Share

Dia Ayah Kamu

Author: Purwa ningsih
last update Last Updated: 2022-05-02 22:02:07
"Dia, Ayah kamu, Daffa." Eliana berusaha setenang mungkin agar anaknya tidak syok.

Daffa terlihat begitu bingung. "Maksudnya, Ayah. Ma?" tanya Daffa tak mengerti.

Entah apa kesalahan Satria tidak termaafkan? Sehingga anak kandungnya tak mengenalinya seperti ini.

"Iya sayang jadi ...."

"Jadi, aku adalah teman, Mama kamu saat kamu masih kecil kau sering memanggilku dengan sebutan, Ayah." Sahut Satria pada Eliana.

"Benar begitu, Ma?" tanya Daffa pada Mamanya.

Eliana menelan saliva yang terasa pahit. Ia tak ingin membuat anaknya terluka dan menjadi anak yang merasa terkucilkan. Air matanya jatuh membasahi pipi, entah ia tak bisa berpikir kali ini.

"Sayang, Daffa, dia adalah Ayah kamu namanya Ayah Satria, beliau sama kayak Papa Rein. Jadi kalian ada ikatan darah mengerti sayang." Jelas Eliana pada Daffa.

Daffa terdiam ... wajah yang ceria terlihat sangat murung, dan menatap ke arah Eliana. Sesaat hening tak ada satu kata suarapun yang keluar.

"Ayah ... Ma? Tidak," tanya Daffa lagi.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ketika Istri Berubah cantik   Skandal Yolanda

    Kehidupan seolah-olah tidak berpihak pada Satria. Hidupnya terasa membosankan saat Satria kehilangan arah tentang tujuan hidup. saat ini ia sudah tak memiliki suatu target, Satria merasa hidupnya begitu hampa. Satria merasa kehilangan arah, ia merasa terombang-ambing dan rasa bosanpun hadir menyelimutinya saat ini. Sinar mentari mulai masuk melalui celah jendela rumah sakit. Satria mengerjap beberapa kali sambil meraba sisi sebelum membuka mata dengan sempurna. Ternyata ia tertidur di sofa ruangan kamar Ibunya. Zian sudah bangun terlebih dahulu. Mengelap tubuh Ibunya dan menyuapinya. Selesai sarapan di kantin, bergegas Satria ke ruangan Ibunya dan kata Dokter sang Ibu diperbolehkan pulang. Entah... Saat ini rasa senang mendera dihati Satria. Mungkin keajaiban itu tiba sang Ibu pulih sesaat setelah bertemu dengan cucunya Daffa. "Satria, apa Ibu gak pulang kampung saja? Gak enak Ibu kalau harus di rumah kamu?" tanya Ibu pada putranya. "Tidak Bu, biarkan Ibu pulih dulu, baru kita pind

    Last Updated : 2022-05-02
  • Ketika Istri Berubah cantik   Sesal Yolanda

    Selesai memakai baju Yolanda berlari mengejar Satria, tanpa menghiraukan panggilan, Anton kekasih sahabat karib Satria."Berhenti, Satria. Please jangan usir aku dari rumahmu.""Apanya, apa kurang jelas, mau aku bongkar videomu di sosmed?"Yoalnda menggalang kasar. "Pernikahan kita, bagaimana?"Satria tidak bereaksi, wajahnya datar. Namun, dalam hatinya berkecamuk hebat. Rasa muak mendapati selama ini affair dengan sahabatnya sendiri. "Kau lucu Yolanda,bahkan kau sudah tertangkap basah.""Plis ... tolong Satria maafkan aku!""Coba pikir, apa skandalmu bisa dimaafkan?""Aku mohon, Satria, setidaknya demi Cika."Keduanya sama-sama diam."Aku yang akan mengurus, Cika," ujar Satria dengan penuh amarah. Yolanda tidak menyahut."Kau tetap boleh berhubungan dengan perempuan yang kau suka. Yang penting biarkan aku di rumahmu!""Yolanda, aku sudah tidak peduli!""Maaf," ucap Yolanda menangis histerisDalam suatu hubungan pasti ada yang namanya masalah dan konflik, yang pada akhirnya membuat S

    Last Updated : 2022-05-02
  • Ketika Istri Berubah cantik   Ada apa dengan Papa?

