Di rumah keluarga Sanjaya, Ibu Sanjaya baru saja menutup telepon. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat Reno yang berdiri di depannya dan bertanya dengan mata memerah, "Reno, kenapa sebenarnya kamu dan Ellena bisa putus? Apa kamu melakukan sesuatu yang tidak bisa dimaafkan olehnya? Katakan dengan jujur pada Ibu!"Perasaan bersalah muncul di wajah Reno. Matanya sejenak berkilat-kilat, tetapi ekspresinya kembali normal dengan cepat, "Ibu, aku dan Ellena putus karena sudah tidak ada perasaan di antara kami berdua. Jadi, kami memilih untuk putus dengan baik-baik. Ibu juga tahu kalau masalah perasaan tidak bisa dipaksakan. Aku tahu Ibu dan Ayah sangat menyukainya. Aku juga tahu kalian berharap kami bisa menikah. Tapi kami benar-benar tidak punya perasaan lagi untuk satu sama lain.”"Tidak punya perasaan?" ulang Ibu Sanjaya dengan mata membelalak. Dia langsung berkata, "Kalian masih belum lama ini membicarakan tentang masalah pernikahan. Sekarang, kamu bilang kalian tidak memiliki perasaan
"Anakku, kamu terlalu repot-repot. Jangan terus berdiri di situ. Kemari, cepat duduklah. Kalian, cepat pergi dan tuangkan secangkir teh untuk Nona Salma." kata Ibu Sanjaya pada Salma sambil tersenyum, lalu memerintah pelayannya.Sudut bibir Salma sedikit terangkat dan jejak kemenangan terlihat di matanya. Dia berjalan ke arah seberang Ibu Sanjaya dan berkata dengan patuh, "Terima kasih, Bibi."Setelah Reno menunggu Salma duduk, dia mengambil tempat di sebelahnya dan juga duduk. Kedua tempat duduk ini sangat dekat. Meskipun ada sofa lain yang bisa diduduki satu orang, sepertinya mereka berdua sengaja duduk berdampingan di sofa yang sama.Ibu Sanjaya menyaksikan adegan ini dan perasaan aneh muncul lagi di hatinya. Jelas-jelas dí sampingnya masih ada tempat yang lain, tetapi Reno malah memilih tempat itu. Bukankah itu, jarak Reno dengan Salma terlalu dekat?Setelah Salma duduk, dia menoleh dan mengedipkan mata padá Reno untuk mengirimkan isyarat. Dia ingin mendesak Reno untuk memberitahu
Dia benar-benar tidak menyangka kalau Ellena dan Reno putus karena masalah ini. Ternyata putranya benar-benar bersama dengan putri kedua dari keluarga Lewis. Wajah Ibu Sanjaya rasanya sangat panas, seperti baru saja menerima tamparan keras.Awalnya, Ibu Sanjaya masih memikirkan cara untuk membuat Reno dan Ellena bersatu kembali. Dia sangat menyukai Ellena hingga sangat ingin gadis ini menikahi putra keluarga Sanjaya mereka dan menjadi menantu perempuannya.Tetapi…Saat dia mengetahui yang sebenarnya, dia tahu betul kalau Ellena dan Reno tidak mungkin untuk kembali. Dia sangat mengerti Ellena. Gadis itu terlihat lembut dan juga berbicara dengan sangat lembut. Gadis itu tampaknya memiliki budi pekerti yang baik, sama seperti tutur bahasanya. Namun, karakter Ellena nyatanya tidak selembut penampilan luarnya. Gadis itu tidak akan mundur dari masalah prinsip.Saat ini, Ibu Sanjaya merasa sangat menyesal, kecewa, dan marah. Semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu. Dia tidak menyangka
