Mianhae kemarin nggak update sistur.. Kemarin eike kecapean pulang gawe, huhuhu
Fathan kembali tiga jam setelah dirinya memastikan jika Sesilia berhasil memasuki pintu kediaman ibu mertuanya dengan selamat. Perempuan itu berkata bahwa dirinya tidak akan lama berada di rumah, sehingga mau tak mau, Fathan bergegas pulang setelah tanpa sempat menyapa ibu dan ayah mertuanya. Padahal kesempatan tersebut seharusnya dapat Fathan gunakan untuk meniadakan kerinduannya. Sayang, sang istri mengusirnya bahkan sebelum dirinya menyempatkan singgah barang sejenak.Menikahi Sesilia yang merupakan model sekaligus seorang pemeran, Fathan sangat tahu resiko yang harus dirinya hadapi ketika mereka berumah tangga. Ia maklum jika Sesilia jarang mempunyai waktu berkualitas dengan keluarga kecil mereka dan sebesar pemaklumannya itu, sebesar itu pula lah rasa cintanya terhadap sang istri. Namun entah karena apa, belakangan ini, egonya sebagai pemimpin keluarga sedang tinggi-tingginya, terlebih kala putra-putranya mengeluhkan semakin kerapnya intensitas ketidakhadiran sang ibu pada acara-a
Tutorial Menjadi Ibu Tiri Durhaka“Loh! Kok yang muncul malah beginian sih?” dumel Keyla, bermonolog.Jari telunjuknya yang ramping terus saja menggulir berbagai artikel dari hasil pencarian mesin telusur ponselnya. Wanita itu berusaha keras menemukan jawaban berbeda ditengah sikap Mbah G yang sepertinya menganaktirikan dirinya.“Bener-bener ya lo, Mbah! Katanya lo pinter, bisa ngasih info apa aja. Mana?! yang beginian doang aja lo nggak bisa bantuin gue!” sungut Keyla, kesal sendiri jadinya.Sebagai ibu sambung yang tidak ingin dicintai oleh kedua anak tirinya, Keyla sedang mencari cara agar dirinya yang loveable ini dibenci. Namun apa yang dirinya dapatkan setelah berjam-jam berselancar justru membuat emosi.“Masa sih semua orang pengennya jadi ibu tiri yang baek?”Keyla sungguh tak dapat mempercayai hasil penelusurannya. Banyak judul yang dirinya baca dan tak ada satu pun diantara mereka, menuliskan artikel yang dibutuhkan oleh situasinya. Apa yang creator tulis seluruhnya bertolak
Keyla membuka mulutnya lebar, sengaja menguap abal-abal demi untuk mengusir Fathan secara halus dari rumah kedua orang tuanya. Namun, entah karena Fathan yang mengadaptasi kesengajaan Keyla, atau dikarenakan dirinya yang mungkin tak memiliki kepekaan, jangankan menangkap sinyal sarkas sang istri, pria berwajah teduh itu justru asyik memindahkan channel pada layar kaca. Fathan sekali pun tak berkedip meski Keyla terus merusuh di sekitarnya.Kesal terhadap sikap acuh tak acuh Fathan, Keyla pun berdehem keras. “Udah malem, uhuk!” Menyertakan batuk buatan untuk memperjelas pengusirannya.Bukannya Keyla ingin bersikap tidak sopan terhadap tamu di rumah orang tuanya. Hanya saja.. Sebagai seorang manusia yang esok harinya harus mengisi isi dompet, ia juga membutuhkan waktu untuk beristirahat. Terlebih dari dunia yang begitu kejam menyiksanya ini.Mata dan batinnya sudah terlalu muak melihat Fathan. Sudah cukup seharian ini wajah itu mengotori mata sucinya. Masih ada hari esok, sebanyak delapa
