Share

Bab 157. Bodyguard Alisya

Penulis: Helminawati Pandia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 157. Bodyguard Alisya

“Sudah beres, Bu Alisya! pengadilan akan segera mengurus semuanya. Panggilan sidang pertama akan segera dilayangkan kepada suami Ibu,” ucap Robin setelah semua urusan di pengadilan agama itu selesai. Pria itu berjalan di sisi Alisya menuju pintu utama.

“Iya, Pak Robin. Terima kasih, ya!” sahut Alisya mengulas seuntai senyum. Senyum lega. Sebuah harapan terbit di sanubari. Statusnya tak akan digantung lagi. Sekarang Alisya bertekat akan fokus untuk anak-anak dan mengurus perusahaannya.

“Saya akan mulai mengumpulkan bukti-bukti untuk bahan kita melawan kubu suami Ibu di sidang nanti. Bu Alisya fokus bekerja saja, saya yang urus semuanya.”

“Baik, sekali lagi terima kasih, Pak Robin.”

“Saya boleh bertemu Babysitter Ibu yang bernama Ayu itu? Saya ingin menjadikan dia sebagai saksi atas penculikan terhadap putra ibu. Pelaku penculikan itu adalah suami ibu sendiri, bukan?”

“Ya, datang saja ke rumah saya! Bapak sudah tahu alamat saya, bukan?”

“Sudah. Pak Da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 157. Alisya Membeli Perusahaan Alina?

    Bab 157. Alisya Membeli Perusahaan Alina? “Iya, kamu, kan tahu aku dan Mas Robert sama sekali enggak paham tentang perusahaan, apalagi mengelolanya. Pabrik ini juga aku jual ke kamu, kan? Ini juga begitu,” ucap Tiara menjelaskan.“Lho, maksudnya bagaimana ini, aku enggak paham!?”“Tolong, kamu yang bayari dana milik keluarga Mbak Dinda, nah saham di perusahaan yang sudah terlanjur ditanamkan oleh Mas Ardho menjadi milik kamu. Perusahaan mertua kamu itu tak sanggup mengembalikan dana Mas Ardho, ya, kepemilikan perusahan itu jatuh ke tangan kamu, dong. Kebetulan sekali, bukan? Perusahaan milik mertua kamu itu enggak akan jatuh ke tangan orang lain, tapi ke tangan kamu! Seenggaknya putra kamu si Bima, kelak masih punya peninggalan perusahaan nenek buyutnya.”“Begitu, ya? Tapi, Mas Ardhonya setuju enggak?”“Kan, kami memang udah mufakat begitu! Di depan keluarga istrinya, juga di depan papa. Tolong, ya, Sya! Aku enggak tau mesti minta tolong ke siapa lagi. Cuma kamu teman aku yang

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 159. Perintah Alina Kepada Raja

    Bab 159. Perintah Alina Kepada Raja“Selamat datang, Bu Alisya! Kami siap bekerja di bawah pimpinan Ibu!” serempak semua karyawan berikrar.Alina terpana. Alisya, wanita yang sangat dia benci disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh karyawan. Karyawan yang kemarin maish menjadi bawahannya. Orang-orang yang kemarin masih begitu menghormatinya.Tetapi hari ini tak satupun yang memperdulikan dirinya. Pantas tadi saat dia memasuki ruangan, semua menatap aneh terhadapnya. Bahkan wanita itu berniat memberi pelajaran kepada para karyawan yang dia anggap tak tahu sopan santun itu.“Selamat datang, Bu Dirut! Silahkan duduk!” Ardho menunjuk kursi empuk untuk Alisya. “Mas, ini … kenapa Bu Alina ada di sini dan, kenapa dia diperlakukan seperti ini? Lepaskan tangannya, Pak Satpam!” perintah Alisya kepada dua orang security yang masih mencekal lengan Alina.“Ibu ini hendak membuat kekacauan, Bu Dirut! Saya sudah memintanya baik-baik untuk keluar. Tetapi, dia tak mengindahkan. Terpaksa dia d

