Share

39. Cinta Mengalir

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 18:28:40

‘Nanti siang aku jemput, Ya … bantuin beli baju buat kondangan.’

Pesan dari Radit datang pagi hari saat Nirmala pagi itu.  Nirmala hanya menengok sejenak room chatnya tapi belum ingin membalas.  Sudah dua hari mereka belum bertemu hanya saling mengirim pesan atau  menelpon di malam hari itupun kalau Radit ataupun Nirmala sama-sama tidak sibuk.

Meski hanya kalimat sapaan Nirmala rutin mengirim pesan pada Radit, berkaca pada kejadian dengan Bisma dulu yang merasa tidak diperhatikan lebih memilih bersama orang lain.

Hubungannya dengan Radit memang berjalan mengalir seperti air, meski Radit sudah sering melamarnya tapi Nirmala juga belum memberikan jawaban yang pasti, dan sepertinya Radit juga sangat mengerti akan hal itu.

Dia memang tertarik dengan Radit dan selalu nyaman bila berada di dekatnya tapi untuk cinta? Nirmala belum yakin hubungan mereka masih terbilang baru untuk itu. Dan Nirmala saat ini belum berani berharap lebih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   40. Bara

    “Ada apa, Yang?” Radit segera meminggirkan mobilnya, Nirmala yang semula tersenyum tiba-tiba berubah menjadi tegang dan pucat setelah melihat pesan di ponselnya. “Nirmala hei kenapa kamu? baik-baik saja, Kan?” Nirmala hanya menggeleng lemah, mungkinkah Radit sedang memiliki hubungan dengan orang lain dan orang itu mengirim pesan pada Nirmala, dia kembali menggeleng tak mungkin Radit bohong padanya, ibu laki-laki itu juga mengetahui hubungan mereka dan beliau tidak masalah dengan hubungan itu, malah beliau terlihat sangat senang kalau Nirmala datang berkunjung. Ataukah orang salah kirim, berlebihan sekali memang kalau dia sudah ketakutan saat belum jelas apa yang terjadi. “Aku nggak papa cuma capek saja.” Nirmala tersenyum kecil pada Radit yang masih memandangnya dengan menyelidik. “Kita memang baru kenal, Yang, tapi aku tahu kamu bukan tipe orang yang pandai berbohong.” Nirmala memandang Radit tajam laki-laki ini adalah ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   41. Nikahan Mantan

    Nirmala memperhatikan wajah Radit yang tenang, “Serius kamu menghadiri acara mantanmu, lalu aku?”“Memang kamu kenapa? Kan kamu Pacar aku sekarang wajarkan kalau temani aku ke sana nggak mungkin aku minta temani mantanku yang lain.”“Ya bukan ditemani mantan kamu yang lain juga maksudku kamu kan bisa pergi sama mamamu.”Hah Radit menatap Nirmala seolah wanita itu mahluk astral yang tidak menginjak tanah. “Kok mama memangnya aku anak TK yang kemana-mana ditemani mama,” Radit melirik Nirmala dengan sebal, yang dilirik hanya tersenyum geli, benar juga dia ingat waktu masih kecil sering diantar ibunya untuk menghadiri ulang tahun teman.Radit makin sebal saat Nirmala malah tertawa mengikik kayak kuntilanak, eh ... tapi kuntilanak apa ada yang secantik pacarnya ini, aish kenapa jadi mikirin yang nggak penting. Otaknya memang butuh direparasi.“Ini mantan kamu yang ke berapa?” tanya Nirmala disela tawanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   42. Usai

    Bisma.Laki-laki itu berjalan mendekat,  memastikan bahwa matanya tidak salah lihat.Hatinya berdesir, Nirmala terlihat sangat cantik dalam balutan gaun berwarna tosca, wajah cantik dan anggun yang dulu sangat dia kagumi dan mungkin sampai sekarang rasa itu tak mau pergi."Nirmala."Nirmala menoleh saat mendengar namanya, suara yang sangat dia kenali, yang dulu selalu dia tunggu, tapi sekarang mendengar suara itu membuatnya was-was.Dengan gerakan pelan Nirmala menolehkan kepalanya benar saja di sana Bisma berdiri dengan kemeja batik yang dulu dia hadiahkan saat ulang tahunnya."Aku tak tahu kalau kamu juga mendapat undangan, jika tadi kamu memberi tahuku aku bisa menjemputmu."Nirmala mengerutkan kening orang ini amnesia atau tadi datang terlalu terburu-buru sampai tak membawa ingatannya. Untuk apa Nirmala memberi tahunya mereka sudah tidak ada hubungan.Nirmala berusaha menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   43. Dilema

