Home / Pendekar / Kesatria Agung Mikenai / Chapter 17: Sejarah Kastil Kegelapan

Share

Chapter 17: Sejarah Kastil Kegelapan

Author: Riza Hanazawa
last update Last Updated: 2021-09-27 18:00:12

   Kedua pendekar tangguh terlentang, menatap langit yang masih meneteskan curah hujan yang sudah semakin menjinak. Pemandangan sekitarnya penuh dengan reruntuhan pondasi kastil Kegelapan. Tempat kompetisi tersebut telah menjadi sebuah bangunan yang tak layak dihuni lagi. Dengan ini, dipastikan tidak ada lagi kompetisi yang harus diselesaikan. Bagaimana tidak, tempatnya saja sudah tidak tersedia.

    Wanita bersurai panjang keriting memakai daster hitam legam itu menyadari satu hal penting dari kejadian yang dia alami. Dia mempunyai ikatan batin yang sangat erat dengan anak seseorang dari kerajaan Athena itu, Elanza. Elanza mendekatinya, kemudian duduk dan memangku tubuh lemah wanita tersebut pada pahanya yang dia sila-kan.

   “Nyonya, pada akh

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 18: Pesta Meriah

    Pandromendes bertekuk lutut, nafasnya terengah-engah. Elanza duduk di sampingnya menyentuh pundak kanannya. Elanza mengukir senyum bangga membentuk paras cantik jelita kepada wanita yang telah membesarkannya. “Nyonya, aku bangga kepada anda,” puji Elanza. Pandromendes pun membalikkan badannya ke arah kanan kedua tangannya merentang lalu melingkar demi memeluk gadis belia tersebut, keduanya sama-sama membalas pelukan yang erat. Kehangatan atas rasa kekeluargaan yang mereka bangun dalam hati masing-masing membuat rona muka beberapa pemuda yang melihat mereka berdua terhayut dalam keharuan. Pandromendes mengucurkan air mata bahagia dan mengecup kening Elanza. Menurut Pandromendes Elanza bagai anak yang lahir sebagai darah dagingnya sendiri. Begitu juga dengan Elanza yang menganggap Pandromendes seorang ibu yang memberikan segenap kas

    Last Updated : 2021-09-28
  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 19: Young Knight arc: Aliansi Akademi

    Pertikaian yang melahirkan tragedi naas mengguyur sebuah negeri. Negeri yang kokoh nan indah harus mengalami bencana dari tangan manusia yang tak memiliki hati. Perlakuannya terhadap tanah pertiwi semakin menjadi-jadi. Sehingga tinggal menunggu waktunya sang Dewa memberikan hukuman untuk menghancurkan negeri ini. Sepeninggal Boy Knight dan teman-temannya melancarkan misi di negara Bornuza, Vennisios mengalami goncangan hebat. Para pasukan Athena berhasil memporak-porandakan beberapa akademi pendekar dan membunuh setiap pendekar yang melancarkan perlawanan. Banyak yang terbunuh atas penyerangan tersebut. Akademi negeri bernama Perseus dan Theseus mengalami kehancuran, beberapa murid yang belum matang juga menjadi korban, yang lemah dan men

    Last Updated : 2021-09-28
  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 20: Young Knight arc: Kuil Pemuja Titan

    Pasukan aliansi yang tersisa melanjutkan laju mereka bersama-sama menuju ke markas pangkalan militer kerajaan Athena. Akan tetapi, sebelum sampai di gerbang gedung markas militer kerajaan Athena, laju kaki mereka spontan terhenti dan memang harus terpaksa dihentikan. Banyak pasukan pemanah mengepung mereka, kini mereka bagaikan hewan buruan yang terprangkap dalam sarang hewan buas, tak ada yang bisa dilakukan selain berharap turunnya keajaiban. “Sial, kita tak punya jalan keluar,” keluh Macrones. “Satu-satunya cara adalah hadapi mereka semua,” saran Kimble. Naruma juga bersiap membidikkan senjata mematikannya.

