Share

Party

Author: QurratiAini_
last update Last Updated: 2022-03-27 21:04:59

Tarikan napas panjang terdengar berulang kali. Eva menumpukan kedua tangannya pada meja yang ada di ruangan OSIS. Ia mengibaskan tangan seraya menepuknya cepat kemudian menggulung lengan hodi kedodoran yang ia kenakan.

Ya ampun! Susah sekali membawa nampan berisi gelas dengan teh turki panas di dalamnya jika pakaian yang dikenakan terlalu besar seperti ini. Sudah digulung tinggi hingga siku, tetap saja melorot jatuh!

Namun karena tidak ada pilihan lain dan tak pula ada sesiapa yang bisa dimintai tolong, sadar bahwa hanya ada ia seorang di ruangan OSIS, maka mau tak mau Eva menghela napas menyerah. Meyakinkan alam bawah sadarnya bahwa jarak antara ruangan OSIS dan ruangan kepsek tidaklah sejauh itu. Meyakinkan diri pula bahwa ia bisa melakukan ini tanpa kesulitan saat berjalan! Hm, sedikit ... mungkin?

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ketua OSIS   Worry

    Seorang laki-laki berseragam OSIS dilapisi jas lab lengan pendek pada bagian luarnya tengah memasukkan air ke dalam sebuah wadah. Selanjutnya ia mencampurkan sabun ke dalam air itu, lantas mengobok-oboknya hingga tercipta busa. Usai dari itu ia mengambil sebuah tabung berisi gas metana di dalamnya lalu mulai menekan secara terbalik hingga menciptakan gelembung busa. Kemudian ia mengambil busa tersebut di genggaman dua tangannya diikuti oleh ke-dua rekannya yang lain.Sementara di samping itu, tepatnya di pojok kanan panggung terdapat seorang siswi yang juga merupakan anggota OSIS. Tugasnya memandu pertunjukan dan menjelaskan tiap langkah yang digunakan kepada para penonton.Sedangkan siswa lain yang sedari tadi hanya menyimak pertunjukan mulai maju dengan sebuah korek di tangannya. Ia memantik korek dan membakar tangan rekannya sendiri.

    Last Updated : 2022-04-07
  • Ketua OSIS   The Heirs

    "Maaf," pintah Eva pelan. Begini 'kan yang mereka inginkan? Eva meminta maaf karena keterlambatannya. Tidak tahu lagi ini yang ke berapa kalinya Eva merasa bahwa harga dirinya tak berarti apa-apa di hadapan mereka semua sang penguasa sekolah. Khususnya Arta sang pewaris tahta tertinggi, direktur Taruna Bangsa di masa depan. Arta mendongak. Jakunnya bergerak naik turun seiring dengan air yang mengalir di kerongkongan. Sementara satu tangannya yang memegang gelas mengudara. Sudut hati Arta terasa berdenyut. Ada perasaan tidak terima ketika Eva merendahkan harga dirinya dengan meminta maaf atas sesuatu yang tidak sepenuhnya salah dia juga. "Letoy kek siput!" ejek Reza sinis. Lancang sekali anak beasiswa ini membuat Arta menunggu lama. Tidak sadar diri bahwa dirinya itu hanya menumpang di sekolah ini. Iya, tak berkontribusi

    Last Updated : 2022-04-23
  • Ketua OSIS   She's His Sister

    "WOI!!! BRENGSEK!"Mendengar teriakan beserta umpatan kasar di dalamnya tersebut membuat tiga orang cowok berseragam SMA Pancasila menoleh ke arah sumber suara. Terlihatlah seorang cewek berseragam SMA Taruna Bangsa tengah berjalan sendirian ke arah mereka. Hal itu membuat mereka akhirnya melepaskan bocah SMP yang menjadi mainan mereka tadi.SMA Pancasila dan SMA Taruna Bangsa dibangun bersebelahan. Namun, meskipun demikian direktur keduanya berbeda dan hingga saat ini Taruna Bangsa lebih unggul dari segi apapun."Banci banget lo semua! Kurang kerjaan kalian sampai anak SMP kalian gangguin hah?! PR tuh dikerjain! Dasar sampah masyarakat!"Dia Eva. Saat telah sampai di hadapan tiga cowok jahanam ini Eva langsung saja memarahi ketiga

