Claire berdiri di dalam ruang tamu. Dia mengamati sekeliling, baru duduk di atas sofa. “Gimana kalau Tuan Dimas ganti pakaian dulu, baru kita mulai bicara?”Dimas berjalan ke sisi Claire, lalu duduk di sampingnya. Dia seolah-olah sedang mendekati Claire. “Pakaianku cukup nyaman.”Claire mengangkat kepalanya, lalu tersenyum. “Sepertinya Tuan Dimas memanggilku ke sini bukan untuk mengobrol?”Dimas menghirup aroma harum rambutnya, lalu memainkannya. “Kenapa kamu berani ke sini?”Claire menyingkirkan tangannya, lalu menyandarkan lengannya di atas sofa. Dia menatap Dimas dengan tersenyum. “Kalau Tuan Dimas nggak ingin ngobrol, aku akan buat Tuan Dimas bersedia untuk ngobrol sama aku.”Dimas mendekatkan bibirnya.Tangan Claire spontan mengadang. Dia menutup mulut yang hendak menciumnya. “Tuan Dimas, apa kamu yakin ingin berbuat seperti ini?”“Kenapa kamu semprot parfum?” Dimas memeluk Claire. Tatapannya terlihat sangat bergairah. “Tak disangka setelah beberapa tahun tidak bertemu, ternyata k
Claire tersenyum. “Apa yang aku takutkan?” Kedua tangan Claire diangkat tinggi. Sikapnya masih terlihat acuh tak acuh. “Aku malah galau lantaran Keluarga Ozara nggak mencariku. Seandainya video berhubungan Tuan Dimas dengan lelaki beredar di area Andes, reputasi Keluarga Ozara pasti akan hancur? Jadi, kenapa aku mesti takut sama kamu?”“Perbuatanmu ini melanggar hukum!”Tidak terlihat lagi senyuman di wajah Claire. Dia pun berkata dengan muram, “Melanggar hukum atau tidak, kita bicarakan lagi nanti. Kalian telanjangi dia.”Keempat pengawal mengerutkan kening mereka. Mereka baru saja mendekat, Dimas pun menjerit, “Sebentar!” Keringat dingin seketika bercucuran. Dia berkata dengan napas terengah-engah, “Claire, bukankah ada yang ingin kamu bahas sama aku? Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”Claire melambaikan tangan meminta para pengawal untuk mundur. Dia mencondongkan tubuhnya, lalu mencubit dagunya. “Kamu kasih Jolin pakai mobil itu?”“Iya.” Selesai berbicara, Dimas menambahkan, “
Claire menatap anggur merah di dalam gelasnya. “Keuntungan apa yang diberikan Bu Lidora kepada kakekmu? Kenapa kakekmu bisa membantunya?”Dimas terkekeh. “Mana aku tahu? Semua yang seharusnya aku ketahui sudah aku beri tahu kepadamu.” Seusai berbicara, dia membalikkan kepala untuk melihat Claire. “Gimana kalau kamu tanya kakekku saja?”Claire mengangkat-angkat alisnya. “Nggak perlu aku yang bertanya. Sekarang suamiku sudah turun tangan. Seandainya terjadi sedikit kecelakaan pada putriku di kota Andes.” Claire mengangkat gelas anggurnya. Tetiba dia melepaskannya. Gelas anggur langsung jatuh menghantam karpet. “Aku bisa meratakan Keluarga Ozara yang bukan apa-apa itu.”Dimas seketika merasa terbengong. Sebenarnya siapa si Claire ini? Kenapa dia bisa berbicara seperti ini?Saking penasarannya, Dimas kembali bertanya, “Sebenarnya kamu itu siapa?”Claire memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya. Dia berdiri, lalu tersenyum. “Aku itu Claire.”Dimas kembali bertanya, “Apa latar belakan
Herbert memanggil seorang pelayan kemari, “Suruh orang antar Nona Jessie kemari.”Pelayan pun terbengong sejenak. Hanya saja, dia juga tidak berani bertanya terlalu banyak. Dia terpaksa berlari keluar.Herbert kembali melihat Javier dengan mengerutkan keningnya. “Kamu itu Tuan Javier Fernando?”Sebelumnya Herbert pernah mendengar namanya, hanya saja dia tidak pernah bertemu dengan Javier secara langsung. Terlebih, dirinya sangat jarang mengamati berita dalam negeri.Javier merapikan pakaiannya. Ekspresi dingin di wajahnya mulai memudar. “Iya, aku tidak bermaksud untuk melukai anggota Keluarga Ozara.”Tetiba Herbert bertanya, “Siapa nama ibumu?”Javier menyipitkan matanya. “Hubungan kamu dengan Bu Lidora sangat bagus. Kenapa dia tidak beri tahu siapa nama ibuku?”Herbert tidak berbicara.Javier menepuk-nepuk kotoran di lengan pakaiannya. “Ibuku adalah anak yang diadopsi Keluarga Tanzil. Namanya Prisca Tanzil.”Herbert kembali tertegun. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, tetiba ra
