Home / Rumah Tangga / Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua / Bab 9 : Keluarga Dzaki memaksa pindah ke rumah Naina

Share

Bab 9 : Keluarga Dzaki memaksa pindah ke rumah Naina

Author: Nur hikmah
last update Last Updated: 2022-03-28 20:16:55

Dzaki yang uring-uringan, menunggu di kursi tunggu bandara dengan kesal. Naina keluar dari mobil dengan santai memasuki bandara dengan membawa ransel di punggungnya.

Ia melirik sinis ketika melihat Dzaki duduk di ruang tunggu dengan wajah yang berlipat-lipat. Ia dengan santainya duduk di sebelah Dzaki sehingga membuat Dzaki melonjak kaget melihat ada yang duduk di sebelah nya dengan tiba-tiba.

"Tidak usah kaget begitu! " ucap Naina dengan dingin sambil mengutak-atik ponselnya.

Dzaki mengurut dada nya karena lega, ternyata yang duduk di sebelahnya adalah Naina istrinya.

Ia pun menampilkan senyum palsunya dan bersikap manis kepada Naina.

"Jelas aja aku kaget sayang? Aku kira tadi orang lain yang duduk di sebelah ku! " jawab Dzaki dengan lembut sambil tersenyum.

Ia kemudian kembali duduk di samping Naina. Dan tak lama kemudian, datang lah seorang pria yang langsung berdiri di hadapan Naina.

"Permisi Nona, ini tiket Anda dan saya sudah melakukan cek in. " ucap pria itu dengan sopan sambil menyerahkan tiket pesawat ke tangan Naina.

"Hhmmm " ucap Naina hanya berdehem sambil mengambil tiket tersebut dan memberikan nya kepada Dzaki.

"Pegang tiketnya dan jangan sampai hilang! " ucap Naina dingin kepada Dzaki.

Dzaki mengambil tiket tersebut di tangan Naina dengan mengerutu pasrah. Sedangkan Naina cuek saja sambil memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, pemberitahuan keberangkatan pun terdengar dan mereka berdua langsung berdiri menuju pintu keberangkatan.

Setibanya di pintu masuk, pramugari pesawat meminta untuk menunjukkan tiket mereka dan Dzaki memberikan nya. Pramugari tersebut mengantar mereka menuju kursi yang akan mereka duduki di kelas ekonomi.

"Ini beneran sayang kursi kita? Kelas ekomoni? " tanya Dzaki dengan terkejut.

"Iya, kenapa? Ada yang salah? " ucap Naina dingin dengan menatap tajam Dzaki.

Melihat tatapan tajam Naina dan dengan sikap dinginnya, membuat nyali Dzaki menciut dan menerima semuanya dengan terpaksa.

"Silahkan duduk dengan nyaman Tuan dan Nyonya! Jangan lupa ponselnya di matikan karena pesawat sebentar lagi lepas landas. " ucap pramugari dengan sopan.

Naina mengangguk pelan, sedangkan Dzaki masih dengan muka masam nya karena masih kesal duduk di kelas ekonomi. Padahal tadi dia sudah berandai-andai akan duduk di kelas VIP atau kelas bisnis yang selalu di sediakan makanan dan di layani pramugari.

Naina tidak peduli dengan kekesalan Dzaki, ia pun memejamkan matanya untuk tidur karena ia sedikit lelah dan pesawat pun sudah berada di awan.

Akhirnya pesawat mendarat di bandara dengan selamat. Naina membentangkan tangannya dengan tersenyum senang di balik cadar nya ketika keluar dari pesawat, sedangkan Dzaki masih dengan wajah masam nya.

Mereka di antar oleh pemandu wisata yang sudah Naina booking selama mereka di Lombok ke hotel untuk melepaskan lelah.

Sesampainya di hotel, Naina sudah di sambut manager hotel tersebut dengan ramah sambil memberikan kunci kamar kepada Naina.

"Kau ikut duluan dengan petugas hotel itu! Aku ada urusan sebentar. " ucap Naina ketika Dzaki sudah di dekatnya.

