Ellena merasa geli karena hal ini lucu baginya. Dia berkedip dan berkata sambil tersenyum, "Hanzero, kamu memintaku untuk memberikan ponselku padamu, apa kamu mau mencoba menghapus status hubunganku dengan Kelvin di dalam game?"Hanzero menatap Ellena dan menjawabnya dengan balik bertanya, "Tidak boleh?""...Bukan," jawab Ellena."Kamu dan Kelvin itu bukan sepasang kekasih. Kenapa kalian membuat akun pasangan?" kata Hanzero. Pria itu jelas tidak puas dengan ini, "Segera hapus. Aku akan mendaftarkan akunku, jadi kamu bisa membuat akun pasangan denganku.""....." Ellena benar-benar kehilangan kata-kata. Hanzero ternyata sangat peduli tentang hal ini.Bagaimana ini? Ellena tiba-tiba ingin tertawa. Dia tidak menyangka kalau pria seperti Hanzero akan memiliki sisi yang kekanak-kanakan. Tapi, Hanzero sangat lucu saat cemburu. Ellena pun akhirnya tidak bisa menahan tawanya."Kalau begitu, bisakah kamu membawaku ke raja?""....." Hanzero tidak segera menjawab. Dia berpikir, Meskipun aku tidak
Hanzero tidak pernah berpikir untuk menyembunyikan perasaannya. Dia menyukai Ellena dan langsung memberitahu gadis itu. Hanzero ingin Ellena mengerti perasaannya dengan jelas.Hanzero sejak dulu tidak pernah suka mempermainkan perasaan. Jika dia menyukai seorang wanita, dia akan langsung mengejarnya. Jika dia tidak bisa mengejarnya, dia akan memikirkan cara lagi. Singkatnya, jika dia menyukai seseorang, dia akan berusaha mendapatkannya. Baik itu membelanjakannya atau memperlakukannya dengan baik, dia akan memberikan semua yang bisa ia berikan pada wanita itu.Hanzero tidak menyembunyikan rasa sukanya terhadap Ellena sedikit pun. Gali saja hatinya. Dia akan memperlihatkannya pada Ellena.Ellena menatap mata Hanzero yang dalam dan lembut. Jantungnya berdebar kencang karena pria itu tidak menyembunyikan rasa suka dan keinginannya terhadapnya. Hanzero benar-benar mengungkapkan semua perasaannya.Ellena merasa agak sulit bernapas. Dia menggigit bibir dan berpura-pura bingung, "Aku, aku tid
Begitu Kelvin melihat sekilas setelan yang Ellena kenakan, dia bisa menebak jika setelan itu sangat mahal. Pasti kakak ipar yang membelikan untuk kakak perempuannya.Kelvin sangat bahagia melihat Ellena hidup dengan begitu baik. Saat ini, dia berharap pernikahan Ellena dan Hanzero tidak bercampur dengan faktor eksternal lainnya. Kelvin sangat takut jika mereka berdua bersama karena suatu alasan, lalu mereka akan berpisah setelah mencapai tujuan.Kelvin takut ini hal seperti ini terjadi. Karenanya, dia merasa tidak cukup hanya dengan memiliki akta nikah. Mereka harus mengadakan pesta pernikahan agar lebih banyak orang tahu tentang pernikahan mereka. Dengan cara seperti ini, pernikahan mereka bisa lebih stabil.Kelvin merasa bahwa jika Hanzero menolak untuk melangsungkan pesta pernikahan, itu berarti alasannya pasti seperti yang telah ia duga. Karena alasan tertentu, Hanzero menikah dengan Ellena.Jika benar seperti itu, mungkin saja nanti akan terjadi perceraian.Setelah bertanya, Kelv
