Share

di Pinggiran Pantai

Penulis: Roslinda Az Zahro
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di sepanjang perjalanan, Alina menangis. Air matanya tidak dapat terbendung. Sebelum memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut, Alina masih memikirkan ayahnya yang mungkin berubah untuk lebih menyayanginya. Namun ternyata, sekeras apapun Alina mencoba, Lesmana tidak akan kembali seperti dulu.

Hal itu sangat sulit diterima oleh Alina, kenangan-kenangan masa lalu yang indah berputar di kepalanya. Lesmana yang selalu tanggap dan perhatian kepadanya, dan tidak membiarkan hal sekecil apapun membuat Alina menangis. Kemana perginya Lesmana itu.

Setelah beberapa lama ia menangis, sopir taksi menyampaikan bahwa mereka sudah berhenti di tujuan. Alina menurunkan barang-barangnya dan masuk ke sebuah rumah. Di sekitar rumah tersebut terdapat pepohonan yang rindang. Di tempat Alina melangkah, ada jalan setapak yang dihiasi bunga-bunga di samping kanan dan kirinya. Bunga tulip dan anggrek dengan berbagai macam warna. Di tengah hamparan bunga itu, berdiri gazebo dari kayu, yang senada dengan rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kemenangan sang Nona Muda   Malaikat Pelindung

    “Wah wah, seneng ya lu. Ngerjain gue tadi!” Felix merutuki dirinya sendiri, merasa malu dengan tingkahnya yang terlihat sedikit congkak dan merendahkan Alina saat bersama tadi. “Apasih nyolot banget! Lagian siapa yang sombong duluan. Mana ada gue ngerjain lo!” Alina sedikit kesal dengan kata-kata Felix, meskipun ternyata sangat menyenangkan mengerjai Felix seperti ini. “Lu sengaja ya, mau bikin nama gue jelek di depan Pak Santanu!” Felix benar-benar sangat malu dengan keadaannya saat ini, hal itu dilampiaskan dengan marah-marah kepada Alina. “Felix, apa sih! Orang kakek tadi biasa-biasa aja, jangan lebay deh!” sebagai seorang laki-laki, Felix terbilang cukup lebay menurut Alina. “Lebay kata lo! Ini masalah harga diri woy!” Felix sangat mengagumi Santanu. Ia bergabung dengan perguruan bela diri milik Santanu ketika usianya baru menginjak tujuh tahun. Awalnya, Felix sangat kesulitan karena ilmu beladiri yang diajarkan oleh Santanu sangat berat. Namun, dengan kegigihan dan semangat n

  • Kemenangan sang Nona Muda   Harapan Baru

    “Alina, hari ini ikut nenek yuk, ke suatu tempat,” Setyawati menyendokkan makanannya ke mulut. Kemudian menatap Alina.“Mau ke mana, nek?” tanya Alina penasaran.“Nanti kamu juga akan tau,” ujar Setyawati singkat.Setelah menyelesaikan sarapannya, Setyawati meminta Alina untuk segera berangkat, tak lupa Felix ikut serta bersama mereka. Di sepanjang perjalanan, Alina dibuat penasaran oleh sang nenek. Perjalanan menuju tempat itu tidak jauh, terhitung masih satu daerah dengan rumah Santanu dan Setyawati.Kemudian mobil berbelok ke arah utara, dua ratus meter kemudian berhenti di depan pintu tua yang besar. Pintu itu terbuat dari kayu, dengan ukiran-ukiran naga yang meliuk-liuk di setiap sisinya. Pintu itu terbuka otomatis setelah Setyawati menekan beberapa tombol.Mobil mereka melewati pintu, dan berhenti setelah berjalan sejauh lima ratus meter dari pintu. Ketiga orang penumpangnya turun, dua yang muda mengikuti yang tua. Alina tau, yang sekarang ada di hadapannya adalah genangan air y

  • Kemenangan sang Nona Muda   Dream

    Santanu dan Setyawati serius mendengar presentasi Alina. Matanya berbinar-binar, suaranya menggebu-gebu penuh dengan semangat, bibirnya senantiasa tersenyum. Pemandangan ini sungguh menyenangkan bagi mereka berdua, akhirnya Alina mereka yang ceria telah kembali.Ide yang dikembangkan Alina cukup bagus, namun pelaksanaan dan detail masih kurang. Untuk itu, mereka menyerahkan proposal tersebut kepada konsultan bisnis untuk diperbaiki. Semua hal yang diinginkan Alina tidak bisa langsung dimasukkan ke dalam area danau. Karena orang akan cepat bosan. Area itu akan terkesan tidak memiliki perubahan sama sekali. Pada awal buka, biarlah danau tersebut tampil apa adanya dengan kebersihan, pelayanan dan penjagaan yang maksimal. Teknik pemasarannya menggunakan kata Hidden Gem agar terdengar seperti taman rahasia di film-film bertema kerajaan. Alina suka dengan ide itu. Hari demi hari Alina lewati dengan bersusah payah mempelajari bisnis dari nol, meski bukan ahli, ia harus mengetahui seluk-belu

  • Kemenangan sang Nona Muda   Splash!