"Tidak usah banyak protes! Ikuti saja dia kalau kau masih ingin beristirahat di hotel ini! " ucao Naina lagi dengan dingin ketika Dzaki hendak membuka mulutnya untuk berbicara.

Naina segera pergi meninggalkan Dzaki dan Dzaki mengikuti pelayan hotel masuk ke dalam lift dengan mengerutu di dalam hati. Pelayan hotel mengantarkan Dzaki ke lantai 5 sesuai dengan pesanan Naina. Ketika hendak membuka pintu kamar hotel, Dzaki mendapat panggilan telepon dari ibunya.

[Ada apa sih Ma? Baru juga sampai hotel di teleponin melulu]

[Dasar anak kurang ajar! Beraninya kamu marahin mama yang sudah capek-capek melahirkan mu ke dunia ini! Bukannya balas budi malah marah-marah sama Mama! ]

[Ya ampun Ma, sensi amat jadi orang. ]

[Ki, bilangin sama Naina kalau Mama dan Diana mau pindah ke rumahnya yang mewah itu! ]

[Astaga Mama! Sabar kenapa sih tunggu kami pulang dari bulan madu dulu.. Sekarang kan Mama tau sendiri kalau Naina yang sekarang ini berbeda dengan Naina yang dulu, yang selalu menempel kayak perangko sama aku. Jangankan mau nempel, liat muka aku aja dia gak mau sekarang ini.]

[Pokoknya Mama gak mau tau ya Ki, Mama sama Diana mau pindah ke rumah mewah itu! Kalau perlu sekarang juga. ]

[Ma, tolong dong sabar sampai kami pulang! Dzaki gak mau hubungan kami menjadi dingin karena permintaan Mama. ]

[Itu urusan kamu yang harus mengambil hati Naina seperti dulu.. Mama gak mau tau pokoknya Mama mau pindah ke rumah itu. ]

[Astaga Mama... Tut... Tut... Tut... ]

"Aaaakkhhhh......Sial.. Sial.. Sial... Gimana mau bujuk Naina coba, kalau Naina tiba-tiba berubah banget, gak kayak dulu lagi! Sial.. Sial.. Sial banget gue!! " umpat Dzaki sambil meninju tembok dinding kamar hotel.

"Lihat saja Naina, akan aku pastikan kamu kembali mengemis cintaku! " batin Dzaki dengan seringai liciknya..

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Bersambung...

Related chapters

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 10 : Rencana kotor Dzaki

    Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Dzaki meninju dinding melampiaskan kekesalannya kepada sang ibu yang selalu memaksakan kehendaknya tanpa peduli dengan keadaan dirinya. Dzaki membuka pintu kamar dengan wajah kesal dan dia terbelalak kaget melihat kamar yang akan ia tempati. "Apa-apaan ini! Kenapa aku ada di kamar jelek begini? Gak ada AC, gak ada televisi, apalagi kulkas! Ini lagi, kasur nya cuma kasur single. Aaakkhhh... Sialan... Brengsek.. Kurang ajar kau Naina! Berani nya kau membuat aku seperti ini? Kau belum tahu siapa Dzaki yang sebenarnya! Awas kau! Akan aku buat kau menyesal karena sudah mempermainkan aku! " teriak Dzaki dengan marah sambil melempar semua yang ada di kamar tersebut. Sedangkan Naina sedang tertawa melihat reaksi Dzaki di kamarnya melalui rekaman CCTV yang ada di kamar khusus untuk pemilik hotel ini. Yah, memang benar kalau Naina lah pemilik hotel ini yang sebenarnya. Hotel ini adalah salah satu aset tersembunyi yang

    Last Updated : 2022-03-29
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 11 : Senjata makan tuan

