Keluarga Stalin merupakan keluarga dengan status yang paling tinggi juga yang fondasinya paling kokoh di antara keluarga-keluarga besar tersebut.Salah satu alasan kenapa Grup Stalin bisa memegang kendali atas urat nadi perekonomian negara, adalah karena mereka mempunyai kekuasaan untuk menentukan impor dan ekspor barang secara langsung.Saat rapat dimulai, Karina baru menyadari betapa besar kekuatan yang dimiliki oleh Rafael, jauh melampaui bayangannya.Dalam kehidupan sehari-hari, Rafael adalah seorang tuan muda yang manja, pemarah, sombong dan tidak masuk akal.Akan tetapi, di tempat kerja, kebijaksanaan dan ketenangan yang ditunjukkannya membuat Karina merasa jika dirinya tidak bertemu dengan orang yang sama, melainkan saudara kembar dengan kepribadian berbeda.Permasalahan yang ingin dipecahkan pada pertemuan ini adalah bagaimana menyeimbangkan volume ekspor produk pertanian dari Negara Zandriva. Lantaran Negara Zandriva merupakan negara agraris yang besar, maka lebih dari 50% ber
Pertemuan itu akhirnya berakhir."Tuan Botelli bahkan berkata kalau kamu memang sangat cocok untuk menjadi seorang penerjemah. Apa kamu benar-benar nggak ingin mempertimbangkan untuk berkarier di bidang ini?"Rafael bertanya kepada Karina.Karina menggelengkan kepalanya. "Nggak. Kalau aku ingin berkarier di bidang penerjemahan, aku sudah lulus pada beberapa tahun yang lalu. Lantaran aku sudah memutuskan untuk terjun ke dunia akademis, aku nggak akan berubah pikiran lagi."Rafael tidak mampu berkata-kata.Rafael tidak melihat keraguan sedikit pun di mata Karina yang seperti batu amber itu.Meskipun tidak masalah bagi Rafael mengenai bidang pekerjaan apa yang hendak ditekuni oleh Karina, dia hanya merasa agak kesal saja di dalam hati. Apakah karena orang yang bernama Neo itu sehingga Karina memutuskan untuk terjun di bidang akademis?"Nggak usah terlalu dipikirkan. Alasan kenapa aku bersikeras untuk tetap berada di bidang akademis ini, karena aku sudah menghabiskan terlalu banyak usaha u
"Cukup Karina! Apa kamu tahu, kamu itu siapa? Kamu itu wanitanya Rafael. Tapi, kamu masih berani berhubungan dengan pria lain!""Cukup Rafael! Bisakah kamu mendengarkan sampai aku selesai berbicara?"Karina juga menjadi agak marah. Karakter tuan muda yang pemarah ini kembali muncul."Apa aku terlalu memanjakanmu hingga kamu berani bicara seperti itu kepadaku?" Rafael membungkuk ke depan dan mencengkeram dagu Karina dengan sangat akurat, meskipun tidak menggunakan kekuatan apa pun di tangannya.Karina tidak mau kalah dan memelototi Rafael. "Bukankah seharusnya kamu memanjakanku?"Mendengar kata-kata yang berani tersebut, Jeremy yang mengemudi di depan juga hampir kehilangan kendali dan menabrak mobil di sampingnya."Nona Karina, kamu benar-benar berani berkata seperti itu!"Karina mengira Rafael pasti akan kembali membalasnya dengan kata-kata yang sinis. Namun, ajaibnya, kali ini Rafael tidak mengatakan apa-apa.Wajah Karina terasa agak panas. Dia menyesali apa yang dikatakannya tadi. U
Ketenangan yang dimiliki Karina barusan langsung hancur berkeping-keping.Karina juga merasakan darahnya mengalir lebih cepat. Wajahnya langsung memerah dan terasa panas.Karina tidak begitu mengerti kenapa dia menjadi seperti ini. Namun, hanya dengan satu kalimat saja sudah membuat jantungnya berdetak lebih cepat dan dia tidak bisa mengendalikan dirinya."Oh ... terima kasih ...."Suasana di dalam mobil langsung terasa memanas. Karina merasa suplai darah ke otaknya tidak mencukupi. Dia merasa agak bingung. Akibatnya, Karina bahkan tidak berani menatap wajah Rafael. Dia benar-benar terlihat tidak nyaman.Akan tetapi, Rafael tidak mau membiarkannya begitu saja. Dia mendekat dan berkata dengan suara yang pelan juga serak, "Kalau begitu, katakan padaku. Apa kamu masih punya perasaan kepada orang yang bernama Neo itu?"Karina tidak tahu apakah sekarang dia masih memiliki perasaan kepada Neo. Yang dia tahu, jika Rafael makin mendekat ke arahnya, dia mungkin akan mati karena jantungnya berde