    Akhirnya, promosi dan iklan untuk danau rilis hari ini, sekaligus menjadi pengumuman pembukaan tempat wisata itu. Alina menamainya “Swan Lake” dengan sengaja menambahkan angsa-angsa yang dibiarkan lepas, serta pengunjung yang boleh memberi makan mereka. Mungkin, tempat ini mulai akan didatangi pengunjung beberapa hari lagi.Alina mengadakan acara peresmian pembukaan tempat wisata Swan Lake. Setelah memberikan pidato singkat, Alina memotong pita tanda peresmian pembukaan Swan Lake. Alina mengundang influencer ternama dan influencer yang baru terjun untuk membuat konten di tempat wisata baru tersebut. Dirinya juga menerima masukan dan kritikan yang membangun dari tamu-tamu yang ia undang pada hari itu. Perempuan itu tidak merasa lelah sama sekali, dirinya senang dengan apa yang ia lakukan saat ini. Alina membangun kantor khusus yang menghadap ke danau. Selain tempat bagi Alina dan timnya untuk rapat, kantor tersebut juga digunakan sebagai pos penjagaan apabila ada kejadian yang tidak t

  • Kemenangan sang Nona Muda   Aku yang Baru

    Felix menoleh ke arah datangnya peluru itu, melihat seseorang tengah berlari menuju hutan di bagian belakang danau. “Al, lo harus pulang sekarang juga! Cepet!” Alina mengangguk, lalu bergegas masuk ke mobil dan meminta supir untuk pulang. Setelah memastikan Alina pergi dengan sopir dari keluarga Santanu, Felix langsung berlari mengejar penembak tadi. Felix adalah pelari tercepat di akademinya, beberapa temannya menjulukinya seperti vampir di film Twilight. Kecepatan berlarinya tidak ada yang menyamai, ia membuat keberadaan benda-benda di sekitarnya melambat, sehingga ia melaju lebih pesat tanpa terasa lelah. Sesampainya di tengah hutan, Felix duduk, menempelkan tangannya pada pohon, memfokuskan chakra. Tumbuhan-tumbuhan itu menangkap gelombang yang dipancarkan sekitarnya menjadi sebuah memori, dan Felix berusaha untuk membaca memori itu. Felix terkoneksi dengan tumbuhan-tumbuhan yang saling membisikkan informasi. Setelah berhasil, Felix langsung berlari secepat mungkin ke arah uta

  • Kemenangan sang Nona Muda   Jangan Mengikuti Aku!

    Alina maju menuju panggung, memandangi keseluruhan kelas. Mereka tidak berharap banyak pada Alina. Di sisi lain, mereka takut Alina memang tidak sebaik Delancy dan mengacaukan semuanya, nama mereka akan ikut buruk, Sonya tidak akan memberikan mereka kesempatan barang sedikitpun kedepannya.Alina mengambil posisi, dan menarik napasDer Hölle Rache kocht in meinem Herzen,Pembalasan Neraka Mendidih di Hatiku,Tod und Verzweiflung (2x) flammet um mich her!Kematian dan keputusasaan berkobar di sekelilingku!Fühlt nicht durch dich Jangan rasakan melaluimuSarastro Todesschmerzen, Sarastro Todesschmerzen,Sarastro kesakitan kematian, Sarastro kesakitan kematian,Seluruh mata dalam kelas membelalak mendengar pemilihan lagu Alina. Mereka mendongakkan kepala, menatap Alina. Sonya dan Delancy ikut melongo tak percaya dengan lagu yang sangat sulit itu. So bist du meine Tochter nimmermehr. (2x)Jadi kau bukan putriku lagiaaah ah ah ah ah ah haaaaaah ah ah ah ah ah haaaSeluruh penghuni kela