Memprihatinkan! Satu kata itu merupakan ungkapan yang pas untuk disematkan pada kehidupan malang kedua anak tirinya.Betapa tidak?Semalam, Keyla sungguh dibuat tak bisa berkata-kata, usai mengetahui tentang betapa haus kasih sayangnya Dion dan Nakula akan figur ibu didalam hidup keduanya. Anak-anak itu kehilangan peran seorang ibu disaat ibu kandungnya masih bernapas dan hidup bebas di sekitar mereka.Mengerikan! Sungguh egois ibu kedua anak itu. Demi karirnya di dunia hiburan, sosok yang seharusnya menjadi tempat berkumpulnya kasih sayang seorang anak justru secara sadar meniadakan perannya. Melimpahkan segala bentuk tanggung jawab kepada orang lain, lalu dengan sengaja memperkecil kewajibannya.“Kamu yakin mau mandiin Kula?” tanya Fathan, memandang wajah istri mudanya.Pria yang tampak rapi dengan setelan kerja tanpa tuxedo-nya itu memang sudah bersiap alarm ponselnya berbunyi. Ia sempat mengagetkan Keyla karena tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar sang istri.Untungnya, nyawa yang b
“Mami.. Kula mau dipakein baju sama Mami, boleh?”Dengan senyuman mengembang, Keyla pun menganggukkan kepala.Semalam penuh si bungsu memeluknya erat. Anak lelaki yang duduk dibangku Taman Kanak-Kanak itu mengatakan jika dirinya merasa bahagia karena dapat tidur seperti teman-teman di sekolahnya.Yah, normalnya, anak seusia Nakula memang masih tidur bersama orang tuanya. Sekali pun tidur diruangan yang terpisah, para ibu pasti akan menidurkan anak mereka sebelum berlanjut menina-bobokan ayahnya.Eh, hlo!!Tolong jangan berekspektasi jauh tentang kalimat terakhirnya. Sampai kapan pun itu tidak akan ada hari dimana dirinya membelai-belai Fathan di atas sebuah ranjang.Kembali pada malam pertama Keyla tidur dalam status yang berbeda— Dion, si sulung.. Anak itu bercerita jika sibuk atau tidaknya sang mommy dengan rutinitas shootingnya, wanita yang melahirkannya itu tidak sekali pun pernah menyempatkan diri untuk menemani mereka. Keduanya akan berpisah setelah makan malam berakhir, setelah
Walamak! Baru juga didoain, eh, humannya udah eling duluan!Disaat Keyla tengah mengagumi kesaktian doanya, disaat itu pula si kecil Nakula merangsek mundur dan bersembunyi dibelakang kaki-kaki jenjang Keyla.“Lho, Kul?” Pekik Keyla merasakan remasan pada salah satu betisnya.“Mami..” Dion— anak itu turut melakukan hal yang sama, seperti yang adiknya lakukan. Ia berdiri disamping kanan sang adik dengan tangan memegang lengan ibu tirinya.Ditempatnya berdiri, Fathan pun menjadi serba salah. Melihat respon kedua putranya, dari sana Fathan tahu benar jika keduanya tak menghendaki kehadiran ibu kandung mereka.“Mas, ambil dong anak-anaknya! Udah jam segini nih. Mereka bisa telat nanti.” Titah Sisilia, bossy.Perempuan berkacamata hitam dengan mini dress keluaran brand ternama itu tampak begitu angkuh.“Dion, Kula!”Awalnya Keyla berpikir jika Tuhan sepertinya telah menjamah sisi terdalam hati Sisilia yang tandus. Namun ia terlalu percaya diri dengan itu semua. Wanita seperti Sisilia yang
Benar-benar ya! Jika ada nominasi manusia paling tidak tahu diri, Keyla bisa jamin kalau nama Sisilia pasti akan keluar sebagai pemenangnya.“Sabar Keyla..”“Nggak bisa!” sahut Keyla, menukik.Mana mampu dirinya bersabar. Ia bukan kaum lemah lembut yang akan membiarkan dirinya diinjak-injak. Apalagi oleh manusia sebangsa Sisilia.Hak Cuih!Nehik ya!Untuk Keyla, ia sudah siap bertempur. Mempertaruhkan segala kekuatannya untuk menghajar Sisilia habis-habisan.“Mas! Kamu kok diem aja sih liat Mbak Sisil begitu?” tanya Keyla, mak-mak mode on.Sepengalaman Keyla dalam bersosialisasi, manusia macam Sisilia ini paling haram untuk diberi hati. Semakin orang-orang mengenyangkan egonya, maka semakin menjadi pula-lah kelakuan itu manusia.Seharusnya, Sisilia itu dihardik habis-habisan. Dia harus dijejali banyak pelajaran agar mampu menempatkan posisi diatas tanggung jawabnya.“Cinta tuh boleh, Mas.. yang nggak boleh tuh jadi goblok karena terlalu Cinta! Liat istri nggak ada sopannya ke orang tua