    Last Updated : 2022-04-24
  • Ketua OSIS   Not Meet Up

    Sesampainya di rumah Eva merasakan tubuhnya remuk. Kepalanya juga sakit sekali dilanda pening yang tak kunjung reda. Buru-buru Eva masuk ke rumah dan meminum paracetamol agar sakitnya tak bertambah parah dan berharap dapat segera berhenti.Namun beberapa menit setelah Eva membersihkan diri, ia tak mampu bangkit lagi. Terpaksa Eva terbaring lemas di kasurnya dengan suhu tubuh meningkat panas. Hari ini ia sudah melalui banyak sekali cobaan. Mulai dari kehujanan di jalan, sindrom prahaid yang tiba-tiba melanda tanpa diundang, belum lagi dihajar kegiatan OSIS, nonstop mengurusi keberlangsungan acara. Eva tak sanggup lagi untuk bangkit, tubuhnya benar-benar drop."Eva, kamu nggak apa-apa Mama tinggal? Gimana lagi, Mama udah terlanjur ada janji dinner malam ini sama tante Vina dan om Zaki." Vina duduk lesehan di sebelah kasur y

    Last Updated : 2022-04-25
  • Ketua OSIS   Call

    Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya Eva berhasil menelpon Adam. Ya, walau sebelumnya ia harus memohon-mohon pada si berandalan Arta. Namun, tetap saja saat Adam masuk ke dalam ruang panggilan, cowok itu sampai terkejut karena ternyata panggilan ini tersambung pada tiga orang.Ada Arta juga di sini tengah melangsungkan video call. Adam sampai keheranan. Hubungan Arta dan Eva ini sebatas babu dan tuan atau pacaran? Lagian apa urusannya mereka bertelponan di malam hari begini 'kan?"Buruan ngomong! Malah ngelamun!" perintah Arta mencecar emosi.Mendengar suara Arta yang sinis dan menyeramkan itu membuat Eva dan Adam tersentak kaget. Adam berdeham pelan menutupi kegugupannya. Walau bagaimanapun juga, Arta tetaplah senior mereka. Terlebih cowok itu adalah ketua geng motor besar, serta dipercaya akan menjadi direktur Taruna Bangsa di masa d

    Last Updated : 2022-04-28
  • Ketua OSIS   Basket

    Bel pulang sekolah sudah menggema sejak beberapa menit yang lalu. Namun, meskipun demikian ternyata masih banyak murid yang berseliweran di arena sekolah. Hal ini dikarenakan para calon-calon peserta lomba seperti OSN, O2SN, dan FLS2N tidak diperkenankan untuk pulang dulu sebab akan ada pembinaan untuk mereka.Saat ini lapangan Taruna Bangsa penuh dengan kerumunan. Bagaimana tidak histeris dan antusias jika melihat anggota inti Kompeni berdiri di lapangan mengenakan seragam basket Taruna Bangsa. Ketampanan mereka bertambah berkali-kali lipat. Kapan lagi coba para siswi memanjakan mata mereka dengan melihat tubuh kekar dan proporsional yang di miliki oleh senior mereka itu!Di samping itu ada pula yang keheranan dan merasa ada sesuatu yang mengganjal di sini. Sebab pasukan basket itu diisi oleh seluruh anggota inti Kompeni tanpa terkecuali yang notabane-nya mereka telah menduduki bangku kelas 12. Bukankah senior tidak diperkenankan lagi mengikuti lomba-lomba seperti ini?Beranggotakan

    Last Updated : 2022-05-30
  • Ketua OSIS   From Now On You're My Sister

    Suara gemericik air menggema di dalam toilet yang lengang ini. Uma membasuh wajahnya dengan air berulang kali. Ia menatap lamat dirinya sendiri yang terpantul dari cermin wastafel. Tampilannya sangat berantakan. Rambutnya awut-awutan dan pipinya kian membiru berdenyut sakit. Tamparan Rehan memang tidak main-main.Tiba-tiba saja pelukan dari belakang Uma rasakan. Hal yang membuat tubuhnya menegang sesaat, sebelum ia membalik dan mendorong Eva dengan kasar agar pelukan mereka terlepas."Apaan sih, Va! Gue baik-baik aja!!" teriaknya tak suka. Mau apa Eva datang ke sini dan memeluknya tiba-tiba hah?! Uma tidak butuh rasa kasihan. Tidak ada orang yang mengerti perasaannya kecuali dirinya sendiri!Eva sampai menganga atas pernyataan paling egois yang pernah dirinya dengar ini. Mengapa Uma berbohong pada dirinya sendiri? "Baik-baik aja gimana maksud lo?! Lo jelas-jelas lagi nggak baik-baik aja!!""GUE BILANG GUE BAIK! LO TULI HAH?!" Uma berteriak kesetanan. Matanya memerah marah dengan air m