    Dzaki yang sedang duduk di belakang Naina, tertawa pelan di balik buku menu ketika ia melihat Naina meminum minuman yang sudah ia beri obat pencahar. "Ha... Ha... Ha... Rasain istri durhaka! Untung saja obat itu selalu ada di dalam kantong ku. Jadi aku bisa kasih pelajaran sama istri kurang ajar seperti itu biar dia tidak bisa berbuat macam-macam kepada suaminya sendiri. Di pesawat di kasih duduk di kelas ekonomi, di hotel juga di kasih kamar jelek kayak kos-kosan. Udah gitu di tinggalin lagi gak di kasih makan. Rasain lah kau istri ku sayang! " ucap Dzaki sambil cekikikan sendiri dengan pelan. Cukup lama ia menunggu reaksi dari minuman yang Naina minum tadi, sehingga membuat Dzaki celingak celinguk mengintip dari balik buku menu hanya untuk memastikan jika obat yang ia berikan bekerja dengan baik. Tiba-tiba saja seorang pelayan mendatangi mejanya dengan membawa berbagai makanan dan minuman. "Permisi tuan! Ini jamuan gratis di restoran kami ini untuk tuan! Setiap ada yang datang da

    Last Updated : 2022-03-31
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 12 : Bertemu Sania

    Naina sedang tertawa terpingkal pingkal melihat layar CCTV di laptopnya. Ia memegang perutnya yang kram karena kebanyakan tertawa melihat Dzaki yang di pukuli pengunjung hotel karena kentut di dalam lift. "Rasakan lah obat mu sendiri suamiku! Beraninya kau bermain-main dengan ku. Aku bukan Naina yang dulu lagi, sekali kau mengusik ku, dua kali kau aku balas! " ucap Naina dengan ekspresi yang menakutkan untuk di lihat. Sedari ia keluar dari mobil, Naina sudah melihat Dzaki dari jauh, tapi ia pura-pura tidak melihat karena ia sengaja membiarkan Dzaki mengikutinya. Ia ingin melihat, sejauh mana tindakan yang akan dilakukan Dzaki kepadanya. Karena ia yakin kalau suaminya itu pasti dendam kepadanya karena sudah memberikannya kamar kelas rendah. Naina juga tau jika Dzaki diam-diam menaruh obat pencahar di dalam minumannya karena sang pelayan sudah memberitahukan nya ketika ia mengantar pesanan Naina. Pelayan tersebut juga lah yang mengantarkan makan

    Last Updated : 2022-03-31
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 13 : Kembali dari honeymoon

    "Hei! Apa kau tidak punya mata! Lihat sepatuku! Kau membuat air kotor itu merusak sepatu ku! " hardik wanita itu tanpa melepaskan kacamata nya. "Ma-maaf No.... " ucap cleaning servis itu ketakutan tapi langsung di potong Naina. "Jangan meminta maaf karena itu bukan kesalahan mu! Hei kau! Apa kau yang tidak punya mata! Tidak bisa kah kau masuk ke dalam lift ini pelan-pelan. Kau masuk dengan menyenggol ku sehingga wanita ini juga ikut kesenggol. Apa kau mau aku colok mata mu itu biar tidak bisa melihat sama sekali? " bentak Naina dengan keras dan tajam di balik cadar nya. "Ke-kenapa kau yang marah-marah! " jawab wanita itu gemeteran mendengar bentakan Naina sehingga ia melepaskan kacamata nya. "Karena aku pemilik hotel ini! Tidak akan aku biarkan karyawan ku di bentak oleh pengunjung kurang ajar seperti mu! Karena ia tidak bersalah sama sekali! Apa kau mau aku menyerahkan rekaman CCTV-nya kepada pihak yang berwajib agar tau melihat siapa yang sa

    Last Updated : 2022-04-02
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 14 : Menemui Pak Herman dan keponakan nya

