Roger terbengong sejenak. “Jessie, apa maksudmu?”“Tadi aku nampak ada seorang lelaki misterius berlari keluar. Aku pun mengikutinya. Mereka pergi dengan mobil.”Selesai mendengar ucapan Jessie, raut wajah Javier semakin masam lagi. Beberapa saat kemudian, terdengar suara tegasnya. “Jessie, siapa suruh kamu melakukan hal seperti itu?”Jessie terbengong di tempat. Ayahnya tidak pernah berbicara begitu keras terhadapnya. Dia menggigit bibir bawahnya, lalu berkata dengan mengerutkan keningnya, “Nggak mungkin aku biarin orang yang mencelakai Kak Jerry pergi begitu saja. Meski sebenarnya … sasaran orang itu bukan Kak Jerry.”Selesai berbicara, Jessie tidak berani mengangkat kepala untuk melihat ayahnya. Dia tahu ayahnya sedang marah.Javier menarik napas dalam-dalam. Dia menyuruh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah untuk meninggalkan ruangan. Setelah semuanya keluar, hanya tersisa beberapa orang di dalam ruangan.Jessie masih menunduk di tempat.Javier menekan-nekan hidungnya. “Jessie,
Jules memiringkan tubuhnya. Saat dia berpapasan dengan tatapan Jessie, dia memaksakan diri untuk tersenyum.Jessie menggigit bibirnya, lalu berlari pergi.Gara-gara masalah Jerry, Javier menghubungi Andreas untuk membawa pulang Jules. Andreas telah mengetahuinya. Dia terdiam beberapa saat, lalu memerintah bawahannya untuk menjemput Jules pulang.Selama beberapa hari ini, Jules dan Jerry tidak pergi bersekolah. Jessie menatap bangku kosong itu sembari menggenggam pena dengan erat.Di vila Javier.Claire melewati ruang baca. Dia masuk ke dalam, lalu tampak Javier sedang berdiri di depan jendela memandang pemandangan di luar sana.Claire melipat kedua tangan di depan dada, lalu bersandar di sisi pintu. “Kamu usir anak itu karena merasa dia telah mencelakai Jerry?”Javier tertegun sejenak. Dia membalikkan tubuhnya dengan perlahan, menatap ke sisi Claire. Beberapa saat kemudian, Javier berkata, “Identitas anak itu terlalu rumit, tidak cocok untuk berteman dengan anak-anak.”Claire menunduk.
Seandainya anak itu menyelamatkan Jerry demi melangsungkan rencananya. Itu berarti dia berharap membuat Jerry merasa berutang budi terhadapnya, lalu memperalat Jerry. Semuanya akan terlalu mengerikan.Namun, sepertinya pemikiran rumit seperti ini tidak seharusnya dimiliki oleh seorang anak berumur delapan tahun.Jadi, Claire tidak percaya Jules menyelamatkan Jerry karena motif tersembunyi. Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang bisa terjadi di kemudian hari.Javier berjalan ke hadapan Claire, lalu mengusap pipinya. “Aku tahu kamu tidak tega melihat anak itu dalam bahaya. Tapi aku juga kehabisan akal. Kita punya tiga anak, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan mereka.”Claire mengerutkan keningnya. Entah apa yang sedang dipikirkannya.Javier kembali ke Grup Angkasa. Baru saja dia duduk di depan meja, Roger pun mengetuk pintu.Roger menyerahkan hasil penyelidikannya kepada atasannya. “Tuan, ada sebuah mobil yang mencurigakan di acara Natal waktu itu.”Javier mengambil dokumen tersebut
Senyuman itu jelas-jelas bukan senyuman seorang adik kepada kakak, mereka lebih mirip dengan pasangan. Jangan-jangan wanita itu bukanlah kakaknya Cahya? Selama ini … Rose telah salah paham, dong?Setelah mereka meninggalkan tempat, Cherry melipatkan kedua tangannya duduk di samping ranjang. “Ternyata Cahya bisa menolak juga.”Cahya menyantap makanan yang dibawakan Cherry. Dia pun tersenyum. “Aku lihat ada yang cemburu. Mana mungkin aku tidak menolaknya?”Cherry mendekati Cahya. “Aku rasa dia sangat menyukaimu. Dia bahkan ingin menikah sama kamu.”Cahya menyipitkan matanya untuk menatap Cherry. Beberapa saat kemudian, dia pun tersenyum. “Bukannya kamu ingin menikah sama aku?”Cherry tertegun sejenak. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya. “Kamu memang pintar dalam mengalihkan topik pembicaraan.”Senyuman di wajah Cahya semakin lebar lagi. Dia meletakkan kotak makan, lalu menjulurkan tangan untuk memeluk Cherry. “Semuanya karena kamu.”Cherry memalingkan kepala untuk melihatnya. “Kalau