    Bisma masih terdiam ditempatnya, Nirmala sedang bercanda ya. Mana mungkin dia sudah punya pacar lagi, mereka baru saja berpisah, lagi pula Nirmala sangan mencintainya dia adalah tipe orang yang setia, selama ini hanya sibuk dengan kue-kuenya. Dia pasti berbohong?Laki-laki itu Radit kalau tidak salah namanya sepertinya anak orang kaya, terlihat dari pakaian mahal yang dia dan Nirmalakenakan. Setahunya Nirmala bukan tipe orang yang mau memboroskan uang hanya untuk membeli sebuah baju berharga mahal. Tapi tidak mungkin kalau itu pacar baru Nirmala, tidak. Bisma menggelengkan kepalanya berusaha mengusir semua dugaan yang sedang bertarung sengit di dalam otaknya, dia harus mendatangi Nirmala dan menanyakan hal ini. “Mau kemana, Bis?” Bisma menoleh pada seorang wanita yang sedang menggendong bayinya, Lita sepupunya.“Kamu juga diundang ke sini?”“Bukan aku tepatnya mas Rudi. Mau kemana kelihatannya bur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   44. Kutunggu

    Bisma menyadari hubungannya dari awal memang mendapat tentangan dari keluarganya terutama sang ibu, yang masih berpandangan kolot. Keluarganya berpendapat bahwa Nirmala tak pantas bersanding dengan dirinya yang dari keluarga ningrat dan juga sederet gelar akademik di belakang namanya.Dan demi tuhan Bisma selama ini selalu berusaha untuk tidak membawa Nirmala bergaul dengan kalangan atas, bukan karena dia malu atau merasa status Nirmala lebih rendah darinya, dia tidak sepicik itu. Dia hanya merasa harus menghindarkan Nirmala dari pandangan menilai orang-orang itu tapi sepertinya itu disalah pahami oleh Nirmala dan mungkin juga semua orang yang tahu hubungan mereka. Keinginan terbesarnya adalah untuk membahagiakan Nirmala, tapi tindakannya malah membuat wanita itu salah paham, dan sekarang Bisma tak tahu apa masih bisa meraih wanita yang sangat di cintai itu.“Apa benar Nirmala sudah memiliki kekasih lagi?” Bisma memandang Nia tepat di matan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   45. Kata Maaf

    Rumah makan dengan interior Jawa menjadi pilihan mereka, karena letaknya yang lumayan dekat dan juga ada area privat yang bisa mereka gunakan untuk bicara bertiga.Yah bertiga karena Radit memaksa ikut, tak membiarkan Nirmala hanya berdua saja dengan Bisma alasannya, kalau sampai Bisma khilaf dan menculik Nirmala dia bisa mencegahnya.Berlebihan memang, Bisma yang mendengar alasan Radit tentu saja marah, tapi langsung tak berkutik saat Radit melarang Nirmala berbicara dengannya, mau bagaimanapun dia yang ngotot ingin bicara.Dengan mengendarai mobil masing-masing mereka pergi kesana, tentu saja Nirmala semobil berdua dengan Radit."Aku akan duduk terpisah, agar kalian bisa bicara. Kuharap setelah ini semuanya bisa diselesaikan dengan baik." Mereka baru saja keluar dari mobil dan berjalan ke arah pintu masuk saat Radit mengatakannya."Kamu yakin aku tidak mau ada kesalahan pahaman lagi.""Aku percaya pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   46. Awal Untuk Akhir