    "Sayang.. Kamu masih ingatkan dengan sepupu aku Sania, dia di sini juga loh sayang liburan. Biasanya kan kalian dulu selalu pergi bersama, kenapa kita gak liburan sama-sama dulu sayang.. Masa baru dua hari langsung pulang. " ucap Dzaki merengek seperti anak kecil. Naina yang tidak menanggapi omongan Dzaki pun meminum minumannya dengan santai sampai habis. Ia lalu berdiri dan berjalan ke luar lobi sambil berkata. "Kalau kau masih mau di sini silahkan. Aku akan pulang sekarang juga dan silahkan kau pulang sendiri dengan ongkos sendiri. " ucap Naina dengan lantangnya sambil terus berjalan keluar. Mendengar ucapan Naina yang tidak main-main, Dzaki langsung ikutan sambil berlari karena tidak mau di tinggal karena ia tidak punya sepeser pun uang untuk beli tiket sendiri. Sania yang di tinggal sendiri langsung melengos kesal karena Dzaki lebih menuruti ucapan Naina dari pada liburan bersama nya di sini. Akhirnya, Naina dan Dzaki pun pulang

    Last Updated : 2022-04-03
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 15 : Dzaki dan keluarganya tinggal di rumah Naina

    Naina yang bengong mendengar ucapan keponakan Pak Herman, langsung buru-buru pamit tanpa menoleh kebelakang. Ia baru bernafas dengan lega setelah keluar dari firma hukum tersebut. "Apa-apaan sih pria itu, ketika melihat ku tatapan matanya seperti ingin menguliti ku saja! Benar-benar menyebalkan! " gerutu Naina sepanjang jalan pulang. Mobil yang dikendarai Naina memasuki gerbang rumahnya. Ketika hendak menutup pintu mobil, ia terkejut melihat suaminya berdiri dengan sebuah koper di samping nya. Tidak hanya suaminya, tetapi ibu mertuanya dan adik ipar nya juga membawa koper masing-masing di samping mereka berdiri. "Ada apa ini! Kenapa kalian semua di sini sambil membawa koper? " tanya Naina dingin dengan keras dan sorotan tajam. "A-aduh Nai-naina sayang, Dzaki kan harus tinggal di sini? Masa suami istri tinggal terpisah! " jawab ibu Dzaki dengan gugup. "Iya sayang, kita kan sudah menikah! Masa tinggal terpisah! " ucap Dzaki ikut bicar

    Last Updated : 2022-04-05
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 16 : Nadin memergoki Dzaki dan Sania

    "Aaarrggghh.... Sial banget si Naina! Masa pisah kamar! Percuma sudah suami istri, tapi tidur terpisah. Gimana mau ambil perhatian nya coba. Uugghhh.. Sial... Sial! " ucap Dzaki sambil memukuli tempat tidur. Di lantai bawah Nyonya Rina ngomel-ngomel di dalam kamar yang mereka tempati. "Kurang ajar banget si Naina, emangnya kita ini pembantu apa? Dikasih kamar yang kecil begini! Ga ada AC, TV yang gede, cuma kipas angin modelan gini doang! Mana kalau mau apa-apa harus sendiri lagi! " gerutu Nyonya Rina sambil beresin pakaian nya. "Udah Ma, terima aja dulu apa yang di katakan Naina, toh kalau dia pergi, kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Tapi kita pura-pura aja lakukan yang ia katakan kalau dia ada di rumah. " sahut Diana dengan tersenyum devil. Mendengar ucapan putrinya, Nyonya Rina menjadi semangat dan mereka berdua mulai merencanakan rencana mereka untuk bersenang-senang di rumah besar ini. "Diana... Diana... Percuma saj

    Last Updated : 2022-04-08
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   Bab 17 : Naina di begal preman

    "Na-nadin.... " ucap Dzaki dengan wajah terkejut. "Kenapa Kak? Kaget aku memergoki kakak selingkuh? " jawab Nadin dengan senyum mengejek. "Apa maksud kamu? A-aku tidak selingkuh! Kamu salah paham Nadin? Kakak lagi nemenin sepupu kakak belanja. Namanya Sania, kakak kamu kenal kok dengan Sania. " ucap Dzaki gugup tapi masih berusaha membantah. "Aku bukan anak bodoh yang bisa di tipu, dan aku bukan kakakku yang gampang percaya. Cuih... Mana ada sepupu jalan berangkulan, pegangan tangan sambil cium pipi. " ucap Nadin mencibir Dzaki. "Lihat saja Kak! Kalau sampai kakak menyakiti hati kakak ku, aku akan membalas nya berkali-kali lipat. Ingat itu!! " ancam Nadin dengan menunjuk tubuh Dzaki. Setelah mengatakan ancaman nya, Nadin pun pergi sambil membawa belanjaannya dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa. "Sialan!! Apes banget!! Kenapa sampai ketemu dengan Nadin? Bisa gawat kalau ia mengadu pada kakaknya itu. Sial... Sial... "