Namun, ketika kepikiran ayahnya Jessie saja tidak menenangkannya, Herbert pun tidak berani ikut campur.Suara tangis keras Jessie terdengar sampai di luar rumah. Javier menekan-nekan hidungnya. Dia berusaha untuk menenangkan dirinya, hendak mengatakan sesuatu. Jessie mendorong tangan Javier. “Aku nggak ingin lihat Ayah lagi. Aku benci sama Ayah!”Jessie memalingkan kepalanya, lalu berlari pergi.“Jessie ….” Javier mengulurkan tangannya, tetapi dia tidak berhasil menangkap apa-apa. Roger melirik Javier sekilas. “Tuan, aku pergi melihatnya dulu.”Roger mengejar langkahnya.Herbert meletakkan gelas tehnya. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalau gadis itu tidak ingin pulang bersamamu, aku tidak keberatan jika Tuan Javier tinggal beberapa hari di area Andes.”Javier menyipitkan matanya. Beberapa saat kemudian, dia membalikkan tubuhnya melihat ke sisi Herbert. “Apa rencanamu?”Herbert pun tersenyum. “Kalian adalah tamu. Sudah seharusnya aku memperlakukan kalian layaknya seorang tamu. Te
Javier terdiam membisu.Beberapa saat kemudian, Javier menepuk dagunya, lalu berkata dengan serius, “Jessie, kamu harus tahu tempat ini bukanlah area kekuasaan Ayah. Ayah hanya datang untuk menyelamatkanmu saja.”Mereka sedang berada di area Andes, bukan sedang di Makronesia. Jadi, Keluarga Fernando memang tidak diperbolehkan untuk ikut campur dalam masalah di area Andes. Lagi pula, tidak ada dendam di antara mereka. Javier tidak boleh menimbulkan konflik.Berhubung Jessie dibawa kemari oleh mereka, Javier pun datang untuk menyelamatkan putrinya. Ada alasan kenapa Javier bisa datang ke area Andes. Herbert hanya menginginkan Jules saja. Dia bersedia melepaskan putrinya juga karena tidak ingin menyinggung Javier.Jessie berkata dengan terisak-isak, “Apa Kak Jules akan mati?”Javier mengangkat tangannya menyeka air mata di ujung matanya. “Jessie, Ayah tahu kamu anaknya baik, tidak ingin meninggalkan temanmu. Tapi kamu masih kecil, kamu tidak mengerti dengan masalah orang dewasa. Ada banya
Claire menunduk dan tidak berbicara.Andreas memang tidak bisa merasakan kasih sayang dari ibunya. Padahal dia adalah darah daging ibunya, ibunya malah begitu membenci Andreas, bahkan membenci seluruh Keluarga Tanzil.Sebenarnya apa alasannya? Sepertinya hanya ibunya sendiri yang mengetahui alasannya?Claire tidak tinggal lama. Saat dia kembali ke mobil, pengawal memberitahunya bahwa Javier telah berhasil menjemput Jessie. Mereka akan menetap di sana selama beberapa hari. Claire disuruh untuk tidak mencemaskan mereka.Kening Claire tampak berkerut. “Apa maksudnya akan menetap selama beberapa hari?”Pengawal juga merasa serbasalah. “Nona Muda Jessie tidak bersedia untuk pulang. Dia meminta Tuan Javier untuk menyelamatkan Tuan Muda Jules. Tuan Javier juga kehabisan akal.”Claire bertanya, “Apa anggota Keluarga Ozara mempersulit mereka?”Pengawal menggeleng. “Tidak, setelah rombongan Tuan Javier tiba di area Andes, Pak Herbert langsung melepaskan Nona Muda Jessie.”Setelah mendengar ucapa
Sementara itu, ada netizen yang merasa Rose tidak bersalah.[ Dia hanya ingin berterima kasih sama Cahya saja, tapi dia malah ditolak mentah-mentah. Sekarang kenapa kalian malah menyalahkan gadis yang nggak bersalah? ][ Penggemar Cahya memang nggak tahu diri. Apa salahnya gadis itu? Cahya menyelamatkannya, dia hanya ingin berterima kasih sama Cahya saja. Apa yang salah? ]Suara netizen sangatlah berbeda. Ada yang berpihak di sisi Cahya, ada juga yang berpihak di sisi Rose. Pokoknya, suara netizen semakin heboh saja.Para netizen sedang menunggu balasan dari Cahya. Hanya saja, hingga sore hari, Cahya, pihak studio, dan juga asistennya tidak melakukan klarifikasi apa pun.Keesokan harinya, saat Cahya keluar rumah sakit, semua awak media sedang menunggu di depan rumah sakit untuk mewawancarainya. Rina dan pengawal mengadang para awak media yang berdesakan. Cahya mengenakan jaket berwarna hitam dengan syal berwarna putih. Di bawah kamera para awak media, Cahya kelihatan sangat tampan. Ha