    Radit membantu Nirmala berdiri, “Kamu baik-baik saja, Yang?” katanya sambil memutar Nirmala ke kanan dan ke kiri.“Aku baik-baik saja,” katanya. “Kamu baik-baik saja, Mas?” tanya Nirmala yang melihat Bisma masih belum berdiri.Melihat Bisma yang terluka jiwa dokter yang selalu ingin menolong sesamanya, membuat Radit mengesampingkan sejenak rasa cemburunya. Segera dia memeriksa Bisma, sepertinya tangan kanannya terluka, darah mengalir dari balik kemejanya yang telah dia gulung tadi.“Aku baik-baik saja.” menolak uluran tangan Radit, Bisma bangkit berdiri lalu membersihkan celananya yang kotor, tapi saat akan menggerakkan tangannya laki-laki itu meringis menahan sakit.“Tuh, kan bandel sih, biar aku obati bentar.” Tanpa menunggu persetujuan Bisma Radit berlari ke mobilnya mengambil kotak p3k yang memang selalu dia simpan di sana. sebagai seorang dokter dia tak bisa berdiam diri saja melihat orang terluka di depan matanya terlepas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   47. Hari H

    Gita memandang Nirmala heran, “ kamu undang Bisma juga?”“Iya, Mbak.”“Kamu yakin ini tak akan berdampak pada hubunganmu dengan Radit? Apalagi ada orang tua Radit juga, mbak nggak mau lihat kamu nangis lagi, ya.”“Jangan mendo’akan aku nangis lagi juga sih, Mbak,” katanya dengan nada manis.Gita yang gemas menoyor kepala Nirmala, “bukan mendo’akan, tapi antisipasi apa kata Radit dan keluarganya coba kalau mantan kamu masih berkeliaran di sekitarmu.”“Lah, harusnya dikurung gitu biar nggak berkeliaran.”“Sesukamulah, pusing mbak ngomong sama kamu.”Nirmala tersenyum pada Gita yang menatapnya tajam, saat pertemuan mereka kemarin Bisma memang bertanya apa boleh dia datang saat pembukaan toko, dan meski mereka bukan lagi sepasang kekasih, tapi Bisma juga salah satu orang yang berjasa dalam usahanya ini meski akhirnya Bisma yang tak setuju juga dengan dia menjalankan toko, sebuah anomali mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   89. Apakah Berakhir?

    “Jadi ini karena penyakit ramahmu yang di atas normal itu?”Radit langsung manyun saat sikapnya yang ramah pada semua orang dibilang penyakit. Dia hanya ingin mempraktekkan apa yang diajarkan guru agamanya waktu SD bahwa senyum itu sama dengan shodaqoh, jadi kita harus banyak senyum biar pahala shodaqoh kita tambah banyak. Waktu itu uang sakunya tiap hari tak banyak, orang tuanya memang kaya raya tapi bukan berarti memberikan uang saku yang berlimpah padanya. Jadi dia yang pingin banget bershodaqoh berusaha mencari jalan lain, salah satunya dengan banyak senyum. “Itu bukan penyakit kali, Honey. Orang senyum itu dapat pahala.” “Iya tapi kalau terlalu banyak senyum dikira orang gila.” “Mana ada orang gila seganteng aku.” Nirmala memutar bola matanya mendengar kenarsisan Radit. “Memang penyakit gila itu tahu orang tampan atau enggak.” Ini mereka lagi ngomongin apa sih,

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   88. Bertahan

    Dirapatkannya jaket tebal yang dia kenakan, kenapa harus sedingin ini sekarang. Dia berdo’a dalam hati semoga saja Nirmala tidak langsung mengusirnya. Paling tidak, ada secangkir minuman hangat untuknya. Tok… tokRadit mengetuk pintu itu dengan sedikit ragu, beberapa kali dia ulangi, tapi tetap saja pintu itu tak mau terbuka. Dia menoleh ke arah samping tempat yang dia ketahui sebagai dapur yang digunakan untuk memproduksi kue yang mereka jual. Nirmala pasti ada di sana sedang sibuk dengan berbagai kue. Radit tersenyum mengingat Nirmala yang selalu bersemangat membuat kue.“Apa sebaiknya aku ketuk pintu dapur saja,” gumamnya.Jalanan masih sangat lengang, jam dinding masih menunjukkan pukul lima pagi, sholat subuh telah dia tunaikan tadi di rumah. Udara yang dingin masih setia menyelimuti, bahkan untuknya yang terbiasa dengan AC yang sangat dingin masih merasakan tubuhnya menggigil. Ini bukan pertama kalinya dia berkendara dini hari, dia bahkan sering mendapat panggilan tugas yang