Keluarga Sanjaya juga dianggap keluarga terkenal dan kaya. Namun, mobil edisi terbatas semacam ini... Khawatirnya keluarga Sanjaya juga tidak akan bisa membelinya.Saat Hanzero mengunjunginya untuk pertama kalinya, dia langsung tahu kalau kakak iparnya sangat kaya. Namun, dia tidak tahu persis seberapa kaya kakak iparnya. Waktu itu, Kelvin belum memiliki pemahaman yang mendalam.Saat ini, Kelvin duduk di dalam mobil mewah seharga miliaran ini. Bisa dibilang dia sudah memiliki dugaan di dalam benaknya. Dia pun melirik ke kaca spion dan bertanya pada Hanzero, "Kakak ipar. Mobilmu ini sangat mahal, kan?"Di jok belakang, Hanzero menjawab dengan sungguh-sungguh, "Masih lumayan."Kelvin terdiam dan membatin, Mobil miliaran, katanya lumayan? Sudut mulut Kelvin bergerak-gerak dan dia bertanya lagi, "Kakak Ipar, berapa banyak mobil yang kamu miliki? Apa mobil ini yang paling mahal?"Hanzero akan menjawab pertanyaan adik iparnya itu dengan sangat serius. Untuk pertama kali, dia memikirkannya d
Meskipun Kelvin sudah tahu kalau kakak iparnya sungguh sangat kaya, dia masih terkejut ketika melihat rumah super mewah yang berdiri di tengah gunung dan memiliki area luas yang sebanding dengan taman. Dia ternganga hingga mulutnya terbuka dan melihat ke luar jendela mobil dengan mata terbelalak kaget.Di kedua sisi jalan, terdapat halaman rumput hijau yang awalnya sekilas tidak terlihat. Berbagai tanaman hijau dipangkas hingga membentuk berbagai pola binatang. Ada bunga langka yang tak terhitung jumlahnya di pinggir jalan. Tepat di depan, berdiri sebuah bangunan putih yang besar dan megah hingga sebanding dengan istana. Terdapat pula sebuah air mancur yang sangat besar di depan bangunan itu.Sekelompok orang berseragam berdiri di samping air mancur. Saat mendekati kolam air mancur, Paman Dio menghentikan mobil secara perlahan. Setelah turun dari mobil, Paman Dio berjalan ke samping Kelvin untuk membukakan pintu. Dia berdiri di samping dan berkata dengan hormat, "Silakan turun, Tuan K
"....." Ellena tidak bisa berkata-kata. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan pria seperti Hanzero.Hanzero ingin seorang wanita mencintainya. Tapi, dia akan memberitahukan pikirannya dan caranya dengan jujur di depan wanita itu. Strategi macam apa ini? Apa maksudnya dia sedang mengejarku? Ellena memikirkan ini di dalam hatinya.Akhirnya, Ellena langsung bertanya di hadapan Hanzero, "Hanzero, apa ini berarti kamu... sedang mengejarku?""Hng," Hanzero mengangguk secara langsung tanpa ragu.Ellena kehilangan kata-kata, ".....""Sayang, aku sedang mengejarmu. Jadi, kuharap kamu bisa memberiku kesempatan. Aku juga berharap suatu hari nanti hanya ada satu alasan kenapa kamu bersamaku, yaitu karena kamu mencintaiku.”Ellena menatap Hanzero dengan tatapan kosong, lalu bertanya, "Kamu ingin aku memberimu kesempatan apa?"Pria itu menundukkan kepala dan menatap Ellena. Senyuman mempesona yang terpancar dari matanya yang dalam begitu mempesona hingga membuat Ellena mabuk kepayang. Kemud
Kelvin masuk ke kamar tidur dan melihat Ellena yang terbaring di tempat tidur. Dia mempercepat langkahnya dan berjalan ke sisi tempat tidur. Kemudian, dia menatap kakaknya dengan gugup sambil bertanya dengan khawatir, "Kakak, mana yang sakit?"Saat mendengar langkah kaki, dia mengira Hanzero sudah kembali. Kenapa cepat sekali? Ternyata orang yang masuk adalah Kelvin. Dia tertegun dan berkedip, "Siapa yang bilang kalau aku sakit?""Kakak Ipar," jawab Kelvin, "Aku baru saja bertemu dengan Kakak Ipar. Dia bilang kamu sedang sakit dan memintaku untuk menjagamu. Tapi, Kakak Ipar pergi ke mana? Kenapa tidak dia sendiri yang menjagamu?"Ellena terdiam beberapa saat, lalu menutupi mulutnya dan terbatuk sedikit, "Itu... Dia pergi untuk merebus air gula merah untukku?""Merebus air gula merah untukmu. Dia merebuskannya untukmu..." Kelvin baru berbicara sampai setengah, lalu tiba-tiba dia tersadar dan wajahnya merona merah, “Kak, itu, kamu datang bulan, ya?"Ellena hanya mengangguk.Meskipun Kel
