Saat ketulusan bersandar dalam jiwa, cinta itu pasti akan jauh lebih sempurna. Abizar tidak mau kehilangan untuk kedua kali wanita yang tulus mencintainya. Ia harus berusaha berjuang untuk itu.
(Ketulusan Hati Amirah)
***
Amirah tersenyum tulus pada Devina yang sejak tadi memindai penampilan polosnya.
Kenzo dan Amirah yang sedang memangku Rayyan masih tersenyum melihat gadis itu. Sedikit lama Devina termangu hingga Amirah memilih menyapa Devina terlebih dulu.
“Halo, Kak Devina. Salam kenal, aku Amira. Kakak cantik sekali,” puji Amirah tulus sambil tersenyum ke arah ponsel yang memperlihatkan Devina yang sedang tersenyum padanya.
“Hai, senang bisa kenal denganmu, Rah. Maaf aku panggil nama saja ya, karena kamu lebih mudah dua tahun dariku,” ucap Devina tersenyum membalas senyuman Amirah.
“Enggak apa, Kakak cantik. Aku malah senang tidak terlalu formal
Hal terbaik dan terindah di dunia ini tidak bisa dilihat atau didengar, tapi harus dirasakan dengan hati. Begitu juga cinta.(Devina)***Devina langsung pulang ke rumah. Ia melihat sang papa masih berada di depan perapian bersama sang mama, bersantai sambil menghangatkan tubuh. Setelah mengucapkan salam gadis cantik itu mendekat dan ikut bergabung dengan kedua orang tuanya.“Siapa laki-laki yang bersamamu di kafe tadi, Nak?” tanya Nugroho dengan tatapan menyelidik.Deg ... Devina tercengang. Ia tidak menyangka sang papa tahu. Ia pun bingung akan mengatakan apa?“Dari mana Papa tahu?” tanyanya ragu, bahkan ia tidak berani mengangkat kepala karena takut sang papa marah.“Ditanya itu dijawab, bukan malah bertanya lagi, itu tidak sopan. Ada banyak mata yang tidak perlu kubayar mengabarkan padaku,” ucap Nugroho tegas memperingatkan sang putri.“Ma-m
Cinta tidak membutuhkan tuntutan dan harapan. Cukup ketulusan dan kepercayaan saja. Sedangkan janji membuat hubunganmu lebih kuat, itu menunjukkan seberapa banyak yang dapat kamu lakukan untuk orang ysng kamu cintai.(Abizar – Ketulusan Hati Amirah)***Satu minggu berlalu.Setelah pertemuan di kafe bersama Devina. Ia belum pernah bertemu gadis itu lagi. Bahkan Devina terlihat menghindarinya saat bertemu sekilas di bakti sosial.Entah rasanya sakit sekali melihat Devina menghindar. Beberapa hari yang lalu ia merenung, ia merasakan kekosongan bila tanpa gadis itu di sampingnya. Bahkan saat Amirah dan Kenzo menghubungi, saat melihat Amirah sudah tidak ada getar lagi. Namun, Abizar belum menyadari sepenuhnya benih cinta sudah tumbuh untuk Devina. Yang ia rasakan ada yang berbeda, ingin selalu dekat dengan gadis cantik itu. Bahkan melihat Devina berbicara dengan laki-laki lai
Tidak selamanya cinta berjalan sesuai harapan, tidak selamanya cinta berjalan dengan restu. Namun, bagi Abizar meraih restu adalah salah satu tantangan yang perlu dilalui dalam lika-liku cinta untuk mendapatkan gadis sebaik Devina.(Abizar – Devina - Ketulusan Hati Amirah)***Devina masih terdiam. Antara bahagia dan sedih. Bahagia karena laki-laki yang ia cintai sudah mulai mencintai dan membuka hati. Bahkan Abizar mau berjuang. Ia tahu tidak mudah untuk Abizar mengalahkan masa lalu yang selama ini membelenggu. Sedih, karena ia takut sang papa akan menentang hubungan yang baru ia mulai dengan Abizar, bahkan ia takut sang papa akan memisahkan.“Hei, kok malah diam?” ucap Abi sambil menepuk bahu Devina, sehingga membuyarkan lamunan gadis cantik itu.“Eh, enggak, kok, Kak. Aku senang dan bahagia,” ucapnya sambil menunduk.“Kamu terlihat khawatir, apa kamu benar-benar b
