Home / Romansa / Kemilau Senja / Bertindak Sok Cuek

Share

Bertindak Sok Cuek

last update Last Updated: 2021-10-22 22:16:58

Pagi yang cerah, Matahari menampakkan keceriaan. Begitu juga dengan diriku, aku harus tetap terlihat ceria. Jagan memperlihatkan kesedihan lagi. Orang lain dan Mas Nando hanya perlu tahu bahwa aku selalu bahagia. Aku harus bisa menyembunyikan kesedihanku.

Pagi ini aku mulai beraktivitas di dapur, aku sengaja membantu Bi Inah memasak, aku memang ingin memasak makanan kesukaan Mas Nando, setelah masakan itu matang dan tercium baunya yang sangat menggugah selera aku pun meletakkan makanan itu di meja makan. Aku tidak peduli Mas Nando yang lagi diet karbo di pagi hari. Kalau dia memang bisa menghargai apa yang sudah aku lakukan untuknya pasti dia akan tetap memakan masakan buatanku.

Mas Nando pun telah ke luar dari kamarnya, dengan pakaian yang rapi terlihat gagah dan sangat tampan.

"Nandini." Mas Aldo menatapku agak kaget.

"Iya, Mas, kenapa kaget gitu?"

"Ini kamu yang masak?"

"Iya, Mas. Makanan kesukaan kamu 'kan. Sup daging?"

"Kamu ngga

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kemilau Senja    Perbuatan Buruk Suamiku

    Setelah aku siap dengan baju gamis longgar dan hijab panjang yang terulur menutupi dada, aku pun siap untuk pergi berbelanja, tidak masalah belanja sendirian. Karena hal itu sudah sering aku lakukan, sejak masih kuliah dulu.Aku pun berpamitan dulu dengan Bi Inah."Bi Inah, saya mau keluar belanja dulu ya.""Iya Mbak Nandini, hati-hati ya, Mba," sahut Bi Inah yang masih sibuk dengan cucian yang numpuk."Iya, Bi'. Makasih ya.""Saya berangkat dulu ya, Bi, assalamualaikum.""Iya, Mbak. Wa'alaikumussalam."Aku bergegas ke luar rumah, sembari menunggu sopir grab carnya datang, supir yang sama dengan yang kemarin. Ya, Mas Aditia, entah dari kemarin kenapa bisa selalu menemukan sopir yang sama, padahal biasanya tidak pernah seperti ini."Mungkin karena Mas Aditia lagi berada di dekat sini," pikirku."Mbak Nandini," sapa Mas Aditia."Iya Mas, Adi," sapaku"Mau ke mana nih Mbak?" tanya Mas Aditia."Kan

    Last Updated : 2021-10-23
  • Kemilau Senja    Mengetahui Kebenaran

    Hatiku sedih, hatiku pilu, ya itulah yang aku rasakan. Lagi-lagi aku merasakannya.Mas Aditia yang tadinya mengambil mobilnya pun kini menghampiriku."Mba Nandini. Mari masuk ke mobil, saya sudah siap mengantar Mbak Nandini sampai rumah dengan selamat," ujar Mas Aditia sembari melempar senyum ke arahku yang sedari tadi berdiri di pinggir jalan. Sudah seperti orang yang menunggu angkutan umum saja aku ini."Iya, Mas," jawabku langsung masuk ke mobil, karena di luar begitu panas. Hatiku juga sedang memanas, makin terasa panas jadinya."Mau langsung diantar pulang ke rumah Mas Nando?" tanya Mas Aditia sembari menoleh kearahku yang tengah duduk di belakang."Iya, Mas. Saya tidak ingin pergi ke mana-mana lagi," ucapku dengan wajah datar."Maaf, Mbak. Boleh tanya sesuatu?""Iya, mau tanya perihal apa, Mas?""Mengenai Mas Nando." Hal itu sontak membuatku kaget, apa yang ingin ditanyakan oleh pria ini."Iya, silakan, Mas. Saya t

    Last Updated : 2021-10-24
  • Kemilau Senja    Munculnya Seseorang yang Mencurigakan

