Untung saja perhatian Jessie hanya tertuju pada diri Jerry. Jadi, dia tidak memperhatikan gerak-gerik mereka berdua.Javier menahan tangan Claire. “Yang patuh!”“Aku nggak akan diam kalau kamu nggak janji sama aku!” Claire mengambek, lalu membalikkan tubuhnya.Javier memijat-mijat keningnya, lalu memeluknya. “Kita bicarakan lagi nanti malam.”Claire bersandar di dalam pelukan Javier, lalu menunjukkan senyuman puas.Akhirnya pertunjukan dimulai. Jerry berdiri di atas pentas. Semua wali murid dan teman-teman lainnya tidak tahu bahwa pemeran tokoh utama wanita ini adalah seorang anak lelaki.Orang yang memerani tokoh pangeran adalah seorang anak lelaki yang lain. Si peran antagonis pun dilakoni oleh anak perempuan.Lampu disorot ke atas pentas. Selama pertunjukan, perhatian semua orang tertuju pada sisi pentas.Saat si peran antagonis hendak menangkap si tuan putri, mereka berdua diikat dengan tali derek dan diangkat dengan perlahan.Tetiba lampu di dalam ruangan padam. Semua orang pun be
Di sisi lain.Jessie berjalan keluar dari gedung sekolah. Dia bersembunyi di balik dinding sembari mencondongkan sedikit kepalanya. Dia melihat ada sesosok bayangan tubuh sedang pergi dengan diam-diam.Jessie pun berjongkok di belakang taman bunga. Tampak bayangan tubuh itu berhenti di depan mobil area parkiran sekolah, berdiri di samping mobil.Lantaran merasa penasaran, Jessie mencondongkan kepalanya. Jendela mobil belakang diturunkan. Tampak seorang wanita duduk di dalam mobil.Tetiba sebuah tangan membekap mulut Jessie dari belakang. Saat Jessie hendak menjerit, orang di belakang mengisyaratkannya untuk diam. “Aku.”Jessie terbengong, lalu memalingkan kepalanya dengan perlahan. Orang yang bersembunyi di belakangnya adalah Jules.“Kak Jules, kamu …. ah.” Mulut Jessie kembali ditutup. “Jangan bersuara.”Jessie mengangguk.Jules melepaskannya. Kedua orang sama-sama melihat ke sisi mobil.Entah apa yang dibicarakan si wanita dengan si lelaki. Kemudian, si lelaki duduk di bangku samping
Roger terbengong sejenak. “Jessie, apa maksudmu?”“Tadi aku nampak ada seorang lelaki misterius berlari keluar. Aku pun mengikutinya. Mereka pergi dengan mobil.”Selesai mendengar ucapan Jessie, raut wajah Javier semakin masam lagi. Beberapa saat kemudian, terdengar suara tegasnya. “Jessie, siapa suruh kamu melakukan hal seperti itu?”Jessie terbengong di tempat. Ayahnya tidak pernah berbicara begitu keras terhadapnya. Dia menggigit bibir bawahnya, lalu berkata dengan mengerutkan keningnya, “Nggak mungkin aku biarin orang yang mencelakai Kak Jerry pergi begitu saja. Meski sebenarnya … sasaran orang itu bukan Kak Jerry.”Selesai berbicara, Jessie tidak berani mengangkat kepala untuk melihat ayahnya. Dia tahu ayahnya sedang marah.Javier menarik napas dalam-dalam. Dia menyuruh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah untuk meninggalkan ruangan. Setelah semuanya keluar, hanya tersisa beberapa orang di dalam ruangan.Jessie masih menunduk di tempat.Javier menekan-nekan hidungnya. “Jessie,
Jules memiringkan tubuhnya. Saat dia berpapasan dengan tatapan Jessie, dia memaksakan diri untuk tersenyum.Jessie menggigit bibirnya, lalu berlari pergi.Gara-gara masalah Jerry, Javier menghubungi Andreas untuk membawa pulang Jules. Andreas telah mengetahuinya. Dia terdiam beberapa saat, lalu memerintah bawahannya untuk menjemput Jules pulang.Selama beberapa hari ini, Jules dan Jerry tidak pergi bersekolah. Jessie menatap bangku kosong itu sembari menggenggam pena dengan erat.Di vila Javier.Claire melewati ruang baca. Dia masuk ke dalam, lalu tampak Javier sedang berdiri di depan jendela memandang pemandangan di luar sana.Claire melipat kedua tangan di depan dada, lalu bersandar di sisi pintu. “Kamu usir anak itu karena merasa dia telah mencelakai Jerry?”Javier tertegun sejenak. Dia membalikkan tubuhnya dengan perlahan, menatap ke sisi Claire. Beberapa saat kemudian, Javier berkata, “Identitas anak itu terlalu rumit, tidak cocok untuk berteman dengan anak-anak.”Claire menunduk.
