Share

Bab 8 : Pergi bulan madu

Author: Nur hikmah
last update Last Updated: 2022-03-20 14:25:18

"Kak, kakak hebat! Untung aja kakak membatalkan undangan untuk tamu-tamu penting. Kalau saja tetap seperti rencana awal, kita pasti malu melihat tingkah ibu mertua kakak yang norak dan sombong itu, Hi... Hi... Hi... " ucap Nadin berbisik dengan cekikikan.

"Kakak gitu loh.. " jawab Naina bangga dengan terkikik geli di balik cadarnya.

"Kak, apakah habis ini kita langsung pulang? " tanya Nadin penasaran.

"Kau saja yang pulang! Kakak akan langsung pergi ke Lombok untuk berbulan madu. " ucap Naina dengan santai.

"Koper kakak mana? Kakak gak bawa pakaian ke sana? " tanya Nadin lagi.

"Tidak perlu! Kakak ada urusan sebentar, kau bilang pada kakak ipar mu untuk bersiap-siap berangkat bulan madu, dua jam dari sekarang. Bilang juga jika ia terlambat satu menit, tiketnya hangus. " ucap Naina dengan dingin.

"Ok " jawab Nadin sambil memberikan jempolnya.

Setelah mengatakan pesannya kepada Nadin, Naina keluar dari aula utama dengan diam-diam. Ia menuju pintu keluar yang sudah menunggu mobil yang akan membawa nya ke tempat yang ia tuju.

Nadin segera mendekati keluarga kakak ipar nya untuk menyampaikan pesan dari kakaknya.

"Maaf Kak Dzaki, Kak Naina pesan kalau dua jam dari sekarang, kalian akan berangkat bulan madu ke Lombok, Kak Naina akan menunggu di bandara. Jadi Kak Dzaki harus siap-siap dari sekarang. " ucap Nadin dengan santai.

"Gak sopan banget kakak kamu itu! Kenapa dia gak bilang sendiri? Malah orang lain yang di suruh nyempein nya. Terus kemana kakak kamu itu? " ucap Nyonya Rina marah-marah sambil berkipas layaknya Ibu-ibu pejabat.

"Kenapa Tante malah marah-marah sama saya? Saya hanya menyampaikan apa yang di katakan kakak saya! Kak Naina pergi karena ada urusan penting katanya. Di kasih tau malah balik marah! Menyebalkan! " tukas Nadin juga tersulut emosi.

Nadin kemudian pergi keluar dari aula dengan kesal dan tangan mengepal menahan amarah.

"Kenapa sih Ma cari gara-gara sama adiknya Naina? Kalau dia ngadu sama Naina gimana? Kan kita juga yang susah nantinya, Dah lah! Aku mau pulang dulu, beres-beres. Kalau telat bisa-bisa aku di tinggal pergi sama Naina. " ucap Dzaki kesal sambil berjalan keluar aula.

"Kamu itu ya!! Bukannya belain Mama nya malah ikutan marah! Dasar anak kurang ajar! " teriak Nyonya Rina marah-marah.

"Udah Ma, sabar aja dulu? Nanti kalau kita sudah tinggal di rumah Kak Naina dan berkuasa di sana, baru kita beraksi. Kita tunjukkan siapa kita kepada mereka itu. " ucap Diana dengan tersenyum devil.

"Bener juga kamu Nak! Huft... Sabar Rina... Sabar... Sabar mu nanti berbuah manis. " jawab Nyonya Rina dengan menarik nafas nya dalam-dalam.

Setelah meredakan amarahnya, Nyonya Rina dan Diana bergegas keluar aula mengikuti Dzaki yang sudah pergi duluan. Sesampainya mereka di luar, ternyata Dzaki masih menunggu mereka di depan taksi online sambil berdiri dengan melipat kedua tangan di dada.

Mereka pun segera menaiki taksi tersebut dan langsung pulang ke rumah.

Sedangkan Naina sedang berada di sebuah toko bunga untuk membeli bunga tulip putih kesukaan Mamanya dan beberapa bunga yang lain yang akan ia bawa mengunjungi Mama dan Papa nya.