Ketika dua insan yang saling mencintai sepakat untuk menjadi satu, maka tidak ada penghalang yang mampu mematahkan semangat untuk bersama.(Abizar-Devina ~ Ketulusan Hati Amirah)***Tiga pasang mata langsung melihat ke arah sumber suara. Di sana sudah ada Nugroho yang berdiri dengan angkuh sambil tersenyum menyeringai pada Abizar.“Siapa kamu yang berani mencintai putriku?” tanyanya angkuh.Abizar hanya menanggapi dengan senyum. “Mohon maaf, saya akui memang bukan siapa-siapa. Saya juga tidak punya apa-apa. Yang saya punya hanya cinta dan ketulusan untuk Devina,” ucapnya merendah dan tidak meninggalkan kesopanan. Abizar mendekat sambil mengulurkan tangan mengajak salaman Nugroho. Namun, tidak digubris.Tubuh Devina sudah bergetar melihat ekspresi tidak bersahabat sang papa. Ia takut Abizar tidak akan tahan dengan perlakuan sang papa.“Pa, kenalkan ini Kak Abizar.
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, yang dibutuhkan adalah semangat, percaya diri dan pantang menyerah pada apa yang diharapkan. Begitu juga untuk mendapatkan restu dibutuhkan perjuangan dan dukungan orang terdekat.(Abizar – Devina - Ketulusan Hati Amirah)***Abizar memutuskan kembali ke apartemen. Ia akan tetap berusaha membujuk Nugroho dan meluluhkan hati laki-laki itu. Bagaimana pun caranya, ia akan berjuang.Tatapan sendu Devina dengan air mata yang terus membasahi pipi mulus itu terbayang di benak Abi. Ia meraih ponsel dan mencoba menghubungi gadis yang mulai ia cintai itu, ingin sekali tahu kabarnya.Beberapa detik berlalu. Namun, panggilan belum diangkat. Hingga senyum mengembang di wajah Abi saat suara Devina berhasil menjawab panggilannya. Namun, dengan lirih gadis itu bersuara. Ia tahu saat ini Devina sedang tidak baik-baik saja. Seketika senyum di waja
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, yang dibutuhkan adalah semangat, percaya diri dan pantang menyerah pada apa yang diharapkan. Begitu juga untuk mendapatkan restu dibutuhkan perjuangan dan dukungan orang terdekat.(Abizar – Devina - Ketulusan Hati Amirah)***Abizar memutuskan kembali ke apartemen. Ia akan tetap berusaha membujuk Nugroho dan meluluhkan hati laki-laki itu. Bagaimana pun caranya, ia akan berjuang.Tatapan sendu Devina dengan air mata yang terus membasahi pipi mulus itu terbayang di benak Abi. Ia meraih ponsel dan mencoba menghubungi gadis yang mulai ia cintai itu, ingin sekali tahu kabarnya.Beberapa detik berlalu. Namun, panggilan belum diangkat. Hingga senyum mengembang di wajah Abi saat suara Devina berhasil menjawab panggilannya. Namun, dengan lirih gadis itu bersuara. Ia tahu saat ini Devina sedang tidak baik-baik saja. Seketika senyum di waja
Empat tahun kemudian ….Saat ini adalah hari bahagia Amirah, karena saat ini dirinya sudah resmi bertugas di rumah sakit milik keluarga suaminya, Kenzo. Dirinya akan membantu sang suami mengabdikan diri di rumah sakit itu. Setelah menyelesaikan pendidikannya menjadi seorang dokter sesuai keinginannya yang tidak perlu memakan waktu lama karena kepintaran dan kecerdasannya. Menjalani koas dan program akhir dari Program Profesi Dokter selama satu setengah tahun yaitu Mini Case Examination (Mini C-Ex). Dalam ujian ini, dirinya mewawancarai, memeriksa, menganalisis, hingga meresepkan obat pada pasien dengan diawasi oleh dosen atau preceptor.Kemudian, dirinya wajib mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), atau disebut juga Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Setelah melewati masa ujian ini, dirinya dapat mengikrarkan Sumpah Dokter, dan kemudian menyandang gelar dr. di depan namanya."Selamat bergabung di rumah sakit kit