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   87. Setitik Rasa

    Pukul sembilan malam Radit sampai di rumah orang tuanya, seharian ini dia disIbukkan dengan banyaknya pasien yang datang, saat ini memang sedang musim hujan banyak anak-anak yang terkenal flu dan batuk. Dan mereka datang berduyun-duyun ke rumah sakit tempat Radit bekerja. Melihat anak-anak yang terbaring lemah membuatnya selalu tak tega, jadi dia berusaha membantu mereka sebaik mungkin, dan inilah yang menyebabkannya sangat sIbuk dan sedikit melupakan persoalan tadi siang. “Kenapa malam sekali baru pulang, Dit. Kami sudah menunggumu dari tadi?” Bu Lastri langsung menyambut putranya saat mobil laki-laki itu berhenti di halaman rumah, sejak pukul lima sore tadi memang Bu Lastri sdah mengirimkan pesan pada Radit untuk segera pulang dan membahas masalah tadi siang. Radit hanya membacanya tak berkeinginan membalas, Ibunya bukan tipe Ibu-Ibu obsesif yang kalau anaknya tak membalas pesan akan langsung menelepon, Bu Lastri tipe Ibu yang simple, asalkan pesannya sudah tersampaikan dia tak a

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   86. Jangan Tinggalkan Aku

    Radit melajukan mobilnya dengan kencang, wajahnya sudah merah dan tangannya memegang kemudi dengan sangat kencang, kalau saja kemudi itu tak dibuat dengan bahan yang baik pasti sudah bengkok. “Pelankan mobilnya, Mas aku takut!” teriak suara dari penumpang belakang tapi mana mau Radit mendengarkan, dia malah menambah kecepatan mobilnya meliuk ke kanan dan ke kiri menyalip kendaraan lain di depannya. “Hentikan,Dit, kamu bisa membunuh kita semua!” teriak wanita paruh baya yang tadi datang bersama Radit. Tangannya terasa kebas mencengkeram erat besi pegangan di atap mobil. Tapi telinga dan hati Radit seolah tertutup dengan teriakan dua orang wanita yang semobil dengannya. Bahkan dia juga tak memperdulikan pengendara sepeda motor yang juga melaju kencang dari arah yang berlawanan, menyerempet bagian samping mobilnya. Mobil keluaran eropa yang biasanya dia sayang, seolah tak berharga lagi. yang dia tahu saat ini hanyalah ingin le

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   85. Bukan Cinderella

    "Aku mau tiga mangkuk es krim, tambahkan potongan strawberry yang besar dan kue coklat untuk kami, tolong cepat, ya Mbak siang ini panas banget," keluh Nia dengan senyuman manis di akhir kalimatnya."Segera, Mbak tunggu sebentar."Pelayan itu berlalu setelah mencatat pesanan Nia.Benar saja tak sampai sepuluh menit mereka menunggu pesanan sudah tersedia.Tiga mangkuk es krim, dengan saus strawberry dan ditambah potongan strawberry yang besar, terlihat sangat lezat.Nirmala memandangnya dengan berbinar, es krim strawberry tak pernah membuatnya bosan bahkan di saat suasana hatinya sedang tergores pisau tajam.Suasana cafe yang cozy membuat banyak pengunjung yang datang kemari."Lupakan diet dan mari habiskan es krim!""Yeiii lupakan jerawat juga, mari have fun!""Kalian serius mau menghabiskan es krim itu," Nirmala bertanya dengan wajah tak yakin, pasalnya dua wanita yang saat ini duduk bersamanya sangat anti makan es krim.Mbak Gita yang sejak melahirkan Caca menjadi gampang sekali gem

