Share

Betapa Bodohnya Aku

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 96

Betapa Bodohnya Aku

Tidak ada dinner romantis, apalagi acara cium pipi kiri kanan. Ibra tetap mengingat statusnya sebagai pria beristri dan pikirannya masih berjalan dengan baik, lagi pula perempuan yang ia angkat sebagai CEO Almeera Travel itu jelas bukan tipenya.

Melihat penampilannya saja sudah menunjukkan kelas perempuan bernama Airismetria Tiffani itu yang sebenarnya. Tria lama tinggal di luar negeri dan usianya pun sudah cukup matang. Statusnya boleh saja masih lajang, tapi bukan berarti perempuan itu masih gadis. Ibra yakin, pergaulan Tria di luar negeri tidak lagi menganut budaya ketimuran yang masih menjunjung tinggi nilai kesucian seorang wanita.

Apa yang bisa diharapkan dari seorang perempuan yang belum pernah menikah, tapi sudah tidak perawan?

Masih mending jika hanya satu pria. Bagaimana jika ternyata sudah banyak pria yang pernah mencicipi tubuh molek itu?

Ibra tidak mendewa-dewakan soal keperawanan, karena dia pun juga menikahi seorang janda beranak satu. Dia ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Apakah Mas Sedang Bermain Sinetron?

    Bab 97Apakah Mas Sedang Bermain Sinetron?"Cerita sama Mas. Apa yang sedang kamu rasakan?" Pria itu menangkap pipiku yang basah. Dia menatapku. Sorot matanya sangat teduh, meski raut lelah itu tak bisa ia sembunyikan dari wajahnya.Sorot mata yang mampu membuaiku dalam sekejap."Mas, kalau memang sudah tidak menyukaiku, aku rela untuk Mas lepaskan," lirihku. Kuberanikan diri ini untuk berbicara walaupun dengan resiko ia akan memarahiku."Apa maksudmu?" Kali ini kilat di matanya terlihat jelas. Dia sangat terkejut."Aku hanya bilang seperti itu, Mas. Kalau Mas memang sudah tidak menyukaiku, aku rela untuk Mas lepaskan. Tapi tolong jangan bermain api di belakangku. Aku tidak rela.....""Bermain api di belakangmu? Apa maksudmu? Mas nggak ngerti, Sayang.""Apa yang sudah Mas lakukan di belakangku? Mas memberikan setangkai bunga untuk perempuan itu, bukan?"Mas Ibra sontak terdiam. Dahinya berkerut tanda memikirkan sesuatu."Kamu memata-matai suamimu ini rupanya," ujarnya."Maaf," cicitku

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Kemarahan Andri

    Bab 98Kemarahan Andri"Orang itu tidak pernah datang kembali kemari, Bu," ucap Seruni, lagi-lagi ia mengembangkan senyumnya."Benarkah?" Di dalam hati aku merasa lega. Setidaknya pria yang pernah menyakiti Seruni tidak membuat masalah lagi, walaupun sampai sekarang aku tidak tahu siapa pria itu."Iya, Bu. Padahal dia sudah mengancamku akan kembali kemari dan melecehkanku," sahut Seruni."Mungkin dia sudah berubah pikiran, lagi pula kamu kan sedang hamil, jadi dia memilih membiarkanmu saja," ujarku sekenanya. Sengaja kujawab sekenanya, demi melihat tanggapan gadis itu.Namun gadis itu menggeleng. "Tidak, Bu. Sebenarnya ada sebuah kekuatan yang menekannya, sehingga dia tidak lagi kembali kemari.""Maksudmu?" Hmm... gadis ini rupanya mulai bermain teka-teki. Aku duduk menghadap Seruni, menatap lekat gadis itu. Sejak dinyatakan sembuh, gadis ini mulai menjalani hidupnya dengan lebih baik. Wajahnya yang nampak bersinar memancarkan aura positif. Wajah dan tubuhnya pun terlihat lebih ter

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Kedatangan Zayn

    Bab 99Kedatangan Zayn Tria begitu yakin dengan pendiriannya, sebab selama ia tinggal di luar negeri belum pernah ada seorang pun lelaki yang menolak bercinta dengannya. Dia tidak perlu menggunakan pakaian seksi, apalagi sampai telanjang di hadapan lelaki, cukup melemparkan senyum dan kerling manja, para lelaki akan bertekuk lutut kepadanya. Dia punya modal wajah yang cantik, tubuh yang seksi dan juga cerdas. Dia pernah menjabat sebagai CEO di salah satu perusahaan perjalanan, meski jabatan itu ia dapat dari hasil merayu seorang pemilik perusahaan. Namun dengan kecerdasannya, Tria bisa membuat perusahaan itu maju pesat, sebelum akhirnya sang kakak memanggilnya untuk sebuah misi tertentu, yaitu menghancurkan sebuah perusahaan yang baru saja berkembang, Almeera Travel. Andri memanfaatkan momen kekosongan pimpinan di Almeera Travel, semenjak sang pemilik dinyatakan hamil. "Kayla." Tria mengeja nama itu. Dia menggigit bibirnya, tetapi hanya sebentar. Kayla adalah wanita yang berpakaian