  • Kemenangan sang Nona Muda   Pengakuan

    “Allen?” Alina diam menatap laki-laki itu. Allen adalah orang yang tidak pernah terbayangkan olehnya bertemu di sini, tempat ini, dan waktu ini. Alina sangat tidak suka dengan Allen, ia berteman dengan ular licik itu.Allen melangkah maju, ingin meraih tangan Alina. Namun ditahan oleh Felix, “mau ngapain lo?”.Allen menepis tangan Felix, “Bukan urusan lo, gue mau bicara empat mata sama Alina!”“Tapi Alina gak mau ngomong sama lo!” Felix mencengkram tangan Allen, menyuruhnya menjauh dari mereka berdua. “Alina please, kasih kesempatan gue ngomong sebentar. Setelah gue ngomong, gue janji akan pergi dan gak ganggu hidup lo lagi,” Allen berkata tulus pada Alina.Alina mengangguk, ia mau berbicara pada Allen. Setelah di tempat yang cukup sepi Alina meminta Allen untuk cepat mengatakan apa maksud dari kedatangannya saat ini. Alina muak harus melihat wajah Allen.“Lo baik-baik aja?” ujar Allen dengan nada khawatir. Alina mengernyit, apa maksud dari perkataan Allen? Apakah ia tahu tentang in

  • Kemenangan sang Nona Muda   Anak-anak Kaya itu

    Setelah selesai berlatih, Felix dan Alina diminta menuju ruang pertunjukkan untuk melakukan gladi. Waktu yang digunakan untuk bersiap sangat sebentar, sebagai siswa The Castle, mereka dipercaya dapat tampil dalam acara besar dengan persiapan kurang dari setengah jam. Ternyata selain mereka, banyak siswa baru yang akan tampil juga. Diantaranya adalah anak-anak yang sudah terkenal sebagai seniman muda di televisi, anak seorang pejabat dan pengusaha terkenal, dan juga anak artis.Felix dan Alina dipasangkan sebagai solo sopran yang diiringi oleh pianis. Di sana juga terdapat Delancy yang tampil bersama dua orang lainnya untuk vokal soprano grup. Yakni Gauri Parwati yang merupakan keturunan salah satu orang terkaya di India, dan Son Seung-Wan penyanyi asal Korea Selatan yang terkenal. Alina mengalihkan pandangannya ke tempat duduk, terdapat beberapa anak seperti Muhammad Hamzah yang akan mengiringi permainan biola oleh Latisha Julieta. Serta vokal grup dengan Gaius Jade sebagai Soprano,

Bab terbaru

  • Kemenangan sang Nona Muda   Laki-laki di sekitarku

    Alina berdiri di depan pintu apartemen dengan hati yang berdebar. Dia mengambil napas dalam-dalam, menguatkan dirinya sebelum akhirnya membuka pintu dan masuk. Di dalam, pemandangan yang mengejutkan menantinya: Marco, setengah sadar dan terikat di kursi, dengan wajah penuh kebingungan dan ketakutan. Cahaya lampu yang redup membuat bayangan tubuhnya tampak suram, menambah kesan dramatis di dalam ruangan itu.Alina mendekati Marco dengan langkah tenang, tatapannya dingin. "lo bodoh banget, Marco," katanya dengan nada sinis, "Lo ga inget gimana gue bisa lolos dari gudang itu? Gue tau, lo yang bawa gue ke sana! "Marco tersentak, ia tak menyangka Alina akan mengetahui itu. Marco tidak dapat mengelak, ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tetapi tali yang mengikatnya terlalu kuat. "Lo mau apa sekarang?" tanyanya dengan suara serak.Alina tertawa kecil, memperlihatkan senyum puas. "Lo dan Jade udah menyabotase gue selama ini. Dan gue punya bukti kuat untuk itu," katanya sambil mengeluarkan pons

  • Kemenangan sang Nona Muda   Yang terlewat

    Felix berhasil memotret mereka berdua, tidak lupa dengan penyadap suara tingkat tinggi. Fellix bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka rencanakan dan siapa dalang di balik semua ini. Laki-laki itu segera menemui Alina dan memberitahu semuanya.Alina merasa semakin aneh, apa yang ia lakukan sampai Seline dan Trisia membencinya sampai seperti ini. Selama ini Alina belum menemukan jawabannya. Tapi Alina yakin, dirinya akan bisa mengatasi ini semua. Ia dan Felix mulai bekerja di tempatnya masing-masing. Felix harus kembali ke Santanu sesegera mungkin untuk mempersiapkan rencana mereka dengan matang. Selama persiapan, Marco dan Alina sama-sama saling mendekatkan diri. Keduanya memiliki rencana. Setiap hari dan setiap detik, Marco selalu melaporkan apapun yang terjadi kepada Jade. Di lain sisi, Jade juga melatih nyanyiannya. Ia tidak sadar, bahwa pianist yang sedang berlatih bersamanya adalah suruhan Felix untuk memata-matai Jade.Jade juga orang yang dianggap berada di sekolah ini. Dir

  • Kemenangan sang Nona Muda   Smile!