    A few years laterSatria berada di samping putrinya Cika, yang sedang belajar menulis. Alhamdulillah setelah beberapa terapi dilakukan ia jadi bisa sedikit bicara dan bercanda bersama sang Ayah Satria. Ia pun tak lupa mengirimkan sejumlah uang tiap bulan untuk Daffa putranya. Satria berusaha untuk tegar dan ia jauh lebih berubah dari sebelumnya, lebih menghabiskan waktu di rumah dan kadang-kadang bermain bersama Daffa.Ya setidaknya Eliana masih mau mengizinkan nya bertemu dengan Daffa putranya. Sejenak Satria menarik napas dengan kasar, lalu membuangnya. Setelah kejadian itu Satria tak pernah lagi berurusan dengan wanita. Bahkan adiknya Zian sudah menikah dan membeli rumah baru. Tinggallah Bibi juga Ibu yang menemai hari-hatinya. Bagi Satria semua sudah berakhir, apa pun yang Eliana katakan itu sudah sangat membuat Satria puas. Meskipun sudah tak bisa memilikinya lagi. Namun, Satria diberi kesempatan untuk dimaafkan itu susah cukup bagi Satria. Saat Satria baru bercengkrama dengan Ci

    Last Updated : 2022-05-03
  • Ketika Istri Berubah cantik   Antara Cemas dan Khawatir

    "Selamat ulang tahun, Mas, semoga panjang umur sehat terus makin soleh dan sayang terus sama, El." Eliana tersenyum manis memberikan bingkisan kecil. Reindra terdiam ia tersenyum ke arah istrinya."Aamiin ... apa ini sayang?""Ada deh."Reindra membuka kado, ia tersenyum. "Artinya...?" Ia menunjukkan hadiahnya. Eliana mendekat dan memegang tangan suaminya. "Biar Kamu ingat terus sama aku, setiap jam, setiap menit, setiap detik kamu adalah milikku.""Terima kasih sayang hadiahnya dan atas ketulusanmu.""Sama-sama, Mas." Eliana menarik napasnya, ia tahu suaminya sedang gak baik-baik saja. "Kenapa sih kayak ada masalah gitu, kan. Aku bilang jika kamu ada masalah harus cerita kenapa Mas jadi lebih sering diam."Reindra mengangkat kepalanya, lalu menumpu dagunya di bahu sang istri. Eliana mengusap pelan punggung tangan suaminya dengan mengelusnya. Menikmati getaran yang terasa di dalam dadanya saat tangan Reindra berada di dalam genggamannya. "Mas sibuk akhir-akhir ini, El, jadi Mas gampa

    Last Updated : 2022-05-03
  • Ketika Istri Berubah cantik   Akankah kecurigaannya benar

    Eliana mengusap air matanya ia lunglai dilantai tak kuat menahan beban ini. Sang Mama datang dan memeluknya erat. Dan berusaha menenagkan menantu kesayangannya. Kenapa tak jujur dari awal harusnya bisa dibicarakan agar bisa dilewati bersama. Eliana tak mampu lagi menjelaskan rasa sakit, sangat menyakitkan dari apapun, Eliana menatap lekat wajah mertuanya. Dan memeluknya erat. Eliana beranjak dan duduk si atas sofa, Mbok Siti memberikan segelas air putih, setelah berusaha menenangkan perasaanya ia dan sang Mama bergegas ke rumah sakit dimana Reindra dirawat. Di dalam mobil Eliana hanya bisa menyesali perbuatannya. Bayangkan saja selama ini suaminya menyembunyikan rasa sakit yang perlahan lahan menggerogoti tubuhnya. "Maafin El, harusnya kamu membagi rasa sakitmu untuk istrimu," Lirih Eliana sambil menatap bangunan tinggi menjulang keluar jendela mobil. Beberapa tahun menjalani hidup bersama. Bisa dibilang hubungannya baik baik saja. Tidak pernah ada masalah serius. Reindra lebih ke