    Last Updated : 2022-05-30
  • Ketua OSIS   She's Not Kid

    Eva mengayuh sepedanya dalam perjalanan pulang. Ujung jilbabnya tampak berkibas diterpa angin jalanan. Sudah menjadi takdir tuhan, di tengah jalan terdapat Sabila si adik kecil yang kemarin diganggu oleh anak-anak Pancasila. Namun anehnya gadis cantik itu tengah bersama Arta. Eva melihatnya dengan raut keheranan yang amat kentara. Ada urusan apa adiknya Rehan itu bersama Arta 'kan? Awalnya Eva hendak menghampiri Sabila, tetapi ragu karena ada Arta di sana. Jadi pada akhirnya Eva pura-pura tidak melihat saja saat melewati mereka. Eva tidak mau berurusan lagi.Namun sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada Eva karena Sabila justru melihatnya. Anak itu memanggil-manggil Eva dengan brutal, terlebih suaranya sangat cempreng dan besar. Eva dibuat memejam erat menahan sabar. Dasar, ya! Kenapa susah sekali sih menghindari Arta?! Maka mau tidak mau Eva menghampiri kedua manusia itu dengan malas-malasan.Berbeda dengan Eva yang memasang raut mupeng, sementara Arta stay cool dan angkuh, Sabil

    Last Updated : 2022-05-30

Latest chapter

  • Ketua OSIS   Night

    Tristan adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua saudara perempuannya tidak tinggal serumah dengan orang tuanya. Tertinggal hanya Tristan yang masih duduk di bangku kelas 12 di SMA Garuda, salah satu SMA unggulan di Bandung. Kakak pertamanya menikah dengan seorang prajurit nasional yang bergabung dengan angkatan laut. Dia saat ini sedang mengandung keponakan pertama Tristan. Sedangkan adik keduanya sedang menjalani semester akhir pendidikan kedokteran di Spanyol."Kak Keinara belum lahir? Aku belum pernah mendengarnya," ucap Eva merasakan betapa sepinya rumah sepupunya.Betapa tidak, Tristan yang kerap berada di markas karena menjabat sebagai ketua geng motor membuat orang tuanya harus selalu menyendiri di rumah. Beruntung om Abian dan tante Azka bekerja di bidang yang sama. Mereka sukses membuka cabang restoran yang mereka kelola di pusat kota setiap provinsi di Indonesia. Bahkan untuk rencana ke depan, mereka akan memperluasnya hingga ke luar negeri.“Tujuh bulan lagi, Eva,” uc

  • Ketua OSIS   Savage

    Baru saja pikiran Eva terganggu karena sikap Bima yang tetap jahat padanya padahal Eva sudah berbesar hati hendak berdamai dengan cowok itu, kini Eva dikejutkan kembali dengan keadaan kelasnya yang jauh dari kata baik-baik saja.Kursi di sebelahnya, artinya tempat duduk teman sebangkunya. Telah habis diorat-oret menggunakan tinta hitam hingga tampak kotor sekali. Pelakunya adalah seorang cheerleader Taruna Bangsa. Tahu? Merusak satu aset saja milik Taruna Bangsa maka akan dikenakan denda yang tak main-main. Mungkin bagi mereka para anak orang kaya ini, hal itu bukanlah sesuatu yang dipermasalahkan karena mereka sangat mampu. Namun Uma? Bisa saja mereka yang merusak, tapi justru Uma yang diwajibkan membayar denda karena bangku ini adalah bangku Uma.Eva sangat tahu persis bagaimana sulitnya ekonomi sahabatnya itu. Membayar sekolah saja sudah mati-matian bahkan sering tak bawa uang jajan. Sering melihat Uma setiap hari membawa bekal ke sekolah? Itu karena dia tak bawa uang. Ingat dia p