    Lumayan capek juga bawa belanjaan yang cukup banyak, meski telah dibantu Bi Inah. Karena baru kali ini aku belanja sebanyak ini, maklum keperluan rumah tangga sama keperluan pribadi lebih banyak keperluan rumah tangga. Aku pun istirahat dulu di kamar, sambil menunggu azan Dhuhur.Kini aku tidak terlalu berpikir keras mengenai kenyataan yang baru saja aku ketahui. Aku percaya pada diriku sendiri bahwa nantinya aku pasti bisa membuat Mas Nando mencintaiku. Saat ini hatinya masih rapuh, dia butuh kelembutan. Pantas saja dia langsung mengagumi kelembutan sikapku. Ya, aku harus lebih lembut lagi dalam bersikap.Mas Nando adalah sumber kekuatanku, aku berharap padanya. Dialah imamku, akan selalu tetap di hatiku. Kini aku telah siap menjalani segala rintangan dalam pernikahan ini. Aku yakin Mas Nando tidak akan menceraikanku.Aku tidak akan membiarkan Aleesha menang dan merusak kehidupan Mas Nando. Sekarang yang perlu aku ketahui adalah tentang Aleesha. Menyebut

    Last Updated : 2021-10-24
  • Kemilau Senja    Hero Penyelamat

    Selang beberapa menit kemudian ada nada telepon masuk di ponselku, aku lihat Mas Aditia meneleponku balik. Aku pun segera mengangkatnya. "Assalamualaikum Mba Nandini, ada apa kok telepon malam-malam begini?" tanya Mas Aditia khawatir terjadi sesuatu denganku. "Wa'alaikumussalam. Mas Adi, bisa minta to-tolong sebentar," jawabku dengan nada terbata karena merasa sangat takut. "Iya ada apa Mbak? Kok sepertinya Mbak Nandini sedang ketakutan gitu?" tanya Mas Aditia terdengar cemas mengkhawatirkanku. "Itu, Mas, disini tiba-tiba ada seseorang yang mencurigakan gitu, masuk ke pekarangan rumah, saya takut, jangan-jangan itu maling," ujarku menjelaskan. "Ya Allah ... ya sudah kalau begitu saya langsung meluncur ke sana sekarang, Mbak. Tunggu saya ya, jangan bertindak dulu, bahaya," sahut Mas Aditia yang langsung buru-buru mendatangiku. "Iya, Mas. Hati-hati, maaf sudah mengganggu malam-malam begini." "Iya nggak papa, Mbak. Saya lang

    Last Updated : 2021-10-25
  • Kemilau Senja    Perhatian Mas Aditia

    Pagi yang cerah, aku Nandini, aku akan membuat suamiku sadar betapa berartinya diriku."Aku akan membuat kamu lupa dengan masa lalu kamu yang pahit itu Mas Nando," gumamku dalam hati."Astagfirullah, aku sampai lupa, bukankah tadi malam Mas Aditia telah menolongku, dan tidur di teras," gerutuku.Aku pun bergegas ke luar rumah untuk melihat apakah Mas aditia masih berada di sana ataukah sudah kembali ke indekos.Aku ke luar rumah, tidak ada siapa pun di sana, bantal dan selimut masih ada di kursi, lalu di mana Mas Aditia?"Mbak Nandini sudah bangun?" tanya Mas aditia menghampiriku."Iya, sudah sejak Subuh tadi, Mas, Mas Aditia dari mana?""Oh ini loh, Mbak, tadi itu saya pulang dulu, untuk sholat Subuh di masjid, karena saya masih ngantuk ketiduran deh di kamar indekos, bangun tidur saya inget, kalau saya pulang tadi belum pamit sama Mbak Nandini, saya berpikir pasti Mbak Nandini nyariin, makanya saya ke sini lagi Mbak," ujar Mas

    Last Updated : 2021-10-25
  • Kemilau Senja    Belanja ke Pasar

    Diteras kulihat Mas Aditia tengah duduk di kursi yang semalam dia tempati buat tidur."Assalamualaikum Mbak Nandini.""Wa'alaikumussalam warahmatullah. Sudah sedari tadi di sini ya, Mas?""Barusan kok, Mbak. Oh ya, ini bubur ayamnya, saya belikan dua, barangkali Mba Nandini suka nanti bisa nambah lagi.""Makasih ya, Mas, jadi ngerepotin," ucapku dengan lembut"Iya sama-sama* Mbak, nggak ngrepotin kok.""Mas Aditia nanti bisa antar saya ke pasar sebentar untuk membeli keperluan memasak, sudah habis semua.""Bisa kok, Mbak, sekarang?""Saya mau sarapan dulu, Mas, nanti saya hubungi kalau sudah siap berangkat""Oh baik, Mbak. Saya permisi pulang ya, mau sarapan juga sekalian mau cuci mobil dulu, " ujar Mas Aditia yg pamit pulang."Iya, Mas. Hati-hati, sekali lagi makasih ya, buburnya.""Iya dihabiskan ya!"Aku mengangguk."Ya sudah, Mbak. Saya pulang dulu. Assalamualaikum.