Reno mengulurkan tangannya untuk membawa Salma ke dalam pelukannya. Dia mengira Salma tadi sengaja mengarahkan semua tuduhan ada pada dirinya sendiri dan juga membelanya. Tidak bisa dipungkiri, hati Reno merasa tersentuh.Reno merasa semakin kasihan pada Salma. Dia menatap wanita di pelukannya dan berkata dengan suara tegas, “Bu, Salma mengandung anakku. Aku harus menikah dengannya."Rolls-Royce hitam berhenti di luar gerbang rumah keluarga Sanjaya. Setelah mobil berhenti, Ellena melepaskan sabuk pengamannya. Dia melirik pria di sebelahnya, berpikir sejenak, dan berkata pada Hanzero, "Kamu dan Kelvin tunggu sebentar di dalam mobil. Aku akan mengurus masalah ini dengan baik secepat mungkin. Jika ada sesuatu yang terjadi, aku akan meneleponmu."Tujuan utama Ellena datang ke sini hari ini adalah untuk menyelesaikan masalah pembatalan kontrak pernikahan dengan Reno, bukan membawa orang-orang untuk berdemonstrasi di sini.Jika dia membawa Hanzero dan Kelvin untuk bergabung dengannya di rum
Setelah satu menit penuh, Hanzero baru menoleh dan bibirnya tersenyum. Dia melihat ke luar jendela mobil dengan tatapan matanya yang dalam. Jari-jarinya yang ramping menempel di bibirnya dan ia menyentuh bagian bibirnya yang baru saja dicium Ellena. Sebuah senyuman sumringah terbit di matanya.Kelvin yang sedang duduk di kursi sebelah pengemudi melihat pemandangan tadi dari kaca spion. Pemandangan itu membuatnya ternganga hingga membuka mulutnya karena terkejut. Kelvin sedikit bertanya-tanya, Orang yang baru saja aku lihat ini kakakku atau bukan ya? Sejak kapan kakakku berubah menjadi agresif dan aktif?Bagaimanapun, memikirkan hal ini membuat Kelvin justru merasa sangat senang. Tampaknya kakaknya akhirnya memahaminya. Ellena juga harus belajar mengambil inisiatif terhadap pria yang disukainya.Ya, ini cukup bagus. Kakak iparku tersenyum sumringah. Sepertinya dia begitu menyukainya? pikir Kelvin lagi.Kelvin juga menoleh dan melihat ke luar jendela mobil. Dia melihat Ellena mengetuk p
Bibi Pelayan masih belum tahu apa yang terjadi di ruang tamu. Dia merasa sedikit aneh dengan kunjungan mendadak Salma. Nona kedua dari keluarga Lewis ini jarang datang ke rumah Sanjaya sendirian dan ia tidak tahu apa yang Salma lakukan kali ini.Ellena menghentikan langkahnya saat mendengar Salma ada di sana. Dia tidak bisa menahan diri dan mengerutkan kening, "Ada Salma?”Bibi pelayan mengangguk, "lya. Saat ini, dia dan Tuan Muda sedang berbicara dengan Nyonya Besar di ruang tamu. Bibi juga tidak tahu apa yang baru saja terjadi, tapi barusan Nyonya Besar menjatuhkan sebuah cangkir dan sangat marah. Sepertinya Nona Salma membuatnya terkejut sampai menangis. Padahal, Nyonya Besar selalu bersikap sangat baik dan jarang marah meskipun hanya sekali. Aku tidak tahu siapa yang menyebabkannya."Ellena mengatupkan bibirnya dan hanya terdiam. Kemungkinan Ibu Sanjaya menjadi sangat marah karena sudah tahu kalau Salma dan Reno bersatu. Meskipun Ibu Sanjaya menyayangi Reno, dia jelas bukan seseor
"Reno, Kakak sekarang bersama dengan pria yang baik padanya. Gaun yang dikenakannya seharga lebih dari 50 juta," kata Salma pada Reno."Mana pernah dulu dia mengenakan gaun yang begitu mahal? Sekarang Kakak menjadi benar-benar berbeda karena sudah, ada orang kaya yang mendukungnya."Sorot mata Reno saat menatap Ellena membuat Salma merasa khawatir. Setelah Salma melihat pria misterius dan terkemuka itu, dia sudah tidak begitu semangat dengan Reno. Tetapi, sebelum dia berhasil memikat pria itu, Reno masih harus tetap berada di sisinya hanya untuk berjaga-jaga.Tidak peduli seberapa buruk kondisinya, selama Reno masih bertahan, Salma masih bisa menjadi menantu keluarga Sanjaya dan menjadi Nyonya Muda. Untuk hal ini Salma masih sangat mengetahuinya dengan jelas. Dia tidak akan membiarkan dirinya menghadapi hasil yang buruk dan kosong dari kedua sisi.Kata-kata Salma yang tidak disengaja berhasil mengubah ekspresi Reno dalam sekejap. Pria itu menarik kembali pandangannya dan menoleh ke ar
