KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 27POV Arman"Sudah saatnya Mas Arman tau, Umi. Agar dia tidak masuk terlalu dalam ke jurang hitam," balas Naya yang membuatku semakin bingung."Wanita yang menggendong kamu di situ adalah Ibu kandungmu. Wanita yang mengandung dan melahirkan kamu," jawab Umi yang membuat dadaku bergemuruh hebat.Badanku terasa kaku dan sama sekali tidak bisa digerakkan. Kenyataan apa lagi ini, kenapa kejadian dan kenyataan ini seperti drama yang sering ditonton oleh Naya ketika dirumah.Ibuku? Lalu yang selama ini aku panggil Ibu siapa?"Tolong jelaskan maksud Umi gimana? Aku benar-benar bingung sekarang," ucapku gamang. Bagaimana tidak, umurku sudah tiga puluh tapi aku baru tahu kenyataan tentang diriku."Dengar baik-baik. Wanita dalam foto ini namanya Narsih. Dia adalah Ibu kandung kamu. Dan wanita yang selama ini kamu panggil Ibu, adalah Ibu tiri kamu," jelas Umi sambil menunjuk kearah wanita yang ada di dalam foto. Wanita yang dikatakan oleh Umi adalah Ibu kandung
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 28POV Naya"Siapa, Mas?" tanyaku karena melihat Mas Arman tidak menjawab panggilan tersebut."Nomor asing. Aku nggak tau siapa," jawabnya yang kembali menyimpan ponsel di atas meja.Ddrrtt!Ponselnya kembali bergetar, ternyata nomor itu menelpon lagi."Angkat saja dulu, siapa tau penting," ucap Umi yang membuat Mas Arman terpaksa harus menerima panggilan itu."Halo,""....""Apa? Astaghfirullah, aku pulang sekarang." Mas Arman tiba-tiba saja berteriak yang membuatku dan Umi menoleh kearahnya."Kenapa, Mas?" tanyaku penasaran."Rumah Ibu, disita sama rentenir," jawab Mas Arman yang membuatku terkejut. "Disita? Kok bisa?" tanyaku lagi. Karena selama ini yang aku tahu rumah itu atas nama Mas Arman."Mas nggak tau. Sekarang Mas mau pulang, kamu mau ikut nggak?" tanya Mas Arman padaku. Sebenarnya aku malas ikut, tapi bagaimanapun kan rumah itu miliknya Mas Arman. Dan otomatis rumah itu menjadi haknya Daffa."Ikutlah, biar Umi yang jagain Daffa," ucap Umi
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 29POV NayaDunia ini ibarat bayangan, kalau kamu berusaha menangkapnya maka ia akan lari. Tapi jika kamu membelakanginya, maka ia tidak punya pilihan lain selain mengikutimu. Itulah kata-kata yang selalu melekat di pikiran juga hatiku.Makanya aku tidak terlalu berharap bisa hidup bahagia di dunia ini. Apalagi berharap jika kebahagiaan itu datang dari manusia. Termasuk anak ataupun suami. Karena dulu aku pernah berharap pada manusia, tapi bukannya bahagia. Tapi malah kekecewaan yang mendalam. Membawa luka hati yang remuk redam.Seperti pemandangan saat ini, aku melihat Lela menangis meraung meratapi nasibnya yang malang. Laki-laki yang bergelar suami sekarang pergi meninggalkannya dalam keadaan kecewa. Laki-laki tempat bertumpu bahagianya sekarang pergi dengan wanita lain.Pemandangan yang menyayat hati bagi semua perempuan. Termasuk aku, apalagi Lela harus menghidupi anak semata wayangnya. Berapapun pelukan kekuatan yang diberikan oleh orang lain, t
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 30POV Naya"Kamu jangan dengarkan istri kamu, Mas. Kamu tau kan gimana susah payah Ibu kamu melahirkan dan membesarkan kamu sendirian tanpa sosok Ayah. Inilah saatnya kamu membalas jasanya," sahut Intan lagi sok bijak."Nah, Bu. Kalau menurutku ya, Ibu dan Lela nggak akan nyaman tinggal di tempatku. Pasti kita akan selalu bertengkar. Gimana kalau Ibu minta bantuan atau numpang dirumah Intan aja? Dia pasti akan cocok dengan Ibu dan Lela, ya kan Intan?" tanyaku pada Intan yang kini wajahnya tegang.Rasakan kamu, Intan. Makanya jangan sok bijak dengan masalah keluarga orang lain. Kamu itu hanya orang asing yang gagal menjadi menantu dirumah ini."Loh, kok aku sih. Yang menantu dirumah ini kan kamu," sanggah Intan dengan wajah pucat. Baru segitu saja sudah masam itu muka. Apalagi jika pernah berada di posisiku dulu."Jadi siapa lagi? Yang dianggap menantu sama Ibu itu kamu. Bukan aku, jadi kamu yang harusnya ada saat Ibu sudah," jawabku lagi yang membuat