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 160. Deva di Kos-an Mona

    Bab 160. Deva di Kos-an Mona“Masih sakit perutnya?” tanya Mona seraya mengehenyakkan bokongnya di sisi kasur ketika melihat Deva mulai bergerak pelan. “Satu malaman Bapak merintih, lewat subuh tadi baru terlelap. Sekarang Bapak harus sarapan, saya sudah belikan bubur di warung depan! Saya suapin, ya!” bujuknya. Deva mengucek mata, lalu menatap gadis itu dengan lesu.“Saya bantu duduk dulu!” saran Mona memegang kedua bahu Deva.“Aku malas makan, aku juga malas untuk bernafas! Kenapa aku tidak mati saja! Kenapa aku masih hidup?” lirih Deva, menepis kedua tangan Mona di bahunya.“Bapak putus asa banget, ya! Saya udh capek ngebujuk Bapak dari kemarin. Dibeliin makan malam, disentuh pun tidak. Terserah Bapak, deh! Tapi, Bapak enggak boleh mati di kamar saya! saya bisa terjerat masalah, dong!” sergah Mona mulai putus asa.“Aku enggak mau hidup lagi, Mona! Kalau kau keberatan aku mati di sini, baik, aku akan pergi!” Deva segera bangkit, namun tubuhnya kembali ambruk. Pria itu meringi

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 161. Direktur Utama Baru Itu Adalah Alisya

    Bab 161. Direktur Utama Baru Itu Adalah Alisya“Bapak mau ke kantor?” Mona membuyarkan lamunan Deva.“Aku ragu, Mon,” sahut Deva menghela nafas panjang.“Pergilah, siapa tahu kehadiran Bapak memang betul-betul diharapkan. Bapak mandi dulu, saya siapkan air hangat!”“Terima kasih, Mona!”*Taksi yang dipesankan oleh Mona untuk Deva memasuki halaman gedung perkantoran berlantai empat. Deva keluar dari sana. Mengedarkan pandangan mencari keberadaan Raja.“Mas!” Yang dia cari menyapa.Deva menoleh. Raja dan Alina berjalan menghampiri. Hati Deva sedikit terenyuh saat melihat mata bengkak dan wajah sembab Alina. Terlihat jelas sang mama sedang begitu kecewa dan menderita. Tetapi, rasa kecewa di hati Deva akibat perbuatan sang bunda jauh lebih besar. Karena perbuatan sang Mama, Deva kehilangan istri dan anak-anaknya. Ini teramat sulit untuk dia maafkan begitu saja.“Deva, apa kabar, Nak?” sapa Alina dengan suara sengau. Jelas terdengar kalau wanita itu sedang menanan tangis yang tersen

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 162. Penolakan Alisya, Alina Terkapar

    Bab 162. Penolakan Alisya, Alina Terkapar“Ka-kamu? Kamu di sini, Sya?” Raja yang melangkah masuk pertama kali. Deva masih membeku di posisi berdirinya. Menatap tak percaya wanita di hadapannya.Sebuah lengkungan terbentuk di bibir ranum Alisya. Senyum segar mekar di sana. Sama sekali dia tak terkejut akan kedatangan para mantan keluarga suaminya. Setelan blezer berwarna kuning gading senada dengan rok sebatas lutut dengan warna senada menambah anggun penampilannya. Aroma parfum berbau lembut khas miliknya menguar antara ada dan tiada. Itu aroma khas Alisya. Deva sudah sangat hapal.Kelembutan yang membuat hati pria itu kembali membuncah. Aroma khas yang akan dia yakini milik Alisya saat dia memeluk sang istri dari belakang, seperti biasanya. Alisya akan meronta manja, berbisik bahwa ini adalah kantor. Lalu Deva mengencangkan pelukan, bahkan menambah serangan dengan mengecup lembut tengkuk dan mengulum halus daun telinga wanitanya.“Mas, nakal … ih …!” Alisya akan menggelinjang,

