Share

Who's the Boss?

Penulis: Roslinda Az Zahro
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tiit tiit tiit

Mendengar bunyi itu, Alina langsung menyingkir. Ia menunduk di pojok ruangan dan melindungi kepalanya dengan kursi. Beberapa detik kemudian suara alat berat mulai mendekati ruangan itu.

Brakkk

Alina melihat excavator itu menghancurkan ruangan kecil ini. Alina cepat berlari ke hadapan excavator tersebut dan melihat Felix mengendarainya. Felix juga melihat Alina, sontak turun dari excavator tersebut dan berlari ke arah Alina.

Alina berlinang air mata, ia selalu tau Felix akan datang dan menjaganya. Alina akan meminta maaf pada Felix karena telah sombong. Setibanya Felix di hadapannya, Alina siap menerima pelukan Felix.

Getokk

“Aww, Felix. Apa-apaan sih lu ga jelas, tiba-tiba getok kepala gue!” Alina mendengus kesal dengan sikap Felix.

“Udah tau, sekarang akibatnya kalo lo sok kuat?” wajah Felix memerah, matanya membelalak. “Setidaknya lo harus bisa lari kenceng buat ngelindungin diri lo sendiri!” nada Felix makin naik, membuat Alina menunduk, matanya berkaca-kaca.

Felix m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kemenangan sang Nona Muda   Gotcha

    etelah acara itu selesai, Alina mulai didekati oleh anak-anak dengan ekonomi menengah dan bawah. Mereka senang sekali dengan kekuatan Alina yang digunakan untuk membantu orang lain. Alina juga sangat senang apabila sedikit demi sedikit keadilan bisa ditegakkan. “Lo keren Al,” seorang wanita duduk di kursi yang sama dengan Alina. Sejenak, suara desingan angin melewati mereka berdua, gemeretak ranting yang menaungi ikut memecah kesunyian. Saat ini Alina sangat waspada dengan wanita yang ada di sampingnya ini. “Bukan gue,” kata-kata singkat itu seperti jawaban atas pertanyaan yang berputar-putar di kepala Alina. Delancy kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Alina. Alina tertegun, apakah memang kejadian yang menimpa Alina banyak yang mengetahui, tapi mereka menutup mana soal ini? Atau bahkan, para penjahat itu menggunakan kekuasaan mereka untuk menutupi kejadian ini? Alina tidak boleh percaya begitu saja pada Delancy. Kini Alina lebih awas dengan sekitarnya. Ia tak mau lagi bersika

  • Kemenangan sang Nona Muda   Semuanya Hancur

    Mulai sekarang, Alina dan Marco terlihat sering bersama. Bahkan, Marco sampai menjemput Alina di gerbang asrama putri. Keduanya berlatih siang malam. Dengan begitu, Marco akhirnya tahu, mengapa Alina bisa lebih baik dibandingkan penyanyi lainnya. Alina sangat pandai mengatur tubuhnya. Waktu berlatih, waktu istirahat, dan waktu untuk bersantai. Alina juga menjaga makanan dan minuman, serta berolahraga. Ketika berlatih, Alina sama sekali tidak membuat celah, ia ingin tampil sempurna meski pada saat latihan. Hal ini membuat Marco sangat kagum.Dari empat hari yang tersisa, mereka hanya memiliki dua hari untuk latihan sebelum berangkat ke medan perang. Alina mengatur strategi, agar mereka bisa tampil semaksimal mungkin. Alina dan Marco sama-sama anak yang ambisius. Walaupun tidak memenangkan kompetisi, target mereka adalah mengambil hati para juri dan tamu. Alina sangat fokus mendengarkan suaranya sendiri yang direkam, teliti memperhatikan apa yang kurang dari nyanyian tersebut. Marco me

  • Kemenangan sang Nona Muda   Tamparan Keras

    Alina terhuyung sedikit ke belakang. Betapa semua kejadian ini bercampur menjadi satu. Memang salah Alina apa, sampai mereka berbuat setega ini dengan Alina. Pewara meminta mereka kembali ke ruangan belakang panggung. Kemudian panitia meminta para peserta untuk menonton di kursi penonton. Felix, Alina jadi teringat pada laki-laki itu. Ia adalah satu-satunya orang yang dapat menenangkannya saat ini. tangan Alina bergetar, wajahnya menahan tangis. Saat giliran Jade maju, Alina semakin menganga. Penampilan, dan aransemen Jade sama persis dengan miliknya. Jade menyanyikan Mi chiamano mimì karya Puccini dengan baik. Alina menggelengkan kepalanya. Sungguh dunia ini penuh dengan hal yang tidak disangka-sangka. Setelah Jade Selesai, Alina dipanggil menuju panggung. Marco duduk di depan pianonya, bersiap. Alina menundukkan kepalanya, sedikit membungkuk memberi hormat. Matanya lurus menatap tajam ke arah Seline, dan Ronald. Seline tersenyum kearahnya, senyum yang palsu. Alina mengangguk pada

  • Kemenangan sang Nona Muda   Smile!