Claire pun tersenyum. Liliana menghela napas. “Kedua anak itu sudah bertunangan pada tiga tahun lalu. Awalnya aku ingin mereka melangsungkan pernikahan mereka. Tapi aku khawatir Louis tidak punya perasaan apa-apa terhadap Candice. Sekarang mereka sudah bersama selama tiga tahun. Memang sudah saatnya untuk memikirkan masalah pernikahan.”Liliana menatap Claire. “Kalau kalian ingin menunggu resepsi mereka. Kalau begitu, kalian adakan sama-sama di tahun depan saja. Sepertinya akan ramai.”Claire pun tersenyum. “Bisa jadi ada tiga pasang.”Liliana masih tidak mengerti maksud ucapan Claire. Pada saat ini, dia menerima panggilan dari Ester. Dia mengangkatnya. “Ester?”Entah apa yang dikatakan Ester, Liliana merasa kaget. “Benarkah?”Mereka berdua mengobrol selama satu menit. Kemudian, Liliana mengakhiri panggilan dengan tersenyum. “Keluarga Chaniago juga punya kabar gembira. Cahya juga sudah punya pasangan.”Claire mengangkat cangkir tehnya. “Pasangannya Nona Cherry?”“Bagaimana kamu bisa m
Pelayan membawa Javier ke dalam. “Pak Andreas, tamumu sudah tiba.”Andreas mengangkat tangannya mengisyaratkan yang lain untuk mundur. Dia mengambil gelas teh di pinggir kolam. “Sepertinya kamu menemukan sesuatu dalam masalah acara Natal waktu itu.”Javier melepaskan kancing kemejanya dengan perlahan. “Apa kamu sengaja?”Gerakan tangan Andreas yang memegang gelas pun berhenti. Dia mengangkat kepala untuk melihat Javier dan tersenyum. “Apa maksudmu?”Javier berdiri di depan kolam. “Ada yang kamu rahasiakan dariku?”Andreas meletakkan gelasnya kembali ke pinggir kolam. Dia mengambil jubah mandi di belakang, lalu mengenakannya dengan perlahan. “Apa yang berhasil kamu selidiki?”Javier memalingkan kepalanya. “Ibumu turun tangan terhadap Jules.”Andreas duduk di sofa, lalu mengambil sebatang cerutu meletakkannya di depan hidung. “Apa kamu merasa terkejut?”Setelah itu, Andreas menyalakan cerutu. Dia mengisapnya, lalu berkata, “Masalah Keluarga Tanzil tidak sesederhana yang dipikirkan orang-
Andreas malah tersenyum. “Aku tidak akan melakukan hal di luar kendaliku. Kalau tidak ada pemutusan arus listrik, sepertinya bukan hanya sekadar masalah tali putus saja.”Javier mengerutkan keningnya. “Listrik bukan diputuskan mereka?”Andreas tersenyum. “Kalau mereka ingin membuat kecelakaan, kenapa mereka mesti menutup lampu? Orang yang bisa menyentuh tali itu setidaknya juga bisa menjamin tidak akan ada masalah dalam acara. Tuan Javier sangat pintar, kamu seharusnya bisa menemukan jawabannya.”Javier kembali terdiam.Beberapa saat kemudian, suara dering ponsel berbunyi. Javier mengeluarkan ponsel untuk melihat sekilas. Panggilan itu adalah panggilan dari pihak sekolah.Javier mengangkat panggilan. Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon. Raut wajah Javier malah tampak dingin.Panggilan diakhiri. Sepertinya Andreas juga bisa menebak isi percakapan itu. “Sepertinya ada penemuan baru dalam masalah pemutusan tali?”Javier berdiri hendak meninggalkan tempat. Tetiba dia kepikiran
Jessie bertanya dengan memiringkan kepalanya, “Kenapa? Apa karena Kak Jules telah menyinggung seseorang? Apa orang itu ingin mencelakainya?”Claire juga tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada Jessie. Pada saat ini, Jerry malah tiba-tiba bersuara, “Apa identitas Jules sangat rumit? Ada yang ingin membunuhnya?”Claire terbengong melongo. Jerry meletakkan sendok garpunya. “Aku yang ingin menukar peran sama dia. Awalnya, peran itu memang seharusnya adalah peran Jules. Dia ingin menukarnya dengan teman lain, tapi teman itu nggak ingin melakoninya. Itulah sebabnya aku membantunya.”Jessie menatap Jerry dengan kebingungan. “Memangnya apa identitas Kak Jules? Kenapa ada yang ingin membunuhnya?”Jerry tidak berbicara. Jika dia mengatakannya, bukankah mereka akan tahu Jerry telah menguping pembicaraan orang tuanya?Claire menatap mereka dengan tersenyum. “Setelah keluarganya menyelesaikan masalah itu, kalian bisa main bersama lagi.”Jessie bertanya, “Apa dia akan dalam bahaya?”Claire mengerutk