    FLASHBACKAlina berpikir keras, ia dan felix harus tahu siapa dalang dibalik penculikan Alina kali ini, serta cara apa yang mungkin membuat mereka semua kapok untuk menyakiti Alina. Alina dan Felix mulai satu persatu menyebut kemungkinan-kemungkinan nama yang muncul berdasarkan kebencian, atau musuh keluarga Santanu. Mereka juga menambahkan Seline dan Trisia.“Felix, gue inget badan orang yang nyulik gue! Dia tinggi, besar, otot tangannya kuat banget dan kasar!” Alina mencoba mengingat-ingat.“Hmm, kalau begitu gak mungkin dia cewe. Berarti kita harus nyari dia di kelas musik klasik bass dan tenor, atau seni musik. Nanti kita bagi ke orang-orang yang berkemungkinan punya postur tubuh sama seperti yang lo bilang,”Alina dan Felix bergegas menilik foto penerimaan siswa baru di The Castle. Mereka memilah orang-orang yang berpostur tubuh tinggi dan besar. Setelah menemukan lima kandidat, Alina dan Felix cepat-cepat mencari tahu latar belakang orang-orang tersebut. Kemudian mereka menemuka

  • Kemenangan sang Nona Muda   Tamparan Keras

    Alina terhuyung sedikit ke belakang. Betapa semua kejadian ini bercampur menjadi satu. Memang salah Alina apa, sampai mereka berbuat setega ini dengan Alina. Pewara meminta mereka kembali ke ruangan belakang panggung. Kemudian panitia meminta para peserta untuk menonton di kursi penonton. Felix, Alina jadi teringat pada laki-laki itu. Ia adalah satu-satunya orang yang dapat menenangkannya saat ini. tangan Alina bergetar, wajahnya menahan tangis. Saat giliran Jade maju, Alina semakin menganga. Penampilan, dan aransemen Jade sama persis dengan miliknya. Jade menyanyikan Mi chiamano mimì karya Puccini dengan baik. Alina menggelengkan kepalanya. Sungguh dunia ini penuh dengan hal yang tidak disangka-sangka. Setelah Jade Selesai, Alina dipanggil menuju panggung. Marco duduk di depan pianonya, bersiap. Alina menundukkan kepalanya, sedikit membungkuk memberi hormat. Matanya lurus menatap tajam ke arah Seline, dan Ronald. Seline tersenyum kearahnya, senyum yang palsu. Alina mengangguk pada

  • Kemenangan sang Nona Muda   Semuanya Hancur

    Mulai sekarang, Alina dan Marco terlihat sering bersama. Bahkan, Marco sampai menjemput Alina di gerbang asrama putri. Keduanya berlatih siang malam. Dengan begitu, Marco akhirnya tahu, mengapa Alina bisa lebih baik dibandingkan penyanyi lainnya. Alina sangat pandai mengatur tubuhnya. Waktu berlatih, waktu istirahat, dan waktu untuk bersantai. Alina juga menjaga makanan dan minuman, serta berolahraga. Ketika berlatih, Alina sama sekali tidak membuat celah, ia ingin tampil sempurna meski pada saat latihan. Hal ini membuat Marco sangat kagum.Dari empat hari yang tersisa, mereka hanya memiliki dua hari untuk latihan sebelum berangkat ke medan perang. Alina mengatur strategi, agar mereka bisa tampil semaksimal mungkin. Alina dan Marco sama-sama anak yang ambisius. Walaupun tidak memenangkan kompetisi, target mereka adalah mengambil hati para juri dan tamu. Alina sangat fokus mendengarkan suaranya sendiri yang direkam, teliti memperhatikan apa yang kurang dari nyanyian tersebut. Marco me