    Last Updated : 2022-04-11

Latest chapter

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   109. Galau mau jadi kakak

    Tian mendengus kesal mendengar teriakan Nadin dari atas balkon rumah Naina. Naina yang malu langsung cepat-cepat memasuki rumahnya tanpa berpamitan lagi pada Tian. "Dasar calon adik ipar durhalim! Kalau bukan adiknya pujaan hati sudah aku tenggelam kan di selokan depan rumah! " gerutu Tian sembari masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan orang yang di sebutkan tadi tertawa cekikikan di dalam kamar nya karena dugaan nya pasti Tian sedang mengumpat nya karena kesal. "Seru juga ngerjain tuh bujang lapuk! Ternyata pesona janda cantik kayak kakak ku memang sangat hebat! Apalagi jandanya janda yang masih bersegel, pasti klepek-klepek tuh bujang lapuk karena mendapatkan doorprize tidak disangka sangka! Hihihihi... " gumam Nadin sambil tertawa cekikikan. "Gimana nya ekspresi Bang Tian saat tau Kak Naina masih bersegel? Pasti lucu lihat wajah shock nya itu! Jadi gak sabar lihat mereka nikah! Pasti tuh bujang lapuk cengengesan kayak orang gila karena baru mendapatkan durian runtuh! Hahahaha... "

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   108. Kekerasan Pada Adik Ipar (KPAI)

    "Kalau kamu kriteria cowok idaman mu seperti apa? " tanya Dewa balik ke pada Nadin. "Hemmm apa ya... Setia kali ya? Penyayang, loyal dan gak main tangan jika sedang marahan sama istrinya jika sudah menikah nanti! " jawab Nadin dengan senyum-senyum sendiri membayangkan semua itu. "Oh ya masuk kak yuk kedalam! Aku lapar nih! Marah-marah tadi bikin perut aku lapar lagi! " ajak Nadin sambil mengelus perutnya yang memang mulai keroncongan. "Gak usah ke dalam! Di depan sana ada warung tenda nasi uduk, enak banget pokoknya! Itu kalau kalau kamu mau makan di tempat seperti itu? " ucap Dewa dengan agak sanksi mengajak Nadin makan di tempat favorit nya jika di daerah ini. "Wah, beneran enak Mas? Kuy lah kita ke sana! " sahut Nadin dengan sumringah. "Duh, jadi ngiler makan nasi uduk pakai nila bakar dan sambal nya yang pedes! Ayo Mas cepetan! Udah gak sabar aku! " ucap nya lagi sambil menarik tangan Dewa dan menggandeng nya berjalan ke luar hotel berjalan kaki. Dewa panas dingin di perlaku

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   107. Berbeda dari yang lain

    "Udah, udah... Gak perlu menegangkan urat hanya untuk orang yang seperti ini! Ayo kita keluar saja! Oh ya, terimakasih atas basa basi elo sama gue! " lerai Dewa ikut berdiri dan menggenggam tangan Nadin. Ia langsung membawa Nadin keluar setelah mengucapkan terimakasih kepada pasangan tersebut. "Mau kemana mereka? Kenapa Nadin marah-marah sama pasangan itu? " kata Naina dengan kening berkerut. "Iya, kenapa adik kamu marah-marah sama Pras ya? Tapi, gak aneh sih! Pras kan suka banget bikin gara-gara! " ucap Karina ikut menimpali perkataan Naina. "Serem banget adik kamu itu! Galak dan judes banget! " sahut Juan dengan bergidik ngeri. "He.... He... He... Maklum lah jiwa muda! Gampang banget emosian! " jawab Naina dengan tersenyum kikuk. Naina melirik ke arah Dewa membawa Nadin dengan sangat gelisah. "Gak usah gelisah gitu! Dewa gak bakalan ngapa-ngapain Nadin! Dewa bukan orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! " hibur Tian yang mengerti kekhawatiran Naina. "Aku bukan

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   106. Canda berselimut hinaan...

