Sementara itu, di sebuah kamar hotel, Ghea baru saja selesai mandi. Dengan langkah gemulai ia menghampiri David yang saat ini sedang berbaring dengan dada telanjang di atas ranjang. Ghea dan David memang sengaja tidak melakukan hal itu di apartemen Ghea karena khawatir Adit datang. Dan Ghea tidak ingin Adit sampai tahu tentang David."Wangi dan segar sekali, Sayang," kata David saat melihat Ghea berjalan menghampirinya dengan rambut basah dan hanya mengenakan handuk saja."Iya dong, Sayang. Masa aku mau melayani kamu dengan tubuh penuh keringat dan debu."Ghea mengempaskan tubuh seksinya di samping David. Membiarkan lelaki itu mencium tekuk lehernya sambil memeluk mesra."Kamu nggak takut suami kamu tau? Ini sudah dua malam kamu nggak pulang ke apartemen,” kata David.Ghea menghela napas panjang, dua hari yang lalu saat ia menghubun
"Kamu saja yang angkat, Ran. Masa iya aku yang angkat, dan tanya sama dia ada perlu apa?" kata Adit sambil memberikan ponselnya kepada Rani. Ia benar-benar kaget karena Ghea menelepon."Loh, Ghea kan meneleponmu?Lagi pula aku tidak mau berurusan dengan mantanmu itu. Nggak apa-apa, Mas. Kamu angkat saja," kata Rani. Adit menarik napas panjang, ia merasa sedikit takut jika Ghea sampai kelepasan mengatakan jika mereka sudah menikah siri, jangan sampai hal itu terjadi. Maka dengan berat hati dan sedikit gugup, ia pun segera mengangkatnya. "Ada apa Ghea?" sapanya langsung dengan nada sedikit ketus. "Aku tidak mau tau bagaimana caranya. Kamu bisa pergi sama Rani, ga pamit sama aku! Pulang dari sana kamu harus manjain aku." “Aku nggak bisa lagi, Ghea. Udahlah jangan ganggu aku lagi!” ketus Adit
Rani tampak terkejut dengan perbuatan sang suami. Kaget sekaligus menikmati. Dalam hati Adit berkata. "tunggu dulu, aku akan memberikan kepadamu kejutan yang lain lagi, yang lebih menyenangkan lagi."Kedua kakinya merenggang, seolah memberikan kesempatan pada Adit untuk menyusuri lebih jauh. Adit mengendus aroma paha Rani yang harum, memainkan ujung hidungnya di sepanjang sela paha Rani hingga ke depan lorong kewanitaannya, sampai sang istri tidak tahan merintih.“Ah, aku sudah tidak kuat lagi, Mas.”“Sabar, Sayang,” jawab Adit sambil menciumi puncak dada Rani.Sekarang saatnya Adit menggunakan lidahnya untuk menguakkan setapak jalan untuk menyambut pendatang yang ingin menaklukkan taman miliknya. Sekarang Rani tidak sanggup lagi menahan gejolak hasratnya. Ia sampai meremas kep
Watersport Bali adalah wahana wisata air yang sangat popular. Adit dan Rani yang ingin melengkapi liburan dengan petualangan tentu tidak melewatkan wahana air di Bali ini. Tanjung Benoa watersport menyediakan berbagai wahana menarik seperti Ocean Walker Bali hingga Parasailing dan banyak lainnya. Dan hari ini mereka pun sudah berada di lokasi. Wajah Rani tampak sangat sumringah. Ia menikmati sekali Rani madunya bersama Adit. Ia jadi ingat awal-awal mereka berkenalan. Adit adalah lelaki pertama yang sudah mencuri hati Rani sekaligus juga cinta pertamanya. "Kamu senang dengan liburan Rani madu kita?" tanya Adit."Tentu saja, Mas. Tapi, jangan lupa ya, kita harus mampir ke pulau Lombok. Aku ingin sekali menikmati keindahan pantai senggigi dan juga ke pulau Gili," kata Rani. "Iya, aku kan sudah berjanji kepadamu. Ak