  • Kemenangan sang Nona Muda   Gotcha

    etelah acara itu selesai, Alina mulai didekati oleh anak-anak dengan ekonomi menengah dan bawah. Mereka senang sekali dengan kekuatan Alina yang digunakan untuk membantu orang lain. Alina juga sangat senang apabila sedikit demi sedikit keadilan bisa ditegakkan. “Lo keren Al,” seorang wanita duduk di kursi yang sama dengan Alina. Sejenak, suara desingan angin melewati mereka berdua, gemeretak ranting yang menaungi ikut memecah kesunyian. Saat ini Alina sangat waspada dengan wanita yang ada di sampingnya ini. “Bukan gue,” kata-kata singkat itu seperti jawaban atas pertanyaan yang berputar-putar di kepala Alina. Delancy kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Alina. Alina tertegun, apakah memang kejadian yang menimpa Alina banyak yang mengetahui, tapi mereka menutup mana soal ini? Atau bahkan, para penjahat itu menggunakan kekuasaan mereka untuk menutupi kejadian ini? Alina tidak boleh percaya begitu saja pada Delancy. Kini Alina lebih awas dengan sekitarnya. Ia tak mau lagi bersika

  • Kemenangan sang Nona Muda   Who's the Boss?

    Tiit tiit tiitMendengar bunyi itu, Alina langsung menyingkir. Ia menunduk di pojok ruangan dan melindungi kepalanya dengan kursi. Beberapa detik kemudian suara alat berat mulai mendekati ruangan itu.BrakkkAlina melihat excavator itu menghancurkan ruangan kecil ini. Alina cepat berlari ke hadapan excavator tersebut dan melihat Felix mengendarainya. Felix juga melihat Alina, sontak turun dari excavator tersebut dan berlari ke arah Alina.Alina berlinang air mata, ia selalu tau Felix akan datang dan menjaganya. Alina akan meminta maaf pada Felix karena telah sombong. Setibanya Felix di hadapannya, Alina siap menerima pelukan Felix.Getokk“Aww, Felix. Apa-apaan sih lu ga jelas, tiba-tiba getok kepala gue!” Alina mendengus kesal dengan sikap Felix.“Udah tau, sekarang akibatnya kalo lo sok kuat?” wajah Felix memerah, matanya membelalak. “Setidaknya lo harus bisa lari kenceng buat ngelindungin diri lo sendiri!” nada Felix makin naik, membuat Alina menunduk, matanya berkaca-kaca.Felix m

  • Kemenangan sang Nona Muda   Anak-anak Kaya itu

    Setelah selesai berlatih, Felix dan Alina diminta menuju ruang pertunjukkan untuk melakukan gladi. Waktu yang digunakan untuk bersiap sangat sebentar, sebagai siswa The Castle, mereka dipercaya dapat tampil dalam acara besar dengan persiapan kurang dari setengah jam. Ternyata selain mereka, banyak siswa baru yang akan tampil juga. Diantaranya adalah anak-anak yang sudah terkenal sebagai seniman muda di televisi, anak seorang pejabat dan pengusaha terkenal, dan juga anak artis.Felix dan Alina dipasangkan sebagai solo sopran yang diiringi oleh pianis. Di sana juga terdapat Delancy yang tampil bersama dua orang lainnya untuk vokal soprano grup. Yakni Gauri Parwati yang merupakan keturunan salah satu orang terkaya di India, dan Son Seung-Wan penyanyi asal Korea Selatan yang terkenal. Alina mengalihkan pandangannya ke tempat duduk, terdapat beberapa anak seperti Muhammad Hamzah yang akan mengiringi permainan biola oleh Latisha Julieta. Serta vokal grup dengan Gaius Jade sebagai Soprano,

  • Kemenangan sang Nona Muda   Pengakuan

    “Allen?” Alina diam menatap laki-laki itu. Allen adalah orang yang tidak pernah terbayangkan olehnya bertemu di sini, tempat ini, dan waktu ini. Alina sangat tidak suka dengan Allen, ia berteman dengan ular licik itu.Allen melangkah maju, ingin meraih tangan Alina. Namun ditahan oleh Felix, “mau ngapain lo?”.Allen menepis tangan Felix, “Bukan urusan lo, gue mau bicara empat mata sama Alina!”“Tapi Alina gak mau ngomong sama lo!” Felix mencengkram tangan Allen, menyuruhnya menjauh dari mereka berdua. “Alina please, kasih kesempatan gue ngomong sebentar. Setelah gue ngomong, gue janji akan pergi dan gak ganggu hidup lo lagi,” Allen berkata tulus pada Alina.Alina mengangguk, ia mau berbicara pada Allen. Setelah di tempat yang cukup sepi Alina meminta Allen untuk cepat mengatakan apa maksud dari kedatangannya saat ini. Alina muak harus melihat wajah Allen.“Lo baik-baik aja?” ujar Allen dengan nada khawatir. Alina mengernyit, apa maksud dari perkataan Allen? Apakah ia tahu tentang in

DMCA.com Protection Status