Benar juga, siapa yang menyuruhnya menjadi tuan muda? Bagaimana mungkin dia benar-benar bisa memikirkan orang lain?Karina menghela napas. Setelah berhenti sebentar selama beberapa saat, dia mulai berjalan menuju halte bus, bersiap naik bus untuk pulang.Sejujurnya, Karina tidak menyangka jika Rafael akan berpikir sedalam itu.Ketika menghadapi masalah, Karina selalu terbiasa untuk introspeksi diri. Setelah memikirkannya dengan hati-hati, Karina tiba-tiba merasa jika dirinya sendiri juga sangat buruk.Sebelum perasaannya pada Neo benar-benar hilang, dia sudah berani berjanji kepada Rafael, bahwa dirinya bersedia untuk mencoba berpacaran dengan Rafael. Sekarang, apa bedanya dia dengan wanita yang tidak setia?'Karina, bagaimana kamu bisa menjadi seperti ini?'Entah berapa lama Rafael akan marah kali ini. Namun, melihat ekspresi marah dan sedihnya barusan, Karina merasa bersalah dan bahkan berpikir untuk meminta maaf.Namun, dalam hal perasaan, apakah permintaan maaf akan berguna?Jika m
Suara Neo terdengar acuh tak acuh. "Sama-sama."Di masa lalu, ketika Karina memanggilnya dengan sebutan Pak Neo, tanpa sadar Neo akan merasa sangat bersyukur. Hal tersebut karena dalam hubungan ini, mereka menjadi jauh lebih dekat dibanding yang lain.Namun, sekarang, setiap kali mendengar panggilan itu, Neo merasa jika hubungan mereka menjadi sangat jauh. Seolah-olah ada yang mengingatkannya bahwa Karina adalah mahasiswanya."Kamu ingin kembali ke kampus, 'kan? Aku juga sedang dalam perjalanan ke sana. Ayo kita pergi bersama."Bagaimana mungkin ada begitu banyak kebetulan "searah" di dunia ini?Karina melirik mobil Neo yang berlawanan dengan arah ke kampus.Mungkinkah Neo mengatakan semua ini hanya demi Karina?Di masa lalu, Karina pasti akan langsung menyetujuinya tanpa merasa ragu sedikit pun. Namun, sekarang tanpa sadar Karina justru ingin menjaga jarak dari Neo.Perasaan itu menjadi makin kuat setelah Karina mengetahui jika Neo sudah menempuh perjalanan jauh hanya demi dirinya saj
Setelah mobil Rafael melaju selama beberapa saat, barulah Neo perlahan-lahan melonggarkan tinjunya.Neo juga berbalik pergi, meninggalkan senyuman yang begitu dingin hingga hampir tidak ada kehangatan di sana.Di dalam mobil, Rafael terus mempertahankan senyum yang begitu memesona.Hal ini membuat Karina merasa sangat ketakutan.Apa orang ini salah minum obat?Sebelumnya, Rafael mengucapkan kata-kata yang begitu kejam seperti itu, seakan dia benar-benar ingin putus dengan Karina. Namun, dalam sekejap saja, dia sudah kembali seperti semula?"Kamu ...."Sebelum Karina bisa menyelesaikan kata-katanya, Rafael sudah terlebih dahulu memotongnya dan berkata dengan nada merendahkan, "Aku sudah memikirkannya dan akhirnya mengerti. Nggak mungkin bagimu untuk melupakan cinta rahasiamu dalam sekejap mata. Jadi, aku akan memberimu waktu untuk membiarkanmu melupakannya secara perlahan-lahan.""Hah?""Aku bisa memaafkan segala macam hubunganmu dengan pria itu di masa lalu. Tapi, mulai sekarang, di ha
"Rafael, selamat karena kamu sudah kembali memenangkan kejayaan bagi negara." Terdengar suara ceria Jonny.Pertemuan negosiasi yang terjadi kemarin antara Grup Stalin dan Tuan Botelli sudah diketahui oleh semua orang. Hasilnya langsung menjadi berita utama di surat kabar besar hari ini."Terima kasih banyak. Kamu sengaja meneleponku nggak mungkin hanya untuk masalah ini saja, 'kan?" Rafael sangat memahami karakter Jonny. Tidak peduli apa yang dilakukannya, Jonny pasti punya tujuan."Benar saja. Nggak ada yang bisa kusembunyikan darimu. Aku meneleponmu karena masalah Karina."Mendengar kata-kata tersebut, kedua orang yang ada di dalam mobil itu saling berpandangan dan terkejut untuk sesaat.Karina mengerjapkan matanya. Dia menjadi makin bingung. Apa hubungannya dengan dirinya?Suara Rafael menjadi lebih dalam. "Datanglah ke kantorku untuk membicarakannya."...Gedung 101 .... Kantor CEO.Karina memandangi fotonya bersama Rafael di atas meja dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Sement