“Mas, stop!!” pekik Keyla tiba-tiba dengan tangan memukul body pintu.“Kenapa, Key?”Keyla menyerngit.“Ya berhenti, Mas! Masa Mas nggak tahu artinya stop sih?” tanya perempuan itu, tak menyangka jika atasan sekaligus suami kontraknya ini sangatlah bodoh.“Mas tahu, Keyla! Siapa yang nggak tahu kalau stop itu berhenti. Anak sekecil Nakula juga tahu, apalagi Mas yang udah gede.”“Bangkotan kali.”Dion dan Nakula terkikik. Kedua anak itu, begitu menikmati kekalahan daddy-nya. Kapan lagi mereka dapat melihat wajah masam tak berselipkan kesedihan diwajah sang daddy. Ibu kandung mereka bahkan tak bisa membuat kekesalan yang menggelikan itu ada disana.“Seneng banget ya kamu ngatain Mas. Sekarang kamu bisa kena azab loh, Key.”“Serem amat bos, bawa-bawa azab.”“Iya lah! Kamu kan sekarang istrinya, Mas. Bisa tuh azab mampir kalau Mas ngucap.”“Baek-baek lo, Mas. Nikahnya nggak beneran kok sial banget aing pake kena azab segala.”Mendengar Keya yang lagi-lagi menganggap pernikahan mereka s
“Ya udah sana!” Setelah mengucapkan terima kasih, Fathan pun membangkitkan diri. Ketika ia melangkahkan kaki, suara ayah mertuanya kembali terdengar. “Kok kesana? Mau kemana kamu?!” tanya pria itu, lagi-lagi menyentak diri Fathan. Merasa tidak ada yang salah dengan tujuannya, Fathan pun tampak begitu polos mengatakan bahwa dirinya hendak pergi ke lantai dua— tepatnya ke kamar pribadi Keyla, sang istri. “Ngadi-ngadi maneh! Selesein dulu tuh urusan kamu sama ibunya anak-anak. Jangan mimpi bisa sekamar sama Keyla kalau belom ada surat cerai.” Daddy dari dua anak itu kontan terperangah. ‘Be-benarkah ini?’ batin Fathan, tak percaya. Jika dipikirkan kembali, perkataan ayah mertuanya secara tidak langsung seperti tengah memberikan dukungan. Kasarnya, ia bisa hidup layaknya pasangan normal lainnya setelah urusannya bersama Sesilia selesai. “Si-siap, Om. Saya pastiin sidang selanjutnya bakalan jadi sidang terakhir saya sama ibunya anak-anak.” Dukungan ayah mertuanya sangatlah bera
Sayonara Bandung! Karena pelaporan yang menyebar luas, Keyla pun mencemaskan kedua orang tuanya. Meski keduanya berkata baik-baik saja, sebagai seorang anak ia tetap mengkhawatirkan ayah dan bundanya. Untuk itulah liburan yang tiba-tiba ini juga harus dihentikan secara mendadak. “Padahal kita belom sempet datengin spot-spot seru di Bandung.” Fathan terkekeh. “Next time ya, Key. Libur akhir tahun kita keliling Bandung.” Janjinya, berniat membawa sang istri untuk kembali berlibur. Keyla pun hanya menggumamkan kata ‘ya,’ sebagai jawaban. “Kita kok pulang Dad? Kan baru sampe?” tanya Nakula, melongokkan kepala melewati dua jok yang Keyla dan Fathan duduki. “Ada urusan, Boy.” “Mommy bikin masalah lagi ya?” Kali ini, Dion lah yang bertanya. “Nggak, siapa bilang? Mommy kamu kemaren cuman maen doang kok.” Jawab Keyla, membuat Fathan tertegun. Meski tampak begitu kesal kala berhadapan dengan Sesilia, dihadapan anak-anaknya, Keyla tetap saja melindungi wanita itu. Istrinya ini sea