    Last Updated : 2022-05-04
  • Ketika Istri Berubah cantik   Berjuanglah

    "Ayah, kok Daffa curiga ya sama dokter wanita itu seperti mencurigakan?" tanya Daffa cemas pada Ayahnya Satria. "Maksud kamu?"Daffa terdiam sesaat ia menatap kembali wajah Ayahnya. "Entahlah Ayah sorot matanya berbeda, dia seperti orang jahat."Satria mengangguk. "Tunggu dulu jadi maksud kamu dokter itu?""Iya Ayah, seperti mau misahain Mama dan Papa.""Baiklah kita selidiki bersama ya? Ikut Papa." Ajak Satria pada anaknya. Mereka berjalan ke arah lorong rumah sakit, meninggalkan Eliana dan Mama Hani. Panas matahari mulai menerobos masuk melalui celah jendela rumah sakit. Di luar sana langit tampak cerah dihiasi gumpalan awan putih yang berarak pada hamparan langit biru. Daffa dan Satria terus berjalan menuju ruangan dokter Haris yang sangat Satria kenal. Waktu itu dokter Haris kerampokan dan kebetulan ditolong oleh Satria, lambat laun mereka saling kenal dan suka main ke bengkel Satria. Sejak saat itu dokter Haris sudah seprti keluarga bagi dokter Haris, semoga beliau bisa membant

    Last Updated : 2022-05-04
  • Ketika Istri Berubah cantik   Pasti Ada Jalan

    Langit masih sama, masih menampakkan cahayanya diwaktu malam hari, binatangpun bertaburan jauh diatas sana, Daffa kembali masuk keruangan Papanya, beliau sudah tertidur sementara mamanya masih menunaikan ibadah shalat Isya'. Daffa duduk dikursi sambil menatap wajah Papanya yang kian kurus. Pengaruh obat dari wanita itu sangat berbahaya buat kesehatan Papa Reindra. Daffa menarik napas berharap jika, semuanya akan baik-baik saja. Menunggu orang sakit memang diakui sebagai hal yang sulit dilakukan. Harus dengan ekstra bersabar. Padahal dalam kehidupan, ada kalanya kita dihadapkan situasi untuk bersikap sabar saat menunggu orang yang sakit, bagaimana tidak kita pun yang menunggu ikut merasakan sesaknya dada saat melihat orang kita sayang terbaring lemas. Padahal ketulusan Papa Reindra adalahKetulusan melebihi segalanya. Entah waktu atau ketidakmampuan menanggapi rindu yang membuncah di hati. Pada dasarnya, setiap orang yang punya hati yang tulus, akan dimusuhi banyak orang, seperti Papa

    Last Updated : 2022-05-05
  • Ketika Istri Berubah cantik   Bismillah Cinta

    Reindra limbung. Dia memegangi dadanya kuat-kuat. Dafa bisa membayangkan jika Papanya tengah menahan kesakitan yang begitu berat. Dafa menahan tubuh Papanya dan menaikkan Reindra ke dalam mobil. Sementara Eliana terlihat sangat pucat karena begitu takut jika suaminya tak tertolong. "Daffa bantu, Papa naik, Nak." Sesaat Eliana mau terjatuh dan akan pingsan. Kepalanya begitu berat, ia tak tega melihat Reindra begitu menderita karena sakitnya. "Aduh, Ma. Mama yakin akan menemani Papa? Ini Mama enggak sehat lo."Eliana tersenyum. "Yakin sayang. Papa butuh, Mama kan. Mama hanya titip Bian sayang ya. Jaga adikmu baik-baik.""Iya, Ma tenang saja kalau soal, Bian. Dafa bisa jaga kok.""Makasih sayang." Eliana memeluk Dafa. Dafa menggandeng tubuh mamanya ke dalam mobil. Dan Bu Hani mencoba memberi minyak pada hidung Eliana. Sementara Dafa dan Bian mencoba menuntun tubuh Eliana ke dalam mobil. "Dafa ingat pesan, Mama, Nak."Dafa mengangguk mencium punggung tangan sang Mama. "Kita berangkat?