Setelah membeli bunga, Naina dengan segera memasuki mobil dan mobil melaju dengan pelan menuju tujuan Naina yang sebenarnya.

Tidak lama kemudian, mobil yang membawa Naina akhirnya berhenti di sebuah pemakaman umum yang sangat mewah. Naina melangkahkan kakinya masuk ke dalam area pemakaman dengan santai sambil membawa bunga yang tadi ia beli.

Naina sudah berganti pakaian dengan stelan celana kulot putih, atasan blouse mocca panjang sebatas lutut, dengan hijab yang senada dan tak lupa cadar yang menutupi sebagian wajahnya.

Ia pun akhirnya sampai di makam yang bertulis Angelina Scott binti Mahendra Williams Scott dan Abraham Luis Wijaya bin Akram Haris Wijaya. Naina meletakkan bunga yang ia beli di kedua makam tersebut sambil mengusap batu nisan itu dengan menangis.

"Assalamualaikum Ma, Pa.. Bagaimana kabar kalian? Pastinya kalian baik-baik saja. Maafkan semua kesalahan Naina yang dulu Ma, Pa.. Naina bersyukur karena di beri kesempatan lagi untuk memperbaiki semua kesalahan Naina. Naina berjanji Ma, Pa, akan menjaga semua yang kalian berikan pada Naina. Naina tidak akan membiarkan seorang pun mengambil semua yang kalian berikan pada Naina. Restui semua rencana Naina Ma, Pa.. Naina sangat mencintai kalian berdua. Alfatihah untuk Mama dan Papa. "ucap Naina sambil mengangkat tangannya berdoa di depan makam orang tuanya.

Setelah puas meluapkan semua unek-unek nya, Naina pun berdiri dan pamit pada kedua makam orang tuanya. Ia melangkahkan kakinya berjalan keluar makam dengan perasaan yang lega.

" Maaf kan Hamba Ya Allah.. Bukan maksud hamba ingin mempermainkan sebuah pernikahan. Tapi hanya ini satu-satunya jalan yang tepat untuk menghukum orang-orang yang telah menyakiti hamba dan orang-orang yang menyayangi hamba di masa lalu. "gumam Naina pelan ketika hendak memasuki mobilnya.

Naina kemudian memasuki mobilnya dan mobil pun perlahan meninggalkan area pemakaman.

[Tolong pesan kan tiket class ekonomi ke Lombok untuk dua orang jam dua. ]

[Baik Nona. ]

Naina mematikan ponselnya setelah menyuruh bawahannya di kantor untuk memesankan tiket untuk ia dan Dzaki.

Lain Naina, lain lagi dengan Dzaki, ia sudah berada di bandara satu jam sebelum berangkat. Ia menunggu Naina di bandara dengan kesal karena Naina belum juga datang menampakkan batang hidungnya. Ia mengumpat kesal sambil memainkan ponselnya.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Emang nya enak di suruh nunggu... wkwkwk 🤭🤭

Related chapters

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 9 : Keluarga Dzaki memaksa pindah ke rumah Naina

    Dzaki yang uring-uringan, menunggu di kursi tunggu bandara dengan kesal. Naina keluar dari mobil dengan santai memasuki bandara dengan membawa ransel di punggungnya. Ia melirik sinis ketika melihat Dzaki duduk di ruang tunggu dengan wajah yang berlipat-lipat. Ia dengan santainya duduk di sebelah Dzaki sehingga membuat Dzaki melonjak kaget melihat ada yang duduk di sebelah nya dengan tiba-tiba. "Tidak usah kaget begitu! " ucap Naina dengan dingin sambil mengutak-atik ponselnya. Dzaki mengurut dada nya karena lega, ternyata yang duduk di sebelahnya adalah Naina istrinya. Ia pun menampilkan senyum palsunya dan bersikap manis kepada Naina. "Jelas aja aku kaget sayang? Aku kira tadi orang lain yang duduk di sebelah ku! " jawab Dzaki dengan lembut sambil tersenyum. Ia kemudian kembali duduk di samping Naina. Dan tak lama kemudian, datang lah seorang pria yang langsung berdiri di hadapan Naina. "Permisi Nona, ini tiket Anda dan saya sudah melakukan cek in. " ucap pria itu dengan sopan