“Mbak Sesil beneran laporin aku ke polisi, Mas?” Beberapa jam setelah Sesilia kabur meninggalkan kediaman orang tua Fathan, kabar mengenai pemukulan yang Keyla lakukan kepada manajer madunya itu tersebar di jagad maya. Lucunya, kabar tersebut diberitakan oleh Sesilia sendiri bersama bukti pelaporan yang wanita itu lakukan lengkap dengan unggahan hasil visumnya. Berita yang hanya menitikberatkan Keyla sebagai pelaku pemukulan pun, tak ayal membuat Keyla menjadi bulan-bulanan netizen warga berflower. Sesilia sepertinya mulai kehilangan akal sehat setelah mengetahui terbongkarnya perselingkuhan wanita itu. Entahlah! Baik Keyla, Fathan dan orang tuanya— mereka tidak tahu mengapa Sesilia sampai bertindak sejauh ini. Tindakan Sesilia ibarat menyiramkan berliter-liter bensin ke dalam kobaran api yang masih menyala terang. Halusnya, calon janda Fathan itu justru membuat keadaan yang sudah runyam menjadi kian runyam oleh perilaku tak berotaknya. “Dari berkas yang dia unggah, kayaknya
“Mo-morning, Key.” Sapa Fathan, canggung. Keyla membalas dengan tak kalah canggungnya. “Pa-pagi, Mas.” “Du-duk, Key. Sarapan.” “E-eung.” gumam Keyla kemudian mendudukkan diri tepat disisi kanan Fathan. Tak melihat dua anak tirinya, Keyla pun mempertanyakan keberadaan keduanya. “Ku-Kula sama Dion, mana?” “Be-beli bubur ayam. Sam-Sama Mbak.” Interaksi aneh keduanya pun mengundang tanda tanya ke dalam benak Maya. Anak dan menantu barunya tak pernah semalu-malu ini dalam berinteraksi. Terutama Keyla. Sejak kecil, menantunya itu selalu dar-der-dor, penuh dengan energi sekalipun itu kegelapan. “Pi-,” tak ingin merasakan kekepoan sendiri, Maya pun menggerakkan tangannya, menyiku lengan papi Fathan. “Kenapa, Mi?” Maya meliukkan tubuh, merapatkan diri agar dirinya bisa berbisik ditelinga suaminya. “Perhatiin Fathan sama Keyla deh, Pi. Kayak ada yang aneh sama mereka.” Pancingan Maya membuahkan hasil. Papi Fathan kontan memperhatikan keduanya dan terasalah aura tak biasa dari anak se
“Abang, Abang! Nanti kalau Kula punya adek, Kula dipanggilnya abang juga kan kayak Abang?” Uhuk! Baik Keyla atau pun Fathan, keduanya langsung terbatuk usai mendengar pertanyaan si bungsu kepada kakaknya. Sial! Sebenarnya siapa yang telah meracuni otak suci si kecil? Anak yang belum meninggalkan bangku Taman Kanak-Kanak-nya itu, sudah berjam-jam mengangkat tema per-kakak-adikan ke dalam celotehannya. Nakula tampak sangat menginginkan adik. Sesuatu yang begitu sulit untuk dikabulkan mengingat hubungan Keyla dan Fathan yang hanya berasaskan tolong-menolong belaka. Bahkan, kabur bersama ketiganya tidak ada di dalam agenda pernikahan palsu mereka. Semua murni diluar rencana, termasuk Fathan yang akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pernikahan dengan Sesilia. Jadi, mana bisa Nakula menjadi seorang kakak jika daddy-nya saja tak mau rujuk dengan mommy-nya? Yah, kecuali Fathan mengalah dengan mengadopsi satu bayi untuk dijadikan adik untuk bungsu mereka. “Eung. Jadi Aba
Annyeong, Teman-Teman Pembaca.Pertama-tema Qey ingin meminta maaf untuk seluruh kesalahan Qey. Maaf karena Qey sudah membuat kalian menunggu-nunggu karya ini. ... yang ke dua, Qey juga mau minta maaf lagi karena membawa kabar tidak menyenangkan. Untuk sementara, karya ini akan hiatus sampai Mas Kawin Yuk tamat. Keputusan ini Qey ambil karena Qey menyadari kemampuan diri Qey yang saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menggarap 2 naskah sekaligus. Untuk sementara ini, Qey akan memfokuskan diri untuk mengerjakan Mas Kawin Yuk dulu ya. Teman-teman yang belum baca, bisa move dulu kesana biar nggak kangen-kangen amat sama tulisan-tulisan Qey. InsyaAllah hiatusnya nggak akan lama. Doakan saja supaya kesehatan Qey tidak turun lagi ke titik dimana Qey untuk bangun aja susah. Sekali lagi maaf dan mohon doanya. Terus semangati Qey ya, semua.yang terkasih, Qeynov.