  • Ketua OSIS   Markas Liondrak

    Baik Arta maupun Tristan, keduanya sama-sama membatu dan saling melempar tatapan tak menyangka satu sama lain. Bagaimana mungkin Arta baru mengetahui bahwa Eva adalah adik Tristan? Ternyata ada banyak informasi tentang Eva yang Arta belum ketahui. Ia pikir Eva hanyalah siswi miskin biasa yang kebetulan menjadi ketua OSIS. Rupanya Eva tidak sesederhana itu."Lo temen adek gue?" kelakar Tristan tak dapat menutupi rasa terkejutnya."Dia adek kelas gue," ralat Arta segera sembari menunjuk Eva yang hanya setinggi bahunya itu dengan dagunya. "Nyokap Eva nitipin Eva ke gua," lanjutnya kemudian dengan aura keposesifan yang sangat kental. Selebihnya agar Tristan tidak salah paham saja, kenapa adik kelas dan kakak kelas bisa sedekat ini.Mendengar hal itu Tristan semakin terkejut. "Oh lo deket sama adek gue?" berondongnya pada Arta seraya menatap Eva bangga. Pintar juga adiknya ini cari circle. Sementara Eva menyengir polos merespon tatapan abangnya."Kak Arta!" panggil Eva pada Arta, membuat ke

  • Ketua OSIS   Dinner In Restaurant Luxury

    Eva menyukai suasana sejuk dan tenang di malam hari. Ia baru saja selesai mandi. Masih dengan gulungan handuk di kepala, merasa lebih segar dan lebih baik. Mabuk di dalam bus selama perjalanan benar-benar menguras tenaga. Eva lemas sekali dibuatnya.Eva duduk di pinggiran kasur dengan tangan aktif menggosok-gosokkan handuk pada rambut agar cepat kering. Dalam satu kamar ini terdapat empat orang anak OSN, termasuk Eva sendiri.Mereka duduk berkumpul di sofa seraya memakan berbagai macam cemilan yang Eva sendiri ngiler melihatnya. Tentu saja perutnya lapar keroncongan. Seharian ia hanya makan satu gembung pemberian Arta di bus tadi. Namun, untuk minta Eva malu. Dirinya tidak dekat dengan mereka. Pun hendak ngumpul bareng, Eva segan sendiri. Akhirnya ia sok sibuk dengan rambutnya."Gue ada hairdryer tuh di dalam tas kalo mau make," celetuk Cia salah satu teman sekamar Eva di hotel ini.Eva tersenyum kaku. Eva tahu bahwa itu adalah alat untuk mengeringkan rambut. Namun, Eva tidak tahu car

  • Ketua OSIS   Peringatan

    Aurel bersama dua adik kelasnya, Eva dan Uma saling bersenda gurau dan membicarakan hal random untuk mereka bahas. Hingga di mana Selin beserta dua temannya datang memasuki kantin dan duduk di salah satu bangku kosong yang berada di pojok kiri, Eva langsung melirik Aurel memberikan isyarat lewat tatapan mata. Aurel mengangguk pasti menanggapinya. Dia berdiri sembari membawa gelas minumannya yang masih terisi setengah. Tentu saja tindakannya itu diikuti oleh Eva. Sementara Uma yang tidak tahu apa-apa hanya menatap kedua orang itu dengan mata mengerjab bingung. Pada akhirnya ia hanya ikut-ikutan Aurel dan Eva saja menuju bangku di mana Selin bersama dua temannya itu berada. "Hai, Aurel!" sapa salah satu teman Aurel dengan senyum manis tetapi penuh manipulatif. "Are you wanna join here?" tanyanya sok asik. Sayangnya sapaan basa basi tersebut tidak mendapat gubrisan apapun dari Aurel. Justru Aurel mendengus remeh memandang ketiga orang itu dengan tatapan jijik yang sangat kentara. Aurel

  • Ketua OSIS   Menandai

    Jika hendak menganalisa akun lambe turah masing-masing sekolah favorit di Jakarta Selatan ini, maka sudah pasti Taruna Bangsa akan menjadi miss dalam mencari sensasi. Followers dan jumlah upload-nya nyaris sebanding, terus bertambah setiap hari karena pasti selalu ada saja hal-hal mengejutkan yang diposting oleh adminnya. Diketahui bersama pula bahwa admin akun gosip SMA ternama tersebut tidak hanya segelintir orang saja, tetapi hampir seluruh siswi dari kelas 12. Oleh karena itu sulit bagi mereka yang tidak punya kekuasaan untuk mencari tahu dalang yang sebenarnya jika terjadi sesuatu.Tak peduli hanya kabar burung yang belum pasti kebenarannya seperti separuh video yang dapat mengundang salah paham bahkan menciptakan kontroversi, yang mereka tahu hanya memposting itu semua dan menyebarkannya untuk menarik perhatian para netizen! Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena gila kepopuleran sehingga berbagai cara dilakukan sampai kehausan sensasi!Usai menenangkan Eva yang bersedih,