"Eh..." Kelvin menggaruk kepalanya, "Kakak, kalau aku mengatakannya, kamu tidak akan memukulku, kan?"Ellena tersenyum, "Tentu saja tidak.""....." Kelvin mendadak tidak bisa berbicara. Entah mengapa, dia merasa senyum kakaknya begitu menyeramkan. "Itu, aku merasa. Uhuk-uhuk..." Kelvin menoleh dan melihat ke pantul. Setelah tidak mendengar pergerakan apa-apa, barulah dia berbisik secara misterius, "Masalah di aspek yang itu! Misalnya, ada halangan atau semacamnya?""Kakak, meskipun Kakak Ipar memiliki kondisi yang baik di aspek-aspek lain, aku rasa kamu masih harus tetap mempertimbangkannya dengan hati-hati jika dia benar-benar memiliki kendala di aspek itu. Ini akan mempengaruhi kebahagiaanmu seumur hidup," kata Kelvin, "Lagi pula, kalian masih muda dan kelak kamu harus punya anak. Kalau dia bermasalah, bagaimana kamu mau punya anak? Mengadopsi anak tidak akan lebih baik dari anak kandung sendiri."Kelvin berkata lagi, "Aku dengar kalau hubungan antara suami istri tidak baik dalam ha
Ellena menekankan pelafalannya saat menyebutkan 'orang luar.' Wajah Intan tiba-tiba berubah dan akhirnya dia tidak bisa menahan ekspresi wajahnya lagi. "Nona Ellena, kamu benar-benar berpikir bahwa jika kamu menikahi Hanz, kamu akan bisa mendapatkan posisi sebagai Nyonya Brahmana di keluarga Brahmana ini?""Itu juga tidak ada hubungannya denganmu," jawab Ellena. Dia menjadi semakin tidak sabar dan semakin tidak ingin berurusan dengan Intan lagi. Sekali lagi, Ellena seperti memberi perintah untuk mengusir tamu, "Nona Intan, bisakah kamu pergi?"Intan adalah orang yang ingin dihargai. Jika dia berulang kali 'diusir' oleh Ellena begitu saja, bagaimana bisa dia menahannya? Tidak ada lagi seringai anggun di wajah Intan, dan matanya menjadi suram.Intan memandang Ellena dengan wajah dingin untuk beberapa saat, lalu mencibir. "Aku harap kamu bisa terus percaya diri seperti ini. Aku akan menunggu dan melihat berapa lama Nona Ellena akan menjadi Nyonya Muda Brahmana.""Terima kasih," kata Elle
"Tapi, sekarang setelah kupikir-pikir, aku juga bisa mengerti. Bagaimanapun, Nona Ellena adalah satu-satunya wanita yang tidak akan menyebabkan dia mengalami reaksi alergi. Di titik ini, kamu memang sangat istimewa dan sangat langka. Jika Hanz ingin menyembuhkan penyakitnya, dia harus melakukannya. Setelah dia tinggal bersama Ellena untuk waktu yang lama, Dokter Romi bisa memeriksa dari mana asal keunikannya ini."Setelah berbicara sampai di sini, Intan berhenti, seolah sedang memikirkan sesuatu. Setelah beberapa detik, dia melihat ke arah Ellena sambil tersenyum dan berkata lagi, "Ngomong-ngomong, aku sangat ingin tahu tentang sesuatu. Bagaimana Nona Ellena dan Hanz saling mengenal sebelumnya? Dari cara apa Hanz tahu kalau dia tidak akan mengalami reaksi alergi ketika menyentuhmu? Bisakah Nona Ellena membantuku menghilangkan keraguanku?"Intan benar-benar bingung. Hanzero tidak akan membiarkan wanita mana pun mendekatinya dan menyentuhnya, termasuk dirinya tanpa terkecuali. Tapi baga