Seandainya anak itu menyelamatkan Jerry demi melangsungkan rencananya. Itu berarti dia berharap membuat Jerry merasa berutang budi terhadapnya, lalu memperalat Jerry. Semuanya akan terlalu mengerikan.Namun, sepertinya pemikiran rumit seperti ini tidak seharusnya dimiliki oleh seorang anak berumur delapan tahun.Jadi, Claire tidak percaya Jules menyelamatkan Jerry karena motif tersembunyi. Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang bisa terjadi di kemudian hari.Javier berjalan ke hadapan Claire, lalu mengusap pipinya. “Aku tahu kamu tidak tega melihat anak itu dalam bahaya. Tapi aku juga kehabisan akal. Kita punya tiga anak, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan mereka.”Claire mengerutkan keningnya. Entah apa yang sedang dipikirkannya.Javier kembali ke Grup Angkasa. Baru saja dia duduk di depan meja, Roger pun mengetuk pintu.Roger menyerahkan hasil penyelidikannya kepada atasannya. “Tuan, ada sebuah mobil yang mencurigakan di acara Natal waktu itu.”Javier mengambil dokumen tersebut
Senyuman itu jelas-jelas bukan senyuman seorang adik kepada kakak, mereka lebih mirip dengan pasangan. Jangan-jangan wanita itu bukanlah kakaknya Cahya? Selama ini … Rose telah salah paham, dong?Setelah mereka meninggalkan tempat, Cherry melipatkan kedua tangannya duduk di samping ranjang. “Ternyata Cahya bisa menolak juga.”Cahya menyantap makanan yang dibawakan Cherry. Dia pun tersenyum. “Aku lihat ada yang cemburu. Mana mungkin aku tidak menolaknya?”Cherry mendekati Cahya. “Aku rasa dia sangat menyukaimu. Dia bahkan ingin menikah sama kamu.”Cahya menyipitkan matanya untuk menatap Cherry. Beberapa saat kemudian, dia pun tersenyum. “Bukannya kamu ingin menikah sama aku?”Cherry tertegun sejenak. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya. “Kamu memang pintar dalam mengalihkan topik pembicaraan.”Senyuman di wajah Cahya semakin lebar lagi. Dia meletakkan kotak makan, lalu menjulurkan tangan untuk memeluk Cherry. “Semuanya karena kamu.”Cherry memalingkan kepala untuk melihatnya. “Kalau
Claire pun tersenyum. Liliana menghela napas. “Kedua anak itu sudah bertunangan pada tiga tahun lalu. Awalnya aku ingin mereka melangsungkan pernikahan mereka. Tapi aku khawatir Louis tidak punya perasaan apa-apa terhadap Candice. Sekarang mereka sudah bersama selama tiga tahun. Memang sudah saatnya untuk memikirkan masalah pernikahan.”Liliana menatap Claire. “Kalau kalian ingin menunggu resepsi mereka. Kalau begitu, kalian adakan sama-sama di tahun depan saja. Sepertinya akan ramai.”Claire pun tersenyum. “Bisa jadi ada tiga pasang.”Liliana masih tidak mengerti maksud ucapan Claire. Pada saat ini, dia menerima panggilan dari Ester. Dia mengangkatnya. “Ester?”Entah apa yang dikatakan Ester, Liliana merasa kaget. “Benarkah?”Mereka berdua mengobrol selama satu menit. Kemudian, Liliana mengakhiri panggilan dengan tersenyum. “Keluarga Chaniago juga punya kabar gembira. Cahya juga sudah punya pasangan.”Claire mengangkat cangkir tehnya. “Pasangannya Nona Cherry?”“Bagaimana kamu bisa m
Pelayan membawa Javier ke dalam. “Pak Andreas, tamumu sudah tiba.”Andreas mengangkat tangannya mengisyaratkan yang lain untuk mundur. Dia mengambil gelas teh di pinggir kolam. “Sepertinya kamu menemukan sesuatu dalam masalah acara Natal waktu itu.”Javier melepaskan kancing kemejanya dengan perlahan. “Apa kamu sengaja?”Gerakan tangan Andreas yang memegang gelas pun berhenti. Dia mengangkat kepala untuk melihat Javier dan tersenyum. “Apa maksudmu?”Javier berdiri di depan kolam. “Ada yang kamu rahasiakan dariku?”Andreas meletakkan gelasnya kembali ke pinggir kolam. Dia mengambil jubah mandi di belakang, lalu mengenakannya dengan perlahan. “Apa yang berhasil kamu selidiki?”Javier memalingkan kepalanya. “Ibumu turun tangan terhadap Jules.”Andreas duduk di sofa, lalu mengambil sebatang cerutu meletakkannya di depan hidung. “Apa kamu merasa terkejut?”Setelah itu, Andreas menyalakan cerutu. Dia mengisapnya, lalu berkata, “Masalah Keluarga Tanzil tidak sesederhana yang dipikirkan orang-