Share

Bab 11

last update Last Updated: 2021-12-22 22:27:42

Selesai makan siang mereka berbincang ringan sambil menunggu perwakilan PT. Angkasa datang. Mereka membicarakan perjalanan mereka saat kuliah, namun lebih tepatnya Dila yang lebih banyak berbicara di banding Arka.

Arka lebih suka mendengar Dila cerita tentang perjalanannya waktu kuliah hingga sampai ia bekerja di kantor Papanya. Cerita menarik yang membuat Arka semakin kagum terhadapnya karena Dila selalu bekerja keras untuk mencapai cita-citanya.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya perwakilan dari PT. Angkasa tiba, Dila dengan ramahnya menyapa dan mempersilahkan mereka duduk. Sebelum metting di mulai, pihak dari PT. Angkasa terlebih dahulu memberikan selamat kepada Arka atas posisinya saat ini dan Arka pun memberikan ucapan terima kasih atas ucapan tersebut.

Karena waktu yang semakin sore, pihak dari PT. Angkasa segera mempersentasikan desain perumahan yang menarik pada mereka. Arka dan Dila memperhatikan pe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ketetapan Cinta   Bab 12

    Saat ini Arka sedang mengantar Dila pulang ke rumahnya. Selesai mengerjakan lemburan Dila, Arka mengantarkannya. Dila sempat menolak ajakan Arka karena ia membawa mobil sendiri, namun Arka memaksa dengan alih-alih jika seorang wanita tidak boleh pulang sendiri waktu malam hari. Dan kini bersamalah mereka di mobil mewah milik Arka. Di dalam mobil mereka hanya diam, tidak ada percakapan yang membuat Dila berfikir untuk bertanya agar suasana mereka tidak canggung. “Kak kenapa sekarang bilangnya saya kalau bicara sama aku. Seingat aku Kakak dulu bilangnya aku?” Tanya Dila penasaran karena semenjak bertemu Arka selalu menggunakan saya dan Dila mendengarkan itu sedikit tidak nyaman karena terlalu baku.“Tidak mengapa. Saya merasa tidak enak karena sudah lama kita tidak berjumpa dan sekalinya berjumpa kamu sudah menjadi seseorang yang sukses dan patut di segani,” ucap Arka merendah. Dila merasa ucapan Arka sangat berlebihan. Bagaimana mu

    Last Updated : 2021-12-23
  • Ketetapan Cinta   Bab 13

    Seusai mobil Arka tidak terlihat lagi, Dila segera menutup gerbang dan masuk ke dalam rumah. Dila ingin buru-buru mandi karena badannya terasa lengket. Namun belum Dila memberikan salam, Ibuanya membukakan pintu secara tiba-tiba yang membuat Dila terkejut. “Astaga Ibu buat aku kaget saja,” ucap Dila sambil memegang dadanya karena terkejut. “Maaf Dila, Ibu hanya penasaran saja. Siapa laki-laki yang bersama kamu tadi?” tanya Bu Nella. “Oh itu Kak Arka, dulu dia Kakak kelas aku dan sekarang jadi bos aku Bu,” jawab Dila sambil melepas sepatunya. “Benarkah? Kakak kelas kamu yang dulu pernah main ke rumah? Ah Ibu sangat menyukainya karena dia memiliki sikap yang sopan dan dia anak yang baik. Ibu tidak menyangka jika Arka sekarang sangat tampan. Apakah dia pacar kamu Dila?” tanya Bu Nella lagi. “Aduh Ibu bertanya terlalu banyak, aku bingung harus jawab yang mana dulu. Iya mema

    Last Updated : 2021-12-24
  • Ketetapan Cinta   Bab 14

    Rasa lega yang Arka rasakan saat ini, langkah awal yang baik untuk hubungannya dengan Dila. Setiap perjalanan menuju kantor, Arka selalu menampakkan senyum manisnya dan hal itu tak luput menjadi perhatian Dila. “Dari tadi senyum terus Kak, lagi bahagia sepertinya,” ungkap Dila. “Iya memang aku sedang bahagia Dil,” jawab Arka yang terus tersenyum. “Waw ada kemanjuan sekarang tidak ngomong saya lagi,” balas Dila merasa senang karena Arka sudah berbicara seperti biasanya. “Iya karena aku ingin kamu nyaman berbicara denganku,” “Hmm baiklah,” sambung Dila yang tiba-tiba detak jantungnya berdebar. “Tadi waktu di rumah, aku tidak melihat Vano. Kemana dia?” tanya Arka penasaran. “Ah iya, Vano saat ini sudah mulai kuliah di Jepang Kak,” jawab Dila. “Hebat sekali dia. Memang bibit orangtua kamu pintar-pintar,” S