    Last Updated : 2021-10-26
  • Kemilau Senja    Mas Nando Egois

    Belum sempat aku masuk ke rumah, Mas Nando tiba-tiba menghampiriku di luar yang masih ngobrol dengan Mas Aditia."Nandini, kamu sudah pulang sayang?" ucapnya sembari merangkul pundakku."Iya sudah kok, Mas.""Eh lo rupanya, Dit?" tanya Mas Nando yang kaget melihat Mas Aditia yang mengantarku pulang."Iya, Mas Nando," jawab Mas Aditia sembari membuka mobilnya lalu ke luar dari mobil."Nandini, kamu kok diantar pulang sama nih anak?" tanya Mas Nando sembari menatapku sinis, sepertinya dia marah."Iya, Mas. Mas Aditia ini kan sopir grab car," jawabku sembari tetap tersenyum padanya."Oh jadi lo sekarang jadi sopir grab car, Dit?" tanya Mas Nando pada Mas Aditia.Aku heran, mereka 'kan tetangga, Mas Aditia aja kenal baik, bahkan tahu semua tentang Mas Nando, tetapi Mas Nando malah tidak tahu kalau Mas Aditia kerjanya jadi sopir grab car, kan aneh aja gitu."Iya, Mas," jawab Mas Aditia singkat dan eksresinya agak gugup.

    Last Updated : 2021-10-26
  • Kemilau Senja    Gagal Ngambek

    "Jika kau akan pergi, mengapa kau datang, jika aku mencintaimu apakah itu salahku?"***Keesokan harinya, aku sengaja tidak ke luar kamar terlebih dahulu, hari ini aku bersiap untuk mengajar, aku sudah rindu dengan para mahasiswi, aku berangkat kerja akan tetap meminta tolong Mas Aditia untuk mengantar.Keegoisan Mas Nando sungguh tidak wajar, dia terlalu posesif, tak seharusnya dia cemburu dengan Mas Aditia, dia tidak mencintaiku kenapa dia harus cemburu? Aneh bukan?Aku masih menunggu di kamar, aku tidak akan keluar dari kamar sebelum Mas Nando berangkat kerja. Aku malas untuk membahas hal yang sama, yang bisa membuat moodku hilang, aku harus semangat lagi untuk mengajar, harus fokus. Jangan karena masalah ini membuatku jadi sulit berkonsentrasi penuh pada pekerjaanku. Aku harus kembali bersemangat, demi masa depanku dan kebahagiaanku sendiri. Apa aku egois? Aku rasa tidak.Terdengar suara langkah kaki seperti sedang berjalan ke arah

    Last Updated : 2021-10-26

Latest chapter

  • Kemilau Senja    Suamiku Lebih Mementingkan Aleesha

    Makanannya telah ia habiskan,aku menuangkan air minum di gelas dan aku berikan padanya."Ini Mas, minumnya.""Iya, makasih ya, sayang, kamu sudah melayaniku dengan baik," ujarnya sembari menerima segelas air minum dari tanganku."Iya, sama-sama, Mas. Meski rumah tangga kita tidak bisa berjalan dengan lama, setidaknya aku bisa membuat Mas Nando bahagia bersamaku, itu sudah cukup membuatku puas kok, Mas," jawabku dengan menunduk."Iya, makasih ya, Nandini. Maaf kalau aku belum bisa bahagiain kamu. Saat ini belum bisa mencintai kamu, tapi entah dengan perhatian kamu selanjutnya, mungkin saja bisa membuat hatiku luluh," ujar Mas Nando sembari menatapku lembut dan memberikan senyuman manisnya.Berarti aku masih ada kesempatan untuk memenangkan hatinya karena Mas Nando sendiri yang telah memberikan aku kesempatan itu."Aku akan pergunakan kesempatan itu dengan baik, Mas," jawabku sembari tersenyum manis."Iya Nandini.""Mana tadi kat

  • Kemilau Senja    Soto Betawi Menghangatkan Suasana

    "Sudah azan Maghrib nih, Bi, sholat dulu yuk.""Iya Mba Nandini, ini Bibi juga mau ambil air wudu."Aku telah selesai menyetrika pakaian, sambil ngobrol nggak terasa capeknya. Aku pun bergegas mengambil air wudu dan menjalankan ibadah salat Maghrib, dilanjut dengan muroja'ah hafalan Al-Qur'an, sejak masalah menghampiriku aku tidak fokus untuk memuroja'ah hafalan. Sekarang aku ingin lebih fokus lagi untuk muroja'ah hafalanku, agar tidak terlupa.Setelah salat dan muroja'ah hafalan Al-Qur'an, aku bersiap untuk memasak makan malam. Mas Nando pasti suka aku masakin soto betawi, pulang kerja pasti dia belum sempat makan. Aku beinisitif untuk membuatkan soto betawi yang super lezat. Khusus untuk suamiku.Aku memasaknya sendiri, sebenarnya sih Bi Inah ingin membantuku tapi aku mencegahnya. Ini saatnya aku melaksanakan tugas-tugasku sebagai istri yang baik. Karena sejak masalah ini menghampiriku aku merasa aku belum melakukan tugasku sebagai seorang istri, yaitu