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Semua sudah terungkap

    Bab 101 Kehamilan Kayla sudah memasuki bulan ke-6. Waktu Ibra tidaklah banyak. Istrinya benar, jika ia memang harus bisa menyelesaikan masalah ini, jangan sampai berlarut-larut. Dia harus bisa memastikan bisnis mereka aman sampai tiba saatnya mereka akan menghabiskan waktu untuk berbulan madu.Ibra sangat mengkhawatirkan kondisi istrinya belakangan ini. Kayla terlihat lebih kurus, mungkin karena beban pikirannya yang terlalu banyak. Inilah yang sebenarnya paling ia khawatirkan, sehingga dia pada awalnya tidak pernah memberitahu rencananya. Kayla pasti akan sangat tertekan jika usaha rintisannya berada di dalam bahaya."Aku datang untuk memenuhi janjiku, Ibra. Sekarang apa yang ingin kamu bicarakan?" Akhirnya pria itu datang juga karena ia memang mengundangnya. Andri memenuhi undangannya hanya seorang diri. Mereka tengah duduk di sofa di ruang kerja Ibra."Urungkan saja niatmu untuk menghancurkan perusahaan rintisan istriku, atau kamu akan semakin habis," ucap datar pria itu. Tangannya

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Kalung Sederhana

    Bab 102Kalung Sederhana Mas Ibra benar-benar mengajakku untuk mengunjungi beberapa sentra kerajinan perak pagi ini. Setelah memastikan penampilanku cukup baik menurut standarnya, ia menggandengku keluar dari apartemen, lalu masuk lift yang akhirnya sampai di basement. Mobil perlahan meluncur meninggalkan pelataran parkir. Beberapa orang pengawal siap mengiringi perjalanan kami kali ini menuju ke Almeera Hotel. Nanti di Almeera Hotel kami akan bertemu dengan bapak dan ibu menteri dan bersama-sama akan meninjau beberapa sentra industri kerajinan perak."Kau selalu melibatkan aku, Mas, padahal seharusnya ini bisa kamu lakukan sendiri," keluhku. Aku selalu merasa tidak nyaman karena menjadi perhatian banyak orang, apalagi disampingku ada ibu menteri yang bernama Sofia. Istrinya pak Bachtiar itu sebenarnya cukup ramah, hanya aku merasa tidak nyaman karena dari tadi mulutnya tak pernah berhenti berbicara tentang liburan mewah, barang-barang branded dan kegiatannya bersama para ibu, istri

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Gaya Hidup

    Bab 103Selama ini aku selalu memakai apa yang ada, apa yang diberikan mas Ibra untukku. Bagiku itu semua sudah lebih dari cukup bahkan sangat berlebihan. Untuk acara-acara tertentu yang mengharuskan aku mendampingi mas Ibra, sudah ada tim yang akan mendandaniku dan mereka juga yang membawakan barang-barang yang harus kukenakan, dari baju, hijab, tas, bahkan sepatu. Selalu saja begitu, dan aku tidak berinisiatif untuk menjadi kolektor barang-barang super branded berharga fantastis. Dulu, sebelum aku menikah dengan mas Ibra, aku memang menyukai barang-barang bagus, tapi tentu saja kategori bagus di sini beda standar dengan standar yang diterapkan oleh mas Ibra. Penghasilanku sebagai penulis novel online tentu saja tidak bisa disamakan dengan penghasilan Mas Ibra yang miliaran setiap bulan.Dulu aku harus pandai-pandai mengelola penghasilanku, karena ada yang harus aku keluarkan. Keperluan rumah tangga dan Keisha, sehingga tentu saja merek-merek barang yang aku beli harganya jauh di ba

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Mas, Dengarkan Aku!

