Share

127. Makan Malam Bersama Mertua

Setiap sentuhan dari Galih selalu saja membuat darahnya berdesir. Mulai dari kepala hingga ujung kaki, tepatnya di jari jempolnya, tidak ada satu pun yang luput dari lidah suaminya. Puspa limbung dan sudah sangat basah, padahal suaminya belum lagi memulai hidangan utama. Ia tidak yakin bisa bertahan lebih dari satu menit jika pendahulunya saja sudah membuatnya tidak berkutik.

"Bagaimana rasanya, Sayang? Apa bisa dikatakan suami kamu ini mulai pintar?" tanya Galih di sela-sela ia menyusu seperti bayi yang kehausan. Puspa tidak bisa menjawab karena seluruh energinya sudah terkuras untuk menahan hasrat yang menggelora.

"Sayang, jangan siksa saya," lirih Puspa sembari meraih senjata suaminya yang kini sudah ia genggam dengan begitu keras.

"Apa mau hidangan utama sekarang?" Puspa mengangguk dengan kedua kaki yang sudah menekuk. Galih bersiap dengan membuka sedikit lebih lebar paha sang Istri. Menggerakkan jagoannya di pinggir bibir yang sudah amat sangat basah. Lalu hanya dengan dua kal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status