    FLASHBACKAlina berpikir keras, ia dan felix harus tahu siapa dalang dibalik penculikan Alina kali ini, serta cara apa yang mungkin membuat mereka semua kapok untuk menyakiti Alina. Alina dan Felix mulai satu persatu menyebut kemungkinan-kemungkinan nama yang muncul berdasarkan kebencian, atau musuh keluarga Santanu. Mereka juga menambahkan Seline dan Trisia.“Felix, gue inget badan orang yang nyulik gue! Dia tinggi, besar, otot tangannya kuat banget dan kasar!” Alina mencoba mengingat-ingat.“Hmm, kalau begitu gak mungkin dia cewe. Berarti kita harus nyari dia di kelas musik klasik bass dan tenor, atau seni musik. Nanti kita bagi ke orang-orang yang berkemungkinan punya postur tubuh sama seperti yang lo bilang,”Alina dan Felix bergegas menilik foto penerimaan siswa baru di The Castle. Mereka memilah orang-orang yang berpostur tubuh tinggi dan besar. Setelah menemukan lima kandidat, Alina dan Felix cepat-cepat mencari tahu latar belakang orang-orang tersebut. Kemudian mereka menemuka

  • Kemenangan sang Nona Muda   Yang terlewat

    Felix berhasil memotret mereka berdua, tidak lupa dengan penyadap suara tingkat tinggi. Fellix bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka rencanakan dan siapa dalang di balik semua ini. Laki-laki itu segera menemui Alina dan memberitahu semuanya.Alina merasa semakin aneh, apa yang ia lakukan sampai Seline dan Trisia membencinya sampai seperti ini. Selama ini Alina belum menemukan jawabannya. Tapi Alina yakin, dirinya akan bisa mengatasi ini semua. Ia dan Felix mulai bekerja di tempatnya masing-masing. Felix harus kembali ke Santanu sesegera mungkin untuk mempersiapkan rencana mereka dengan matang. Selama persiapan, Marco dan Alina sama-sama saling mendekatkan diri. Keduanya memiliki rencana. Setiap hari dan setiap detik, Marco selalu melaporkan apapun yang terjadi kepada Jade. Di lain sisi, Jade juga melatih nyanyiannya. Ia tidak sadar, bahwa pianist yang sedang berlatih bersamanya adalah suruhan Felix untuk memata-matai Jade.Jade juga orang yang dianggap berada di sekolah ini. Dir

  • Kemenangan sang Nona Muda   Laki-laki di sekitarku

    Alina berdiri di depan pintu apartemen dengan hati yang berdebar. Dia mengambil napas dalam-dalam, menguatkan dirinya sebelum akhirnya membuka pintu dan masuk. Di dalam, pemandangan yang mengejutkan menantinya: Marco, setengah sadar dan terikat di kursi, dengan wajah penuh kebingungan dan ketakutan. Cahaya lampu yang redup membuat bayangan tubuhnya tampak suram, menambah kesan dramatis di dalam ruangan itu.Alina mendekati Marco dengan langkah tenang, tatapannya dingin. "lo bodoh banget, Marco," katanya dengan nada sinis, "Lo ga inget gimana gue bisa lolos dari gudang itu? Gue tau, lo yang bawa gue ke sana! "Marco tersentak, ia tak menyangka Alina akan mengetahui itu. Marco tidak dapat mengelak, ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tetapi tali yang mengikatnya terlalu kuat. "Lo mau apa sekarang?" tanyanya dengan suara serak.Alina tertawa kecil, memperlihatkan senyum puas. "Lo dan Jade udah menyabotase gue selama ini. Dan gue punya bukti kuat untuk itu," katanya sambil mengeluarkan pons

  • Kemenangan sang Nona Muda   Siapa yang Lebih Berkuasa?