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 163. Permintaan Luna

    Bab 163. Permintaan Luna“Terima kasih, Pak Arul! Jangan lupa nanti siang jemput Non Rena, ya!” titah Alisya seraya turun dari mobil. Mobil mewah milik Damar. Mobil itu menepi di halaman gedung perkantoran di mana kantor Alisya kini berada. Kantor perusahaan yang telah dengan resmi dia kuasai. Tiga hari yang lalu dia mengudang seluruh pemegang saham perusahaan, dan dia dinobatkan sebagai Direktur Utama di perusahaan itu.“Baik, Bu.” Sang supir mengangguk patuh.Alisya melangkah masuk menuju gedung. Namun, segera terhenti. Seseorang menghentikan langkahnya.“Maaf, selamat pagi! Boleh meminta waktunya sebentar, Mbak?”Alisya menoleh. Seorang wanita cantik tersenyum begitu ramah ke arahnya. “Selamat pagi, hay … apakah kita saling kenal?” sapanya balas tersenyum tak kalah ramah.“Mbak belum kenal saya, tapi saya sangat mengenal Mbak,” jawab gadis itu seraya mengulurkan tangan.“Mbak Luna … Mbak di sini?” Belum sempat Alisya menjabat tangan terulur itu, tiba-tiba Pak Arul keluar dari

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 164. Deva Mengemis Kepada Alisya

    Bab 164. Deva Mengemis Kepada Alisya“Alisya, Mama makin parah.” Deva tiba-tiba muncul di hadapan Alisya. Wanita itu mengernyitkan kening. Benaknya sibuk berfikir, kenapa keluarga mantan suami masih saja membayang-bayangi dirinya. Apa hubungan anatar dirinya dengan kondisi kesehatan Alina? Toh, dirinya bukan siapa-siapa lagi bagi keluarga itu.“Sya!” Deva kini berdiri tepat di sampingnya. “Mama mengalami pecah pembuluh darah, dia harus segera dioperasi. Kata Dokter besar kemungkinan Mama akan mengalami stroke seperti dulu. Meski begitu, tindakan operasi harus segera dilakukan,” ucap Deva lagi dengan wajah mendung.“Maaf, Pak Deva. Sebelumnya saya mengucapkan bahwa saya turut prihatin. Dan selanjutnya saya ingin menegaskan bahwa saya tidak ada hubunganya dengan kondisi kesehatan ibu Anda. Saya bukan dokter, dan sedang sibuk, permisi!” Alisya melempar seuntai senyum, dingin. Lalu melangkah menuju lif.“Tunggu, Sya!” Deva buru-buru mengejarnya. Dua orang security yang mengawasi sej

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 165. Hubungan Terlarang Fajar

    Bab 165. Hubungan Terlarang Fajar“Kamu berhasil?” Mawar menyambut kedatangan putri sambungnya. Sonya baru saja pulang dari kantor Alisya, meminta dicairkan kepemilikan saham di perusahaan itu. Meski jumlahnya hanya lima belas persen, namun kalau diuangkan totalnya cukup besar. Sebagai istri sah Rahman, Mawar merasa berhak mendapat bagian juga meski itu adalah harta warisan dari keluarga Rahman.“Belum cair, Ma. Alisya berjanji akan mencairkannya akhir bulan ini,” jawab Sonya berjalan masuk dan langsung menuju kamarnya. Sempat wanita itu melirik ke sudut teras, Fajar menatapnya dari sana. Sonya menggerakan telunjuk, memberi kode agar Fajar mengikutinya ke kamar. Namun, pria itu tak bisa berkutik, ada Mawar di dekatnya. Tak ingin mengambil resiko ketahuan, kalau dirinya ternyata pasang dua. Ibu dan anak dipacari sekaligus.“Lho, ini masih awal bulan, kenapa lama sekali? Masa iya, kita harus menunggu satu bulan?” protes Mawar mengekori Sonya.“Alisya baru saja membayari saham Pak