    "Jes, mendingan elo minta maaf gih sama Naina daripada Bu Inggrid datang kesini! Emang elo mau Bu Inggrid memarahi elo di depan orang banyak kayak gini? Atau elo mau reputasi elo sebagai anak emasnya Bu Inggrid lepas dan elo gak punya bekingan lagi? " ucap Karina dengan santai kepada Jessi yang masih saja tegak mematung. Jessi mendongakkan kepala nya mendengar ucapan Karina dengan ekspresi kaget. "Ayolah Jes, ikutin aja apa kata Karina itu! Gue gak mau Jes gara-gara kejadian ini pernikahan gue sama Niko gagal! Ayolah Jes! Ayolah! " bisik Marta dengan wajah memelas menyenggol pelan lengan Jessi. "Sialan! Awas aja loe perempuan ninja! Kalau bukan elo pemilik hotel ini, gue ogah merendahkan diri gue di hadapan elo-elo semua! Bagaimana pun gue gak rela jika Ibas milih elo! Awas aja loe, tunggu pembalasan gue! " geram Jessi dalam hatinya dengan tangan terkepal. Jessi merutuk dalam hatinya dengan wajah menunduk. Perlahan ia berjalan ke depan Naina kemudian mengangkat wajahnya agar semua

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   105. Mati kutu...

    Semua orang yang ada di aula tersebut terkejut mendengar ucapan Nadin tidak terkecuali Karina dan Sadewa yang belum mengetahui siapa sosok Naina. Marta menyenggol lengan Jessica dengan wajah pucat pasi. Ia benar-benar tidak tahu jika perempuan bercadar yang di bawa Tian adalah pemilik hotel yang mereka sewa ini. "Gimana ini Jes? Gue gak mau di penjara! Bisa-bisa gue gak jadi nikah sama Niko tahun ini kalau gue masuk penjara juga! Mana mau Niko punya istri yang mantan narapidana! " bisik Marta di telinga Jessi sehingga membuat Jessi mendengus semakin kesal. "Gak usah kenapa sih elo Ta! Lagian bukan cuma elo doang yang gak mau masuk penjara, gue juga gak mau! Bisa jatuh reputasi gue kalau gue tercatat sebagai mantan narapidana seperti yang elo bilang! " jawab Jessi juga dengan berbisik. "Gimana? Masih mau melaporkan gue ke polisi? " tantang Nadin dengan tersenyum mengejek. "Ada apa ini ribut-ribut! " ucap seorang laki-laki yang baru saja datang. "Sayang, kamu udah nelpon nya? Gak

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   104. Ulat bulu

    Tian yang kaget langsung mendorong perempuan itu hingga ia terjatuh di lantai. "Elo apa-apaan sih Jes main gandeng aja! Loe gak tau apa kalau Bastian udah ada yang punya! Lagian ngapain sih elo ngaku-ngaku kangen segala! " cerocos Karina dengan wajah tidak suka melihat Jessica agresif seperti itu dengan Tian. Naina hanya melihat pemandangan di depannya dengan raut muka biasa saja. Beberapa orang berbisik-bisik melihat perlakuan kasar Tian kepada perempuan bernama Jessica itu. "Eh Tian, elu apain teman gue sampai jatuh gitu? Elo gak papa Jes? " ucap seorang wanita yang datang menolong si Jessi dan memarahi Tian. "Elo juga Marta! Kalau elo gak tahu bagaimana kejadiannya gak usah ikutan ngomong! Sekarang gue tanya sama elo Jes, apa maksud elo bilang kangen segala dengan Tian hah! " sahut Karina sambil berkacak pinggang di depan mereka berdua. "Apa-apaan sih elo Karin, emang gak boleh gue kangen sama cinta pertama gue? Lagian kan Ibas belum milik siapa-siapa, jadi sah-sah saja dong

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   103. Reunian.

