Rafael yang berada di kamar terus menunggu, tetapi tidak ada yang masuk setelah menunggu cukup lama.Perlawanan Karina membuatnya marah. 'Sampai sekarang dia masih berani nggak datang, sungguh nggak tahu diri.'Raut wajah Rafael menjadi masam. Dia turun dari kasurnya, berniat pergi menangkap wanita yang tidak tahu diri itu. 'Sebagai kekasih, dia seharusnya bersikap seperti seorang kekasih!'Begitu tiba di depan kamar Karina, dia menemukan bahwa pintunya dikunci dan ini membuat raut wajahnya semakin masam.Gelombang amarah muncul di hati Rafael karena Karina menghindarinya seperti sedang menghindari orang mesum.Sayangnya, tidak ada tempat di rumah ini yang tidak bisa dimasuki oleh Rafael.Ketika Karina sedang sibuk menulis, terdengar suara pintu terbuka dengan keras.Rafael berdiri di depan pintu, memandang Karina dengan tidak senang dan berteriak, "Kamu nggak tahu jam berapa sekarang?"Karina seketika berhenti, mengangkat kepalanya dan menoleh. Dia sama sekali tidak terkejut akan tind
Keesokan harinya, Rafael sudah bangun ketika Karina bangun.Selesai mengganti pakaian, Karina turun ke bawah dan mendapati Rafael bersiap untuk keluar. Mereka berdua saling menatap dalam diam.Setelah cukup lama, Rafael berbalik dan berkata dengan nada datar, "Sarapan sudah siap. Kamu bisa ke kampus kalau kamu mau setelah sarapan, tapi kamu harus pulang dan tidur di sini."Setelah mengatakan itu, Rafael keluar tanpa menunggu balasan dari Karina.Sepuluh menit setelah Karina sarapan, dia bersiap-siap untuk pergi keluar.Begitu keluar dari vila, Karina sudah melihat ada sebuah limosin hitam terparkir dan sopir yang terakhir kali mengantarnya ke kampus.Si sopir langsung tersenyum begitu melihat Karina dan bertanya, "Nona Karina, apakah Nona ingin keluar?"Karina menatapnya dengan ragu, lalu mengangguk.Melihat situasi ini, Karina tersenyum pahit di dalam hatinya. Rafael benar-benar memperlakukannya sebagai wanita simpanan.Kemudian, mobil berhenti di sebuah gang yang sangat jauh dari Uni
Safira menunjukkan rasa iri setelah mengatakan itu."Haha, dia mungkin hanya ingin tanya progres proyekku," ujar Karina sambil tersenyum kecil. Dia bersiap untuk melakukan laporan kepada Neo nanti.Safira mengangguk, "Baiklah, ingat nanti pergi menemui Pak Neo. Aku lihat, dia benar-benar peduli padamu."Safira, yang selalu dikenal kurang peka, bisa mengatakan seperti, menunjukkan bahwa Neo benar-benar mencemaskan Karina.Pak Neo benar-benar peduli padanya?Bagaimana mungkin Karina tidak tahu. Dia dulu mungkin akan sangat bahagia sampai tidak bisa tidur ketika Safira mengatakan hal ini padanya. Akan tetapi, setelah apa yang sudah terjadi, Karina menyadari bahwa dirinya begitu tenang setelah mendengar itu.Bahkan tidak ada sedikit pun rasa gembira di hatinya.Mungkin dia sudah menyerah karena berpikir sudah tidak ada kemungkinan antara dirinya dengan Neo.Setelah berpisah dengan Safira, Karina pergi ke lembaga penelitian, tetapi kebetulan Neo sedang berada di ruang penelitian dan menolak
Mengenai seluk-beluk kejadian di hotel hari itu, Karina menerima terlalu sedikit informasi.Beberapa hari setelah kejadian itu, Karina masih dalam keadaan kalut. Setelah itu, dia disiksa oleh Rafael sampai tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu Yani mengungkit lagi kejadian itu, dia pun berpikir untuk mencari tahu siapa dalang dari kejadian tersebut.'Apa mungkin Yani dalangnya?''Atau ada orang lain?'Karina berpikir sambil berjalan menuju gerang kampus. Dia tidak tahu, Yani diam-diam mengikutinya dari belakang.Yani tidak mau menyerah. Dia yang merupakan putri dari sebuah perusahaan kuat, yang dapat menarik perhatian semua orang ke mana pun dia pergi. Mengapa Neo malah tidak tertarik pada dia, malah memilih Karina menjadi muridnya dan begitu perhatian padanya?Semua perhatian itu seharusnya menjadi miliknya. Miliknya!Karena cemburu, Yani mengatur agar Simon tidur dengan Karina. Kemudian menyuruh Simon mengekspos foto telanjang Karina. Setelah itu, dia akan memfitnah Karina sebagai wanit