Ibu Sanjaya juga terdiam. Dia jelas paham maksud lain dari kata-kata Ellena. Di masa depan, Ellena tampaknya tidak akan pernah datang ke rumah keluarga ini lagi. Jika ingin bertemu, mereka juga hanya bisa bertemu di luar. Meskipun Ibu Sanjaya merasa menyesal dan kehilangan, dia bisa memahami keinginan Ellena."Bibi, aku sudah mengatakan semua yang harus dikatakan. Aku masih ada urusan lain, jadi aku tidak akan tinggal lama dan mengganggumu. Jika tidak ada hal yang lain... Aku akan pergi."Ibu Sanjaya sebenarnya tidak rela ditinggalkan Ellena, tetapi dia juga tidak menahan gadis itu. Dia mengangguk dan berkata sambil menangis, "Karena kamu masih harus melakukan urusan lain, aku tidak akan menahanmu. Aku akan meminta Ibu pelayan mengantarmu kembali.""Tidak perlu,” Ellena menggelengkan kepala, "Ada teman yang ikut denganku. Aku kembali naik mobilnya.”"Baiklah. Kalau begitu, aku akan mengantarmu keluar. Boleh, kan?"Ibu Sanjaya menyeka air mata dari sudut matanya, lalu menarik tangan El
Ellena menekankan pelafalannya saat menyebutkan 'orang luar.' Wajah Intan tiba-tiba berubah dan akhirnya dia tidak bisa menahan ekspresi wajahnya lagi. "Nona Ellena, kamu benar-benar berpikir bahwa jika kamu menikahi Hanz, kamu akan bisa mendapatkan posisi sebagai Nyonya Brahmana di keluarga Brahmana ini?""Itu juga tidak ada hubungannya denganmu," jawab Ellena. Dia menjadi semakin tidak sabar dan semakin tidak ingin berurusan dengan Intan lagi. Sekali lagi, Ellena seperti memberi perintah untuk mengusir tamu, "Nona Intan, bisakah kamu pergi?"Intan adalah orang yang ingin dihargai. Jika dia berulang kali 'diusir' oleh Ellena begitu saja, bagaimana bisa dia menahannya? Tidak ada lagi seringai anggun di wajah Intan, dan matanya menjadi suram.Intan memandang Ellena dengan wajah dingin untuk beberapa saat, lalu mencibir. "Aku harap kamu bisa terus percaya diri seperti ini. Aku akan menunggu dan melihat berapa lama Nona Ellena akan menjadi Nyonya Muda Brahmana.""Terima kasih," kata Elle
"Tapi, sekarang setelah kupikir-pikir, aku juga bisa mengerti. Bagaimanapun, Nona Ellena adalah satu-satunya wanita yang tidak akan menyebabkan dia mengalami reaksi alergi. Di titik ini, kamu memang sangat istimewa dan sangat langka. Jika Hanz ingin menyembuhkan penyakitnya, dia harus melakukannya. Setelah dia tinggal bersama Ellena untuk waktu yang lama, Dokter Romi bisa memeriksa dari mana asal keunikannya ini."Setelah berbicara sampai di sini, Intan berhenti, seolah sedang memikirkan sesuatu. Setelah beberapa detik, dia melihat ke arah Ellena sambil tersenyum dan berkata lagi, "Ngomong-ngomong, aku sangat ingin tahu tentang sesuatu. Bagaimana Nona Ellena dan Hanz saling mengenal sebelumnya? Dari cara apa Hanz tahu kalau dia tidak akan mengalami reaksi alergi ketika menyentuhmu? Bisakah Nona Ellena membantuku menghilangkan keraguanku?"Intan benar-benar bingung. Hanzero tidak akan membiarkan wanita mana pun mendekatinya dan menyentuhnya, termasuk dirinya tanpa terkecuali. Tapi baga