    PlakkSatu tamparan mendarat di pipi mulus Alina. Perempuan itu mendesis kesakitan. Ia kira, jika sudah mengalaminya berulang kali, rasanya tidak akan sakit lagi. Air matanya dengan sekuat tenaga bertahan agar tidak jatuh. Dia harus kuat, tinggal sedikit lagi, rencananya akan sempurna.“Kenapa kamu sangat egois Alina, papa tidak menyangka,” pria itu menghela nafas, “Walau tidak sedarah, kalian itu saudara, tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu!”. Dengan wajah merah padam, Lesmana berjalan pergi, meninggalkan tiga wanita di ruang makan.Salah satunya tersenyum, Seline. Sebagai anak baru di rumah ini, dia cukup pintar mengambil hati papa Alina . Rupanya, sedari kecil ibunya mengajarkan ilmu playing victim. Oleh karena itu, keduanya sangat mirip. Pemandangan itu mengiris hati Alina.Seline, masih dengan senyum yang melengkung di bibirnya berkata, “Alina yang cantik, makanya ga usah sok deh jadi orang, pake cara mau ngaduin gue ke papa, hahahahah,” gelak tawanya terdengar menjengk

  • Kemenangan sang Nona Muda   My Other Half

    “Good morning class, this is your lecturer, David. I will teach and share my knowledge in this class for this semester. The terms and conditions would be shared in your chat room, any questions?” Pria berusia 30-an itu sedang berkacak pinggang, menelisik ke seluruh ruangan. Atmosfer terasa sangat tegang, karena sekolah hukum terkenal dengan dosen yang kaku dan tidak bersahabat. “If there are no questions, let’s jump to the next section. Who wants to volunteer as the head of this class?” David berusaha menemukan tangan yang terangkat di antara dua puluh mahasiswa yang hadir dalam ruangan tersebut. “I volunteer, sir!” suara itu memecah keheningan kelas. David melempar pandangan ke arah anak tersebut, “Okay, great. what’s your name?” “Its Allen. Allen Astro Hasibuan, sir!” mendengar nama tersebut, seluruh mahasiswa di kelas ramai berbisik “pasti dia pure blood!”. “Thanks, Allen. Now I need the vice, who wants to volunteer?” David kembali melihat dan menunggu siapa yang akan mengan

Bab terbaru

  • Kemenangan sang Nona Muda   Laki-laki di sekitarku

    Alina berdiri di depan pintu apartemen dengan hati yang berdebar. Dia mengambil napas dalam-dalam, menguatkan dirinya sebelum akhirnya membuka pintu dan masuk. Di dalam, pemandangan yang mengejutkan menantinya: Marco, setengah sadar dan terikat di kursi, dengan wajah penuh kebingungan dan ketakutan. Cahaya lampu yang redup membuat bayangan tubuhnya tampak suram, menambah kesan dramatis di dalam ruangan itu.Alina mendekati Marco dengan langkah tenang, tatapannya dingin. "lo bodoh banget, Marco," katanya dengan nada sinis, "Lo ga inget gimana gue bisa lolos dari gudang itu? Gue tau, lo yang bawa gue ke sana! "Marco tersentak, ia tak menyangka Alina akan mengetahui itu. Marco tidak dapat mengelak, ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tetapi tali yang mengikatnya terlalu kuat. "Lo mau apa sekarang?" tanyanya dengan suara serak.Alina tertawa kecil, memperlihatkan senyum puas. "Lo dan Jade udah menyabotase gue selama ini. Dan gue punya bukti kuat untuk itu," katanya sambil mengeluarkan pons

  • Kemenangan sang Nona Muda   Yang terlewat

    Felix berhasil memotret mereka berdua, tidak lupa dengan penyadap suara tingkat tinggi. Fellix bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka rencanakan dan siapa dalang di balik semua ini. Laki-laki itu segera menemui Alina dan memberitahu semuanya.Alina merasa semakin aneh, apa yang ia lakukan sampai Seline dan Trisia membencinya sampai seperti ini. Selama ini Alina belum menemukan jawabannya. Tapi Alina yakin, dirinya akan bisa mengatasi ini semua. Ia dan Felix mulai bekerja di tempatnya masing-masing. Felix harus kembali ke Santanu sesegera mungkin untuk mempersiapkan rencana mereka dengan matang. Selama persiapan, Marco dan Alina sama-sama saling mendekatkan diri. Keduanya memiliki rencana. Setiap hari dan setiap detik, Marco selalu melaporkan apapun yang terjadi kepada Jade. Di lain sisi, Jade juga melatih nyanyiannya. Ia tidak sadar, bahwa pianist yang sedang berlatih bersamanya adalah suruhan Felix untuk memata-matai Jade.Jade juga orang yang dianggap berada di sekolah ini. Dir

  • Kemenangan sang Nona Muda   Smile!