Karina masih tidak tahu bahwa Yani sedang mencoba segala cara untuk mengungkap kebenaran dari Simon untuk merusak reputasinya. Dia sekarang telah tiba di mal elektronik terbesar yang menjual produk terbaru diluncurkan oleh berbagai perusahaan teknologi elektronik.Produk elektronik Grup Stalin adalah produk yang paling menarik perhatian orang-orang.Produk mereka dibagi untuk kalangan awam dan juga kalangan atas. Bagi mahasiswa seperti Karina, dia tentu memilih produk yang performanya bagus dengan harga terjangkau.Setelah melihat-lihat, dia memilih ponsel buatan Grup Stalin. Karina harus mengakui bahwa dalam hal pekerjaan Rafael adalah orang yang luar biasa, meskipun kehidupan pribadinya berantakan dan kepribadiannya sangat menyebalkan.Pada akhirnya, Karina memilih ponsel keluaran tahun lalu meski telah ditawari berbagai ponsel oleh penjual.Produk elektronik diperbarui dengan kecepatan yang tidak terbayangkan. Setelah produk baru dirilis, harga produk lama dengan cepat menurun.Pons
Karina bertemu dengan rekannya Neo, Amy!Meskipun hanya bertemu sekali, keduanya memiliki kesan yang mendalam satu sama lain.Di mata Karina, Amy adalah pacar Neo.Di mata Amy, Karina adalah satu-satunya gadis yang dibicarakan Neo setiap hari.Keduanya saling memandang, pada saat yang sama berinisiatif untuk saling mengenal."Mau ngopi bareng?" tanya Amy dengan bahasa Agralva yang agak kaku.Karina mengangguk, sekarang dia punya alasan untuk pulang terlambat.Mereka berdua pergi ke sebuah kafe yang jam segini hanya ada sedikit orang. Alunan musik pelan di kafe itu membuat pengunjung merasa tenang.Amy memanggil pelayan, memesan minuman yang dia inginkan, lalu menyerahkan menunya kepada Karina. Sambil tersenyum ramah, dai berkata, "Pesanlah yang kamu suka, aku akan mentraktirmu hari ini.""Beri aku segelas air mineral saja, terima kasih."Mata biru Amy tertuju pada Karina. Dia secara alami memulai pembicaraan, "Kamu sangat cantik, apa kamu keturunan campuran?""Eh?" Karina menatap Amy s
Orang-orang hanya tahu bahwa Karina adalah mahasiswa peringkat pertama di seluruh fakultasnya dan disukai oleh Neo. Mereka tidak tahu kerja keras yang Karina keluarkan di balik semua prestasi itu.Namun, keberadaan Amy seperti sebuah tamparan keras yang membuatnya tersadar bahwa sekeras apa pun dia berusaha, Neo tidak akan memiliki perasaan apa pun terhadapnya selain hubungan guru-murid.Bagaimana mungkin hal ini tidak membuatnya frustrasi?Perasaan Karina terhadap Neo merupakan sebuah pertaruhan besar dalam hidupnya. Namun, hasil akhirnya adalah dia kalah telak."Aku punya cita-cita, yaitu memenangkan Penghargaan Cobel bidang Kimia. Sebelum mendapatkannya, aku nggak berniat untuk pacaran. Nggak kusangka, setelah mengatakan itu, Neo juga nggak pacaran selama bertahun-tahun."Perkataan yang diucapkan Amy dengan gembira itu sangat menyakitkan bagi Karina.Bahu Karina sedikit gemetar, dia tiba-tiba menyela Amy dengan suara yang terdengar serak, "Nona Amy, aku mengerti maksudmu, aku tahu a
Tiba-tiba, ponsel berdering. Karina melihat nama panggilan itu, tertera Rafael.Dia menatap layar ponselnya untuk sesaat, lalu menghela napas pelan dan mengangkatnya, "Halo?""Kenapa masih belum pulang?" Suara pria di ujung telepon terdengar marah."Suasana hatiku sedang buruk, jadi pergi jalan-jalan," jawab Karina langsung ke inti."Jalan-jalan? Kamu nggak tahu sekarang sudah jam berapa? Kenapa kamu menyuruh sopir kembali dulu? Karina, kamu nggak tahu tengah malam di luar sendirian itu berbahaya?" Suara Rafael masih memekakkan telinga.Karina merasa gendang telinganya sakit dan mengernyit. 'Kenapa dia cerewet sekali?' pikirnya.Dia adalah orang dewasa dengan kecerdasan normal. Bukankah dia tidak memiliki rasa kesopanan saat keluar?Hari ini ada banyak hal tidak menyenangkan terjadi, membuatnya menjadi sangat mudah tersinggung. Sekarang ditanyai bertubi-tubi seperti itu, Karina langsung marah dan berkata, "Jangan mengaturku!"Setelah mengatakan itu, tanpa memedulikan apa yang dikatakan