    Last Updated : 2022-05-05

Latest chapter

  • Ketika Istri Berubah cantik   Ending Menua bersamamu

    Pov ElianaYa Allah, di pagi yang syahdu ini semoga Engkau memberikan kesehatan untukku juga keluargaku. Seperti biasa hari ini aku dan Bibi masak sambal goreng kentang dan juga ayam semur, makanan sudah siap di atas meja makan. Aku memanggil semua untuk sarapan. Rutinitas pagi memang selalu begitu, berkumpul untuk sarapan pagi."Mas, jadi gimana rencana hari ini?" tanyaku pada suamiku sambil menyuapi Azka yang lagi manja padaku."Kita pergi sendiri sayang, karena Mang Usep izin dan meminjam mobil kita buat lamaran keponakannya, jadi kita pakai mobil satunya ya," ucap Mas Haris padaku."Oh gitu baiklah, Mas," jawabku padanya."Ayah, ga capek jadi supir jauh lo, Ayah?" tanya Dimas pada Ayahnya."Kan ada Dimas yang gantiin Ayah ... lagian sudah besar begitu harusnya kan.""Tuh dengerin dek apa kata, Ayah," ucap Jingga pada Dimas, dan Dimas hanya nyengir kuda.Aku begitu bahagia, melihat putra putriku tumbuh dewasa dan menjadi anak yang soleh juga soleha."Bagaimana setuju kan semua kalau

  • Ketika Istri Berubah cantik   Ulah Sekar

    "Mas, perasaan, Lintang kok ga enak ya?" tanyaku pada suamiku sambil aku duduk bersender dibahunya."Sama sayang, Mas juga sangat cemas, dada Mas enggak tenang ada apa ini." Sesaat aku terdiam ucapan Mas Haris membuatku takut."Kita doakan saja semoga tidak terjadi apa apa pada keluarga kita, Mas.""Aamiin ... iya sayang."Rasa cemas itu kembali datang, aku berharap kami semua baik baik saja. Ya Allah berikanlah perlindunganmu untuk suami dan putra-putri kami dan hambaMu ini. Jauhkanlah orang orang yang berbuat jahat kepada keluarga hamba."Ma, Azka nagis jatuh dari sepeda." Nisa bicara membuat kami terkejut."Ya Allah, Azka kok bisa? Luka ga sayang adiknya?" tanyaku pada Nisa dan berlari turun tangga dan menghampiri Hilmy. "Mana yang sakit sayang, ga papa kan Azka?" tanyaku membuat aku kaget namun alhamdulillah hanya tergores sedikit. "Perih, Ma. sakit hik ... hik.""Sudah anak laki-laki harus jadi jagoan ga boleh cengeng sayang.""Bener sayang kata, Mama. Harus kuat lagian juga cu

  • Ketika Istri Berubah cantik   jatuh cinta

    Sayub-sayub terdengar suara adzan berkumandang menggema hingga ke rumah. Aku bergegas ke kamar mandi dan mengambil air wudhu, tanpa aku sadari suamiku itu sudah berada dalam musholla kecil keluarga kami. Terlihat punggungnya dengan cepat aku mengikuti dari belakang sebagai makmum, bersama putra putri kami, ini sudah menjadi rutinitas kami setiap hari.Memang aku akui, bahwa wajah suamiku makin hari semakin begitu tampan. Mas Haris lelaki dewasa yang begitu mempesona, aku mendengarkan lantunan ayat-ayat Allah dibacanya dengan sangat fasih, itu hampir tiap hari, dan seketika itu pula jantungku berdetak tak karuan melihat suara indah Mas Haris menggema Musholla kecil kami. Asli aku jatuh cinta dengan suaranya saat melantunkan ayat-ayat Allah. Mereka bergantian mencium takzim punggung tangan Mas Haris dengan sangat sopan. Mas Haris menyuruh putra putrinya untuk membaca Al Quran kadang Mas Haris membenarkan jika ada tajwid yang masih salah, Mas Haris lalu mencontohkan bagaimana membaca yan