    Last Updated : 2021-12-28
  • Ketetapan Cinta   Bab 15

    Melia sangat bimbang dengan kerjasama ini, dari awal niatnya sudah licik. Ia berencana memangkas dana yang City Grup berikan untuk menutup hutang perusahaannya, namun karena kepintaran Dila sepertinya langkah Melia akan sulit. Namun jika kerjasama di antara kedua perusahaan tersebut, nantinya akan membuat perusahaan Mahendra semakin jatuh karena semakin sulit mendapatkan pemasukan. Dengan sangat terpaksa akhirnya Melia menyetujui perjanjian tersebut. Meskipun konsekuensi jika pabrik yang di bangun tidak sesuai, perusahaan Mahendra harus menyerahkan saham perusahaan sebesar lima puluh persen. Akhirnya pembahasan mereka telah selesai dengan sesuai harapan Dila berbeda dengan Melia yang tidak sesuai dengan harapannya. “Oke pembahasan kita selesai, aku akhiri dan aku pamit pergi. Satu yang perlu aku katakan, sebetulnya kerjasama ini sangat berguna untuk perusahaanmu karena jika perusahaanmu menyelesaikan proyek i

    Last Updated : 2022-01-06
  • Ketetapan Cinta   Bab 16

    “Apakah kau bisu! Kenapa tidak bicara? Jawab pertanyaanku Melia!” teriak Satria. “Seandainya masalah ini terdengar sampai ke telinga Arka, kau akan habis Melia! Sebenarnya yang menyuruhku selalu berada di dekat Dila itu karena Arka!” ungkap Satria. Mendengar nama Arka di sebut membuat bola mata Melia melolot. Ia tak percaya bahwa Arka melakukan itu pada Dila. Yang ia tahu, dulu Arka seperti tidak peduli dengan Dila. “Apa kamu bilang, Arka?” tanya Melia memastikan. “Kenapa, kau tak percaya dengan semua perkataan aku?” senyum sinis Satria melihat wajah Melia yang terlihat takut. “Selain picik, kau juga wanita yang bodoh Melia!” “Maksudmu apa bicara seperti itu!” teriak Melia tidak terima dengan perkataan Satria. “Dulu sewaktu SMA, kau pernah kehilangan ponselmu yang katanya mahal itu bukan?” tanya Satria.

    Last Updated : 2022-01-11
  • Ketetapan Cinta   Bab 17

    Sepanjang perjalanan Dila terus mengumpat karena ulah Melia yang membuatnya naik pitam. Kata demi kata yang di lontarkan Melia padanya selalu saja mengandung kemurkaan. Dila rasa lama kelamaan akan terkena darah tinggi jika terus terusan menghadapi Melia. Untungnya kini Dila mampu melawan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya. Tak terasa mobil Dila memasuki lataran perusahaannya, perjalanan yang menurut Dila terlalu cepat dari biasanya. Ah mungkin saja karena ia terus memikirkan soal Melia, wanita itu memang sangat hobi mengusik hidupnya dari dulu sampai sekarang. Setelah memakirkan mobilnya, Dila segera berjalan menuju lift lalu menekan tombol dua puluh delapan. Belum juga lift itu sampai di lantai yang di tuju, namun lift itu terbuka di lantai tiga belas karena ada seseorang yang akan menumpang lift tersebut. Seorang pria berwawakan tinggi yang membawa jas nya di tangan kanannya, dan kemeja yang di gulung me