Hari yang ditunggu tiba. Hari ini adalah hari ulang tahun Rayyan yang kelima, bocah tampan itu semakin tampan, menurun ketampanan orang tuanya. Rayyan tumbuh menjadi anak yang religius di tengah keluarga yang selalu mengedepankan ilmu agama. Meskipun sang bunda sibuk dengan kuliahnya. Namun, Amirah tak sedikit pun membiarkan urusan pendidikan sang putra terbengkalai, Amirah selalu menomor satukan keluarganya, Amirah selalu bisa mengatur waktunya untuk dirinya kuliah, menemani Rayyan dan waktu untuk sang suami. Semuanya berjalan lancar sesuai keinginannya.Pesta diadadakan sangat mewah di halaman belakang rumah keluarga Adinata yang terdapat kolam besar. Vika dan Ambar yang turut andil besar menyiapkan pesta itu. Mereka semua memakai seragam sesuai tema ulang tahun Rayyan tahun ini. Ini bukan kali pertama ulang tahun Rayyan diadakan mewah, setiap tahunnya pasti ada pesta seperti ini.Setiap tahun pesta Rayyan akan diadakan dengan mengundang teman-temanny
"Aku mencintaimu bukan karena siapa dirimu, tapi karena apa yang terjadi pada diriku saat bersamamu. Di situ aku paham arti sebuah kenyamanan, karena sebuah kenyamanan hadir dalam hidupku saat bersamamu." (Rayyan ~ Takdir Cinta)"Kamu telah mengganti mimpi burukku dengan mimpi indah, kekhawatiranku dengan kebahagiaan, dan ketakutanku dengan cinta tulus. Kamu hadir membawa secercah harapan. Harapan untuk memulai hidup baru bersamamu. (Afikah ~ Takdir Cinta)***Amirah panik saat ditelepon salah satu panitia penyelenggara pengajian yang biasa diikuti Vika, mengabarkan bahwa terjadi kecelakaan pada sang mertua.Amirah menyudahi rapat bulanan di yayasan dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat sang mertua dirawat, dirinya mencoba tenang dan tidak panik.Amirah sampai di rumah sakit, menanyakan ruangan sang mertua pada pihak resepsionis. "Permisi, mau tanya, dirawat di ruang mana korban penusukan tadi pagi?""Pasien masih ada di ruang IGD.""Terima kasih." Ia langsun
Sama seperti air yang bisa mengikis batu yang paling keras. Keikhlasan dan ketulusan juga bisa melembutkan dan meluluhkan hati yang paling dingin.Percayalah ....Berlaku baik kepada orang yang membenci, bukanlah perilaku palsu, jika hatimu ikhlas dan tulus melakukan kebaikan itu. Karena orang yang ikhlas tidak pernah kecewa dengan amal baik yang telah dia lakukan karena yakin Allah Maha melihat dan akan membalasnya dengan adil.***Setelah mendapatkan kesepakatan mereka semua pamit pulang. Kesepakatan akad pernikahan akan diadakan satu minggu lagi di masjid depan panti milik bu Rani. Dan satu bulan lagi resepsi pernikahan mereka yang akan diadakan bersama resepsi Niken.Rayyan sangat bahagia tidak hentinya ia memamerkan senyuman di wajah tampannya.Amirah, Kenzo dan Renata turut bahagia melihat kebahagiaan Rayyan."Semoga lancar, sampai hari H ya, Kak," ucapnya."Aamiin ...," jawab semuanya yang ada di dalam mobil."Besok Kakak mampir ke rumah oma Ambar, bilang ke oma, papa dan mama