  • Ketika Istri Berubah cantik   Bahagia

    Beberapa puluh purnama berlalu, kami sudah menjadi keluarga yang sangat bahagia. Meski selalu mendapat ancaman dari Sekar namun, kami sangat ketat menjaga putra-putri kami sehingga Sekar tidak mendapatkan celah untuk menyerang kami. Papa dan Mama juga sehat sampai hari ini, mereka selalu menjagaku.Azka anak lelaki kami yang sekarang usianya sudah tujuh tahun, Jingga yang sudah menggantikanku di butik. Nisa yang sudah kuliah, dan sudah magang bersama Ayahnya di sekolah, dan Dimas yang sudah berada dibangku SMA serta Azka yang masih duduk kelas satu SD, hari-hari kami lalui dengan begitu bahagia, melihat putra putri kami yang tumbuh menjadi anak yang soleh juga sholeha.Mas Haris mendidik mereka, dibentengi agama yang kuat agar kelak mereka memaknai apa arti kehidupan dan rasa syukur kita terhadap Sang pencipta. Semakin hari rasa sayangku buat Mas Haris makin bertambah, bagaimana tidak ia selalu menjadikanku wanita yang sangat berharga."Mama, Mas Dimas mana?" "Mas Dimas, masih keluar

  • Ketika Istri Berubah cantik   Malam Perjamuan

    Aku merasa jika Mas Haris selalu menjagaku dan menjadikanku wanita yang begitu berharga. Sesaat bulir bening jatuh ke pipiku segera aku mengelapnya. Aku merasa di manja oleh seorang suami. Aku melihat sekilas wajah yang begitu bahagia dengan senyum mengembang di dalam wajah suamiku. Saat fotografer mengambil gambar kami. Mungkin aku sedang tersenyum ke arah Ma Haris. Asyik bukan. "Aku tinggal sebentar gapapa ya, sayang."Aku mengangguk. "Iya, Mas gapapa kok.""Lintang ...."Aku bergeming sesaat beku, astaga kenapa ada Sekar segala. Kekecewaan yang teramat dalam membuat bibirku seakan kelu. "Wah, hebat ya kau bisa disini, dikalangan orang berduit. Oh ini wanita lusuh yang bertansformasi menjadi wanita berkelas," ejeknya padaku. Aku terdiam, menatap Mas Haris yang sibuk bicara dengan Pak Kepsek. "Oh, sudah mulai sombong rupanya," ucap Sekar diriingi getaran pada suaranya. Aku menarik napas pelan, mengurai sakit yang membelit di dalam dadaku. Aku kembali memalingkan wajah, bersama

  • Ketika Istri Berubah cantik   Mengharu biru

    Sampai di rumah. Aku sedikit lelah dan berbaring di atas ranjang, mungkin Mas Haris cemas dengan kandunganku. Mas Haris izin untuk menjemput Jingga di butik. Jika Sekar terus saja menggangguku maka kehamilanku pun akan terganggu. "Ma, Mama sakit ya?" tanya Nisa kepadaku."Maaf sayang, Mama hanya sedikit capek, sudah pulang sekolah. Ayo Mama temani makan." "Dimas, juga ayo makan sayang?""Iya, Ma."Kegiatan di meja makan berlanjut tanpa banyak percakapan. Semua lebih banyak bungkam dan menikmati hidangan. Setelahnya terdengar suara mobil digarasi depan rumah. Mas Haris sudah pulang menjemput Jingga, mereka masuk dan kami berkumpul di ruangan santai dekat televisi, Mas Haris duduk di sampingku. "Sayang, dengarkan, Ayah. Mau bicara sebentar lagi kalian akan punya adik baru, dan saat ini, Mama kalian hamil." Jelas Mas Haris pada kami. "Alhamdulillah ... selamat ya, Mama." Mereka mendekatiku lalu mencium pipiku."Iya, sayang. Makasih sudah mendukung Mama."Aku bahagia sekali, punya ke