“Gimana ini, Pah? Fathannya menghindar. Sesil nggak bisa hubungin dia.”Papa Sesilia mengacak rambutnya. Ia ikut frustasi. Dengan tingkah Fathan yang seperti ini, kemungkinan besar tali kekang sang putri atas diri pria itu sudah sepenuhnya terlepas.Sebelumnya, Fathan bahkan tak bisa hidup tanpa eksistensi putrinya. Pria itu akan berusaha menemui Sesilia, mengorbankan waktunya yang terbatas untuk sekedar melihat wajah istrinya.Pria yang seperti itu kini telah berubah dan penyebabnya, “semua salah kamu, Sil! Kalau aja kamu nggak berulah dan jadi istri yang baik, menantu kesayangan Papa nggak akan ninggalin kita.” Perilaku putrinya yang selalu mengabaikan keluarganya.“Kok Papa nyalahin aku? Fathan yang nalak aku, Pah.” Nyalak Sesilia, tak terima sang papa menyalahkan dirinya.“Terus karena siapa Fathan nalak kamu, Hah? Sadar. Kalau bukan karena perselingkuhan kamu, Fathan nggak akan sampai nalak kamu.”“Fathan nggak tau! Sampe detik ini dia nggak pernah bahas tentang perselingkuhan aku
Kala kedua kelopak mata Keyla terbuka, gadis muda itu mengerjap beberapa kali.Rasa kantuk dan lelah yang bersarang didalam dirinya, mengaburkan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul.Detik demi detik pun terlewati dengan Keyla yang masih bertahan dalam posisi berbaringnya.“Kok kayak ada yang beda?” gumamnya, mulai menyadari adanya perbedaan pada langit-langit kamarnya.Sejenak Keyla menutup kembali kelopak matanya. Sepertinya ia terjaga ke dalam mimpi yang lain. Mana mungkin ia tidur di rumah milik tetangganya. Ayahnya pasti akan membombardir dirinya dengan teror panggilan maut.Namun, dalam beberapa detik berikutnya, Keyla membangkitkan diri dengan kekuatan penuh.“Anjrot! Kok gue ada disini? Bukannya gue tidur di mobilnya Mas Fathan ya?” monolognya, setelah meneriakkan umpatan.Ia ingat sekali jika dirinya tengah melakukan perjalanan singkat untuk menghindari calon mantan istri suaminya. Rencananya mereka akan bertolak ke Bandung. Dari ingatan terakhirnya itu, Fathan meminta d
“Mas, kamu kayaknya harus ganti mobil deh.”“Kenapa? Kamu nggak suka sama mobil ini? Mau Mas beliin yang lain buat kamu?” lontar Fathan dengan santainya ditengah aktivitasnya dalam membelah jalanan Ibu Kota.Keyla mengeram rendah. Rasanya ia ingin menghantamkan kepalan tangan ke arah mulut Fathan. Terus-menerus dijadikan ATM berjalan istrinya tampaknya membuat otak Fathan konslet.‘Fu*ck! Dia nganggep gue cewek macem apa sih?’ batin Keyla, kesal. Ia tak suka disamaratakan dengan Sesilia. Ia bukan wanita matrealistis yang dalam setiap ucapannya mengandung kode-kode pengharapan.“Mas kelamaan diperdaya makanya gobloknya natural.” Cerca Keyla lalu, “buat buat aku! Buat anak-anak!” sentaknya, menyembur Fathan.Anak-anak memerlukan tunggangan yang nyaman, contohnya seperti Al to the Phard. Mobil itu memiliki ruang yang cukup luas. Meski nantinya akan digunakan untuk mobilitas di dalam kota. Setidaknya, disaat-saat tertentu seperti ini, anak-anak akan memiliki kendaraan yang dapat membuat m