Seperti hari biasanya, Belva bangun pagi untuk menyiapkan sarapan. Setelah menikah dengan Ares, dia berusaha untuk menjadi seorang istri yang baik karena Ares juga berusaha untuk menjadi suami yang baik. Mungkin karena mereka berdua tahu dan sadar bahwa pernikahannya memiliki batas waktu, jadi mereka melakukan tanggung jawab dan peran itu dengan sebaik-baiknya.Tidak ada alasan khusus, semuanya hanya demi tumbuh kembang sang bayi yang masih berada di dalam kandungan. Meskipun hadirnya karena sebuah kesalahan, tapi Ares dan Belva berjanji untuk tidak membuat kelahirannya sebagai kesalahan. Mereka berdua ingin menyambutnya dengan bahagia, lalu saling berpisah dengan penuh kerelaan, dan menjalani kehidupan masing-masing dengan tetap memberikan peran orang tua pada calon anak mereka.Setidaknya, begitulah rencana yang telah mereka sepakati sejauh ini, dan Belva sangat menghargainya.Sudah lewat satu jam dari jam kebiasaan Ares bangun pagi. Kamarnya masih hening, apakah pria itu masih tert
Cukup lama untuk mendengar jawaban dari Ares. Beberapa detik yang lalu, pria tampan itu hanya memandang Belva, seakan sedang berpikir sampai akhirnya dia tersenyum tipis. “Bukan masalah besar. Hanya sedang ingin minum karena hari ini libur. Apakah Tom yang mengantarku semalam?”Belva mengangguk. “Iya, Tom yang mengantarmu pulang.” Kemudian dia menghela napas panjang. “Semalam aku terkejut sekali melihatmu seperti itu. Aku takut kau kenapa-napa. Aku bahkan sampai memeriksa napasmu berkali-kali sebelum benar-benar meninggalkan kamarmu.”Ares terkekeh mendengarnya. Melihat wajah Belva yang sedikit manyun saat mengungkapkan rasa khawatirnya ternyata cukup membuat perasaannya menjadi lebih baik. Setidaknya, masih ada seorang yang dengan tulus mengkhawatirkanya.“Tenang saja, jangan khawatir. Aku baik-baik saja,” ujar Ares. “Mau jalan-jalan setelah ini?”Jalan-jalan memang ide yang bagus, tapi Belva sedikit khawatir jika mereka terlihat berduaan di jalanan Manhattan. Bukan tidak mungkin aka
Ares tahu dan sadar jika harinya setelah kemarin bersenang-senang dengan Belva di penthouse akan kembali membuatnya kesal saat kembali ke rumah sakit. Pria tampan itu sudah menduga jika Patricia pasti akan berusaha menemui dan menjelaskan permasalahan tempor hari lagi.Dugaan semua itu benar. Saat ini Patricia kembali menemui Ares di ruangannya saat pria itu sedang dalam jam jeda sebelum visit ke pasien beberapa jam lagi. Wajahnya terlihat bersalah, tapi tidak sampai membuat Ares untuk luluh.Dalam pandangan Ares, Patricia semakin menunjukkan sifat aslinya sebagai seorang menipulator ulung. Seiring dengan kesadaran Ares, dan rasa muak yang terus ditekan tentang masalah perjodohan, membuatnya menjadi lebih berani untuk bertindak tegas untuk dirinya sendiri.“Jika kau kesini hanya untuk membahas masalah yang tidak penting, lebih baik keluar saja. Aku sudah sangat sibuk, tidak ada waktu untuk meladeni drama yang terus kau buat!” Ares mengatakannya dengan lantang, tanpa melihat pada Patri