    Last Updated : 2022-01-11
  • Ketetapan Cinta   Bab 18

    Sepanjang perjalanan kedua insan itu selalu menampakkan senyum di wajahnya. Hari itu menjadi hari bahagia untuk mereka karena akan menjadi moment yang langka. Perbincangan ringan di dalam mobil membuat suasana tidak canggung dan sepi. “Kak kita mau kemana?” tanya Dila pada Arka yang sedang fokus menyetir. “Rencana aku mau ke Saggara Ancol Dil,” jawab Arka. “Mau ngapain kesana Kak?” “Jualan cilok sepertinya ide yang bagus untuk bisnis Dil,” jawab Arka asal. “Serius kamu mau jualan cilok Kak?” tanya Dila serius dengan perkataan Arka. “Kamu ikut saja Dil, nanti kamu akan tahu tujuan aku ajak kamu ke sana,” jawab Arka tertawa heran karena Dila menganggapnya serius. “Hmm baiklah,” sambung Dila memutar bola matanya malas karena pertanyaannya justru di tertawakan oleh Arka. Membutuhkan waktu tiga puluh menit

    Last Updated : 2022-01-12
  • Ketetapan Cinta   Bab 19

    “Ish Ibu sangat tega sekali tidak memberitahuku,” lirih Dila yang masih di dengar oleh Arka. “Dan sekarang kamu tidak bisa mengelak lagi Dila,” ucap Arka yang kembali menggoda Dila. “Hmm tapi Kak, bagaimana mungkin Kakak bisa mempunyai rasa padaku. Bahkan keluargaku dari kalangan ke bawah,” ungkap Dila sambil menunduk karena merasa ia tidak pantas bersanding dengan Arka yang terlahir dari keluarga terpandang. “Kau ini merendah sekali Dila. Itu bukan alasan jika kamu ingin menolakku Dil,” balas Arka yang mulai kesal karena alasan yang menurutnya tidak masuk akal. Arka sangat malas jika seseorang hanya memikirkan harta dan jabatan. “Lalu bagaimana dengan Pak Dhanu dan Bu Rosa Kak. Mereka pasti tidak setuju jika Kakak menjalin hubungan denganku,” sahut Dila yang kembali mencari alasan untuk menerima Arka karena ketidak yakinnya ia pada keluarga Arka. “Bagaimana mungkin mer

    Last Updated : 2022-01-12

Latest chapter

  • Ketetapan Cinta   Bab 56

    “Tenanglah Do, kita sedang menghadapi seorang perempuan. Jangan kotori harga diri laki-lakimu dengan membentaknya,” ujar Alex menenangkan Faldo. Bagi Alex menyakiti seorang wanita adalah haram hukumnya. Meskipun wanita itu menyebalkan. “Aku hanya kesal saja dengannya. Situasi seperti ini membuatku mudah terpancing,” Faldo adalah tipe orang yang tidak bisa menahan emosi. Mau dia seorang wanita, Faldo dengan tega akan membentaknya. “Melia, sebetulnya bukti terkuat ada di tangan ayah kamu. Dalam bukti itu terdapat bukti CCTV ketika Alex memutus rem mobil om Hary. CCTV lainnya menampilkan pertemuan Alex dengan ayah kamu ketika di kantor. Dan ada bukti lain mengenai dokumen asli kerja sama antar perusahaan yang mengakibatkan om Hary di tuduh korupsi,” jelas Arka pada Melia. Melia mendengarkan penjelasan itu dengan baik. Melia mencoba menelaah setiap kalimat yang Arka utarakan. “Bukti terkuat itu sangat sulit untuk kita

  • Ketetapan Cinta   Bab 55

    Mobil milik Arka saat ini sudah memasuki halaman rumah Faldo. Melia sejenak mengatur nafasnya untuk menghilangkan grogi. Setelah di rasa siap, Melia turun dari mobil dan mengikuti langkah kaki Arka di belakangnya. Pandangan mata Melia terus tertuju pada dua orang yang berdiri tidak jauh dari keberadaannya. Melia menebak jika salah satu dari mereka adalah orang yang di maksud sebagai saksi.“Dia Melia, anak dari Baskoro,” setelah mereka saling berhadapan. Arka memperkenalkan Melia pada Faldo dan Alex. Melia menunjukkan tata kramanya dengan menyalami Faldo dan Alex. Melihat wajah pria yang merupakan saksi kasus pembunuhan ayahnya, perasaan Melia tidak menentu. Melia mempersiapkan mentalnya untuk mendengar penjelasan pria di depannya ini jika memang ayahnya merupakan otak pembunuhan tersebut.“Mari ikuti aku, sepertinya akan lebih pantas jika kita bicara di dalam,” ujar Faldo mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam.