    Last Updated : 2022-03-28
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 10 : Rencana kotor Dzaki

    Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Dzaki meninju dinding melampiaskan kekesalannya kepada sang ibu yang selalu memaksakan kehendaknya tanpa peduli dengan keadaan dirinya. Dzaki membuka pintu kamar dengan wajah kesal dan dia terbelalak kaget melihat kamar yang akan ia tempati. "Apa-apaan ini! Kenapa aku ada di kamar jelek begini? Gak ada AC, gak ada televisi, apalagi kulkas! Ini lagi, kasur nya cuma kasur single. Aaakkhhh... Sialan... Brengsek.. Kurang ajar kau Naina! Berani nya kau membuat aku seperti ini? Kau belum tahu siapa Dzaki yang sebenarnya! Awas kau! Akan aku buat kau menyesal karena sudah mempermainkan aku! " teriak Dzaki dengan marah sambil melempar semua yang ada di kamar tersebut. Sedangkan Naina sedang tertawa melihat reaksi Dzaki di kamarnya melalui rekaman CCTV yang ada di kamar khusus untuk pemilik hotel ini. Yah, memang benar kalau Naina lah pemilik hotel ini yang sebenarnya. Hotel ini adalah salah satu aset tersembunyi yang

    Last Updated : 2022-03-29
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 11 : Senjata makan tuan

    Dzaki yang sedang duduk di belakang Naina, tertawa pelan di balik buku menu ketika ia melihat Naina meminum minuman yang sudah ia beri obat pencahar. "Ha... Ha... Ha... Rasain istri durhaka! Untung saja obat itu selalu ada di dalam kantong ku. Jadi aku bisa kasih pelajaran sama istri kurang ajar seperti itu biar dia tidak bisa berbuat macam-macam kepada suaminya sendiri. Di pesawat di kasih duduk di kelas ekonomi, di hotel juga di kasih kamar jelek kayak kos-kosan. Udah gitu di tinggalin lagi gak di kasih makan. Rasain lah kau istri ku sayang! " ucap Dzaki sambil cekikikan sendiri dengan pelan. Cukup lama ia menunggu reaksi dari minuman yang Naina minum tadi, sehingga membuat Dzaki celingak celinguk mengintip dari balik buku menu hanya untuk memastikan jika obat yang ia berikan bekerja dengan baik. Tiba-tiba saja seorang pelayan mendatangi mejanya dengan membawa berbagai makanan dan minuman. "Permisi tuan! Ini jamuan gratis di restoran kami ini untuk tuan! Setiap ada yang datang da

    Last Updated : 2022-03-31
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 12 : Bertemu Sania

    Naina sedang tertawa terpingkal pingkal melihat layar CCTV di laptopnya. Ia memegang perutnya yang kram karena kebanyakan tertawa melihat Dzaki yang di pukuli pengunjung hotel karena kentut di dalam lift. "Rasakan lah obat mu sendiri suamiku! Beraninya kau bermain-main dengan ku. Aku bukan Naina yang dulu lagi, sekali kau mengusik ku, dua kali kau aku balas! " ucap Naina dengan ekspresi yang menakutkan untuk di lihat. Sedari ia keluar dari mobil, Naina sudah melihat Dzaki dari jauh, tapi ia pura-pura tidak melihat karena ia sengaja membiarkan Dzaki mengikutinya. Ia ingin melihat, sejauh mana tindakan yang akan dilakukan Dzaki kepadanya. Karena ia yakin kalau suaminya itu pasti dendam kepadanya karena sudah memberikannya kamar kelas rendah. Naina juga tau jika Dzaki diam-diam menaruh obat pencahar di dalam minumannya karena sang pelayan sudah memberitahukan nya ketika ia mengantar pesanan Naina. Pelayan tersebut juga lah yang mengantarkan makan

    Last Updated : 2022-03-31
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 13 : Kembali dari honeymoon

