Beranda / Romansa / Ketika Istriku Minta Talak / Bab 55. Pembalasan Mantan Baby Sitter

Share

Bab 55. Pembalasan Mantan Baby Sitter

Penulis: Helminawati Pandia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 55. Pembalasan Mantan Baby Sitter

POV Rani

“Hallo Rani manis? Kamu di mana, Sayang?”

Aku tercekat. Apakah aku salah dengar? Pak Ray memanggilku ‘Sayang’? Kupastikn sekali lagi siapa yang menelepon aku. Tidak salah, kok. Ini nomor Pak Ray.

“Hallo, Rani! Hallo ….”

“I-iya, Pak, saya-saya di kos-kosan, Pak. Kenapa? Tumben Bapak nelpon saya?” tanyaku tergagap.

“Saya kangen sama kamu, manis.”

“Ah, masa, sih, Pak?” sumpah aku merasa melayang saat mendengar kalimatnya. Apa iya, dia kangen? Secara ya, aku memang cantik, manis lagi. Jauh lebih cantic dari pada Rika, si baby sitter bulukan yang sekarang ada di rumahnya. Wajar aja dia kangen sama aku, iya, enggak, sih?

“Gimana kabar kamu, Sayang? Udah kerja, belum?”

“Belum,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wagirin
Nafsu..ya semua berawal dari karena tdk bisa mengendalikan nafsu..akhir nya sengsara di Dunia terlebih lebih di Akhirat kelak.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 56. Rani Pengkhianat

    Bab 56. Rani PengkhianatPOV Rani“Pak Ray!” teriakku menghentikan mereka. Spontan saja. Dada ini rasa terbakar karena cemburu. Pintu kamar terbuka.“Kamu, kenapa?” Lelakii itu langsung keluar, Sandra berdiri di belakangnya.“Anu, eh, anu!” Aku bingung mencari alasan kenapa aku berteriak, tak mungkin kukatakan kalau aku cemburu, iya, kan?’“Anu apa? Ada apa?” Sandra mengguncang bahuku. Kulirik kancing blusnya yang sudah terbuka semua. Gila perempuan ini! Darahku kian mendidih melihatnya.“Tadi, ada tetangga yang celingak celinguk di depan pagar. Pas aku tanyain ada apa, dia nanya, ada Pak Ray di rumah ini enggak? Anak Pak Ray diculik. Pak Raynya belum tahu di mana,” jawabku asal.“Terus, kamu enggak bilang, kan, aku di dalam?” Pak Ray terlihat

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 57. Perjuangan Seorang Papa Sambung

    Bab 57. Perjuangan Seorang Papa Sambung******Aku selalu berusaha memenuhi amanat Almarhum padaku. Aku harus menjadi papa bagi Embun. Kasih sayangku pada Embun, lebih-lebih kasih sayang pada anak kandung, karena aku memang tak punya anak kandung.Demi dia, aku rela menjadi direktur, memimpin dan menjaga perusahaan miliknya. Padahal aku paling malas kerja terikat seperti itu. Kutunggu sampai dia berkenan menyerahkan jabatan itu kepada suaminya. Kutunggu dengan sabar.Siskalah yang tidak sabaran, memaksaku mengundurkan diri, agar segera di serahkan pada Ray, ponakannya. Nyatanya, Embun bukan memberinya jabatan baru, tapi malah memecatnya sekalian. Aku juga tak terima awalnya. Tetapi, setelah melihat watak Siska dan Ray, kini aku paham, kenapa Embun tak mau memberi Ray kekuasaan.Aku mneyesal telah menjodohkan putriku dengan Ray si ber*ngsek itu. Tega dia menerjang pinggangku t

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 58. Serangan Mesum si Tante Girang