  • Kemilau Senja    Bi Inah Membongkar Semua Rahasia

    Tugas mengajar hari ini telah terselesaikan. Aku mencoba mengubungi Mas Nando. Ya, barangkali suamiku mau menjemputku, tapi lagi-lagi tidak diangkat olehnya. Aku pun mengirimkan pesan whatsapp.[Mas, aku akan pulang bersama Mas Aditia ya, aku harap kamu tidak marah padaku] isi pesan dariku.Aku langsung menghubungi Mas Aditia, dan langsung saja tersambung, memang orang ini selalu sigap jika aku membutuhkan bantuannya."Assalamualaikum Mas Aditia.""Wa'alaikumussalam, Iya, Mbak Nandini.""Bisa jemput saya sekarang, Mas?""Bisa kok Mbak, segera meluncur.""Baiklah, terima kasih banyak ya* Mas Aditia, saya tunggu di dekat gerbang kampus," ujarku."Iya sama-sama, Mbak Nandini, ini saya langsung meluncur ke sana.""Iya Mas Aditia, hati-hati ya. "Wassalamu'alaikum.""Iya, Mbak Nandini. Wa'alaikumussalam."Aku pun menutup teleponnya dan berjalan ke dekat gerbang kampus untuk menunggu Mas Aditia di sana.

  • Kemilau Senja    Sulit Untuk Berbohong

    "Tenang, Nandini. Kamu harus tetap semangat, alihkan dulu masalah yang membebani pikiran, konsentrasilah untuk mengajar," gumamku dalam hati, menyemangati diriku yang mulai down."Assalamualaikum Naharukis sa'id thalibul ilmi." Aku mengucapkan salam kepada para Mahasiswa."Wa'alaikumussalam, said mubarok Ustazah, Nandini." Mereka menjawab salamku dengan serempak, seperti biasanya."Kayfa halukuma?" Aku menanyakan kabar mereka."Alhamdulillah ala kulli hal.""Kayfa haluk Ustazah Nandini?" tanya salah satu mahasiswi yang bernama Zakia."Alhamdulillah ana bi khoir," jawabku sembari melempar senyum manis."Sudah bisa kita mulai proses belajarnya?" ujarku menanyakan kesiapan mereka."Sudah siap, Ustazah." Mereka menjawabnya dengan serempak."Baiklah mari kita mulai proses belajarnya hari ini kita awali dengan bacaan basmalahya.""Bismillahirrohmanirrohim ... selanjutnya kita berdoa agar diberikan ilmu yang berman

  • Kemilau Senja    Kembali Mengajar

    Aku masuk ke ruang kerjaku. Di ruangan itu telah banyak dosen yang sudah datang. Ya, memang aku agak kesiangan, biasanya aku selalu datang lebih dulu dari mereka semua. Aku yang datang kesiangan pun menjadi bahan candaan mereka. Ya, maklum aku 'kan pengantin baru."Assalamualaikum." Aku masuk ke ruang kerjaku dengan mengucapkan salam."Wa'alaikumussalam." Para dosen menjawab salam dengan serempak.Mereka semua langsung saja menatapku, aku yang berdiri di antara tatapan mereka pun menjadi sangat malu, bagaikan aku ini seorang artis saja yang penuh sorotan dan tatapan penggemar."Eheeemm, pengantin baru sudah mulai masuk kerja nih?" goda salah satu rekan kerjaku yang bernama Bu Yulistya,"Iya, nih, apa jangan-jangan maksain kerja nih," sahut Pak Nawawi dosen paling Killer di sini, tetapi kali ini malah bisa bercanda."Nandini, kamu minta perpanjang cuti kerja juga pasti dibolehin kok, mengingat pasti lagi asyik-asyiknya menikmati b