Bab terbaru

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 195. Tamat

    Bab 195. TamatSidang ditutup, Alisya duduk lemas di bangkunya. Sidang pertama kasus perceraiannya ini terpaksa ditunda. Terggugat tidak menghadiri sidang. Entah Deva ke mana. Pengadilaan agama memutuskan sidang ditunda dua minggu mendatang.“Ayo, pulang, Ca! Nunggu apa lagi?” Bu Ainy menepuk lembut bahu Alisya.“Iya, Ibu pulang diantar Pak Arul, ya! Ica mau langsung ke kantor.” Alisya meraih tas lalu bangkit perlahan.“Iya, mungkin Deva sudah ada di kantor. Ibu menjadi mikir seribu kali untuk perceraian kalian ini.”“Ibu mikir apa? Kok sampai seribu kali?” tanya Alisya lemas, lalu berjalan keluar ruang sidang. Bu Ainy mengiring di sisinya.“Entahlah, yang jelas Ibu merasa sedih. Akhir-akhir ini Deva sangat berubah. Dia juga terlihat sangat pasrah. Ibu enggak tega, Ca. Apalagi Rena dan Tasya seringkali Ibu pergoki menangis berdua, diam-diam menelpon Deva. Sepertinya mereka juga sangat terpukul dengan rencana perpisahan kalian ini.”“Ya. Tapi itu hanya sebentar. Selanjutnya merek

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 194. Alisya Menolak Damar

    Bab 194. Alisya Menolak Damar“Naik apa, Pak Deva?” tanya Damar mengedarkan pandangan ke sekeliling halaman.“Naik ojek saja, Pak. Mari!” sahut Deva tersenyum, lalu melangkah cepat menuju gerbang. Dengan sigap Pak Arul membuka pintu gerbang untuknya. Deva berdiri sambil celingukan ke kanan dan ke kiri. Menunggu ojek yang melintas. Dia harus berhemat. Persediaan uang di dompet sudah semakin menipis. Untuk menyewa taksi terlalu mahal baginya saat ini.Damar dan Alisya menatapnya dengan tatapan miris.“Sebentar, Pak Damar!” ucap Alisya lalu berjalan menuju garasi. Buru-buru membuka pintu mobil, dan masuk ke dalamnya.“Mbak Alisya mau ke mana?” tanya Damar mengikutinya.“Sebentar,” sahut Alisya memundurkan Alphard putih itu, kemudian memutar pelan.Damar hanya menatap bingung, saat mobil itu melaju ke luar gerbang dan berhenti di dekat Deva yang masih menunggu ojek di sana.Pintu samping mobil terbuka. Alisya turun dan berjalan menghampirinya. “Bawa saja mobilnya! Besok pagi cepat d

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 193. Alisya Mulai Dilema

    Bab 193. Alisya Mulai Dilema“Papa mau ke mana?” Rena menghentikan langkah Deva. Mereka baru tiba di kota setelah melakukan perjalanan jauh ke desa Fajar. Deva berniat langsung pulang ke kontrakannya setelah memasukkan mobil ke dalam garasi.Alisya yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah ikut menghentikan langkah, menoleh kepada putrinya di teras depan.“Papa pulang dulu, ya, Sayang! Udah hampir malam. Rena mandi, makan, lalu istirahat, ya!” sahut Deva setelah membalikkan badan menghadap gadis kecil yang kini berstatus sebagai putri majikan itu.“Jangan pergi! Papa udah janji sama Rena! Papa akan menjadi pengganti Papa Fajar! Papa udah janji enggak akan pernah pergi lagi! Papa udah janji enggak akan pisah lagi sama Mama! Papa udah janji enggak akan –““Rena! Masuk!” sergah Alisya menghentikan rengekannya.“Tapi, Mama! Papa mau pergi lagi! Papa enggak boleh pergi lagi! Rena mau sama Papa!” Rena tak menghiraukan. Dia malah nekat mengejar Deba, lalu memeluk lengan pria itu.“Rena, m

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 192. Jangan Jatuh Cinta Lagi, Alisya!