    Last Updated : 2021-09-29
  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 21: Young Knight arc: Tendangan Pegasus

    Kisarin adalah seorang perempuan dari akademi Greimos. Meskipun akademi ini bersifat swasta, banyak murid-murid unggul yang lahir atas bimbingan para senior dan pengurusnya. Perempuan berambut pendek dengan kedua tangan dan kaki yang memakai sarung tangan dan sepatu berlapis baja menghadapi seorang mantan komandan negeri Vennisios, Himokletos. Komandan ini pernah melawan Boy Knight sebelumnya dan dipecat dari jabatannya atas kekalahan dari perampok bertopeng dengan kekuatan mengerikan. Ia dipecat karena mengalami kekalahan oleh seorang perampok lebih terhina daripada kalah oleh pasukan perang. Himokletos melancarkan serangan dengan sepenuh tenaga, Kisarin menahannya tapi karena daya serangnya tak bisa terkirakan perempuan itu terpental dan punggungnya melindas tanah sampai merusak semak belukar. Ki

    Last Updated : 2021-09-30
  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 22: Young Knight arc: Immortal Mode

    Di dalam markas militer, tempat suci yang seharusnya diperuntukkan untuk ketenangan para pemuja Titan kini menjadi medan pertempuran. Naruma dan Macrones berjuang keras melawan Saragos yang memiliki kekuatan thelisi mengendalikan air seperti Vichnight. Namun, kehendak perempuan itu menyambung kepada Dewi laut Sedna sedangkan Vichnight menyambung kepada Dewa Poseidon. Ledakan demi ledakan air membuat kedua pemuda dari akademi Herakles kuwalahan. Mereka seolah menghadapi murka sang Dewi laut bergejolak dari trisula Saragos. Ketika Naruma melacarkan serangan selalu dihalangi dengan tembakan air yang membentur lesatan anak panahnya. Macrones mencoba menyerangnya dari arah samping, tapi hal itu tetap terjangkau oleh

    Last Updated : 2021-09-30
  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 23: Young Knight Arc: Budak Kerajaan Athena

    Semuanya telah hancur lebur. Markas kokoh yang dijadikan sebagai simbol eksistensi kerajaan Athena di negara Vennisios telah runtuh. Tinggallah puing-puing pondasi bangunan suci berserakan di sekitar area tanah lapang dengan penuh rerumputan dan semak belukar. Saragos masih berdiri di tengah-tengah area reruntuhan. Ekspresinya merah terbakar, keadaan menyulut emosinya. Wanita bermahkota perak itu amat murka dengan perbuatan seseorang yang telah menghancurkan markasnya. “Kau bodoh, Gruno. Perhatikan sekitarmu bila kau sedang mengamuk!” teriaknya. Dia pantau sekitar area reruntuhan. Tampak pemandangan tidak menyenangkan tertangkap kedua indera penglihatannya. Kawan yang dia panggil dengan lantang tersebut tak berdaya ditarik pakaiannya oleh

    Last Updated : 2021-10-18
  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 24: Young Knight Arc: Pahlawan VS Perampok

    Beberapa pendekar aliansi mengerubungi Boy Knight. Menghadangnya dengan posisi melingkar. Sontak para pengikutnya mengambil posisi untuk siap menyerang, Boy Knight pun memberikan isyarat untuk tetap tenang. Ia mendekati salah satu pendekar muda. “Apa kamu tidak menyukai kehadiranku?” tanya Boy Knight. Pendekar yang didekatinya itu tiada lain adalah Naruma. “Kau pasti hadir untuk merampok kampung ini, ‘kan? Dan juga kehadiranmu membawa mala petaka bagi para tentara negara Vennisios,” ucap Naruma. "Kau membuat mereka dipecat dari pekerjaan sebagai pasukan negara karena kalah darimu lalu mereka membelot kepada kerajaan Athena," lanjutnya dengan tegas. Boy Knight mengangguk sesaat kemudian menggeleng, sikap anehnya mengundang keheranan bagi siapapun yang melihat. Boy Knight memutar badannya, melayangkan pan

    Last Updated : 2021-10-28
  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 25 : Kehancuran Akropolis

    Angin tenang sepoi-sepoi berhembus menggetarkan hati dan menghangatkan diri. Senja yang terang berporos dari sinar di ufuk barat membawa kehangatan sebelum datang kedinginan dalam suasana gelap gulita malam. Para anak-anak dan lalu lalang penduduk di sebuah akropolis begitu padat. Ada yang menutup toko, ada yang memulai membuka toko. Rotasi setiap kehidupan masyarakat berputar sesuai perannya masing-masing. Salah satu anak tiba-tiba menggigil meski tersengat sinar matahari. Beberapa teman-temannya pun memberikannya syal disertai perasaan terheran-heran. “Tapi aku masih kedinginan, hacciuh ...!” keluh anak tersebut, sampai menyemburkan ingus dari hidungnya. “Kau begitu aneh, lebih