  • Ketika Istri Berubah cantik   Positif hamil

    Aku menggeleng tak percaya. "Papa, astaga papa.""Kenapa, Papa keren, kan?"Aku terdiam menatap Papa merapikan kemejanya. "Papa hebat.""Dua kali lipat, Papa tak akan terima jika ada yang menyakitimu, Lintang."Aku terkejut. Bahkan mengembalikan posisi ekspresi wakahku yang begitu syok. Di butuhkan waktu untuk aku percaya baru saja yang aku lihat. Aku merekamnya dalam ingatanku. Sebagai seorang anak yang kagum akan penjagaan dari seorang Papa kepada anaknya. "Entah jika tak ada, Papa nasib, Lintang. Akan seperti apa? Padahal Papa Dosen lo ko bisa sih berkelahi.""Jangan salah, Lintang. Aku tak suka jika ada orang bermain-main dengan, Papa."Aku menghamburkan pelukan ke dada bidang, Papa. "Jadi. Kenapa, Sayang ketakutan?""Keluarga Lintang diteror, Pa.""Apa? Sama siapa? Kenapa baru bilang sayang.""Takut, Papa dan Mama cemas.""Lintang gak boleh begitu."Aku menceritakan semuanya. Papa lalu bergegas mengantarku dan menemui Mas Haris di sekolah. Aku minta sama Papa agar merahasiakan h

  • Ketika Istri Berubah cantik   Penjagaan Ayah

    Kalau saja aku tak menyaksikan sendiri bagaimana lembutnya sikap Papa dan Mama, pasti aku tak percaya jika orang lain yang mengatakannya. Aku merasa Papa dan Mama memiliki kepribadian yang luar biasa. Bersikap lembut, segitunya Mama dan Papa perhatian denganku. Mana mungkin aku tega bercerita jika ada seseorang yang mengancam kami. Aku menyuapi dengan telaten Mama dengan rendang. Beliau tertawa lepas sekarang. Duduk dan berbicara kesana kemari. Papa duduk di bibir sofa tempatku bekerja di bawah kaki Mama. Memijatnya dengan lembut, sembari bercerita mengenai banyak hal. Tidak terkecuali menceritakan sikap Bian yang kadang membuat Mama tertawa lirih. Sedangkan aku dan Ayah hanya menjadi pendengar. Setelahnya mereka pamit pulang. -Matahari mulai tenggelam pertanda petang telah tiba, aku dan Mas Haris mampir ke mall untuk membeli sembako juga bahan masak lainnya, Mas Haris yang membawa troli dan membeli beberapa sayuran juga berbagai sembako. Tak lupa membeli peralatan sabun juga shamp

  • Ketika Istri Berubah cantik   Berulah lagi

    Aku menggunakan waktu untuk beristirahat. Sebuah mobil yang sangat aku kenal datang di depan butik, aku tersenyum meliahat Ayah dan Mama datang mengunjungiku, aku memeluk mereka lalu mencium punggung tangan Mama dan Ayah. "Lintang, Mama sampai ... rindu.""Padahal baru dua hari kan Lintang ke rumah, Mama?" "Entahlah, Mamamu itu dari pagi ngomel-ngomel minta kesini, Nak."Aku menghela napas dalam. Aku tahu Mama begitu cemas padaku. "Masih sibuk, sayang. Mama bawakan makanan kesukaan kamu lo.""Apa, Ma?""Mama masak rendang kesukaan kamu juga Nak Haris.""Mama, kenapa jadi repot begini, sih. Nanti Mama capek gimana?"Aku lagi-lagi tak percaya, Mama memperlakukan aku seprti anaknya yang masih kecil. Aku memeluknya lalu mencium pipinya.""Ayah ... jangan biarkan Mama kecapekan."Terdengar Ayah menghela napas berat. "Tadi malah, Ayah yang ikut masak.""Serius, Ayah?" tanyaku tak percaya. Ayah mengangguk pelan. "Ya itu. Karena Ayah tak mau, Mama kamu kecapean.""Ya ampun Ayah. Makasih y

DMCA.com Protection Status