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 31POV Naya Aku berpikir bahwa ada suatu hal yang lebih penting daripada sekadar percaya. Tindakan dunia ini penuh dengan pemimpi. Tidaklah banyak orang yang berani maju dan mulai mengambil langkah pasti untuk mewujudkan visi mereka.Sekarang aku baru sadar, jika semua perbuat baik atau buruknya kita di masa lalu. Itu akan membuahkan hasil pada kita di masa depan. Biarlah malam ini Ibu dan Lela tidur dirumah itu. Aku sudah tidak mau ambil pusing lagi pada mereka.Mas Arman masih setia dengan diamnya. Wajahnya pucat, mungkin dia pusing memikirkan semua permasalahan yang terjadi."Mas, kita makan dulu ya. Singgah di warung makan," ucapku ketika kami memasuki daerah yang banyak penjualnya."Iya, Nay. Mas juga lapar. Sepertinya lambung Mas kambuh," jawabnya masih fokus menyetir."Kalau gitu kita makan dulu. Kamu berhenti aja di warung Padang. Aku juga lapar," sahutku lagi.Tidak lama kemudian, mobil berhenti di parkiran warung nasi Padang. Mas Arman hany
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 32POV Naya"Itu yang buat aku kesal, Umi. Dia nggak bisa tegas, harusnya kan dia tegas. Apalagi itu bukan Ibunya," jawabku kesal."Tapi kan kita udah sepakat buat nutupin dulu kalau Arman udah tau siapa Ibu kandungnya," sahut Ibu.Ah aku lupa, ternyata Mas Arman semalam menahan semua kekesalannya demi menjauhkan aku dari ancaman peletnya Ibu."Tadi Mpok Atik nelpon, Umi.""Bilang apa Mpok Atik, Um?""Hhmm… dia bilang kalau si Jubaidah sama anaknya udah pindahin semua barang-barangnya ke dalam rumah kalian.""Astaghfirullah! Beneran, Umi? Kok bisa?" tanyaku beruntun. Aku gemetar mendengar berita yang di sampaikan oleh Mpok Atik. Bagaimana bisa Ibu dan Lela bisa masuk ke dalam rumah kami. Untung saja aku sudah mengamankan semua perhiasan dan uangku. Jika tidak, pasti akan dijarah oleh mereka berdua."Kamu yang sabar. Hadapi ini semua dengan kepala dingin, jangan gegabah. Ingat, kita punya Allah." Umi berusaha menenangkan aku yang sedang gelisah. Bagaim
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 33POV Naya"Kenapa ini?" tanya Mas Arman yang tiba-tiba masuk kedalam kamar."Ini, Mas. Mbak Naya ngusir aku. Padahal kan aku lagi enak tidur di sini sama Diki," rajuk Lela sok manja."Kamu apa-apaan sih Lela? Hargai privasi orang kalau numpang! Keluar kamu!" Mas Arman menyeret paksa Lela untuk keluar dari dalam kamar. Biarlah Diki dan Daffa tidur di atas kasur, asal bukan manusia tanpa akhlak itu.Lela yang semulanya sok manis malah terkejut mendengar bentakan Mas Arman. Dia pikir Mas Arman akan terpengaruh lagi seperti dulu. Tidak semudah itu, Lela. Aku juga bukan Naya yang dulu lagi yang bisa kalian injak-injak. Mulai hari ini rasakan pembalasan kami.Aku menidurkan Daffa di samping Diki, biarlah mereka tidur nyenyak. Aku menatap kedua wajah mungil, malaikat tak berdosa. Kasihan Diki, dia menjadi korban keegoisan Ayah dan Ibunya. Semoga saja Daffa memiliki nasib takdir yang lebih baik. Aku juga berjanji, akan menjaga Diki dan mendidik mereka berdu
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 34POV NayaMelihat Mas Arman yang tidak mungkin membelaku. Dengan sekuat tenaga aku tarik rambut Lela dan menjambaknya dengan kuat. Dia melepaskan tangannya dari jilbabku, kemudian berteriak kesakitan."Aaaa…."Tidak aku hiraukan teriakannya, aku memegang rambutnya kemudian kubenturkan kepalanya di tembok."Jangan apa-apakan anakku wanita Ib*Lis!" Ibu berteriak dan berlari menghampiri kami. Tapi dengan sigap Mas Arman menahan Ibu dengan badannya."Biarlah mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri, Bu," ucap Mas Arman santai."Awas kamu, bisa mati anakku nanti," bentak Ibu mendorong tubuh Mas Arman dengan kasar. Kemudian berjalan ke arah Lela yang masih tersungkur di lantai. Untung saja aku tidak kalap, jika tidak sudah hilang nyawa orang. Astaghfirullah."Kamu nggak papa, Lela. Mana sini Ibu lihat ada yang benjol atau tidak," tanya Ibu sambil meraba-raba kepala Lela. Sedangkan orang yang ditanya Ibu masih diam, mungkin dia syok dan tidak menyangka