    Bab 58. Serangan Mesum si Tante GirangPOV EmbunEntah mengapa pendengaran ini jadi aneh. Selalu saja aku mendengar suara tangis Radit putraku, juga rengekan Raya putriku. Deru mesin mobil, pun kudengar seperti suara tangisan.“Mammmma … owa … Mammmmma … owa … wa ….”Tangsian kedua anakku terdengar silih berganti. Sesak sudah dada ini. Tak normal lagi jalan darah ini. Rasa gemas kutumpahkan pada Dian.“Cepet, dong! Anak-anakku disekap di sebuah kamar, Dian!” teriakku kencang, mengimbangi hingar bingar suara klakson dari kendaraan lain yang marah kepada kami. Bagaimana mereka tak marah, Dian mengemudikan mobil ini tak lagi taat peraturan. Semua kendaraan lain kami salip. Itupun aku masih mengomel panjang pendek.Sumpah, nyawa ini serasa tak berharga, demi mengingat nyawa anak dalam sandera. Ya, nya

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 59. Perbuatan Bejadmu adalah Kata Talak Untukku

    Bab 59. Perbuatan Bejadmu adalah Kata Talak Untukku******POV EmbunSeseorang kulihat berjalan menuju gerbang. Itu Renata, adik kandung Mas Ray. Sepertinya dia mau keluar. Kutunggu dengan sabar.“Kak Embun?” sapanya menatapku heran, dari sela-sela pintu gerbang.“Ya, buka gerbangnya!” Perintahku tak sabaran.“Iya, Kak. Tapi, kok, Kakak di sini? Terus yang di dalam kamar siapa?” tanyanya kebingungan.Tentu saja aku lebih bingung. Tapi, tak sempat berpikir. Segera kudorong tubuhnya, lalu berlari masuk ke halaman, menerobos masuk ke dalam rumah. Dian mengikutiku, pun Renata. Gadis itu mengurungkan kepergiannya, berbalik mengekoriku.“Papa dan Mama gak di rumah, Kak. Mereka ke kampung,” katanya berusaha menjejeri langkahku.Kalau mamanya ke

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab. 60. Perhatian Mas Darry

    Bab. 60. Perhatian Mas Darry****Dian menghampiriku, sebelumnya dia berbincang dengan Mas Darry. Lelaki itu langsung bergerak menuju mobilnya.“Kamu ikut Mas Darry ke kantor polisi jemput anak-anak, ya! Aku langsung ke kantor dulu. Tadi mejaku masih berantakan, setelah kurapikan, aku langsung ke rumah kamu, Liza nelpon, katanya gak enak sendirian di rumah kamu,” tuturnya.“Berdua saja dengan Mas Darry?” gumamku ragu.“Kenapa? Kau takut ancaman suamimu?”“Tidak, Ray bukan suamiku lagi. Kenapa aku takut.”“Bagus, cepatlah! Aku dan Liza nunggu di rumah, ok!”Dian memapahku menuju mobil Mas Darry. Lelaki itu sudah membukakan pintu mobil untukku, di depan, di sampingnya. Tak ada waktu untuk menikmati debaran di dada ini. Kerinduanku pada Raya dan Radi

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 61. Ternyata Sudah Ada Diva Di Hati Darry

    Bab 61. Ternyata Sudah Ada Diva Di Hati Darry******Liza dan Dian menyambut kami begitu mobil Mas Darry memasuki halaman. Liza menggendong Raya, dan Dian meraih Radit.“Mas Darry, pulanglah! Terima kasih untuk semuanya. Ada Dian dan Liza yang akan menemaniku di sini,” ucapku menghentikan langkahnya yang ingin mengikutiku masuk ke dalam rumah.“Tapi, aku tak bisa meninggalkanmu, Embun!”“Tolong, Mas. Statusku saat ini adalah seorang janda, jangan sampai ada fitnah!”“Ok, aku akan menunggu di teras saja.” Mas Darry tetap berkeras.Sebuah mobil memasuki halaman, seorang Dokter muda dan tampan melangkah turun, lalu berjalan gagah menghampiri kami.“Bu Embun, gimana anak-anak?” sapanya dengan nada khawatir.Kulihat mata Mas Darry