  • Ketetapan Cinta   Bab 54

    Hari terus berjalan, dan hari itu adalah janji Arka pada Melia. Sesuai kesepakatan, mereka akan bertemu di sebuah restoran. Mereka bertemu di waktu jam kantor telah usai. Mereka sengaja bertemu di restoran agar tidak mengundang kecurigaan dari pihak mana pun. Tidak lama Arka menunggu kedatangan Melia di restoran itu, hanya lima menit. “Maaf jika aku datang terlambat,” ucap Melia merasa tidak enak hati dengan Arka. Pria di depannya saat ini merupakan pria yang disiplin. Arka tidak segan meninggalkan seseorang yang tidak datang sesuai jam yang telah di tentukan. Menurut Arka menunggu adalah membuang-buang waktu. “Tidak mengapa,” balas Arka yang tidak mempermasalahkan terlambatnya Melia. Lima menit untuk ukuran orang Indonesia bisa Arka maklumi. “Sepertinya aku akan membawamu ke suatu tempat untuk bertemu dengan seseorang,” tambah Arka. “Seseorang? Tidak biasakah orang itu datang kemari?”

  • Ketetapan Cinta   Bab 53

    Rutinitas Arka maupun Dila kembali seperti biasanya. Pagi itu Arka di sibukkan oleh dokumen yang cukup banyak karena sudah beberapa hari ia tidak berangkat ke kantor dan di gantikan oleh papanya. Arka harus meneliti beberapa dokumen yang membuat matanya terasa kaku. Setelah beberapa jam waktunya tersita oleh kertas-kertas itu. Di lihatnya jam tangan mewah Arka yang menunjukkan pukul dua belas siang. Waktu yang menandakan jika jam istirahat telah tiba. Arka yang sudah siap meninggalkan ruangannya untuk beristirahat, terdengar suara ketokan pintu. Ketokan pintu tersebut belum berhenti jika Arka tidak mempersilahkan pengetok pintu itu untuk masuk. Arka sedikit kesal dengan pengetok pintu tersebut yang tidak tahu waktu istirahat. Arka mencoba bersabar dengan menahan amarahnya. Saat di rasa amarahnya sudah terkendali, Arka mempersilahkan orang tersebut untuk masuk ke dalam ruangannya. “Permisi pak, ada tamu yang ingin b

  • Ketetapan Cinta   Bab 52

    Suasana sedih menyelimuti keluarga Aditama. Baik Bu Nella dan juga Dila diam seribu bahasa karena situasi yang canggung bagi mereka. Mereka masih tidak enak hati karena dengan pertanyaan Bu Nella, Bu Rosa kembali teringat dengan kejadian beberapa tahun silam.“Arka, Dila kami sepakat untuk mengajukan pernikahan kalian dua bulan lagi,” celetuk Pak Dhanu. Antara Pak Arka, Bu Rosa dan Bu Nella memang sepakat untuk mengajukan pernikahan mereka.“Bagaimana, apa kalian keberatan dengan keputusan kami?” Pak Dhanu menatap Arka dan juga Dila secara bergantian. Dengan sabar Pak Dhanu menunggu keputusan mereka.Arka dan Dila saling menatap satu sama lain. Mereka saling memberi kode, bibir mereka saling komat kamit dan mata mereka saling melotot. Satu dua menit mereka masih sibuk bahasa isyarat yang hanya mereka mengerti. Baik Arka maupun Dila terus berdebat dengan bahasa mereka untuk salah satu dari mereka m