    FLASHBACKAlina berpikir keras, ia dan felix harus tahu siapa dalang dibalik penculikan Alina kali ini, serta cara apa yang mungkin membuat mereka semua kapok untuk menyakiti Alina. Alina dan Felix mulai satu persatu menyebut kemungkinan-kemungkinan nama yang muncul berdasarkan kebencian, atau musuh keluarga Santanu. Mereka juga menambahkan Seline dan Trisia.“Felix, gue inget badan orang yang nyulik gue! Dia tinggi, besar, otot tangannya kuat banget dan kasar!” Alina mencoba mengingat-ingat.“Hmm, kalau begitu gak mungkin dia cewe. Berarti kita harus nyari dia di kelas musik klasik bass dan tenor, atau seni musik. Nanti kita bagi ke orang-orang yang berkemungkinan punya postur tubuh sama seperti yang lo bilang,”Alina dan Felix bergegas menilik foto penerimaan siswa baru di The Castle. Mereka memilah orang-orang yang berpostur tubuh tinggi dan besar. Setelah menemukan lima kandidat, Alina dan Felix cepat-cepat mencari tahu latar belakang orang-orang tersebut. Kemudian mereka menemuka

  • Kemenangan sang Nona Muda   Tamparan Keras

    Alina terhuyung sedikit ke belakang. Betapa semua kejadian ini bercampur menjadi satu. Memang salah Alina apa, sampai mereka berbuat setega ini dengan Alina. Pewara meminta mereka kembali ke ruangan belakang panggung. Kemudian panitia meminta para peserta untuk menonton di kursi penonton. Felix, Alina jadi teringat pada laki-laki itu. Ia adalah satu-satunya orang yang dapat menenangkannya saat ini. tangan Alina bergetar, wajahnya menahan tangis. Saat giliran Jade maju, Alina semakin menganga. Penampilan, dan aransemen Jade sama persis dengan miliknya. Jade menyanyikan Mi chiamano mimì karya Puccini dengan baik. Alina menggelengkan kepalanya. Sungguh dunia ini penuh dengan hal yang tidak disangka-sangka. Setelah Jade Selesai, Alina dipanggil menuju panggung. Marco duduk di depan pianonya, bersiap. Alina menundukkan kepalanya, sedikit membungkuk memberi hormat. Matanya lurus menatap tajam ke arah Seline, dan Ronald. Seline tersenyum kearahnya, senyum yang palsu. Alina mengangguk pada

  • Kemenangan sang Nona Muda   Semuanya Hancur

    Mulai sekarang, Alina dan Marco terlihat sering bersama. Bahkan, Marco sampai menjemput Alina di gerbang asrama putri. Keduanya berlatih siang malam. Dengan begitu, Marco akhirnya tahu, mengapa Alina bisa lebih baik dibandingkan penyanyi lainnya. Alina sangat pandai mengatur tubuhnya. Waktu berlatih, waktu istirahat, dan waktu untuk bersantai. Alina juga menjaga makanan dan minuman, serta berolahraga. Ketika berlatih, Alina sama sekali tidak membuat celah, ia ingin tampil sempurna meski pada saat latihan. Hal ini membuat Marco sangat kagum.Dari empat hari yang tersisa, mereka hanya memiliki dua hari untuk latihan sebelum berangkat ke medan perang. Alina mengatur strategi, agar mereka bisa tampil semaksimal mungkin. Alina dan Marco sama-sama anak yang ambisius. Walaupun tidak memenangkan kompetisi, target mereka adalah mengambil hati para juri dan tamu. Alina sangat fokus mendengarkan suaranya sendiri yang direkam, teliti memperhatikan apa yang kurang dari nyanyian tersebut. Marco me