Ponsel Belva berdering saat dia baru saja masuk ke salah satu supermarket dekat gedung penthouse miliknya. Tangan kanannya merogoh cepat pada tas yang tergantung di pundak, sementara tangan kirinya mendorong pelan troli belanjaan, melintasi rak urutan pertama dari arah pintu masuk. Nama Ares Ducan tertera di sana, menimbulkan raut heran pada wajah Belva.“Halo?” sapa Belva kala panggilan terhubung.“Kau ada di mana?” tanya Ares tanpa basa-basi.“Belanja, stock bahan makanan di dapur habis dan ... sekalian jalan-jalan. Aku sedikit bosan hanya berdiam di penthouse.”“Supermarket mana lebih tepatnya?” tanya Ares lagi.“Supermarket yang paling dekat dengan gedung penthouse. Tepat bersebelahan dengan restoran Thailand.”Sambungan telpon langsung terputus. Belva mengerutkan keningnya, sedikit heran dengan sikap Ares yang tidak biasanya, dan juga karena seenaknya sendiri mengakhiri panggilan tanpa mengucapkan apa-apa lagi. Well, tampaknya memang Belva harus terbiasa dengan hal-hal seperti it
“Kandunganku baik-baik saja.” Belva mengusap lembut perutnya yang sedikit mulai membuncit. “Kau tidak perlu khawatir. Tadi aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan sebentar, sekalian untuk belanja karena stock bahan makanan di dapur sudah habis. Ah, aku lupa memberitahumu. Aku baru menydari satu hal akhir-akhir ini.” Perempuan itu melanjutkan perkataannya.Sebelah alis Ares terangkat. “Ada apa?”Helaan naapas terdengar dari Belva. “Ternyata ibu hamil itu jadi cepat lelah, ya? Bukan berarti aku mengeluh, tapi aku hanya menyadari satu hal itu. Padahal aku hanya jalan tidak jauh dari sini, durasi jalan pun tidak sampai dua jam, dan itu sudah membuatku lelah. Dulu, aku bisa mengitari mall seharian tanpa merasa lelah sedikit pun. Sekarang berbeda. Aku merasa ada perubahan dalam diriku setelah aku hamil.”Selama Belva bercerita, Ares terus memperhatikan perempuan itu. Dari caranya berbicara, berkekspresi, semuanya tak luput dari perhatian Ares. Ternyata cukup menyenangkan untuk melihatnya.Se
Ares baru saja masuk ke dalam setelah mencuci mukanya dan sikat gigi. Tubuhnya yang lelah segera direbahkan di atas kasur. Pandangannya menengadah ke atas, menatap langit-langit kamar yang ujung-ujungnya berwarna kekuningan karena terkena sorot lampu tidur yang sengaja diletakkan di tiap-tiap ujung ruangan.Alih-alih segera tidur, pikiranya justru kembali mengingat semua hal yang telah dia lalui bersama dengan Belva. Seperti oase yang datang pada kehidupannya yang kaku dan kelam, begitulah sosok Belva untuknya saat ini.Jika dipikir lagi, memutuskan menikah dengan Belva adalah hal yang paling tepat dalam hidupnya. Meskipun hanya sementara, tapi berhasil membawa perasaan tenang dan nyaman baginya.Tiba-tiba saja, terlintas pikiran impulsif dalam pikirannya. Bagaimana jika seandainya pernikahannya dengan Belva menjadi pernikahan selamanya? Jika mengingat bagaimana Ares yang merasa nyaman dengan Belva, bukankah menjalani pernikahan yang sebenarnya akan menjadi keputusan yang baik bagi ke
Pesta reuni yang diadakan di gedung sekolah mereka, pada akhirnya berubah menjadi club party dadakan setelah game lempar pertanyaan dengan alkohol sebagai hukumannya. Elea yang dari tadi melindungi Belva agar tidak mendapat hukuman minum, sekarang entah menghilang ke mana.Belva mencoba untuk menghindar dari kerumunan, tapi berkali-kali harus menjelaskan pada beberapa temannya yang memaksa untuk menyuruhnya minum. Alasan tidak enak badan adalah senjatanya pada malam ini. Dia tidak mungkin mengatakan sedang hamil karena nanti pasti banyak yang bertanya siapa suaminya.Hal itu tidak boleh terjadi. Identitas Ares Ducan sebagai suaminya harus diutup serapat mungkin.Pada akhirnya, Belva berhasil sampai di balkon yang sepi. Dia menghela napas saat duduk di salah satu kursi di sana, menghadap ke taman yang dulu selalu menjadi tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku.Tidak banyak teman yang dia miliki selama sekolah High School. Hanya Elea yang benar-benar de