    Bab 104Aku berdecak kagum. Luar biasa sekali wanita yang satu ini, berani menyambangi apartemen kami. Tria, wanita yang diangkat oleh mas Ibra sebagai CEO Almeera Travel berdiri di depan pintu. Wanita ini mengenakan dress berwarna merah menyala, serasi dengan riasan di wajahnya. Rambutnya tergerai bebas menimbulkan kesan anggun dan cantik. Wanita ini memang cantik. Namun sayang, kecantikannya diperlihatkan kepada orang yang salah. Dress yang dikenakannya sangat pendek, tidak bisa menutupi pahanya yang mulus. Mas Ibra bahkan membuang muka dan memandang ke arah lain."Mau apa kamu kemari?" tanyaku."Aku ingin mengajak kalian makan malam. Mungkin malam ini sudah larut, tetapi ini bukan salahku. Sejak tadi sore aku mencoba menghubungi mas Ibra, tetapi tidak bisa. jadi aku memutuskan untuk menjemput kalian," tuturnya sambil mengibaskan rambutnya. Aroma harum menguar, menembus indera penciumanku."Mengajak makan malam?" Aku memandang mas Ibra penuh keseriusan. Seharusnya mas Ibra menerima

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Menyerah

    Bab 105Ibra merebahkan tubuh Kayla di pembaringan. Merebahkannya dengan hati-hati mengingat istrinya yang tertidur sangat pulas, lalu menyelimutinya."Ah...." Pria itu kembali mendesah. Kali ini suaranya kian nyaring disertai dengan tubuhnya yang terus bergejolak. Reaksi obat itu kian menjadi-jadi menguasai tubuhnya dan akal pikiran. Ibra bergegas melepas pakaiannya hingga hanya menyisakan boxer.Namun di saat yang bersamaan tiba-tiba Tria masuk ke dalam kamar ini."Kamu mau apa?" Pria itu sangat kaget. Refleks ia menyambar handuk yang berada di dekatnya lalu melilitkan di pinggang untuk menutupi bagian bawah tubuhnya."Aku ingin membantumu menjinakkan pengaruh obat itu." Wanita itu melangkah mendekat dan itu membuat Ibra refleks mundur."Jangan macam-macam kamu, Tria. Aku bisa memecatmu dari perusahaan sekarang juga jika kamu berani melakukan itu kepadaku! Aku bersikap baik dan manis, bukan berarti aku tertarik sama kamu. Paham?!" bentak lelaki itu."Tapi kamu sudah memberi harapan

Bab terbaru

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Kejutan 2

    Bab 146 "Kejutan apa itu, Mbak?" Benakku langsung membayangkan suasana di apartemen. Mungkin lantaran merasa rindu dengan kami, asisten rumah tangga kami ini berinisiatif mengadakan pesta penyambutan kecil-kecilan dengan memasak masakan kesukaan kami. "Rahasia dong! Kalau saya bilang, berarti bukan kejutan lagi dong!" Perempuan itu tersenyum jahil dan aku tak lagi berniat untuk mendesak. Toh, sebentar lagi kami akan sampai dan aku akan segera tahu apa yang disiapkan oleh asisten rumah tangga kami ini. Mobil perlahan memasuki basement dan akhirnya berhenti. Aku dan mas Ibra keluar dari mobil dan berjalan menuju lift menuju lantai unitku berada. "Tara... kejutan!' seru mbak Ranti setelah ia menekan tombol password di pintu apartemenku. "Mas Gilang, Gita!" Aku sangat kaget, dan refleks menatap mbak Ranti dan bik Jum bergantian. Namun, kedua asisten rumah tanggaku itu malah tersenyum, bahkan ketika aku menatap mas Yanto, pria bertubuh kekar itu juga tersenyum. Ada apa ini? Aku menat

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Tetap Bersyukur

    Bab 145Aku membiarkan Kania digendong oleh Rihanna. Menyaksikan binar matanya yang nampak begitu menyayangi putriku, aku tidak tega untuk mengambilnya. Akhirnya aku memilih mengayunkan kaki menuju kamarku.Biarkan saja Kania bersama dengan Rihanna. Jika putri kecilku haus, Rihanna pasti akan segera mengantarnya kepadaku."Ada sedikit masalah di dalam rahimnya, makanya sampai sekarang Rihanna belum punya anak, padahal kami semua sangat menginginkan keturunan yang berasal dari rahim adikku," ujar mas Ibra ketika aku tanya. "Kalau menang Rihanna ingin bersama dengan Kania selama ia berada di sini, biarkan saja. Rihanna itu sepertinya sosok yang keibuan dan penyayang anak-anak, hanya saja kebetulan memang belum rezeki." "Terima kasih atas pengertiannya, Sayang. Kita berdoa saja semoga disegerakan punya keponakan baru." Pria itu mengecup pelipisku berkali-kali, lalu membimbingku menuju tempat tidur.Ruangan ini sungguh luas. Kamar hotel tipe presiden suite saja masih kalah mewah dengan

