Share

Part 38

“Benar-benar ya, Mas? Kita setiap hari harus bersandiwara seperti ini. Setiap hari harus berbohong. Huft!”

Kami sudah ada di dalam mobil. Aku menghela napas seraya mencopot peniti itu. Sudah aman sekarang. Tak ada lagi sandiwara yang akan kami lakukan. Tenang untuk beberapa waktu ke depan.

“Iya Dek. Kalau kita jadi artis sudah pasti akting kita akan mendapat penghargaan ya? Hehe.”

“Huh! Kamu ini. Capek tau Mas. Setiap hari harus kucing-kucingan sama Ibu. Ibu itu kenapa juga masih percaya sama hal semacam itu sih. Tradisi sih memang. Tapi, ah … sudahlah. Percuma saja kalau mengeluh. Ibu pasti tetap akan keras kepala.”

“Dek, maafin aku banget ya? Masa selama ini aku belum bisa membahagiakanmu ya? Ck! Payah!”

Tak kuduga, ternyata mas Lutfan menyalahkan dirinya sendiri. Padahal aku hanya sedikit mencurahkan sedikit perasaanku saja.

“Nggak gitulah, Ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status