Rani memang sudah tidak bertanya lagi kepada Adit mengenai kehadiran Ghea di Lombok. Tetapi, wanita cantik itu tidak mau begitu saja percaya. Ia tau betul bagaimana kelakuan mantan kekasih Adit itu.Dari beberapa kali pertemuan, Rani bisa menilai jika Ghea adalah seorang yang sangat ambisius. Jadi, jujur saja Rani tidak bisa percaya begitu saja kepada wanita itu. Sudah beberapa kali Ghea berusaha mengacaukan hubungannya dengan Adit?Rani hanya bisa mengelus dada. Ia bisa maklum jika Ghea sedikir menyebalkan. Mungkin karena dia berasal dari keluarga kaya. Sehingga apa yang dia mau selalu bisa didapat dengan mudah."Kamu kenapa?" tanya Adit saat melihat Rani hanya diam tanpa menyentuh makanannya sama sekali."Nggak apa-apa, Mas. Aku hanya kurang suka dengan makanannya.""Banyak menu yang lainnya, kan? Kamu bisa ambil yang lain, Sayang."Rani tersenyum, tentu saja bukan karena makanan yang tidak enak. Sebenarnya ia sangat menyukai pancake untuk menu sarapan. Tetapi, karena ia masih memik
Ghea hanya menatap Rani dengan tajam. Tetapi, dia tidak peduli dan terus melanjutkan makannya di sana bersama dengan Rani dan Adit. Wanita itu tidak peduli sekali pun Rani terlihat tidak suka. “Kamu sampai kapan di sini?” tanya Rani. “Suka-suka aku dong. Mungkin aku nanti akan menunggu pacar aku datang menyusul ke sini atau mungkin juga akan pulang. Aku kan ke sini untuk berlibur. Aku yakin kamu baru kali ini kan liburan begini?” kata Ghea kurang ajar.“Ya, aku baru pertama kali liburan. Semua ini karena kebaikan ibu mertuaku,” jawab Rani percaya diri. Rani tau jika Ghea sengaja mengatakan itu karena ingin menghina dirinya. Tetapi, Rani tidak akan membiarkannya.Pada akhirnya karena Adit tidak mau perselingkuhannya terbongkar, ia memilih untuk segera pulang. “Padahal, jadwalnya kan masih dua hari lagi, Mas. Aku belum sempat ke ke Rinjani, loh,” kata Rani. “Kapan-kapan kita akan ke sini lagi, Sayang.” Dan, Adit pun pulang bersama Rani dua hari setelah kedatangan Ghea. Setelah ham
“Gimana hasilnya, Ran?” tanya Bu Ana. Rani keluar dari kamar mandi dan memperlihatkan hasil tespacknya kepada Bu Ana. “Tasya mau punya adik, Bu,” jawab Rani dengan gembira. Dan Bu Ana pun segera memeluk Rani dengan erat. Ia merasa sangat senang sekali jika memiliki cucu lagi.“Kita ke Dokter aja nanti sore waktu Adit pulang supaya kondisi bayimu bisa langsung diketahui oleh dokter,” kata Bu Ana. “Baik, Bu,” jawab Rani. Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dengan lesu. Bu Ana yang melihat hal itu pun segera mengerutkan dahinya. “Kamu nggak seneng dengan kehamilan kamu ini, Rani?” tanya Bu Ana. “Bukan itu, Bu. Tapi, aku merasa sedikit khawatir dengan Tasya. Dia kan masih kecil, bagaimana jika nanti dia kekurangan kasih sayang, Bu?” Rani berkata lirih. Bukannya dia tidak bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya, tapi, ia hanya takut tidak bisa menjadi orang tua yang baik buat anak-anak mereka.Bu Ana tersenyum mendengar perkataan menantunya itu. Dia sangat me
“Apa rumah baru kamu sudah siap untuk ditempati, Dit?” tanya Bu Ana pagi itu. Adit menganggukkan kepalanya. Saat ini dia sangat bingung karena satu bulan lagi dia harus menepati janji kepada Ghea. Sebulan lagi, kandungan Ghea berusia 7 bulan. Adit sama sekali tidak tahu jika sebenarnya kandungan Ghea sudah berusia 8 bulan lebih, bahkan HPL Ghea hanya tinggal 2 minggu lagi. Sementara kandungan Rani baru 4 bulan. Dan lusa seharusnya Adit harus memberi kejutan untuk Rani. Dia akan membawa Rani ke rumah baru mereka dan semua itu sudah dipersiapkan.Dan pada hari itu, sesuai rencana Adit membawa Rani ke sebuah hotel berbintang. Mereka menitipkan Tasya kepada Bu Ana. Adit sudah menyewa suite room selama beberapa hari."Berapa lama kita di sini,Mas?""Kamu mau sebulan juga tidak masalah, Ran. Aku masih bisa membayar kamar hotel ini untukmu selama setahun," kata Adit membuat Rani mencebikkan bibirnya."Aku mempunyai kejutan lain untukmu sayang. Jadi, jangan banyak bertanya lagi. Kamu hanya