Tiga tahun lalu, Alena berpartisipasi dalam pertunjukan bakat dan menang sebagai juara pertama dalam kompetisi menyanyi. Suaranya sangat unik dan halus. Dia telah merilis beberapa album dan semuanya menjadi sangat populer. Beberapa konser yang digelar juga selalu penuh penonton. Belum lagi, kekuatannya yang luar biasa. Penampilannya juga sangat seksi dan cantik. Setelah debut resminya, Alena menjadi populer dengan cepat.Dengan kekuatan dan sumber daya Alena, dia pasti bisa melangkah lebih jauh dan lebih stabil sejak awal. Namun, ketika Alena sedang berada di puncak dan terlihat memiliki masa depan yang cerah, entah kenapa dia tiba-tiba mengadakan konferensi pers dan mengatakan bahwa dia akan mengundurkan diri dari industri hiburan. Kemudian, Alena benar-benar meninggalkan industri hiburan dan berhenti menyanyi.Sejak itu, Ellena sangat jarang melihat berita yang berhubungan dengan Alena lagi. Wanita itu sepertinya telah menghilang begitu saja. Ellena tidak mengerti kenapa Intan tiba-
Sekarang dia menyadari bahwa pernikahan ini tidak seburuk yang ia kira. Menikah terasa menyenangkan dan membuatnya merasa lumayan baik. Memiliki seorang suami yang mencintainya dan memanjakannya juga sangat bagus.Semuanya jauh lebih baik dari yang dibayangkan. Mungkin, dia harus menyesuaikan lagi mentalitasnya dan seharusnya mencoba untuk benar-benar memperlakukan Hanzero sebagai suaminya.Setelah Hanzero keluar dari kamar tidur, dia langsung pergi ke ruang kerja. Kamar tidurnya ada di lantai tiga dan ruang kerjanya ada di lantai dua.Setelah Intan melihat Hanzero turun, barulah dia perlahan keluar setelah sedari tadi berdiri di sudut tangga. Dia berjalan sampai di luar kamar Hanzero tanpa bisa dijelaskan. Setelah ragu-ragu selama beberapa saat, dia mengulurkan tangan dan mengetuk pintu.Ellena belum lama memejamkan matanya di dalam kamar, dan sebelum dia merasa mengantuk, dia mendengar seseorang mengetuk pintu. Dia mengira itu Hanzero yang lupa mengambil sesuatu. Tetapi kemudian dia
"Bukankah kamu presiden di perusahaan? Kenapa kamu begitu sibuk sampai masih harus bekerja saat libur?" tanya Ellena tak mengerti.Hanzero tersenyum dan menjelaskan, "Aku baru saja mengambil alih perusahaan belum lama ini dan aku perlu mengurus banyak hal secara pribadi, tapi jangan khawatir. Tunggu setelah selesai dari kesibukan di bulan ini, nanti aku tidak akan begitu sibuk. Aku akan berusaha meluangkan lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu menemanimu.""...Aku tidak bermaksud begitu," gumam Ellena dengan agak malu. Perkataan ini membuat Ellena terdengar seolah sedang mengeluh kalau Hanzero tidak punya waktu untuk menemaninya."Kamu tidak bermaksud begitu, tapi aku ingin lebih sering menemanimu," kata Hanzero sambil menatap Ellena dengan lembut. "Sayang, apa kamu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di sisiku dan bersama denganku?"Di bawah tatapan Hanzero yang terfokus dan lembut, jantung Ellena berdegup kencang dan wajahnya mulai memanas. Tanpa menunggu jawabannya, Hanzero
Intan sering masuk ke rumah keluarga Brahmana. Sebelum Hanzero menikah, para pelayan di rumah keluarga ini pada dasarnya menganggapnya sebagai calon nyonya muda. Bahkan, jika Hanzero sudah menikah sekarang, para pelayan ini tetap bersikap sopan padanya.Meskipun Intan bukan Nyonya Muda, ia juga Nona Intan. Karenanya, ketika dia bertanya, pelayan wanita itu langsung menjawab dengan hormat, "Nona Intan, ini air gula merah.""Air gula merah?" Intan tertegun, "Ini dibawa untuk apa?""Sebelum Tuan Muda kembali membawa Nyonya Muda, dia meminta kami merebuskan air gula merah. Ini seharusnya untuk diminum Nyonya Muda," kata pelayan wanita itu sambil tersenyum sebelum ia melihat wajah Intan yang seketika menjadi suram, "Ini minuman untuk meredakan sakit datang bulan wanita.""Iya," jawab pelayan wanita lainnya sambil tersenyum, "Saya benar-benar tidak menyangka bahwa Tuan Muda kami ternyata adalah orang yang begitu peduli dan perhatian. Tuan Muda sangat baik pada Nyonya Muda. Tuan Muda tidak h