Mungkin aku bukan yang terbaik bagimu, tapi yakinlah akan ketulusanku karena bagiku, mencintaimu adalah bahagiaku.Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku karena mencintaimu merubahku menjadi orang yang sempurna di matamu. Engkau laksana mentari yang memberi sinar menemani hariku, mencerahkan hidupku dan laksana pelangi yang memberi warna dalam hidupku, teruslah bersamaku hingga menuju surgaNya kelak. (Rayyan~ Takdir Cinta)***Mentari indah bersembunyi dalam peraduannya, malu- malu menampakkan sinarnya. Pagi ini Rayyan seperti biasanya sudah rapi dengan kemeja navy dan celana bahannya bersiap untuk bekerja, pikirannya sudah tenang setelah ayah dan bundanya memberi keputusan akan mengantarnya untuk mengkhitbah Afikah hari ini. Tentunya tanpa sepengetahuan omanya. Biar kan oma nya menjadi urusan kedua orang tuanya.Setelah menghabiskan sarapannya Rayyan dan Renata segera bersiap untuk berangkat. Tak lupa mereka berpamitan kepada keempat orang yang sang
Aku ingin mengatakan padamu bahwa di mana pun aku berada, apapun yang terjadi, aku akan selalu memikirkanmu, dan waktu yang telah kita habiskan bersama adalah waktu yang paling membahagiakan untukku, apalagi saat trauma itu hilang darimu.Aku tidak merencanakan untuk jatuh cinta padamu. Semua terjadi begitu saja. Cinta datang tanpa kuundang dan mencintaimu mengalihkan sebagian duniaku. (Rayyan- Takdir Cinta) ***"Maaf sebelumnya aku ganggu kamu," ucapnya. "Tidak mengganggu kok," jawab Afikah. "Se-sebenarnya aku ke sini ingin mengatakan sesuatu pada mu hal yang sejak dulu tersimpan di sini," ucapnya sambil menunjuk dadanya.Afikah heran dengan apa yang dikatakan Rayyan. "Maksud pak dokter?""Aku hanya ingin kamu tau kalau aku jatuh cinta padamu," ungkapnya. Afikah spechlesh. Ia terkejut dengan pernyataan Rayyan. "Ma-maaf apa pak dokter yakin?" tanyanya terbata."Bismillah atas izin Allah, saya yakin dengan perasaan ini, aku jatuh cinta padamu dan berniat mengkhitba
Cinta bukanlah memiliki dan dimiliki. Namun cinta adalah pengorbanan dan perjuangan. Bahkan cinta mengajarkan arti kesabaran dan juga pengorbanan yang tulus karena semua itu akan mendapatkan timbal balik darinya.***Satu minggu berlalu.Hari ini haru Minggu. Hari ini adalah jadwal terapi Afikah yang pertama. Gadis itu menunggu Renata di depan gerbang panti. Sebelumnya Renata sudah menelponnya dan menyuruhnya untuk segera bersiap. Tidak mau Renata malah balik menunggunya dirinya segera bersiap.Selang beberapa menit menunggu mobil Rayyan sudah sampai tepat di depan Afikah. Renata segera keluar dari mobil itu dan diikuti Rayyan."Assalamu'alaikum, Kak. Maaf menunggu lama ya! Apa kak Afikah sudah siap?" tanya Renata."Wa'alaikumussalam, nggak lama kok, iya saya sudah siap!" jawab Afikah."Ayo, kita berangkat sekarang! Kebetulan dokter Brian sudah menunggu," ucap Rayyan.Afikah mengangguk.Renata membuka pintu belakang dan langsung duduk dengan santainya. Afikah yang melihat pintu mobil