    "Hei! Apa kau tidak punya mata! Lihat sepatuku! Kau membuat air kotor itu merusak sepatu ku! " hardik wanita itu tanpa melepaskan kacamata nya. "Ma-maaf No.... " ucap cleaning servis itu ketakutan tapi langsung di potong Naina. "Jangan meminta maaf karena itu bukan kesalahan mu! Hei kau! Apa kau yang tidak punya mata! Tidak bisa kah kau masuk ke dalam lift ini pelan-pelan. Kau masuk dengan menyenggol ku sehingga wanita ini juga ikut kesenggol. Apa kau mau aku colok mata mu itu biar tidak bisa melihat sama sekali? " bentak Naina dengan keras dan tajam di balik cadar nya. "Ke-kenapa kau yang marah-marah! " jawab wanita itu gemeteran mendengar bentakan Naina sehingga ia melepaskan kacamata nya. "Karena aku pemilik hotel ini! Tidak akan aku biarkan karyawan ku di bentak oleh pengunjung kurang ajar seperti mu! Karena ia tidak bersalah sama sekali! Apa kau mau aku menyerahkan rekaman CCTV-nya kepada pihak yang berwajib agar tau melihat siapa yang sa

    Last Updated : 2022-04-02
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 14 : Menemui Pak Herman dan keponakan nya

    "Sayang.. Kamu masih ingatkan dengan sepupu aku Sania, dia di sini juga loh sayang liburan. Biasanya kan kalian dulu selalu pergi bersama, kenapa kita gak liburan sama-sama dulu sayang.. Masa baru dua hari langsung pulang. " ucap Dzaki merengek seperti anak kecil. Naina yang tidak menanggapi omongan Dzaki pun meminum minumannya dengan santai sampai habis. Ia lalu berdiri dan berjalan ke luar lobi sambil berkata. "Kalau kau masih mau di sini silahkan. Aku akan pulang sekarang juga dan silahkan kau pulang sendiri dengan ongkos sendiri. " ucap Naina dengan lantangnya sambil terus berjalan keluar. Mendengar ucapan Naina yang tidak main-main, Dzaki langsung ikutan sambil berlari karena tidak mau di tinggal karena ia tidak punya sepeser pun uang untuk beli tiket sendiri. Sania yang di tinggal sendiri langsung melengos kesal karena Dzaki lebih menuruti ucapan Naina dari pada liburan bersama nya di sini. Akhirnya, Naina dan Dzaki pun pulang

    Last Updated : 2022-04-03
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 15 : Dzaki dan keluarganya tinggal di rumah Naina

    Naina yang bengong mendengar ucapan keponakan Pak Herman, langsung buru-buru pamit tanpa menoleh kebelakang. Ia baru bernafas dengan lega setelah keluar dari firma hukum tersebut. "Apa-apaan sih pria itu, ketika melihat ku tatapan matanya seperti ingin menguliti ku saja! Benar-benar menyebalkan! " gerutu Naina sepanjang jalan pulang. Mobil yang dikendarai Naina memasuki gerbang rumahnya. Ketika hendak menutup pintu mobil, ia terkejut melihat suaminya berdiri dengan sebuah koper di samping nya. Tidak hanya suaminya, tetapi ibu mertuanya dan adik ipar nya juga membawa koper masing-masing di samping mereka berdiri. "Ada apa ini! Kenapa kalian semua di sini sambil membawa koper? " tanya Naina dingin dengan keras dan sorotan tajam. "A-aduh Nai-naina sayang, Dzaki kan harus tinggal di sini? Masa suami istri tinggal terpisah! " jawab ibu Dzaki dengan gugup. "Iya sayang, kita kan sudah menikah! Masa tinggal terpisah! " ucap Dzaki ikut bicar

    Last Updated : 2022-04-05
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 16 : Nadin memergoki Dzaki dan Sania

