara secara langsung pada ayah mereka. "Papa, kami tidak ingin papa mengganggu kami lagi, kami tidak ingin papa datang tanpa member

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   68

    Pukul empat sore, Mereka semua pamit dari rumahku setelah menyalami dan mereka mengucapkan terima kasih atas hidangan dan keramahan tuan rumah, aku mengantarkan mereka ke mobil."Terima kasih atas makanannya ya masakanmu benar-benar enak ucap Rika sambil merangkul dan menepuk bahu kanan ini."Sering sering main ya, agar aku tidak terlalu merasa kesepian.""Eh, sekarang kan ada Seno, Jadi kalian bisa share waktu dan hari Minggu kalian berdua.""Betul itu," jawab Mas Seno sambil berkedip padaku, entah kenapa dia tiba-tiba begitu berani dan gamblang menunjukkan godaannya.Mungkin karena tadi kami sudah bicara panjang lebar tentang keinginan dan harapan masing-masing, jadi pria itu mulai merasa akrab denganku. "Aku harap kalian cocok berteman," ucap suami Rika."Iya, Mas, makasih udah dikenalin.""Mudah mudahan berjodoh," lanjutnya sambil masuk ke mobil."Apa hanya mereka yang diantarkan mobilnya dan aku tidak?" tanya pria berjas abu abu itu. Aku tergelak dan mengarahkan tangan ke mobil

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   67

    "Mari masuk, Saya sudah menunggu sejak tadi dan telah menyiapkan hidangan kecil-kecilan di meja makan," ujarku memecah kecandungan diantara kami dan tatapan mata lelaki bernama Seno yang lekat.Dia nampak terkesan dengan diriku tapi aku tidak mau terlalu over percaya diri, mungkin itu hanya bentuk penghargaan pada wanita yang baru ia temui.Ku arahkan pada tamuku ke arah meja makan di mana makanan yang masih hangat terhidang di sana, ada opor ayam, gulai ikan, sate lilit, dan urap sayur terhidang di sana. Tak lupa lalapan dan sambal. "Saya menyukai makanan khas Indonesia jadi saya menghidangkannya untuk kalian.""Kami juga suka, wah, sepertinya enak," ujar Rika."Langsung saja Mas, langsung dicicipi," ujarku pada suami sahabatku. Tak lupa aku bersilakan Seno juga untuk duduk dan kupanggil anak-anak untuk bergabung di meja makan. Kulayani tamu dengan baik, dengan cara memberikan pelayanan yang baik di meja makan, mendekatkan makanan dan menuangkan minuman, serta mengajak mereka bic

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   66

    "Ciee janda, cantik kali perubahannya." Itu ucapan temanku menggoda diri ini saat aku tiba di kantor dengan penampilan baru dan parfum beraroma lebih segar, para sahabatku itu menatap diri ini dengan decak kagum dan mulai saling melirik satu sama lain."Alhamdulillah aku merdeka.""Tapi sampai hari ini aku tidak percaya bahwa kalian bercerai mengingat betapa harmonis dan mesranya kalian sebelum ini," ucap Mbak Vira salah seorang teman dekat Mas Fahri."Yang namanya kehidupan, bisa saja berbalik dalam satu tepukan, Mbak Vir," jawab Rika sahabatku."Sedih aja sih, meski akhirnya kalian mengambil keputusan untuk menjalani hidup masing-masing tapi aku tetap menyayangkan itu.""Mari kita hargai saja keputusan yang diambil oleh Arimbi dan Mas Fahri, aku rasa mereka pasti sudah membicarakan ini matang-matang.""Ya, semoga saja, semoga ini yang terbaik untuk anak anak," balasnya."Ayolah teman teman, saya baik baik saja, anak-anak saya baik-baik saja, tempat tinggal kami cukup layak, kendaraa

DMCA.com Protection Status