Belva langsung masuk ke dalam kamarnya begitu sampai di penthouse. Malamnya kali ini benar-benar membuatnya bahagia. Bertemu dengan teman lama membuatnya bernostalgia pada banyak hal, termasuk pada sosok Neil Nelson yang telah mengantarnya pulang tadi.Siapa yang tidak mengenal sosok Neil. Dia adalah murid berprestasi dan pernah menjadi ketua tim baseball. Banyak gadis-gadis yang berusaha merebut perhatiannya, dan sebagian besar adalah para murid perempuan yang tergabung dalam klub cheerleader.Oleh karena itulah, Belva menganggap seorang Neil adalah pria yang sulit untuk dijangkau pada masa itu. Hanya sesekali Belva berpapasan dengannya di lorong sekolah. Selebihnya, dia hanya mengamatinya diam-diam dari jauh, tanpa ada niat atau pun keberanian untuk mengajaknya berkenalan.Selepas Belva mengganti bajunya, terdengar pintu kamarnya diketuk dari luar. Dia bergegas membuka pintunya, dan mendapati Ares yang sedang berdiri sambil menatapnya tajam dan mengerutkan kening.“Apa apa? Semuany
Tiga Tahun Kemudian,Hari ini adalah ulang tahun Vintari, ibunya Ares. Seluruh keluarga diundang oleh Zeus untuk merayakan ulang tahun istrinya tersebut dengan acara makan malam bersama. Ares dan Belva saat ini baru saja keluar dari mobil yang telah terparkir di tempat parkir mansion mewah itu.Charels langsung berlari menuju ke dalam mansion, sementara Chloe berjalan pelan bersama dengan Belva sambil menggenggam erat tangan ibunya tersebut. Ketika masuk ke dalam mansion, Chloe segera diculik oleh Viona untuk bermain bersama. Mereka kejar-kejaran di taman bersama dengan Charles, dan saling tertawa gembira.Zeus dan Ares terlihat sedang membicarakan sesuatu yang tidak diketahui oleh Belva. mungkin tentang urusan pekerjaan di rumah sakit, atau isi berita terkini yang terkadang mereka bahas saat sedang bersama. Sedangkan Belva bersama dengan Vintari membantu para pelayan mansion yang sibuk di dapur,Tidak banyak yang mereka kerjakan sebenarnya, karena semuanya dilakukan oleh pelayan mans
Pernikahan Neil dan Elea dilangsungkan hari ini. Alih-alih mengadakan pesta di indoor, mereka lebih memilih mengadakan pernikahannya di halaman sebuah villa yang dengan cantiknya telah disulap menjadi suasana pernikahan yang seperti pada umumnya. Wedding aisle, deretan kursi di kiri kanannya, dan juga sebuah altar di depan dengan background penuh beraneka macam bunga dengan nuansa putih. Semuanya terlihat sangat cantik dan mewah.Belva dan Ares datang berdua saja. Hari ini Charles lebih memilih untuk ikut pergi piknik bersama dengan kedua neneknya, Zelda dan Vintari. Setelah itu dia akan memilih untuk tidur di mansion Vintari karena besoknya akan berenang dengan Viona—adiknya Ares. Belva dan Ares tidak mempermasalahkannya. Justru mereka melihat sebuah kesempatan untuk bisa menghadiri pernikahan ini dengan lebih fokus pada setiap momen yang ada, dan juga bisa menikmati waktu quality time berdua.Belva berdiri dengan penuh antusias saat acara dimulai. Elea berjalan di wedding aisle deng