    "Aaarrggghh.... Sial banget si Naina! Masa pisah kamar! Percuma sudah suami istri, tapi tidur terpisah. Gimana mau ambil perhatian nya coba. Uugghhh.. Sial... Sial! " ucap Dzaki sambil memukuli tempat tidur. Di lantai bawah Nyonya Rina ngomel-ngomel di dalam kamar yang mereka tempati. "Kurang ajar banget si Naina, emangnya kita ini pembantu apa? Dikasih kamar yang kecil begini! Ga ada AC, TV yang gede, cuma kipas angin modelan gini doang! Mana kalau mau apa-apa harus sendiri lagi! " gerutu Nyonya Rina sambil beresin pakaian nya. "Udah Ma, terima aja dulu apa yang di katakan Naina, toh kalau dia pergi, kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Tapi kita pura-pura aja lakukan yang ia katakan kalau dia ada di rumah. " sahut Diana dengan tersenyum devil. Mendengar ucapan putrinya, Nyonya Rina menjadi semangat dan mereka berdua mulai merencanakan rencana mereka untuk bersenang-senang di rumah besar ini. "Diana... Diana... Percuma saj

    Last Updated : 2022-04-08

Latest chapter

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   109. Galau mau jadi kakak

    Tian mendengus kesal mendengar teriakan Nadin dari atas balkon rumah Naina. Naina yang malu langsung cepat-cepat memasuki rumahnya tanpa berpamitan lagi pada Tian. "Dasar calon adik ipar durhalim! Kalau bukan adiknya pujaan hati sudah aku tenggelam kan di selokan depan rumah! " gerutu Tian sembari masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan orang yang di sebutkan tadi tertawa cekikikan di dalam kamar nya karena dugaan nya pasti Tian sedang mengumpat nya karena kesal. "Seru juga ngerjain tuh bujang lapuk! Ternyata pesona janda cantik kayak kakak ku memang sangat hebat! Apalagi jandanya janda yang masih bersegel, pasti klepek-klepek tuh bujang lapuk karena mendapatkan doorprize tidak disangka sangka! Hihihihi... " gumam Nadin sambil tertawa cekikikan. "Gimana nya ekspresi Bang Tian saat tau Kak Naina masih bersegel? Pasti lucu lihat wajah shock nya itu! Jadi gak sabar lihat mereka nikah! Pasti tuh bujang lapuk cengengesan kayak orang gila karena baru mendapatkan durian runtuh! Hahahaha... "

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   108. Kekerasan Pada Adik Ipar (KPAI)

    "Kalau kamu kriteria cowok idaman mu seperti apa? " tanya Dewa balik ke pada Nadin. "Hemmm apa ya... Setia kali ya? Penyayang, loyal dan gak main tangan jika sedang marahan sama istrinya jika sudah menikah nanti! " jawab Nadin dengan senyum-senyum sendiri membayangkan semua itu. "Oh ya masuk kak yuk kedalam! Aku lapar nih! Marah-marah tadi bikin perut aku lapar lagi! " ajak Nadin sambil mengelus perutnya yang memang mulai keroncongan. "Gak usah ke dalam! Di depan sana ada warung tenda nasi uduk, enak banget pokoknya! Itu kalau kalau kamu mau makan di tempat seperti itu? " ucap Dewa dengan agak sanksi mengajak Nadin makan di tempat favorit nya jika di daerah ini. "Wah, beneran enak Mas? Kuy lah kita ke sana! " sahut Nadin dengan sumringah. "Duh, jadi ngiler makan nasi uduk pakai nila bakar dan sambal nya yang pedes! Ayo Mas cepetan! Udah gak sabar aku! " ucap nya lagi sambil menarik tangan Dewa dan menggandeng nya berjalan ke luar hotel berjalan kaki. Dewa panas dingin di perlaku

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   107. Berbeda dari yang lain

    "Udah, udah... Gak perlu menegangkan urat hanya untuk orang yang seperti ini! Ayo kita keluar saja! Oh ya, terimakasih atas basa basi elo sama gue! " lerai Dewa ikut berdiri dan menggenggam tangan Nadin. Ia langsung membawa Nadin keluar setelah mengucapkan terimakasih kepada pasangan tersebut. "Mau kemana mereka? Kenapa Nadin marah-marah sama pasangan itu? " kata Naina dengan kening berkerut. "Iya, kenapa adik kamu marah-marah sama Pras ya? Tapi, gak aneh sih! Pras kan suka banget bikin gara-gara! " ucap Karina ikut menimpali perkataan Naina. "Serem banget adik kamu itu! Galak dan judes banget! " sahut Juan dengan bergidik ngeri. "He.... He... He... Maklum lah jiwa muda! Gampang banget emosian! " jawab Naina dengan tersenyum kikuk. Naina melirik ke arah Dewa membawa Nadin dengan sangat gelisah. "Gak usah gelisah gitu! Dewa gak bakalan ngapa-ngapain Nadin! Dewa bukan orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! " hibur Tian yang mengerti kekhawatiran Naina. "Aku bukan