    Last Updated : 2021-11-05

Latest chapter

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 43: Dilema seorang Prajurit

    Rombongan Boy Knight pergi meninggalkan singgahannya di kampung para Gigant. Mereka menuju ke suatu tempat agar bisa mendapatkan singgahan berikutnya. Boy knight memiliki kebiasaan untuk melawan para pasukan kerajaan yang sedang mengintimidasi suatu pemukiman. Sehingga bila ia dapat melakukannya, ia bisa meraih alih kekuasaan atas kampung tersebut. Entah tujuan seperti apa sebenarnya melakukan hal semacam itu. Kali ini ia menuju ke suatu daerah pemukiman yang konon katanya diintimidasi oleh para pasukan kerajaan. Mereka hadir hanya meminta-minta dan menjamin keamanan. Segala bentuk pembayaran pajak masuk ke kantong mereka sendiri. Beginilah suatu budaya mafia tanah dijalankan oknum aparat negara. Salah satu pasukan berkuda kerajaan menuju pemukiman tersebut. Mereka di

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 42: Kemunculan sang Legenda

    Hembusan angin mengibarkan dedaunan dan pepohonan rindang di dalam hutan belantara. Seseorang pria setengah baya berbaju tempur memasuki kawasan pepohonan lebat, membawakan aura yang hebat. Hewan-hewan liar menjadi jinak di hadapannya. Ia duduk bersandar pada satu pohon ek rindang, dedaunannya menutupi sinar sang surya di siang hari menyengat. Di tengah nyamannya beristirahat, ia kedatangan seseorang. Membawa senjata tajam yang dihunuskan padanya. Tetapi ia tidak merasakan adanya ancaman sedikitpun meski tajamnya pedang hanya berjarak satu senti dari lehernya. Justru orang yang mengancam tersebut merasa kuwalahan."Kau nampaknya masih mengingat kata-kataku. Aku tidak akan bergeming jika tidak merasakan adanya ancaman," ucap pria tersebut.

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 41: Jebakan Singa Nemean

    Rigol berjalan dengan napas terengah-engah sambil menggendong Rinara. Langkah kakinya terdengar oleh sekelompok pasukan negara yang sedang berpatroli di tempat evakuasi dari peristiwa kehancuran Akropolis. Satu petugas menancegahnya dengan menodongkan senjata. "Siapa kau? Kenapa kau bisa membawa anak kecil ini?." Rigol menjelaskan bahwa ia menemukan anak kecil ini sedang terluka di tengah hutan dan berniat mengembalikannya kepada orang tuanya. Rigol juga menjelaskan bahwa Rinara adalah seorang anak yang terdampak dari peristiwa kehancuran Akropolis. "Kaupikir aku percaya ceritamu, aku bisa melihat bahwa kau adalah seorang bandit. Tidak mungkin kau mau menyelamatkan anak ini, kau pasti ingin memperalatnya 'kan?" hardik sang petugas.

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 40: Hukuman Itamos

    Pertumpahan darah telah berakhir. Para petugas medis berlarian ke sana ke mari memberikan pertolongan kepada para pejuang yang terluka. Diperkirakan tiada yang terenggut nyawanya, jika seandainya ada mereka dianggap meninggal secara terhormat. Dikala Boy Knight melawan Itamos, mereka membuat pernyataan peperangan dengan tanpa saling membunuh. Bahkan sewaktu Itamos melakukan pemberontakan, mereka tiada niat membunuh kecuali jika harus membunuh. Boy Knight mempercayainya, tetapi bagi Boy Knight pribadi sudah menjadi janjinya bahwa ia tidak akan pernah merenggut nyawa meski kebiasaannya merampok harta orang lain. Ia tidak memaksakan prinsip kepada para anggotanya, tetapi senantiasa mengingatkan sebelum bertindak. Itamos terlentang lemas, ia bangkit per

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 39: Itamos dan Para Pemberontak