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Menantu Keluarga Salim Al-Maliki

    Bab 144Aku tidak bisa berbuat atau berbicara apapun lagi, selain menatap jalanan sembari memangku Kania. Sementara mas Ibra memangku Keisha. Kami memang tidak membawa baby sister dalam perjalanan kali ini untuk alasan kepraktisan, bahkan kami tidak membawa pengawal, kecuali pengawal yang dibawa oleh ummi Azizah dari Mekkah.Kesakitan yang ummi Azizah rasakan menular juga kepadaku, tetapi aku tidak berdaya, hanya mampu menatap suamiku yang dengan segera mengedipkan matanya. Setelah mobil sampai di bandara, kami pun segera berpindah ke pesawat pribadi milik keluarga Salim Al-Maliki. Sudah lama pesawat pribadi itu ada. Sebelumnya, pesawat pribadi dimiliki hanya keluarga Al-Maliki secara umum, tetapi kini Abi Emir sudah membeli pesawat khusus untuk keluarga Salim Al-Maliki, sehingga sedikit demi sedikit mereka mulai melepaskan ketergantungan dengan keluarga itu dan juga Almeera Oil Company.Keterikatan ummi Azizah terhadap perusahaan minyak itu sebatas dia adalah pemegang satu persen sa

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Pengakuan Ummu Fathia

    Bab 143Perempuan tua itu menoleh. Dia mengurungkan niatnya untuk melangkah menuju pintu, tetapi berbalik menghampiri perempuan tua yang duduk santai di sebuah sofa di salah satu sudut ruangan.Ruang tamu khusus laki-laki ini memang sangat luas, memiliki beberapa sofa disusun dari ujung ke ujung, karena seringkali menerima tamu dengan jumlah yang banyak. "Sejak Abi meninggal dunia, aku merasa Ummu, Khaled, dan Waled berubah, kecuali Wafa," ucap ummi Azizah tanpa menuruti permintaan ibu tirinya untuk duduk kembali ke sofa di dekat perempuan tua itu duduk."Itu hanya perasaanmu saja, Azizah," balasnya."Tapi aku merasa dipermainkan di keluarga ini. Keluarga yang kupikir bisa memberikan secercah harapan, tapi ternyata hanya kepalsuan yang kudapatkan. Orang yang benar-benar menyayangiku hanya Abi, hanya syekh Ali yang benar-benar menyayangiku dengan tulus, dan juga adik kecilku, Wafa." Ummi Azizah menjeda ucapannya dengan sentakan nafasnya yang berat. "Namun kalian dengan begitu kejam

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Pengkhianat

    Bab 142Raut wajah pria itu seketika menegang. Tampak sekali ia tengah menahan emosinya. Namun kurasa ia tidak sedang memarahiku, karena kulihat mulutnya bergerak-gerak."Aku tidak tahu, Sayang. Tapi yang jelas, aku harus mengusut semua ini. Sayang sekali di ruangan kerjaku dan di ruangan pribadi itu tidak ada kamera CCTV. Mas juga tidak tahu bagaimana caranya Nona Barbara merekam adegan itu. Mas benar-benar tidak tahu karena Mas tengah tertidur.""Tapi... tunggu Mas!" Otakku segera mencerna kejanggalan yang terjadi, karena bagiku tidak ada alasan untuk tidak mempercayainya. Jika memang Mas Ibra bisa tertidur sampai seperti orang pingsan, apa jangan-jangan ada orang yang memasukkan obat tidur ke dalam minumannya?"Aku rasa ini sudah tidak wajar, Mas. Walaupun Mas sedang tidur, tapi kalau ada orang yang menggerayangi, biasanya Mas akan terbangun, seperti biasanya saat kita sedang bersama," ujarku mengingatkan. Pria itu tampak tercenung sejenak."Omonganmu masuk akal juga, Sayang." Pri