  • Ketua OSIS   Terbongkar

    Wajah Eva muram karena buku diary-nya tak kunjung ketemu hingga sekarang. Eva menelungkupkan wajahnya di meja makan. Menghela napas berusaha mengingat-ingat kembali dengan otaknya yang mungil itu di mana buku diarynya, kenapa tidak ditemukan di manapun juga."Mama liat diary aku nggak?" tanya Eva penuh harap kepada mamanya yang baru datang ke dapur."Terakhir kamu taruh di mana emangnya?" jawab Vina tenang dengan mata yang sudah menyorot barang-barang anaknya yang diletakkan begitu saja di atas meja.Eva menghela napas lelah. "Seinget aku terakhir aku taruh di dalam tas. Tapi aneh banget bisa nggak ada!" Tak kunjung mendapat respon dari mamanya, Eva kesal berakhir menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan dan mulai menangis. Eva kesal, sangat. Siapa yang sudah mengambil barang rahasianya itu?"Eh, kamu bawa apa nih?" Vina segera mengambil duduk di samping putrinya, berupaya mengalihkan perhatian Eva agar tak bersedih lagi.Eva berdecak kasar karena keadaan hatinya yang buruk. Namun ka

  • Ketua OSIS   Gifts

    Eva membingkai kotak kado dari Arta. Bungkusnya menggemaskan dengan dihiasi pita-pita kecil. "Ini siapa yang ngebungkus, Kak? Gemoy banget bungkusannya!" celoteh Eva dengan senyum lucu terpatri di bibirnya."Sabila," jawab Arta singkat sembari memperhatikan Eva yang mulai membuka bungkus kado darinya tersebut.Mata Eva membulat kaget. "Seals!" jeritnya tertahan membekap mulutnya sendiri. Eva sampai mengerjab menoleh pada Arta berulang kali.Sebuah boneka anjing laut berwarna cream dengan bentuk yang sangat menggemaskan masih terbungkus plastik sudah berada di tangan Eva sekarang. Ini adalah boneka yang sama persis Eva lihat ketika pergi ke pasar bersama mamanya maupun ketika pergi ke mall bersama Arta kemarin.Hati Eva menghangat melihat tatapan lembut yang Arta berikan padanya. Arta baik sekali sampai bisa mengerti Eva sejauh ini. Eva benar-benar merasa terharu. Pasalnya di umur yang ke-17 tahun ini Eva belum pernah mempunyai boneka. Eva ingin memilikinya walaupun hanya satu. Namun h

  • Ketua OSIS   Go To School

    Berjejer rapih moge di parkiran markas Kompeni. Arta bersama rekan anggota inti yang lainnya sudah duduk siap di atas motor mereka masing-masing. Saat ini mereka akan pergi ke sekolah untuk latihan basket sebagai persiapan lomba nanti. Tak ada yang berhak untuk pergi mendahului sebelum ketua mereka pergi. Karena Arta masih sibuk mengutak-atik ponselnya, yang lain pun hanya duduk diam di atas motor masing-masing menunggu Arta selesai dengan urusannya.Sebelum melajukan motornya, Arta menelpon Eva lebih dulu menanyakan kondisi cewek itu sekarang. Apakah masih sibuk dengan urusan rumah tangganya itu atau sudah selesai. Hari pun sudah siang, sesuai dengan perjanjian Arta pada Eva sebelumnya bahwa ia akan datang ke rumah Eva sekarang ini.Saat panggilan terangkat, terdengar suara malu-malu Eva yang menyapanya. Arta tersenyum mendengar itu. "Lo hari ini ke sekolah nggak buat latihan atau belajar gitu untuk olimp MTK besok?"Di sana Eva mengernyit bingung Arta menanyakan hal itu padanya. "N

DMCA.com Protection Status