  • Kemilau Senja    Gagal Ngambek

    "Jika kau akan pergi, mengapa kau datang, jika aku mencintaimu apakah itu salahku?"***Keesokan harinya, aku sengaja tidak ke luar kamar terlebih dahulu, hari ini aku bersiap untuk mengajar, aku sudah rindu dengan para mahasiswi, aku berangkat kerja akan tetap meminta tolong Mas Aditia untuk mengantar.Keegoisan Mas Nando sungguh tidak wajar, dia terlalu posesif, tak seharusnya dia cemburu dengan Mas Aditia, dia tidak mencintaiku kenapa dia harus cemburu? Aneh bukan?Aku masih menunggu di kamar, aku tidak akan keluar dari kamar sebelum Mas Nando berangkat kerja. Aku malas untuk membahas hal yang sama, yang bisa membuat moodku hilang, aku harus semangat lagi untuk mengajar, harus fokus. Jangan karena masalah ini membuatku jadi sulit berkonsentrasi penuh pada pekerjaanku. Aku harus kembali bersemangat, demi masa depanku dan kebahagiaanku sendiri. Apa aku egois? Aku rasa tidak.Terdengar suara langkah kaki seperti sedang berjalan ke arah

  • Kemilau Senja    Mas Nando Egois

    Belum sempat aku masuk ke rumah, Mas Nando tiba-tiba menghampiriku di luar yang masih ngobrol dengan Mas Aditia."Nandini, kamu sudah pulang sayang?" ucapnya sembari merangkul pundakku."Iya sudah kok, Mas.""Eh lo rupanya, Dit?" tanya Mas Nando yang kaget melihat Mas Aditia yang mengantarku pulang."Iya, Mas Nando," jawab Mas Aditia sembari membuka mobilnya lalu ke luar dari mobil."Nandini, kamu kok diantar pulang sama nih anak?" tanya Mas Nando sembari menatapku sinis, sepertinya dia marah."Iya, Mas. Mas Aditia ini kan sopir grab car," jawabku sembari tetap tersenyum padanya."Oh jadi lo sekarang jadi sopir grab car, Dit?" tanya Mas Nando pada Mas Aditia.Aku heran, mereka 'kan tetangga, Mas Aditia aja kenal baik, bahkan tahu semua tentang Mas Nando, tetapi Mas Nando malah tidak tahu kalau Mas Aditia kerjanya jadi sopir grab car, kan aneh aja gitu."Iya, Mas," jawab Mas Aditia singkat dan eksresinya agak gugup.

  • Kemilau Senja    Belanja ke Pasar

    Diteras kulihat Mas Aditia tengah duduk di kursi yang semalam dia tempati buat tidur."Assalamualaikum Mbak Nandini.""Wa'alaikumussalam warahmatullah. Sudah sedari tadi di sini ya, Mas?""Barusan kok, Mbak. Oh ya, ini bubur ayamnya, saya belikan dua, barangkali Mba Nandini suka nanti bisa nambah lagi.""Makasih ya, Mas, jadi ngerepotin," ucapku dengan lembut"Iya sama-sama* Mbak, nggak ngrepotin kok.""Mas Aditia nanti bisa antar saya ke pasar sebentar untuk membeli keperluan memasak, sudah habis semua.""Bisa kok, Mbak, sekarang?""Saya mau sarapan dulu, Mas, nanti saya hubungi kalau sudah siap berangkat""Oh baik, Mbak. Saya permisi pulang ya, mau sarapan juga sekalian mau cuci mobil dulu, " ujar Mas Aditia yg pamit pulang."Iya, Mas. Hati-hati, sekali lagi makasih ya, buburnya.""Iya dihabiskan ya!"Aku mengangguk."Ya sudah, Mbak. Saya pulang dulu. Assalamualaikum.

  • Kemilau Senja    Perhatian Mas Aditia

    Pagi yang cerah, aku Nandini, aku akan membuat suamiku sadar betapa berartinya diriku."Aku akan membuat kamu lupa dengan masa lalu kamu yang pahit itu Mas Nando," gumamku dalam hati."Astagfirullah, aku sampai lupa, bukankah tadi malam Mas Aditia telah menolongku, dan tidur di teras," gerutuku.Aku pun bergegas ke luar rumah untuk melihat apakah Mas aditia masih berada di sana ataukah sudah kembali ke indekos.Aku ke luar rumah, tidak ada siapa pun di sana, bantal dan selimut masih ada di kursi, lalu di mana Mas Aditia?"Mbak Nandini sudah bangun?" tanya Mas aditia menghampiriku."Iya, sudah sejak Subuh tadi, Mas, Mas Aditia dari mana?""Oh ini loh, Mbak, tadi itu saya pulang dulu, untuk sholat Subuh di masjid, karena saya masih ngantuk ketiduran deh di kamar indekos, bangun tidur saya inget, kalau saya pulang tadi belum pamit sama Mbak Nandini, saya berpikir pasti Mbak Nandini nyariin, makanya saya ke sini lagi Mbak," ujar Mas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status