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Bukan Perselingkuhan

    Bab 141"Ya Tuhan!" Aku memekik, refleks jemariku menyentuh layar. Dan adegan demi adegan itu membuat perutku seketika mual. Tubuhku lemas dan akhirnya luruh ke lantai dan tanpa sadar menjatuhkan ponselku yang masih menyala layarnya."Kenapa kamu tega melakukan ini sama aku, Mas? Bahkan aku baru saja melahirkan anak kamu." Aku duduk sembari memeluk betisku. Tangisku pecah seketika.Siapa perempuan itu sebenarnya? Kenapa ia bisa bersama dengan mas Ibra di dalam satu ruangan, bahkan satu ranjang?Aku masih saja merapatkan wajahku dengan lutut, meski terdengar suara ketukan dibalik pintu sampai akhirnya pintu pun terbuka."Ibu kenapa? Ada apa?" Mbak Ranti terlihat kaget saat aku mengangkat wajahku yang bersimbah air mata."Papanya Kania selingkuh, Mbak," lirihku."Selingkuh?" Bibir wanita itu bergerak-gerak. Namun hanya kata selingkuh yang terucap dari bibirnya. Aku menubruk perempuan itu lalu memeluknya. Tangisku kembali pecah. Aku menangis dalam pelukan mbak Ranti. "Kenapa dia begitu

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Memulai Permainan

    Bab 140Ibra tidak menyadari jika dari balik pintu ruang kerjanya muncul sesosok tubuh yang tadi sempat pamit keluar.Sementara itu, pintu ruangan peristirahatannya pun terbuka."Dia sudah tak sadar, Ghazi?" tanya sesosok perempuan yang tepat berdiri di depan pintu ruangan peristirahatan Ibra."Aman, Nona. Dia tidak akan sadar selama beberapa jam dan Nona bisa melakukan apapun," jawab pria itu sembari menyeringai."Bagus. Kerjamu sungguh bagus. Bayaranmu akan segera kamu terima, berikut bonusnya.""Terima kasih, Nona. Sekarang apa yang bisa saya lakukan lagi?""Bawa pria itu ke tempat tidur. Setelah itu kamu boleh keluar. Jangan lupa kunci ruang kerjanya. Nanti jika semuanya sudah selesai, aku akan hubungi lagi. Tetaplah stand by di tempatmu," titah perempuan itu yang ternyata adalah Barbara.Perempuan itu tersenyum manakala menatap pria yang tengah digendong oleh Ghazi. Sebentar lagi rencananya akan terwujud. Ghazi merebahkan Ibra dengan hati-hati ke pembaringan, kemudian segera per

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Tuhan Maha Tahu

    Bab 139Meski penuturan sang paman tidak membuat Ibra terlalu terkejut, tetapi tak urung matanya tetap membulat sempurna. Dia bahkan refleks menjauhkan tubuhnya dari pria tua itu. Ibra berdiri, lalu pindah tempat duduk sehingga kini posisi mereka menjadi berhadapan."Dan Paman pikir aku menerima tawaran itu?" sinisnya."Paman pikir kamu hanya perlu menikahinya sebentar, setelah itu menceraikannya. Lagi pula dia hanya memintamu untuk menjadi suaminya sebentar saja. Pernikahan ini pun juga hanya akan dilaksanakan secara siri," bujuk pangeran Khaled. Dibenaknya tentu deretan angka-angka yang akan segera masuk ke perusahaan jika pernikahan ini benar-benar terjadi.Pria itu pun sebenarnya tidak ingin keponakannya menikahi wanita itu. Namun perusahaan mereka masih dalam kondisi terguncang. Tidak mudah mendapatkan investor kelas kakap seperti Tuan Wiliam.Apa salahnya jika menyuruh keponakannya untuk menikahi wanita itu? Toh, istrinya Ibra berada di Indonesia dan tidak akan tahu jika suaminy

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Syarat Dari Tuan Wiliam

    Bab 138Meski cukup banyak perempuan yang tidak memakai jilbab di kota metropolitan Arab Saudi ini, tetapi Ibra merasa cara berpakaian Barbara cukup berani, padahal dia hanya seorang tamu di negara ini.Meski kemungkinan perempuan ini non muslim, tapi seharusnya ia tahu diri dan mengerti situasi, mengingat ia berkunjung ke sebuah negara yang mayoritas penduduk wanitanya harus mengenakan pakaian tertutup.Namun, Ibra tidak menangkap itikad baik dari Barbara, justru perempuan itu bersikap seolah-olah restoran ini berada di negaranya yang menganut paham kebebasan. Lagi-lagi ia mengibaskan rambutnya, sehingga harum helaian itu terendus oleh Ibra dan membuat pria itu seketika menghembuskan nafas."Anda terlalu berlebihan, Nona. Saya hanya orang biasa. Kebetulan saja dua orang pria tua yang telah berbicara dengan ayah anda itu adalah adik dari ibu saya," sahut Ibra. Dia menurunkan tangannya dari meja, lalu menangkupkan telapak tangannya di pangkuannya."Tentu. Saya pun mengenal ibu anda yan

DMCA.com Protection Status