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 62. Pengacara si Pecundang tawarkan Damai

    Bab 62. Pengacara si Pecundang tawarkan Damai****“Enggak, dong, Sayang! Om Darry sudah ditungguin sama Tante Diva di rumahnya. Om Darry harus segera pulang, iya, kan, Om? Bilang dadah sama Om Darry, Sayang!” titahku pada Raya.“Tante Difa?” mata bening putriku membulat.“Di … Va,” ucap mengulang kata-katanya.“Di … Fa,” ulangnya.“Iya, Sayang,” kataku menyerah.“Dadaaah, Om Dalli! Om Dokten aja yang jagain tita dicini, ya, tan, Ma?”Aku tercekat.“Iya tan, Om Dokten?” tanyanya beralih menatap Dokter Danu penuh harap.“Boleh sampai Raya bobok, Oom temanin. Sekarang makan dulu, ya!”Liza rupanya sudah menyediakan makanan buat anak-anak. Penuh s

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 63. Mas Darry Kuusir, Siska Ditalak

    Bab 63. Mas Darry Kuusir, Siska Ditalak=================“Mbak Embun, saya bisa menuntut balik Anda, dengan tuduhan menghalang-halangi client saya untuk bertemu dengan anak-anaknya!” ancamnya dengan suara mengeras.“Boleh! Saya tunggu tuntutan Anda. Tapi, kita bicarakan itu semua di dalam persidangan, bukan di rumah ini, ok?” tantangku mengulas senyum.“Apa sih, yang Mbak Embun pikirkankan? Berani melawan saya di persidangan, ha?” Sarah terlihat geram. Kedua alisnya menaut, wajah yang juh dari kata cantik itu membentuk segi delapan. Pipi tembemnya terlihat seperti martabak yang di lumuri saos tomat. Untung putriku Raya sudah terlelap, kalau tidak, bisa ketakutan dia melihat penampilan wanita ini.“Sekali lagi saya tekankan, saya tidak mau membahas hal seperti ini di rumah ini. Tolong pergi, segera!” Suaraku mulai mening

Bab terbaru

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 206. Tamat

    Bab 206. Tamat Mas Ray berjalan dengan hati-hati. Kubawa memutar dari halaman samping, agar tak usah masuk ke dalam rumah. Waspada harus tetap kujaga. Meski dia bilang sudah bertobat, namun rasa khawatir belum juga bisa sirna sepenuhnya. “Itu suara celoteh mereka?” lirihnya menghentikan langkah, seolah-olah menajamkan pendengaran. “Ya, Raya sudah enam tahun, Radit empat tahun. Mereka sehat dan cerdas. Ayo, kita lihat!” Kulanjutkan langkah. Mas Ray mengikutiku. “Di sini saja!” perintahku menghentikan langkah. “Itu mereka?” gumamnya menatap ke arah kolam renang. Matanya meredup, tetiba mengembun. Beberapa butir air bening luruh di kedua sudut cekungnya. “Ya, itu Raya dan Radit.” “Raya sudah tidak celat lagi sepertinya kalau berbicara?” “Ya, dia sudah bisa berbicara dengan la

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 204. Kunjungan Suami Pertamaku

    Bab 205. Kunjungan Suami PertamakuTiga tahun kemudian“Ada Pak Ray, Buk!” Bik Anik berjalan tergopoh-gopoh mendatangi aku dan anak-anak di halaman samping.Rika sedang sibuk menyuapi Dava, anak bungsuku dengan bubur bayi. Raya dan Radit tengah berenang. Aku harus membantu Rika mengawasi mereka.Aku dan Rika saling tatap, demi mendengar laporan Bik Anik. ‘Pak Ray’. Nama itu sudah sangat asing terdengar di rumah ini. Anak-anak bahkan tak mengenalnya. Tiga tahun sudah sejak kami sah bercerai, selama tiga tahun itu pula dia tak lagi pernah hadir di dalam perbincangan kami. Raya dan Radit sama sekali tak mengenalnya. Meski dia adalah ayah biologis mereka. Bagi anak-anak, Mas Darry adalah satu-satunya sosok ‘Papa’.“Ibuk, gimana?”Aku tersentak. Bik Anik masih terlihat panik.&nbs