Belva berdiri di belakang panggung Fashion Week dengan rasa gelisah dan gugup yang bercampur menjadi satu. Dia tidak henti-hentinya menatap monitor kontrol yang tersedia di sana untuk melihat jalannya acara di panggung. Setiap sorakan dari penonton ketika model yang membawakan hasil rancangannya semakin membahana, akhirnya membantunya untuk mengurangi sedikit demi sedikit rasa gelisahnya itu.Dedikasinya yang dicurahkan untuk dunia pekerjaan yang dicintainya ini membuahkan hasil yang sangat bagus. Sorakan penonton semakin ramai saat nama Belva dipanggil untuk naik ke atas panggung sebagai sang desainer. Langkah kaki yang sedikit gugup, dia menapaki runway dengan senyum mengembang dan lambaian tangan ke arah penonton.Sampai di ujung panggung, dia berhenti dan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasihnya sebelum menerima buket bunga besar dari salah satu model yang mengenakan rancangan bajunya.Beberapa staff kantornya yang ikut dalam acara ini terlihat mengacungkan jed
Siang ini di kantin rumah sakit khusus karyawan, tampaknya Ares tidak bisa menikmati makan siangnya dengan tenang lagi. Dari arah pintu masuk sudah terlihat Tom yang berjalan tergesa-gesa menuju mejanya. Dari raut wajah yang ditunjukkan oleh pria itu, jelas kalau ada sesuatu hal yang ingin dia ceritakan padanya.“Hei, kau dengan sebuah berita hari ini?” tanya Tom penasaran.Ares menatap Tom tanpa berekspresi. Dugaannya benar, pria itu sedang di hadapannya dengan sorot mata penuh informasi yang sebentar lagi pasti akan dia ceritakan padanya. Sering orang merasa heran dengan persahabatan mereka. Ketika seorang yang terlihat cuek dan dingin seperti Ares bisa bersahabat dengan Tom yang super extrovert dan suka beramah tamah dengan siapa saja.Belva pernah mengatakan bahwa itu seperti yin & yang. Sosok seperti Ares memang selalu membutuhkan sosok seperti Tom dalam hidupnya. Ketika awalnya Ares denial tentang hal itu, tapi jika dipikir lagi memang benar. Hidupnya menjadi lebih mudah karena
Lima tahun berlalu. Banyak yang yang telah terjadi pada kehidupan Belva dan Ares. Tentang Charles, putra mereka yang sekarang telah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sangat sayang pada keluarga. Pun sekarang Ares sedang disiapkan untuk menggantikan Zeus sebagai direktur utama rumah sakit, begitu juga dengan Belva yang akhirnya menempuh impiannya sendiri menjadi seorang Fashion Designer.Malam ini, Belva masih sibuk di ruang kerja pribadinya di penthouse. Dia sengaja membawa pekerjaanya ke rumah agar bisa menyelesaikanya lebih cepat dari tenggat waktu yang telah ditetapkan. Banyak desain baju yang dia ciptakan untuk acara Fashion Week besar yang dilangsungkan dua bulan lagi. Brand miliknya akan dipamerkan di sana, bersanding dengan brand ternama yang jauh lebih senior dari miliknya.Semenjak dia meluncurkan brand miliknya sendiri, angka penjualannya langsung melejit tinggi. Target utamanya yang ditujukan untuk para dewasa muda disambut hangat dan menjadi trend baru di New York. Seler
Ares dan Belva mendapatkan kado pernikahan dari David Ducan—kakek Ares, untuk pergi honeymoon ke Hawaii. Tiket pesawat pulang pergi telah disiapkan. Mereka hanya tinggal berangkat dan bersenang-senang.Sebelum mereka menginjakkan kaki di bandara saat ini, tentu saja ada sedikit perdebatan dengan Belva yang ragu karena harus meninggalkan Charles. Meskipun ada Zelda dan Vintari yang sangat senang untuk membantu menjaga Charles, tapi sebagai seorang ibu pasti ada rasa khawatir saat meninggalkan anaknya.Ares berkali-kali meyakinkan bahwa Charles akan baik-baik saja, begitu juga dengan Zelda dan Vintari. Mereka bahkan sampai membuat jadwal kegiatan agar Belva bisa mengetahui kegiatan apa saja yang akan Charles lakukan bersama dengan mereka.Sampai akhirnya, Belva merasa tenang dan di sinilah mereka saat ini berada. Ruang boarding mulai ramai. Beberapa menit lagi mereka akan masuk melalui garbarata menuju ke pesawat. Ini adalah pertama kalinya Belva akan pergi ke Hawaii.Belva tersenyum sa