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   84. Tak Sama Lagi

    Nirmala menatap ke sekelilingnya dengan pandangan pias, orang-orang mulai berdatangan dan berbisik-bisik. Tentu saja kamu mereka biasanya tenang dan damai jarang sekali ada kejadian yang menghebohkan. Dan itu pun hanya seputar maling yang tertangkap warga saat mencuri atau tikus sebesar anak kambing yang nekat masuk rumah warga. Dan kali ini kedatangan wanita itu pasti sangat menggelitik rasa ingin tahu mereka apalagi posisi wanita itu yang berlutut di hadapan Nirmala dengan tangis yang berderai, pasti semua orang mengira bahwa Nirmala merebut suami orang dan istrinya sekarang datang memohon padanya. Ditambah lagi semua tetangganya sudah tahu tentang kabar pertunangannya dengan Radit, laki-laki tampan yang kaya raya, dan pastinya usianya jauh di bawah Nirmala, lengkap sudah penderitaannya.“Mbak, Mbaknya bangun dulu kita bicara di dalam saja.” Gita yang sejak tadi berdiri di samping Nirmala juga ikut membujuk, tak enak rasanya menjadi bahan tontonan warga sekitar. Dia memandang adi

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   83. Wanita Lain

    Seperti hari-hari sebelumnya pagi ini Nirmala sudah disibukkan dengan berbagai tepung dan bahan pembuatan kue. Dengan adanya tiga orang tambahan, membuat Nirmala bisa bernafas dengan lega. dia tak perlu lagi menolak pesanan karena dirasa masih mampu mengerjakannya. Tapi semangat Nirmala untuk terus bereksperimen dengan berbagai jenis kue tak pernah pudar. Dan sekarang dia malah mempunyai banyak waktu untuk melanjutkan hobinya itu. Apalagi menjelang hari pertunangannya, dia semakin sibuk saja di dapur baik Mbak Gita maupun budhe sudah melarang Nirmala ke dapur tapi yang namanya Nirmala tetap saja keras kepala.“Aku bertanggung jawab dalam produksi kue tokoku bagaimana mungkin aku tak ke dapur,” kata Nirmala suatu hari saat Gita datang berkunjung dan melihatnya yang sudah bermain dengan bahan-bahan kesayangannya itu di dapur.“Ya paling tidak kamu kurangi, buat apa kamu bayar tiga orang karyawan kalu ujung-ujungnya kamu sendiri yang harus turun tangan.”“Aku cuma bantu, Mbak biar cepa

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   82. Tak Datang

    Siang ini matahari memang tidak bersinar terlalu terik, meski tak hujan, tapi awan kelabu sudah mulai berjalan-jalan, menemani burung-burung yang terbang mencari makan. Siang ini memang tak terlalu panas tapi tidak demikian dengan suasana hati Nirmala, wanita itu sudah setengah jam mondar mandir di depan sebuah butik ternama, tangan kanannya memegang ponsel lalu menempelkannya ke telinga begitu dari tadi tapi tak ada jawaban dari seseorang yang dia hubungi di seberang sana. “Kemana orang ini, katanya bisa datang kenapa sekarang tak menjawab telepon?” keluhnya kesal. “Sudah jawab, La?” “Belum, Ma.”“Coba hubungi terus, kemana anak itu katanya bisa datang kok nggak ada kabar.”Nirmala tak bisa menjawab pertanyaan yang sama juga sudah dia tanyakan berkali-kali tapi hanya semilir angin yang menjawab. Dia kembali sibuk menelepon lagi. “Kamu ada nomer perawat yang membantunya? Mungkin sa

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   81. Cincin Bermata Biru

    “Ayo turun, La.” tanpa diminta dua kali Nirmala langsung turun dari dalam mobil, dia berniat membantu sopir Bu Lastri untuk mengangkat barang belanjaan mereka tapi, laki-laki itu melarangnya jadi Nirmala hanya mengikuti Bu Lastri dari belakang.Rumah ini masih tetap sama seperti beberapa waktu lalu saat dia pertama kali datang kesini, asri dan elegan. Dan satu hal yang selalu dirasakan Nirmala saat memasuki rumah ini adalah misterius, entah mengapa dia merasa kalau rumah ini banyak menyimpan misteri di dalamnya.Mungkin karena ini rumah kuno, yang banyak menyimpan rahasia para pendahulunya.“Ayo masuk.” suara Bu Lastri menyadarkan Nirmala tujuannya datang ke rumah ini. Setelah membeli semua perlengkapan seserahan tadi Nirmala memang diminta ikut ke rumah Bu Lastri, beliau bilang ada sesuatu yang ingin dia berikan pada Nirmala dan sekalian membicarakan rencana pernikahannya. Bagaimanapun mereka tak bisa mengandal

DMCA.com Protection Status