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 204. Sambutan Calon Mertua Layla

    Bab 204. Sambutan Calon Mertua LaylaPOV Embun=====“Kakak yakin mau usaha di kampung aja?” tanyaku sekali lagi meyakinkan Kak Layla.“Yakin, Dek. Kakak gak bisa di kota besar ini. Mau kerja apa Kakak di sini, coba? Di kantor, kakak gak punya ilmu apa-apa, gak ada bakat juga. Bekal pendidikan Kakak juga gak memadai. Suntuk Kakak tinggal di kota besar ini.”“Serius Kakak mau buka ternak di bekas rumah kakak itu? Gak kasihan sama ipar kakak?”“Mantan, dia bukan iparku lagi.”“Trus Kakak mau tinggal di mana, dong? Di bekas rumah juragan Sanusi?”“Tidak, rumah itu terlalu menyakitkan bagi Kakak untuk ditinggali. Banyak kesakitan yang akan selalu melintas di benak. Seperti mengenang luka saja.”“Trus?”“Kala

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 203. Akhir Cinta Liza Bermuara Bahagia

    Bab 203. Akhir Cinta Liza Bermuara BahagiaLelaki itu meraih kunci mobilnya dari saku sambil berjalan. Tanpa menoleh lagi, kakinya melangkah menuju teras, langsung ke halaman, di mana mobilnya terparkir. Kaki ini serasa tertancap, begitu berat untuk digerakkan. Mulut ini terasa kaku, lidah pun kelu, tuk mengucap sekedar sepatah kata, untuk mencegahnya pergi.Benak dipenuhi bimbang. Bagaimana sebenarnya perasanku pada dokter itu. Benarkah rasa pada Mas Ray mengalahkan rasaku untuknya? Hey, berfikirlah Liza! Berfikirlah cepat?Bagaimana bisa seorang durjana, seorang narapidana, bahkan kini mengalami gangguan jiwa, bisa menjadi rival bagi seorang pria seperti Dokter Indra? Di mana logikanya? Dokter Indra yang begitu baik, sopan, serius, tak pernah menyakiti hati meski tak sengaja. Tak pernah, sama sekali tidak pernah.Mungkin sikapku te

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 202. Ektrapart Liza (Dillema Berakhir Juga)

    Bab 202. Ektrapart Liza (Dillema Berakhir Juga)====Aku tersentak kaget, saat Deo memberitahu tentang kondisi terakhir Mas Ray. Jujur, hati teramat sakit mendengar berita ini. Bagaimana bisa aku sanggup mendengar kabar tentang deritanya? Tidak, aku tidak sanggup sebenarnya. Pria itu kini dirawat di rumah sakit jiwa.Aku memang perempuan bodoh. Berkali disakiti, dikhianati, bahkan di injak-injak harga diri ini. Namun, rasa di hati tak pernah sungguh-sungguh mati. Rasa itu tetap ada, meski tak bersemi lagi. Rasa itu telah memilih tempat yang dia ingini. Di sini, di relung hati ini.Mas Ray adalah cinta pertama bagiku. Untuk pertama kali aku mengenal yang namanya laki-laki, itu adalah Mas Ray. Awalnya terasa begitu indah, cinta tumbuh subur di hati, berurat dan berakar tanpa penghalang, bahkan kami telah merencanakan pernikahan. Hari lamaran pun ditentuka

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 201. Mas Ray Terpaksa Di Bawa Ke Rumah Sakit Jiwa