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   106. Canda berselimut hinaan...

    "Jes, mendingan elo minta maaf gih sama Naina daripada Bu Inggrid datang kesini! Emang elo mau Bu Inggrid memarahi elo di depan orang banyak kayak gini? Atau elo mau reputasi elo sebagai anak emasnya Bu Inggrid lepas dan elo gak punya bekingan lagi? " ucap Karina dengan santai kepada Jessi yang masih saja tegak mematung. Jessi mendongakkan kepala nya mendengar ucapan Karina dengan ekspresi kaget. "Ayolah Jes, ikutin aja apa kata Karina itu! Gue gak mau Jes gara-gara kejadian ini pernikahan gue sama Niko gagal! Ayolah Jes! Ayolah! " bisik Marta dengan wajah memelas menyenggol pelan lengan Jessi. "Sialan! Awas aja loe perempuan ninja! Kalau bukan elo pemilik hotel ini, gue ogah merendahkan diri gue di hadapan elo-elo semua! Bagaimana pun gue gak rela jika Ibas milih elo! Awas aja loe, tunggu pembalasan gue! " geram Jessi dalam hatinya dengan tangan terkepal. Jessi merutuk dalam hatinya dengan wajah menunduk. Perlahan ia berjalan ke depan Naina kemudian mengangkat wajahnya agar semua

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   105. Mati kutu...

    Semua orang yang ada di aula tersebut terkejut mendengar ucapan Nadin tidak terkecuali Karina dan Sadewa yang belum mengetahui siapa sosok Naina. Marta menyenggol lengan Jessica dengan wajah pucat pasi. Ia benar-benar tidak tahu jika perempuan bercadar yang di bawa Tian adalah pemilik hotel yang mereka sewa ini. "Gimana ini Jes? Gue gak mau di penjara! Bisa-bisa gue gak jadi nikah sama Niko tahun ini kalau gue masuk penjara juga! Mana mau Niko punya istri yang mantan narapidana! " bisik Marta di telinga Jessi sehingga membuat Jessi mendengus semakin kesal. "Gak usah kenapa sih elo Ta! Lagian bukan cuma elo doang yang gak mau masuk penjara, gue juga gak mau! Bisa jatuh reputasi gue kalau gue tercatat sebagai mantan narapidana seperti yang elo bilang! " jawab Jessi juga dengan berbisik. "Gimana? Masih mau melaporkan gue ke polisi? " tantang Nadin dengan tersenyum mengejek. "Ada apa ini ribut-ribut! " ucap seorang laki-laki yang baru saja datang. "Sayang, kamu udah nelpon nya? Gak

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   104. Ulat bulu

    Tian yang kaget langsung mendorong perempuan itu hingga ia terjatuh di lantai. "Elo apa-apaan sih Jes main gandeng aja! Loe gak tau apa kalau Bastian udah ada yang punya! Lagian ngapain sih elo ngaku-ngaku kangen segala! " cerocos Karina dengan wajah tidak suka melihat Jessica agresif seperti itu dengan Tian. Naina hanya melihat pemandangan di depannya dengan raut muka biasa saja. Beberapa orang berbisik-bisik melihat perlakuan kasar Tian kepada perempuan bernama Jessica itu. "Eh Tian, elu apain teman gue sampai jatuh gitu? Elo gak papa Jes? " ucap seorang wanita yang datang menolong si Jessi dan memarahi Tian. "Elo juga Marta! Kalau elo gak tahu bagaimana kejadiannya gak usah ikutan ngomong! Sekarang gue tanya sama elo Jes, apa maksud elo bilang kangen segala dengan Tian hah! " sahut Karina sambil berkacak pinggang di depan mereka berdua. "Apa-apaan sih elo Karin, emang gak boleh gue kangen sama cinta pertama gue? Lagian kan Ibas belum milik siapa-siapa, jadi sah-sah saja dong

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   103. Reunian.