Cinta itu penuh pemberian, bukan meminta untuk diberikan. Cinta itu penuh ketulusan, bukan penuh dengan paksaan.Saat seseorang mencintai, mereka tak harus mengatakannya. Karena dengan perlakuannya kita akan menyadari bahwa dia mencintaimu.***Rayyan menggendong tubuh Afikah dan memasukkannya ke dalam mobilnya, di dalam mobil sudah ada Renata yang siap untuk memangku kepala Afikah. Selang beberapa saat mereka sampai di rumah sakit milik keluarga mereka. Setelah sampai Rayyan kembali menggendong Afikah. Rayyan segera memanggil perawat laki-laki untuk menyiapkan brangkar. Afikah kini berada di ruang IGD dan segera mendapatkan perawat.30 menit Afikah mendapatkan perawatan, dokter jaga yang menanganinya keluar."Bagaimana keadaannya, Dok," tanya Rayyan khawatir. "Alhamdulillah, pasien tidak apa-apa, sekarang sudah siuman, setelah di infus tadi. kalau dokter Rayyan mau melihatnya silahkan," ucap dokter Rendi. Dokter Rendi heran melihat Rayyan yang terlihat sangat panik apalagi selama
Cinta bukan mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Buya Hamka)Perasaan cinta terkadang memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata karena saat jatuh cinta, perasaan kita akan terasa campur aduk tak karuan. Bahkan membuat tindakan berlawanan dengan hati.***Rayyan melajukan mobilnya menuju kafe tempat Afikah bekerja bersama Renata. Sengaja langsung datang ke kafe karena jam segini mereka tau Afikah bekerja di kafe.Selang beberapa menit mereka sampai di kafe. Rayyan dan Renata memasuki kafe, mereka mencari tempat duduk dan memanggil pegawai kafe untuk memesan minuman. Renata segera menanyakan keberadaan Afikah pada pegawai kafe yang melayaninya."Permisi, Kak. Kak Afikahnya ada?" tanya Renata."Afikah ya? sepertinya hari ini dia izin nggak masuk, tadi denger dari Mbak Ayin, katanya Afikahnya sakit," ucap pegawai kafe itu.
Kala hati sedang gelisah memikirkannya. Jalan satu-satunya yang ku tempuh adalah mengambil wudhu. Di atas sajadah aku bersimpuh pada Robbku. Berselimutkan kelabu sayup-sayup ku sebut namamu dalam sujud panjangku. Tersembunyi dalam hati, harapan ku yang suci. Melantunkan dzikir dan doa. Berharap kamu lah wanita yang dikirim Allah untuk mendampingiku sebagai penyempurna ibadahku, berjalan bersama beriringan menggapai jannahNya.(Rayyan Hilman Alfatikh Adinata ~Takdir cinta)***Pukul 3 pagi Rayyan sudah terjaga. Ia langsung bangun dari tidurnya. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, melaksanakan sholat malam seperti biasanya. Bermunajat pada sang pemilik kehidupan dan pengatur jodoh. Yang maha membolak balikkan hati setiap makhluknya. Dalam sujud panjangnya tak hentinya ia berdoa untuk diberikan kemudahan untuk meluluhkan hati Afikah. Juga berdoa mohon kesembuhan untuk Afikah dari trauma yang disebabkan olehnya.Setelah melaksanakan sholat malam ia lanjutkan dengan
Saat ketulusan bersandar dalam jiwa, cinta itu pasti akan jauh lebih sempurna. Berusaha dan terus berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kita perbuat dengan melakukan hal yang baik untuknya. Mencoba untuk berbicara dari hati, maka ketulusan hati kita akan tersalurkan ke lawan bicara kita lewat kata-kata. ***Rayyan segera menyalahkan mesin mobilnya dan melajukannya. Afikah memalingkan mukanya ke arah luar kaca jendela mobil. Suasana di dalam mobil terasa sangat hening, Rayyan mencoba menyalahkan musik kesukaannya untuk memecahkan keheningan. Berulang kali melirik ke arah Afikah yang sibuk dengan pemandangan luar. "Apa setiap hari kamu pulang jam segini?" tanyanya. Ia mengenyahkan getaran yang ada di dadanya hanya untuk memecahkan suasana canggung di dalam mobilnya. Afikah melirik ke arah Rayyan sekilas sambil tersenyum sedikit terpaksa, jujur rasa takut pada Rayyan masih ada, namun Afikah mencoba untuk menetralisirnya. Afikah hanya ingin menghargai niat baik Rayyan, tidak