    Bab 192. Jangan Jatuh Cinta Lagi, Alisya!“Pak Deva, hati-hati nyetirnya, ya! Titip Mbak Alisya dan Rena!” titah Damar kepada Deva.“Baik, Pak.” Deva menjawab patuh. Meski cemburu menggigit hati, namun Deva berusaha mengerti. Alisya bukan miliknya lagi. Melainkan milik Damar sesaat lagi. Begitu perceraian mereka diputuskan oleh Pengadilan Agama.“Saya baik-baik saja, Pak Damar. Kalau Bapak sibuk, sebiknya tidak usah ke rumah! Selesaikan saja kasus Sonya!” Alisya berusaha menolak niat Damar secara halus.“Tentu, Mbak. Kasus Bu Sonya akan usut sampai tuntas. Kalau dibiarkan, dia akan tetap menjadi ancaman bagi ketenangan Mbak Alisya. Mbak tenang saja, ya!” Damar tetap berkeras. Alisya hanya bisa diam. Sudah beberapa kali dia mengusir pria ini bila datang ke rumhnya. Berkali sudah dia menunjukkan sikap bahwa dia sama sekali tak membuka hati. Bahkan dia juga sudah menjalin kerja sama dengan Luna, tunangan Damar. Namun, Damar tak surut juga. Pria itu selalu mencari cara dan alasan untu

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 191. Kehancuran Sonya di Tangan Sang Selingkuhan

    Bab 191. Kehancuran Sonya di Tangan Sang Selingkuhan“Aku gak selingkuh, Lex, beneran. Aku berani bersumpah, aku enggak mungkin suka sama supirku sendiri,” lirih Sonya membuat Alex makin geram. Tetapi dia tak boleh tunjukkan sekarang. Sonya harus dia taklukkan dulu.“Baik, Sayang! Aku percaya padamu,” ucapnya seraya memeluk wanita itu.“Kamu percaya padaku, Lex?” ulang Sonya melonjak lega. Ada harapan tumbuh di sanubarinya.“Iya, Sayang! Aku percaya. Maaf, jika tadi aku sempat berbuat kasar. Itu kulakukan karena aku sempat begitu cemburu buta. Aku terlalu cinta sama kamu, Sonya. Maafkan aku!”“Iya, Lex. Aku tahu. Aku juga cinta sama kamu. Aku tetap setia hingga detik ini. Aku mau nikah sama kamu. Kamu udah janji mau nikahin aku, kan, Lex?”“Iya, Sayang! Tapi secara siri dulu, ya! Kamu tahu aku belum bisa menceraikan istriku, kan? Meski begitu, kamu adalah wanita yang paling istimewa bagiku. Kau adalah ratuku, Sayang!”“Ya, udah. Nikah siri juga gak apa-apa. Tolong selamatkan aku, y

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 190. Polisi Mengejar Sonya

    Bab 190. Polisi Mengejar Sonya“Sakit, Lex! Ammpun …!” rintih Sonya saat Alex menghujamkan miliknya di bagian sensitif tubuh Sonya. Pria itu bergerak dengan cepat dan liar di atas tubuh wanita itu. Semakin Sonya merintih kesakitan, semakin kencang gerakannya. Kesakitan Sonya adalah hiburan baginya. Semakin kencang tangis Sonya, semakin terbang dia ke surga kenikmatan. Alex bagai kesetanan. Terbang semakin tinggi, hingga rintihan Sonya terdengar hanya sayup-sayup samar.Dan saat dia sampai pada pelepasan yang ke sekian kalinya, baru dia menyudahinya. Pria itu ambruk di samping tubuh telanj*ng Sonya denga peluh membasahi sekujur badan. Alex merasa harga dirinya kembali setelah dikhianati. Senyum penuh kepuasan tersungging di bibirnya.“Bagaimana, lebih hebat siapa? Aku atau supir kesayanganmu itu, hem?’ bisiknya seraya menggigit daun telinga Sonya.Wanita itu bergeming. Jangankan untuk bersuara, bernafas saja dia merasa sangat tersiksa. Sakit di sekujur tubuh terutama di areal kewan