    Bab 201. Mas Ray Terpaksa Di Bawa Ke Rumah Sakit Jiwa“Maaf, Raya dan Radit masih sangat kecil, tak bagus bagi mereka berada di lokasi tahanan itu, saya juga gak mau psikologis Raya terganggu, saat melihat papanya di dalalm kurungan. Maaf sekali, saya tidak bisa mengizinkan.” Itu jawaban Kak Embun. Papa dan Mama hanya bisa pasrah.Mas Ray menemui kami dengan dengan diantar oleh seorang petugas lapas. Sama sekali dia tidak mau menatap wajah kami. Berjalan menunduk, lalu duduk di depan kami, masih dalam keadaan menunduk. Tubuh kurusnya membuat hati miris, begitu besar perubahan penampilan abangku ini.“Ray, kamu sehat, Nak?” Mama memulai pembicaraan.Diam membisu. Tak ada jawaban dari mulutnya. Wajah dengan tulang pipi menonjol itu masih menunduk menekuri lantai.“Kamu mikiri apa, Ray. Masa tahananmu hanya beberapa t

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 200. Rencana Lamaran Papa

    Bab 200. Rencana Lamaran Papa “Saya disuruh nanya Bapak dan Emak, kata Bapak, mau datang.” “Papa mau datang ke rumah Bik Las?” Wanita itu mengangguk. Menunduk malu-malu. “Papa mau ngelamar Bik Las?” cecarku lagi. “Maaf, Buk.” “Kok minta maaf? Saya malah bangga. Saya lega benar, akhirnya kalian sepakat juga.” “Makasih, Buk. Jadi, Buk Embun setuju?” “Sangat setuju.” “ Makasih, kalian memang anak-anak yang baik.” “Kalian? Maksudnya?” tanyaku terperangah. “Anu, Buk Embun dan Buk Layla. Kalian anak-anak yang sangat baik,” jawabnya tersipu. “Kak Layla juga setuju?” “Ho-oh, kemarin ditelpon Bapak.” “Apa kata Kak Layla?” “Kata Buk Layla, di

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 199. Embun Hamil?

    Bab 199. Embun Hamil?“Raya, Sayang! Om Dokter mau ngobrol sebentar ya! Raya main sana sama Kak Diyah!” bujukku kemudian.“Ya, Mammma. Oom danan puyang duyu, ya! Nanti tita main tuda-tudaan!” pintanya memohon pada Dokter Danu.“Iya, Sayang. Nanti kita main.” Dokter Danu mengelus kepalanya.“Dadah Om Dokten!”Raya beringsut turun dari pangkuan Dokter Danu, lalu berlari kecil menuju ruang tengah, di mana Diyah dan yang lain sedang berkumpul.“Ada apa ini, tumben datang berdua ke sini, ini udah hampir malam, lho?” tanyaku berbasa basi.“Anu, aku … mau minta maaf, kejadian tadi pagi,” jawab Dian terbata-bata.“Oh, gak perlu minta maaf, apalagi pakai acara datang ke sini segala! Tadi aku memang a

  • Ketika Istriku Minta Talak   Bab 198. Asmara Di Dalam Mobil

    Bab 198. Asmara Di Dalam MobilWajah Mas Danu semringah, senyumnya terlihat samar di bawah penerangan lampu mobil yang temaram. Aku bahagia melihat senyum kebahagiannya. Inilah cinta sejati. Kita akan sangat bahagia, saat melihat pasangan kita bahagia.“Kenapa menatapku begitu?”“Oh,” gumamku menunduk. Pasti wajah ini merona, kurasakan ada getaran hangat yang menjalar di kedua pipi.“Sekarang kamu jawab permintaanku tadi! Diva menunggu jawabanmu!” Mas Danu bertanya lagi. Dan aku berdebar lagi. Bahkan kian hebat kini.Momen ini terasa sangat istimewa. Kini aku memahami, mengapa banyak perempuan bilang bahwa saat yang paling mendebarkan itu adalah saat sang kekasih meminta kita menjadi pendampingnya. Bukan hanya sebagai pacar semata. Artinya dia telah benar-benar mantap dengan pili

DMCA.com Protection Status