"Nenek, aku akan membantumu," kata Intan.Nyonya Tua memang memiliki sedikit masalah di kakinya dan jalannya juga sedikit tidak lancar. Intan bergerak dengan hati-hati untuk membantu Nenek Hanzero itu berdiri dan mengingatkannya dengan lembut, “Nenek, pelan-pelan."Setelah Nyonya tua bangun, dia menoleh dan menatap Intan lagi. Matanya menunjukkan jejak penyesalan dan belas kasihan. Gadis ini sangat baik. Dalam hal latar belakang keluarga, penampilan, dan kemampuan pribadi semuanya sangat cocok dengan cucu kesayangannya. Gadis ini akan mencintai orang dan menjadi berbakti. Mereka sebagai orang tua juga cukup menyukai Intan.Keluarganya dan kerabat jauh Mahendra juga. Para orang tua dari kedua keluarga juga memiliki hubungan yang baik. Dulu, mereka sudah terpikirkan rencana untuk menikahkan kedua anak mereka.Hanya saja... Tidak peduli seberapa inginnya mereka sebagai orang tua, kedua keturunan mereka ini tidak saling menyukai satu sama lain. Mereka sebagai orang tua juga tidak bisa mem
"Itu kamu yang mengatakannya lho. Ibu tidak minta," kata Ibu Hanzero. Ia merasa sedikit lebih nyaman ketika mendapatkan perhiasan itu dan merasakan perhatian putranya."Iya, aku yang mengatakannya."Hanzero mengaitkan bibirnya, menundukkan kepalanya, dan bertanya pada Ellena, "Apa kamu sudah mengantuk? Kamu ingin pergi tidur? Aku akan mengantarmu ke kamar sebentar."Ellena sebenarnya tidak mengantuk, tapi dia masih ingin pindah tempat. Meskipun nenek dan ibu Hanzero terlihat senang berbicara dengan baik padanya, dia masih merasa tidak nyaman berada di depan para orang tua. Karena itu dia membalas dengan lembut, "Hm.""Oke. Kalau begitu, aku akan membawamu ke kamar untuk tidur sebentar."Hanzero mengangkat kepalanya dan berkata pada ibu dan neneknya. "Ibu, Nenek, kalian sudah bertemu Ellena, kan? Karena sekarang sudah tidak pagi lagi, bukankah kalian juga harus tidur siang? Aku agak mengantuk, jadi aku akan pergi tidur sebentar. Tunggu hingga makan malam, baru kalian panggil aku."Sete
“Baik, baik. Kalian memang harus bekerja keras,” kata nenek. Nenek Brahmana melihat Ellena bersandar pada Hanzero. Cucu kesayangannya itu juga menatap cucu menantunya dengan penuh kasih sayang. Pasangan muda ini mempunyai hubungan yang sangat baik, wanita tua itu sangat bahagia di dalam lubuk hatinya. Tampaknya, ada harapan baginya untuk menimbang cicit tahun depan.“Ellena, ikut denganku. Ada yang harus aku kenalkan padamu lagi.” Hanzero berbalik dengan Ellena di pelukannya. Lalu perlahan berjalan ke arah nyonya besar dan berkata dengan lembut, “Ini adalah ibuku, dan ini Intan. Karena kamu sudah bertemu dengan Intan, aku tidak perlu memperkenalkannya lagi.”Ellena tersipu dan mengangkat kepalanya dari pelukan Hanzero. Saat dia melihat ibu Hanzero, dia sedikit tercengang. Entah ini hanya halusinasinya saja atau bukan, hanya saja, dia baru saja melihat ada sedikit rasa jijik dan marah di mata ibu Hanzero. Tetapi jejak itu tiba-tiba menghilang dalam sekejap mata.Bibir nyonya besar menu