Share

Bab 871

Author: Daun Jahe
Beberapa wanita yang mengepalai pergerakan kali ini saling bertukar pandang. “Cahya itu kakak sepupumu? Kamu jangan sembarangan bicara!”

Candice mengangkat dagunya. “Aku adik sepupunya Kak Cahya atau bukan, kalian bisa tanya Keluarga Chaniago.”

Seusai berbicara, Candice menjaga di depan pintu sembari menunjuk mereka semua. “Aku peringatkan kalian. Aku sudah lapor polisi. Sekarang polisi lagi perjalanan ke sini. Kalau kalian tidak ingin cari masalah dan dipenjara, aku sarankan kalian untuk segera pergi dari sini!”

“Memangnya kamu itu siapa? Pergi dari sini! Suruh wanita jalang di dalam sana untuk keluar!” Wanita-wanita itu mendorong Candice.

“Kamu lagi marahin siapa! Dasar wanita jalang!” Candice seketika menjadi marah. Dia juga ikut mendorong mereka.

Hanya saja, mana mungkin tenaga Candice sanggup menghadapi mereka semua. Alhasil dia malah ditendang. Candice kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang. Bagian pinggangnya terbentur kuat. Raut wajahnya seketika menjadi pucat. Saking sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
semoga candice gak kenapa2
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 872

    Candice sungguh terkejut. “Tentu saja bukan ….”Sepertinya Claire memahami maksudnya. “Aku mengerti. Kami temani kamu ke sana.”Candice pergi berkonsultasi di poli kandungan. Claire dan Cherry pun berdiri menunggu di luar. Beberapa saat kemudian, tampak Candice yang selesai melakukan pemeriksaan keluar bersama suster.Kedua matanya tampak merona. Sepertinya dia baru selesai menangis saja.Claire melebarkan mulutnya. “Candice, kamu ….”Candice menunduk dan tidak menjawab.Cherry duduk di depan meja suster. “Sus, gimana kondisi temanku?”Suster itu melihatnya sekilas. “Bukan masalah besar, hanya saja benturan kerasnya membuat selaput keperawanannya robek dan sedikit berdarah.”Cherry tertegun, lalu berjalan maju dengan kaget. “Kenapa bisa begitu?”Suster menjelaskan dengan serius, “Kondisi fisik setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang akan robek di saat pertama kali berhubungan. Tapi ada juga kondisi di mana selaputnya robek karena benturan keras, misalnya seperti menunggang kuda.”Can

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 873

    Cahya menunduk dan berbicara dengan nada bersalah, “Aku sudah mengetahuinya. Maaf telah melibatkanmu dalam masalah ini. Tapi aku sudah menyelidiki masalah ini. Orang-orang itu bukan penggemarku.”Cahya sangat memahami penggemarnya. Penggemarnya tidak mungkin akan melakukan hal di luar akal sehat mereka.“Emm, aku tahu.” Cherry mengangguk. Sebenarnya Cherry juga paham jika penggemarnya benar-benar bersikap seperti ini. Tanpa menunggu balasan dari Cahya, Cherry menatapnya. “Aku telah mendatangkan kerepotan untukku. Sepertinya aku mesti lebih hati-hati lagi. Kalau Tuan Cahya nggak ada masalah lain aku, aku ….”“Ganti tempat tinggal saja,” timpal Cahya dengan datar.Alhasil, Cherry pun terbengong. Dia menatap Cahya dengan kebingungan. “Apa?”Cahya menatap Cherry. “Masalah alamatmu terekspos dan foto pada malam itu, semuanya adalah kerjaan Karen. Dia tahu alamat tempat tinggalmu. Tempat ini tidak lagi aman untukmu.”Akhirnya Cherry baru merespons. “Kamu … sudah menyelidikinya?”Cahya mengan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 874

    “Sebentar, aku bukan ….” Belum sempat si pemuda menjelaskan, Jerry pun membawa para kakek dan nenek di taman kemari.Semua orang tua mengamati si pemuda itu. “Kami tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya.”“Jangan-jangan penjual anak?”Pemuda mengangkat tangannya dan menjelaskan, “Aku bukan penjual anak. Aku hanyalah pencari bakat!” Melihat tidak ada yang memercayai omongannya, dia segera mengeluarkan kartu identitasnya. “Aku ada kartu pekerja!”Jessie tahu apa yang dimaksud dengan pencari bakat, ibunya pernah menjelaskan sebelumnya. Sekarang Jessie hanya memfokuskan perhatiannya dalam masalah belajar. Mengenai masalah hiburan, dia baru akan mempertimbangkannya setelah berusia 18 tahun nanti.Jessie memiringkan kepalanya. “Paman, aku dan Kak Jerry nggak akan masuk dunia hiburan. Kami masih sekolah.”Namun, tampaknya si lelaki masih tidak ingin menyerah. “Tidak masalah. Kita bisa janjian dulu. Setelah kamu besar nanti, kita bisa kerja sama!”Jerry melipat kedua tangan di depan dadanya.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 875

    Terlintas sedikit gambaran di dalam pikiran Cherry. Sepertinya dia pernah mengatakan sesuatu terhadap Cahya. Hanya saja, dia sudah tidak mengingatnya lagi.Claire membawa Jessie dan Jerry berjalan ke depan mobil. Jerry membalikkan kepalanya melihat pencari bakat yang masih sedang mengikuti mereka. “Paman, kenapa kamu masih mengikuti kami?”Si pemuda tersenyum canggung, lalu berdeham. “Aku merasa berhubung kamu sudah bergabung ke dunia hiburan, masa depanmu pasti akan sangat cemerlang. Aku berani menjamin, setelah adikmu dewasa nanti, dia pasti akan sangat terkenal!”Jerry menatap si lelaki dengan tidak berdaya. Dia pun tidak bersuara.Si pemuda mengeluarkan selembar kartu nama kepadanya, lalu berkata dengan tulus, “Aku akan menunggu adikmu sampai dewasa nanti. Aku pasti akan mengontraknya. Aku akan membuatnya lebih terkenal daripada Cahya.”Jerry mengambil kartu nama. Di atasnya tertera nama Jivan, Manajer Agensi Pencari Bakat.Setelah Jivan berjalan pergi, Jerry juga tidak membuang ka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 876