  • Kemenangan sang Nona Muda   Gotcha

    etelah acara itu selesai, Alina mulai didekati oleh anak-anak dengan ekonomi menengah dan bawah. Mereka senang sekali dengan kekuatan Alina yang digunakan untuk membantu orang lain. Alina juga sangat senang apabila sedikit demi sedikit keadilan bisa ditegakkan. “Lo keren Al,” seorang wanita duduk di kursi yang sama dengan Alina. Sejenak, suara desingan angin melewati mereka berdua, gemeretak ranting yang menaungi ikut memecah kesunyian. Saat ini Alina sangat waspada dengan wanita yang ada di sampingnya ini. “Bukan gue,” kata-kata singkat itu seperti jawaban atas pertanyaan yang berputar-putar di kepala Alina. Delancy kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Alina. Alina tertegun, apakah memang kejadian yang menimpa Alina banyak yang mengetahui, tapi mereka menutup mana soal ini? Atau bahkan, para penjahat itu menggunakan kekuasaan mereka untuk menutupi kejadian ini? Alina tidak boleh percaya begitu saja pada Delancy. Kini Alina lebih awas dengan sekitarnya. Ia tak mau lagi bersika

  • Kemenangan sang Nona Muda   Who's the Boss?

    Tiit tiit tiitMendengar bunyi itu, Alina langsung menyingkir. Ia menunduk di pojok ruangan dan melindungi kepalanya dengan kursi. Beberapa detik kemudian suara alat berat mulai mendekati ruangan itu.BrakkkAlina melihat excavator itu menghancurkan ruangan kecil ini. Alina cepat berlari ke hadapan excavator tersebut dan melihat Felix mengendarainya. Felix juga melihat Alina, sontak turun dari excavator tersebut dan berlari ke arah Alina.Alina berlinang air mata, ia selalu tau Felix akan datang dan menjaganya. Alina akan meminta maaf pada Felix karena telah sombong. Setibanya Felix di hadapannya, Alina siap menerima pelukan Felix.Getokk“Aww, Felix. Apa-apaan sih lu ga jelas, tiba-tiba getok kepala gue!” Alina mendengus kesal dengan sikap Felix.“Udah tau, sekarang akibatnya kalo lo sok kuat?” wajah Felix memerah, matanya membelalak. “Setidaknya lo harus bisa lari kenceng buat ngelindungin diri lo sendiri!” nada Felix makin naik, membuat Alina menunduk, matanya berkaca-kaca.Felix m

  • Kemenangan sang Nona Muda   Anak-anak Kaya itu

    Setelah selesai berlatih, Felix dan Alina diminta menuju ruang pertunjukkan untuk melakukan gladi. Waktu yang digunakan untuk bersiap sangat sebentar, sebagai siswa The Castle, mereka dipercaya dapat tampil dalam acara besar dengan persiapan kurang dari setengah jam. Ternyata selain mereka, banyak siswa baru yang akan tampil juga. Diantaranya adalah anak-anak yang sudah terkenal sebagai seniman muda di televisi, anak seorang pejabat dan pengusaha terkenal, dan juga anak artis.Felix dan Alina dipasangkan sebagai solo sopran yang diiringi oleh pianis. Di sana juga terdapat Delancy yang tampil bersama dua orang lainnya untuk vokal soprano grup. Yakni Gauri Parwati yang merupakan keturunan salah satu orang terkaya di India, dan Son Seung-Wan penyanyi asal Korea Selatan yang terkenal. Alina mengalihkan pandangannya ke tempat duduk, terdapat beberapa anak seperti Muhammad Hamzah yang akan mengiringi permainan biola oleh Latisha Julieta. Serta vokal grup dengan Gaius Jade sebagai Soprano,

  • Kemenangan sang Nona Muda   Pengakuan

    “Allen?” Alina diam menatap laki-laki itu. Allen adalah orang yang tidak pernah terbayangkan olehnya bertemu di sini, tempat ini, dan waktu ini. Alina sangat tidak suka dengan Allen, ia berteman dengan ular licik itu.Allen melangkah maju, ingin meraih tangan Alina. Namun ditahan oleh Felix, “mau ngapain lo?”.Allen menepis tangan Felix, “Bukan urusan lo, gue mau bicara empat mata sama Alina!”“Tapi Alina gak mau ngomong sama lo!” Felix mencengkram tangan Allen, menyuruhnya menjauh dari mereka berdua. “Alina please, kasih kesempatan gue ngomong sebentar. Setelah gue ngomong, gue janji akan pergi dan gak ganggu hidup lo lagi,” Allen berkata tulus pada Alina.Alina mengangguk, ia mau berbicara pada Allen. Setelah di tempat yang cukup sepi Alina meminta Allen untuk cepat mengatakan apa maksud dari kedatangannya saat ini. Alina muak harus melihat wajah Allen.“Lo baik-baik aja?” ujar Allen dengan nada khawatir. Alina mengernyit, apa maksud dari perkataan Allen? Apakah ia tahu tentang in

DMCA.com Protection Status