Tiga tahun lalu, Alena berpartisipasi dalam pertunjukan bakat dan menang sebagai juara pertama dalam kompetisi menyanyi. Suaranya sangat unik dan halus. Dia telah merilis beberapa album dan semuanya menjadi sangat populer. Beberapa konser yang digelar juga selalu penuh penonton. Belum lagi, kekuatannya yang luar biasa. Penampilannya juga sangat seksi dan cantik. Setelah debut resminya, Alena menjadi populer dengan cepat.Dengan kekuatan dan sumber daya Alena, dia pasti bisa melangkah lebih jauh dan lebih stabil sejak awal. Namun, ketika Alena sedang berada di puncak dan terlihat memiliki masa depan yang cerah, entah kenapa dia tiba-tiba mengadakan konferensi pers dan mengatakan bahwa dia akan mengundurkan diri dari industri hiburan. Kemudian, Alena benar-benar meninggalkan industri hiburan dan berhenti menyanyi.Sejak itu, Ellena sangat jarang melihat berita yang berhubungan dengan Alena lagi. Wanita itu sepertinya telah menghilang begitu saja. Ellena tidak mengerti kenapa Intan tiba-
Sekarang dia menyadari bahwa pernikahan ini tidak seburuk yang ia kira. Menikah terasa menyenangkan dan membuatnya merasa lumayan baik. Memiliki seorang suami yang mencintainya dan memanjakannya juga sangat bagus.Semuanya jauh lebih baik dari yang dibayangkan. Mungkin, dia harus menyesuaikan lagi mentalitasnya dan seharusnya mencoba untuk benar-benar memperlakukan Hanzero sebagai suaminya.Setelah Hanzero keluar dari kamar tidur, dia langsung pergi ke ruang kerja. Kamar tidurnya ada di lantai tiga dan ruang kerjanya ada di lantai dua.Setelah Intan melihat Hanzero turun, barulah dia perlahan keluar setelah sedari tadi berdiri di sudut tangga. Dia berjalan sampai di luar kamar Hanzero tanpa bisa dijelaskan. Setelah ragu-ragu selama beberapa saat, dia mengulurkan tangan dan mengetuk pintu.Ellena belum lama memejamkan matanya di dalam kamar, dan sebelum dia merasa mengantuk, dia mendengar seseorang mengetuk pintu. Dia mengira itu Hanzero yang lupa mengambil sesuatu. Tetapi kemudian dia
"Bukankah kamu presiden di perusahaan? Kenapa kamu begitu sibuk sampai masih harus bekerja saat libur?" tanya Ellena tak mengerti.Hanzero tersenyum dan menjelaskan, "Aku baru saja mengambil alih perusahaan belum lama ini dan aku perlu mengurus banyak hal secara pribadi, tapi jangan khawatir. Tunggu setelah selesai dari kesibukan di bulan ini, nanti aku tidak akan begitu sibuk. Aku akan berusaha meluangkan lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu menemanimu.""...Aku tidak bermaksud begitu," gumam Ellena dengan agak malu. Perkataan ini membuat Ellena terdengar seolah sedang mengeluh kalau Hanzero tidak punya waktu untuk menemaninya."Kamu tidak bermaksud begitu, tapi aku ingin lebih sering menemanimu," kata Hanzero sambil menatap Ellena dengan lembut. "Sayang, apa kamu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di sisiku dan bersama denganku?"Di bawah tatapan Hanzero yang terfokus dan lembut, jantung Ellena berdegup kencang dan wajahnya mulai memanas. Tanpa menunggu jawabannya, Hanzero
Intan sering masuk ke rumah keluarga Brahmana. Sebelum Hanzero menikah, para pelayan di rumah keluarga ini pada dasarnya menganggapnya sebagai calon nyonya muda. Bahkan, jika Hanzero sudah menikah sekarang, para pelayan ini tetap bersikap sopan padanya.Meskipun Intan bukan Nyonya Muda, ia juga Nona Intan. Karenanya, ketika dia bertanya, pelayan wanita itu langsung menjawab dengan hormat, "Nona Intan, ini air gula merah.""Air gula merah?" Intan tertegun, "Ini dibawa untuk apa?""Sebelum Tuan Muda kembali membawa Nyonya Muda, dia meminta kami merebuskan air gula merah. Ini seharusnya untuk diminum Nyonya Muda," kata pelayan wanita itu sambil tersenyum sebelum ia melihat wajah Intan yang seketika menjadi suram, "Ini minuman untuk meredakan sakit datang bulan wanita.""Iya," jawab pelayan wanita lainnya sambil tersenyum, "Saya benar-benar tidak menyangka bahwa Tuan Muda kami ternyata adalah orang yang begitu peduli dan perhatian. Tuan Muda sangat baik pada Nyonya Muda. Tuan Muda tidak h