    Acara reuni kampus Dharmawangsa di gelar di sebuah gedung hotel Prameswari yang merupakan salah satu hotel milik Naina. Naina tahu jika salah satu hotelnya di sewa untuk sebuah acara tetapi ia tidak tahu jika itu acara reuni yang akan ia hadiri bersama Tian. Selama perjalanan tak henti-hentinya Tian melirik ke arah Naina sehingga membuat Naina tersipu malu. "Ngenes banget nasib gue hanya di jadikan obat nyamuk! " sindir Nadin dari bangku belakang. Tian pura-pura tidak mendengar sindiran Nadin untuk nya itu. Ia fokus menyetir mobil sambil sesekali melirik Naina yang duduk di sebelahnya. Naina agak terkejut ketika mobil yang di kendarai Tian memasuki halaman parkir hotel miliknya. Tapi ia hanya diam saja, mungkin saja Tian ada urusan dulu di hotel miliknya ini. Ketika mobil berhenti Naina tidak kuasa untuk tidak bertanya langsung kepada Tian. "Kenapa kita kesini? Kenapa gak langsung aja ketempat acaranya? " tanya Naina memicingkan matanya melihat banyaknya mobil yang berdatangan.

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   102. Pergi reuni...

    Tian tergelak kencang mendengar ucapan Nadin yang berkata demikian. Naina hanya tersenyum kecil melihat interaksi mereka terlihat dari matanya yang tampak menyipit. "Dah yuk Kak kita pulang! Malas lama-lama dekat orang gaje kayak gitu! " ajak Nadin mendengus kesal sambil mengamit tangan Naina. "Jangan lupa dandan yang cantik ya biar nanti laku dan gak jomblo lagi! Jam 7 aku jemput! " teriak Tian sambil meledek Nadin. "Aku gak jomblo! Aku single! Jomblo kok teriak jomblo! " jawab Nadin balik sambil ikutan berteriak. "Astaga ini anak! Makin di ladenin makin jadi mereka berdua! Sejak kapan mereka jadi akrab begini ya? " gumam Naina dengan tepuk jidat melihat kelakuan Nadin dan Tian. "Bisa tambah kacau kalau Ida ikut gabung sama mereka berdua! Tambah saling meledek dengan tingkah ajaib Ida yang selalu ada aja yang di jadikan bahan ledekan! " tambah Naina bergumam pelan. "Kakak ngomong apa tadi? " tanya Nadin menoleh ke arah Naina. "Gak ngomong apa-apa kok! Kamu salah dengar kali!

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   101. Keadilan untuk Diana

    Semenjak duo Yola dan Miska di tangkap dini hari kemarin, lapas wanita makin di jaga dan di awasi dengan ketat. Setiap pelaksanaan kegiatan narapidana selalu di awasi oleh penjaga minimal dua sampai tiga orang. Ruang penyimpanan bahan makanan pun di jaga dan awasi oleh sipir langsung, para tahanan tidak di perbolehkan keluar dari ruang sel kamarnya dan di kunci dari luar oleh sipir penjara. Pihak penyidik menginterogasi mereka berdua di tempat terpisah dengan menanyakan keterlibatan mereka dalam kematian Diana. Awalnya mereka berdua membantah, tetapi setelah di perlihatkan bukti catatan terakhir milik Diana mereka hanya diam. Tidak mengiyakan dan tidak membantah. Bripka Fahrul menginterogasi mereka dengan menjebak mereka pertanyaan yang tidak dalam konteks penyelidikan. Hal itu berhasil dan membuat Yola keceplosan bicara. Dengan kepiawaian Bripka Fahrul menginterogasi mereka, akhirnya mereka berdua mengaku dan saling menyalahkan satu sama lainnya jika mereka kebablasan memberikan Di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status