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 189. Sonya Di Markas Alex

    Bab 189. Sonya Di Markas Alex“Terima kasih ya, Allah! Engkau telah mengembalikan Papa buat Rena. Semoga papa dan mama tidak pernah berpisah lagi, aamiin,” ucap Rena menengadahkan kedua tangannya ke langit, lalu mengusap wajah dengan telapak tangan setelah kata amin.“Sayang, ada yang mau mama bilang, tolong Rena dengar baik-baik, ya!” kata Alisya ingin menjelaskan kesalah pahaman putrinya.“Iya, Ma. Rena akan dengar.” Rena segera memasang wajah serius.“Begini sebenarnya, antara mama dan papa Deva, kami ….”“Maaf, Bu Alisya, tolong pikirkan dulu sebelum mengatakan apa-apa!” Deva memotong ucapan Alisya. Alisya tercekat. Bibirnya terkatup rapat.“Ingat, kita ke sini untuk menjemput Rena dan membawanya ke rumah sakit, bukan? Bagaimana perasaannya bila tahu yang sebenarnya, sedangkan kondisi Fajar tak mungkin kita tutupi darinya. Dia akan sangat kecewa. Tentang kita, kita bisa menunda menjelaskan padanya. Tapi tentng Fajar, kita harus jujur,” lanjut Deva lagi.Alisya menelan saliva. A

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 188. Binar  Bahagia Di Mata Rena

    Bab 188. Binar Bahagia Di Mata Rena“Beberapa personil akan menjemput Bu Sonya, Mbak Alisya mau ke mana sekarang?” tanya Damar mengiringi langkah Alisya keluar dari kantor polisi itu. Deva sengaja berjalan agak jauh, pria itu belum bisa berucap apa-apa pada Alisya. Rencana Sonya yang hendak melenyapkan Alisya masih sangat mengejutkannya, juga membuatnya merasa sangat bersalah pada Alisya.“Saya mau pulang, mau menenangkan diri dulu. Terima kasih atas bantuan Bapak, selanjutnya saya mau Sonya diproses segera. Hari ini mungkin dia gagal melenyapkan saya, tapi besok, bisa saja dia mengulanginya!” jawab Alisya langsung menuju mobilnya.Deva buru-buru membukakan pintu mobil untuknya. Alisya masuk dan menyenderkan tubuh lemasnya di sandaran kursi.“Baik, Mbak pulang dulu! Istirahat saja di rumah. Saya akan urus semuanya. Tolong nanti kirim nomor keluarga Pak Fajar, ya!” pinta Damar berdiri tepat di samping jendela mobil, pria itu melongokkan kepalanya ke dalam, ke dekat Alisya.Deva yang

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 187. Pengkuan Ayu di Kantor Polisi

    Bab 187. Pengkuan Ayu di Kantor Polisi“Saya ikut?” tanya Deva menunjuk dadanya. Alisya tak menyahut, dia langsung berjalan mendahului ke luar ruangan. Memberi instruksi kepada Deby lalu langsung menuju lif. Seperti orang bingung, Deva mengikutinya. Namun, saat Alisya menuju areal parkir, pria itu menghentikan langkah.“Bapak nunggu apa?” tanya Alisya kembali menghampirinya.“Eeem, saya lupa kalau saya sudah tak punya mobil. Maaf, saya naik taksi saja. Kita jumpa di kantor polisi. Saya duluan,” jawab Deva lalu melangkah pergi.“Maaf, Pak Deva! Pakai mobil saya saja!” Alisya menghentikannya. Deva berbalik. “Bapak yang nyetir!” titah Alisya menyodorkan kunci mobilnya.Ragu Deva meraihnya. Betapa harga dirinya serasa remuk redam. Akan lebih terhormat rasanya bila dia naik angkot saja, daripada menumpang di mobil mantan istrinya. Namun, ini adalah perintah dari sang Direktur Utama. Jika membantah, dia khawatir kehilangan pekerjaan.Dengan langkah berat dia berjalan menuju areal parkir VI

DMCA.com Protection Status