    Seorang ibu menggendong anak laki-lakinya yang berusia sekitar 6 tahun. Dia meletakkannya di pada rumput luas tengah hutan lebat. Mata sang ibu berkaca-kaca, tak kuasa menahan bendungan air mata hingga meneteslah beberapa butir air mata lembut membahasi pipinya. Namun, sang ibu menggeleng ketika anak laki-laki menatap mukanya malahan dia pasang senyum palsu lebar-lebar. "Itamos, ibu pergi dulu. Ibu akan kembali kok. Jika ada orang yang menemukanmu di sini sebelum ibu kembali, ikuti saja orang itu. Tidak perlu khawatirkan ibu, ibu pasti menyusulmu," ucap sang ibu.Anak itu menarik pakaian sang ibu ketika ibu tersebut berbalik arah. Perasaan sang ibu kini semakin mengguncang. "Tapi, aku hanya ingin bersama ibu. Jangan tinggalkan aku!" Ucapan polos dari anak yang

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 38: Tuan yang Sebenarnya

    Pertempuran di kampung Gigant belum kunjung usai. Namun, banyak para pasukan jatuh bergelimpangan karena kehabisan tenaga. Untungnya mereka tidak ada yang berniat membunuh, bisa dipastikan tidak ada korban yang sampai kehilangan jiwa. Hanya mendapatkan luka-luka dan pingsan.Duel pertarungan raksasa wanita Saras melawan Dombros semakin memanas. Mereka sama-sama unjuk kekuatan sejati, sampai mengangkat bebatuan sekitar mereka untuk dijadikan sebagai senjata yang membenturkan lawan mereka. Dombros melakukan serangan, dan setiap dia melancarkan pukulan ada bebatuan melayang yang mengikuti irama serangannya. Saras menangkis serangannya, sampai bebatuan yang ditangkisnya membentur dan melukai orang lain. Saras yang melihat hal ini mencoba membuat perhitungan, dia merentangkan tangan kanan untuk memberikan isyarat berhenti.

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 37: Berjuang Sampai Akhir

    Saxomenes bersembunyi di bawah pohon besar yang amat rindang. Di luar sana banyak kepala naga ganas meraung-raung mencari keberadaannya untuk dijadikan santapan makan malam. Saxomenes mendengarkan hembusan napas mereka semakin mendekat, tetapi ia tidak berpikir ini adalah akhir dari hidupnya. Ia rentangkan kedua tangan seraya menggenggam. Mulai mengingat kata-kata yang dilontarkan kepadanya dikala menemui kegagalan.Jika kau keras kepala, kekuatanmu akan selalu terhambat untuk meningkatJangan terburu-buruNapas Saxomenes berhembus lebih tenang. Kedua tangannya mampu menyalakan energi listrik akan kekuatan petir. Di hadapannya terlihat kepala naga buas meraung yang bersiap menerkam. Saxomenes lancarkan pukulan hebat hingga kep

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 36: Vichnight VS Kooria

    Kooria menghantam Vichnight dengan tangan yang dilapisi sarung tangan es. Vichnight menangkis dengan tongkatnya. Kooria menyerangnya bertubi-tubi sampai Vichnight terpojok, hingga satu lancaran pukulan Kooria mampu menjatuhkannya. "Hahaha … permainan ini menyenangkan," ucap Kooria. Kooria lanjut memukul Vichnight, ia melompat dan tangannya menukik. Pukulan Kooria mampu menghantam telak Vichnight sampai tanahnya pun retak. "Vrochi,(Hujan)" ucap Vichninght. Tubuh Vichnight berubah mencair menjadi air. Hujan tenang pun turun perlahan-lahan. Kooria berteriak, "Pagomenos!

  • Kesatria Agung Mikenai   Chapter 35: Pertempuran di Kampung Para Raksasa

    Di pedalaman hutan lebat, terpahat pondasi gapura yang sangat megah terbuat dari batu. Itu adalah gerbang kampung bangsa Gigant, mereka tinggal di balik gapura tersebut. Rombongan Boy Knight dan lainnya berjalan pelan serta bersiaga bilamana ada seragan dadakan dari penduduk kampung tersebut. "Ini pertama kalinya aku ke kampung ini," ucap sang komandan, "terasa melintasi perbatasan dunia nyata dan dongeng." "Itu karena kau tidak pernah mau menerima eksistensi kami sebagai rakyat Vennisios," tegas Timos. Ucapannya mengandung gejolak emosional yang terasa mendidih kepada seorang aparat kerajaan. "Maafkan aku, selama ini aku belum menjangkau seluruh kota di negara Vennisios ini," ucap Sang komandan tertunduk.

DMCA.com Protection Status