  • Ketetapan Cinta   Bab 51

    Keluarga Aditama saat ini tengah menikmati makan malam bersama dengan Dila dan Bu Nella. Khusus hari itu, Bu Rosa dan Bu Nella masak bersama untuk menu makan malam hari. Seperti kebanyakan ibu-ibu lain, di sela-sela memasak Bu Rosa dan Bu Nella ghibah atau membicarakan orang. Namun target orang tersebut ialah keluarga mereka sendiri. Bahan ghibahan keluarga sendiri justru lebih menarik bagi mereka ketimbang orang luar. Obrolan mereka lebih condong ke anak-anak mereka. Bu Rosa maupun Bu Nella membicarakan tentang kepribadian Arka, Dila maupun Vano. Obrolan yang sangat seru, membuat acara memasak mereka sedikit terganggu. Mungkin Bu Rosa dan Bu Nella harus meluangkan waktu bersama untuk melanjutkan ghibahannya. Menu masakan mereka kali itu sangat istimewa. Bu Rosa dan Bu Nella berkolaborasi menciptakan hidangan yang membuat Pak Dhanu, Arka maupun Dila ketagihan. Sudah kedua kalinya mereka menambah porsi makan. Hidangan makan malam yang ter

  • Ketetapan Cinta   Bab 50

    Dila menatap Arka sambil menggelengkan kepalanya. Calon suaminya itu terkapar di sofa, tempat ruangan TV. Cara tidurnya yang buruk namun wajahnya masih terlihat tampan bagi Dila. Lama Dila mengamati Arka dalam tidurnya. Dila meneliti seluruh bagian tubuh Arka. Pikiran yang sebelumnya khawatir jika Arka tidak baik-baik saja, kini berubah lega. Dalam pandangannya, Arka terlihat sehat dan tidak ada luka bearti di badannya. “Bagaimana caranya aku membangunkan dia jika cara tidurnya seperti ini,” lirih Dila memikirkan bagaimana membangunkan Arka. Selepas metting bersama Pak Dhanu usai, Dila datang ke rumah Arka bersama Ibunya. Dila sengaja mengajak Bu Nella karena tempo hari Ibunya berjanji akan berkunjung ke rumah Bu Rosa untuk masak bersama. “Kak bangun,” Dila menggoyang-goyangkan badan Arka dengan tangannya. Niat Dila ingin membabat habis Arka ia urungkan. Dila merasa kasian setelah melihat wajah Arka yang terlihat lelah. &nb

  • Ketetapan Cinta   Bab 49

    Matahari telah menampakkan sinarnya. Aktivitas kembali berjalan seperti biasanya. Dila berangkat ke kantor tanpa adanya Arka. Pagi-pagi sekali, Arka mengirimkan pesan untuknya jika ia tidak berangkat ke kantor. Arka menyuruh Dila berangkat tanpa menunggu dirinya. Meskipun sudah beberapa kali Dila mengirim pesan ingin mengetahui alasan Arka tidak berangkat ke kantor, namun kekasihnya tersebut belum juga membalasnya. Hari itu Dila di sibukkan oleh beberapa agenda yang harus ia selesaikan. Fokusnya sedikit terganggu saat Dila kembali ingat tentang Arka. Hari segera menjelang siang namun pria itu belum ada tanda-tanda membalas pesannya. Ingin rasanya Dila angat kaki dari kantor menuju rumah Arka untuk mengetahui alasan pria itu. Dering telfon menyadarkan Dila dari lamunan, tanpa pikir panjang, Dila mengambil ganggang telfon itu lalu meletakan telfon tersebut di telinganya. “Dila bisakah kamu datang ke ruangan saya,” uc

  • Ketetapan Cinta   Bab 48

    “Kau tahu bagaimana cara kita bisa keluar dari sini Alex? Semua orang sedang berada di halaman belakang,” tanya Faldo yang masih berbicara lewat earphonenya. Arka dan Faldo bersembunyi di balik pintu. Mata mereka mencuri pandangan untuk melihat situasi di rumah tersebut. “Kalian lewat depan saja jika memang mereka berada di halaman belakang,” Alex memberikan perintah yang di laksanakan oleh Arka dan Faldo. Ketegangan ternyata belum usai. Mereka masih harus melewati rintangan satu lagi. Rumah besar milik Baskoro tersebut membuat Arka dan Faldo jengkel di buatnya. Jarak rumah antara bagian belakang menuju depan terlampau panjang. Setiap langkah mereka seperti tidak bergerak. Mungkin mereka merasakan itu karena berada di situasi tegang. Arka dan Faldo mulai merasakan pegal di bagian pungung karena jalan mereka selalu mengendap-ngendap. Setelah beberapa langkah mereka lalui, akhirnya dua pria tersebut su

DMCA.com Protection Status