Hari pernikahan Belva dan Ares telah tiba. Tak lagi menikah di sebuah gereja kecil di pinggiran kota dan hanya disaksikan oleh Elea saja, kali ini mereka melangsungkan pernikahan di gereja katredal dengan rangkaian bunga yang mewah dan terlihat elegan dari toko bunga milik Elea.Tamu undangan dari kedua belah pihak telah memenui gereja dan siap untuk mengikuti proses pengesahan pernikahan Belva dan Ares. Seluruh undangan terlihat bahagia, terlebih lagi bagi mereka yang mengetahui bagaiamana lika-liku perjuangan keduanya untuk bersama.Sementara itu di ruangan tunggu pengantin wanita, Belva berkali-kali mengembuskan napasnya dalam-dalam. Sesekali dia juga memeriksa riasan minimalisnya yang terlihat sangat cantik dan menawan. Balutan gaun putih dengan veil panjang membuatnya terlihat sangat elegan.Neil yang sengaja diminta Ares untuk menjadi pendamping Belva saat masuk menuju altar, menatapnya dengan sorot kagum. Betapa cantiknya wanita yang sampai saat ini masih dia cintai, meskipun d
Sudah enam bulan semenjak Belva dan Ares kembali bersama. Hari ini Ares terlihat sangat bingung dan jelas terlihat gelisah. Berkali-kali dia keluar masuk ke ruangannya hanya untuk mencari inspirasi yang tidak kunjung datang. Merasa tidak tenang, dia akirnya pergi ke gedung rumah sakit tempat klinik Obgyn berada.“Berapa lama lagi dokter Tom selesai?” tanya Ares pada perawat yang bertugas di depan ruangan praktik.“Lima belas menit lagi, Dok,” jawab perawat itu.Ares mengangguk, kemudian kembali berlalu untuk mengitari lorong rumah sakit lagi. Mungkin saja dengan begitu dirinya bisa mendapatkan jalan keluar atas masalah yang sedang dia hadapi saat ini.Tepat lima belas menit berlalu, Ares kembali ke ruangan praktik milik Tom. Dia bahkan tidak memiliki kesabaran untuk menunggu Tom untuk kembali ke ruangan pribadinya di gedung yang sama dengan ruangan pribadi miliknya. Setiap dokter spesialis selalu mendapatkan ruang pribadi di Alpha Hospital.“Kenapa lagi? Asisten perawatku sampai berka
Hari pertama Ares kembali bekerja sudah mendapatkan panggilan khusus dari Zeus untuk datang ke ruangan ayahnya tersebut. Ares berpikir mungkin ayahnya ingin berdiskusi mengenai kasus penyakit pasien—biasanya memang seperti itu. Dia sama sekali tidak memiliki pikiran lain selain itu sampai dia berdiri di hadapan ayahnya saat ini.“Kapan kau mau meresmikan hubungan dengan Belva lagi?” tanya Zeus tanpa basa-basi.Ares tidak menyangka akan mendengar pertanyaan itu, tapi itu bukan hal buruk. Justru saat ini dia merasa senang ketika diburu untuk menikah lagi dengan Belva. Namun ada pertimbangan lain yang telah dia pikirkan sampai belum memutuskan untuk melakukannya dalam waktu dekat.“Tunggu beberapa bulan lagi. Setidaknya setelah luka jahitan operasi Belva benar-benar membaik, Dad. Selain itu, aku juga ingin menunggu Charles lebih besar sedikit. Saat ini terlalu dini untuk membicarakan hal itu. Aku takut hal itu justru menguras tenaga dan pikiran Belva,” jawab Ares tenang, dan sopan.Zeus