    Acara reuni kampus Dharmawangsa di gelar di sebuah gedung hotel Prameswari yang merupakan salah satu hotel milik Naina. Naina tahu jika salah satu hotelnya di sewa untuk sebuah acara tetapi ia tidak tahu jika itu acara reuni yang akan ia hadiri bersama Tian. Selama perjalanan tak henti-hentinya Tian melirik ke arah Naina sehingga membuat Naina tersipu malu. "Ngenes banget nasib gue hanya di jadikan obat nyamuk! " sindir Nadin dari bangku belakang. Tian pura-pura tidak mendengar sindiran Nadin untuk nya itu. Ia fokus menyetir mobil sambil sesekali melirik Naina yang duduk di sebelahnya. Naina agak terkejut ketika mobil yang di kendarai Tian memasuki halaman parkir hotel miliknya. Tapi ia hanya diam saja, mungkin saja Tian ada urusan dulu di hotel miliknya ini. Ketika mobil berhenti Naina tidak kuasa untuk tidak bertanya langsung kepada Tian. "Kenapa kita kesini? Kenapa gak langsung aja ketempat acaranya? " tanya Naina memicingkan matanya melihat banyaknya mobil yang berdatangan.

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   102. Pergi reuni...

    Tian tergelak kencang mendengar ucapan Nadin yang berkata demikian. Naina hanya tersenyum kecil melihat interaksi mereka terlihat dari matanya yang tampak menyipit. "Dah yuk Kak kita pulang! Malas lama-lama dekat orang gaje kayak gitu! " ajak Nadin mendengus kesal sambil mengamit tangan Naina. "Jangan lupa dandan yang cantik ya biar nanti laku dan gak jomblo lagi! Jam 7 aku jemput! " teriak Tian sambil meledek Nadin. "Aku gak jomblo! Aku single! Jomblo kok teriak jomblo! " jawab Nadin balik sambil ikutan berteriak. "Astaga ini anak! Makin di ladenin makin jadi mereka berdua! Sejak kapan mereka jadi akrab begini ya? " gumam Naina dengan tepuk jidat melihat kelakuan Nadin dan Tian. "Bisa tambah kacau kalau Ida ikut gabung sama mereka berdua! Tambah saling meledek dengan tingkah ajaib Ida yang selalu ada aja yang di jadikan bahan ledekan! " tambah Naina bergumam pelan. "Kakak ngomong apa tadi? " tanya Nadin menoleh ke arah Naina. "Gak ngomong apa-apa kok! Kamu salah dengar kali!

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   101. Keadilan untuk Diana

    Semenjak duo Yola dan Miska di tangkap dini hari kemarin, lapas wanita makin di jaga dan di awasi dengan ketat. Setiap pelaksanaan kegiatan narapidana selalu di awasi oleh penjaga minimal dua sampai tiga orang. Ruang penyimpanan bahan makanan pun di jaga dan awasi oleh sipir langsung, para tahanan tidak di perbolehkan keluar dari ruang sel kamarnya dan di kunci dari luar oleh sipir penjara. Pihak penyidik menginterogasi mereka berdua di tempat terpisah dengan menanyakan keterlibatan mereka dalam kematian Diana. Awalnya mereka berdua membantah, tetapi setelah di perlihatkan bukti catatan terakhir milik Diana mereka hanya diam. Tidak mengiyakan dan tidak membantah. Bripka Fahrul menginterogasi mereka dengan menjebak mereka pertanyaan yang tidak dalam konteks penyelidikan. Hal itu berhasil dan membuat Yola keceplosan bicara. Dengan kepiawaian Bripka Fahrul menginterogasi mereka, akhirnya mereka berdua mengaku dan saling menyalahkan satu sama lainnya jika mereka kebablasan memberikan Di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status