"Nenek, aku akan membantumu," kata Intan.Nyonya Tua memang memiliki sedikit masalah di kakinya dan jalannya juga sedikit tidak lancar. Intan bergerak dengan hati-hati untuk membantu Nenek Hanzero itu berdiri dan mengingatkannya dengan lembut, “Nenek, pelan-pelan."Setelah Nyonya tua bangun, dia menoleh dan menatap Intan lagi. Matanya menunjukkan jejak penyesalan dan belas kasihan. Gadis ini sangat baik. Dalam hal latar belakang keluarga, penampilan, dan kemampuan pribadi semuanya sangat cocok dengan cucu kesayangannya. Gadis ini akan mencintai orang dan menjadi berbakti. Mereka sebagai orang tua juga cukup menyukai Intan.Keluarganya dan kerabat jauh Mahendra juga. Para orang tua dari kedua keluarga juga memiliki hubungan yang baik. Dulu, mereka sudah terpikirkan rencana untuk menikahkan kedua anak mereka.Hanya saja... Tidak peduli seberapa inginnya mereka sebagai orang tua, kedua keturunan mereka ini tidak saling menyukai satu sama lain. Mereka sebagai orang tua juga tidak bisa mem
"Itu kamu yang mengatakannya lho. Ibu tidak minta," kata Ibu Hanzero. Ia merasa sedikit lebih nyaman ketika mendapatkan perhiasan itu dan merasakan perhatian putranya."Iya, aku yang mengatakannya."Hanzero mengaitkan bibirnya, menundukkan kepalanya, dan bertanya pada Ellena, "Apa kamu sudah mengantuk? Kamu ingin pergi tidur? Aku akan mengantarmu ke kamar sebentar."Ellena sebenarnya tidak mengantuk, tapi dia masih ingin pindah tempat. Meskipun nenek dan ibu Hanzero terlihat senang berbicara dengan baik padanya, dia masih merasa tidak nyaman berada di depan para orang tua. Karena itu dia membalas dengan lembut, "Hm.""Oke. Kalau begitu, aku akan membawamu ke kamar untuk tidur sebentar."Hanzero mengangkat kepalanya dan berkata pada ibu dan neneknya. "Ibu, Nenek, kalian sudah bertemu Ellena, kan? Karena sekarang sudah tidak pagi lagi, bukankah kalian juga harus tidur siang? Aku agak mengantuk, jadi aku akan pergi tidur sebentar. Tunggu hingga makan malam, baru kalian panggil aku."Sete
“Baik, baik. Kalian memang harus bekerja keras,” kata nenek. Nenek Brahmana melihat Ellena bersandar pada Hanzero. Cucu kesayangannya itu juga menatap cucu menantunya dengan penuh kasih sayang. Pasangan muda ini mempunyai hubungan yang sangat baik, wanita tua itu sangat bahagia di dalam lubuk hatinya. Tampaknya, ada harapan baginya untuk menimbang cicit tahun depan.“Ellena, ikut denganku. Ada yang harus aku kenalkan padamu lagi.” Hanzero berbalik dengan Ellena di pelukannya. Lalu perlahan berjalan ke arah nyonya besar dan berkata dengan lembut, “Ini adalah ibuku, dan ini Intan. Karena kamu sudah bertemu dengan Intan, aku tidak perlu memperkenalkannya lagi.”Ellena tersipu dan mengangkat kepalanya dari pelukan Hanzero. Saat dia melihat ibu Hanzero, dia sedikit tercengang. Entah ini hanya halusinasinya saja atau bukan, hanya saja, dia baru saja melihat ada sedikit rasa jijik dan marah di mata ibu Hanzero. Tetapi jejak itu tiba-tiba menghilang dalam sekejap mata.Bibir nyonya besar menu