    Hal yang paling mengejutkan adalah ternyata Cahya bisa memasak.“Kamu … biasanya pekerjaan rumah bukannya diselesaikan oleh pelayan?” Cherry berdiri di samping, lalu bertanya dengan penasaran, “Apa perlu kamu turun tangan sendiri?”Cahya sedang mengocok telur. “Aku sering syuting, jarang pulang ke rumah. Biasanya aku lebih sering tinggal di luar. Jadi, aku akan masak apa yang ingin aku makan. Lama-kelamaan aku jadi bisa masak.”Cherry pun berdeham. “Bagus, ya, mandiri.”Cahya menuang telur ke dalam mangkuk, lalu melihatnya. “Kalau kamu ingin belajar, aku bisa mengajarimu.”Cherry mengikuti arahan Cahya memasak dua jenis makanan. Namun, penampilannya sungguh tidak meyakinkan.Setelah makanan disajikan ke atas meja, Cherry merasa sungguh malu. Dia menggeser kedua masakannya ke samping. “Aku rasa lebih baik kita jangan coba kedua masakan ini.”Namun, Cahya sudah mengambil sayuran itu.“Hei ….” Belum sempat Cherry merespons, tetiba Cahya pun terbatuk-batuk.Cherry pun mengerti. Dia menundu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 877

    Javier memegang punggung tangan Claire sembari mengerutkan keningnya. “Mawar biru?”Claire pun tersenyum. “Orang lain sukanya mawar merah atau putih, tapi aku sukanya mawar biru yang langka. Pesona dari mawar biru itu sungguh mirip sama kamu. Siapa sih yang nggak suka?”Bibir Javier mendekati wajahnya. “Oh, ternyata Claire mengaku aku punya pesona.”Claire terdiam, lalu memalingkan kepalanya. “Meskipun aku nggak ingin mengakuinya, semua orang juga tahu.”Javier meraba pipinya, lalu mengecupnya. “Namanya juga lelakimu.”Kali ini, Claire merasa sangat puas.Kaca jendela terpantul gambaran indah ciuman mereka berdua.Keesokan harinya, Cherry pergi membeli resep makanan di toko buku. Saat berjalan ke depan kasir, tampak beberapa majalah yang laris dipajang di atas rak. Majalah tersebut merupakan hasil pemotretan Cahya dan Javier untuk merek perhiasan Soulna.Cherry mengambil satu majalah, lalu melunasinya bersama resep makanan. Setelah keluar dari toko buku, tiba-tiba tampak seorang wanita

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 878

    Charine dapat mendengar maksudnya, dia pun bertanya dengan geram, “Kamu butuh berapa?”Karen langsung membalas, “Seratus miliar.”Charine hampir kehilangan kesadarannya ketika mendengar. “Kenapa kamu nggak pergi mencuri saja? Seratus miliar? Dari mana aku punya uang sebanyak itu?”“Nona Charine, kamu nggak usah berlagak miskin.” Karen melipat kedua tangannya, lalu menyandarkan tubuhnya di bangku. “Uang seratus miliar hanyalah hal sepele bagimu. Nona Charine kenal banyak orang kaya, bisa jadi ayah dari anak itu ….”“Baik, aku akan membantumu!” Tangan yang diletakkan Charine di bawah meja dikepal dengan erat. Dia langsung menyela omongannya.Sekarang ada rahasia di tangan Karen. Jadi, jangan sampai rahasia Charine sampai terbongkar.Menyadari Charine bersedia untuk bekerja sama, Karen pun mengambil tasnya dan berdiri. “Kalau begitu, aku tunggu kabar gembira dari Nona Charine. Oh ya, aku ingin mendapatkan uang itu dalam waktu tiga hari.”Seusai berbicara, Charine langsung meninggalkan kaf

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 879

    “Kakek, Kak Jerry baru bandel.” Jessie berlari ke sisi Steven, lalu menunjukkan wajah jelek ke sisi Jerry.Jerry juga membalas dengan memperagakan wajah jelek. Steven pun tersenyum ketika melihat interaksi mereka berdua.Claire berjalan pergi. “Ayah, apa kondisi tubuhmu sudah membaik?”Tadi Claire mendengar kabar dari Roger bahwa Steven sedang tidak enak badan. Bagaimanapun, Steven memperlakukan Claire dengan baik. Tentu saja dia juga peduli dengan kesehatan Steven.Steven tersenyum sembari melambaikan tangannya. “Tenang saja, hanya penyakit biasa saja.”“Kakek, apa penyakit maag Kakek kambuh lagi?” tanya Jerry.“Penyakit maag?” Claire menatap Jerry.Jerry pun membalas dengan mengerutkan keningnya. “Kakek sudah ada penyakit maag dari dulu.”“Uhuk uhuk, sudahlah, hanya penyakit kecil saja, tidak penting. Aku sudah makan obat.” Steven meletakkan tangannya di atas punggung Jerry, lalu menepuknya dengan perlahan.Setelah itu, Steven menatap Claire, baru berkata, “Aku ke dapur dulu untuk li

Pinakabagong kabanata

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2760

    Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2758

    Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2757

    Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status