Manajer mengangkat kepalanya. “Dengar-dengar belakangan ini Jony tidak sabaran ingin mengalihkan anggur di tangannya. Sepertinya ada rahasia di balik masalah ini.”Tangan si lelaki yang sedang memutar gelang giok pun berhenti. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Pantau gerak-gerik mereka.”…Di Perusahaan Soulna.Cherry datang mencari Claire. Dia mengatakan dirinya baru kembali dari Klub Garzia. Namun, dia masih tidak berhasil mendapatkan kabar Karen.Claire kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Kenapa mereka mesti menangkap Karen?”Cherry menggeleng. “Aku hanya takut masalah ini nggak menguntungkan bagi ayahku. Paman Angga sudah tiada. Aku nggak ingin terjadi apa-apa dengan ayahku.”Claire memalingkan kepala untuk melihatnya. “Aku rasa nggak bakalan, deh. Kalau mereka ingin melakukan apa-apa dengan Keluarga Martini, mereka nggak akan menangkap Karen, mereka malah akan menangkapmu.”Cherry tertegun di tempat.Raut wajah Claire tampak serius. “Kamu tidak tahu kenapa Bos Klub Garvia bisa m
Jony menggosok kedua tangannya dengan menunjukkan senyuman di wajahnya. “Bosku ingin kamu bekerja dengannya. Kalau tidak, aku beri tahu Kak Vito setelah serah terima kali ini?”Izza menjawab dengan ekspresi datar, “Aku nggak ingin ganti majikan.”Jony mulai menggodanya, “Begini saja, berapa gaji yang diberi Kak Vito? Bosku akan beri dua kali lipat.”Izza melirik ke sisi mobil. Wajah lelaki di dalam mobil ditutupi oleh bayangan gelap. Hanya terlihat si lelaki berpakaian jas formal dengan urat hijau menonjol di bagian punggung tangan. Sepertinya lelaki itu berumur sekitar 45 tahun.Izza membalas, “Kak Vito pernah menyelamatkanku. Aku berutang budi kepadanya. Jadi, berapa pun gaji yang kalian berikan, aku nggak akan mengkhianati majikanku.”Freya menunjukkan senyuman sinis. Dia berjalan maju menepuk wajah Izza. “Vito itu cuma preman di pasar gelap, ‘kan? Kalau Pak Lukman suruh kamu bekerja sama dia, itu berarti dia memandang tinggi kemampuanmu. Kamu mesti tahu diri … ah!”Izza membalikkan
Hanya saja, di mata Claire, Izza hanyalah seorang anak perempuan yang berumur 22 tahun. Setelah mengabdi di sisi Owl, Izza baru bisa melewati kehidupan tidak stabilnya.Javier tahu Claire memperlakukan orang-orang di sisinya dengan sangat baik. Dia mengecup kening Claire. “Kamu tenang saja. Kamu sudah minta bantuanku, aku tidak akan membahayakan nyawanya.”Pada saat ini, Javier menerima panggilan dari Roger. Dia segera mengangkat, lalu terdengar suara panik dari ujung telepon. “Tuan, celaka! Belum sempat barang itu masuk ke kota, barang itu malah dirampas di tengah jalan. Sekarang aku lagi bergegas ke sana. Sepertinya ada yang membocorkannya.”Javier mengerutkan keningnya. “Bagaimana kondisi Izza dan yang lain?”Roger menjawab, “Sekarang aku tidak bisa menghubungi Izza. Vito dan yang lain juga tidak bisa dihubungi. Sekarang pihak kepolisian sedang melacak barang-barang itu.”Javier berusaha menenangkan dirinya. “Sekarang kamu segera ke sana. Beri tahu Vito untuk lebih waspada.”Kening
Si lelaki berkata dengan tersenyum, “Dia adalah pion dari orang-orang itu. Jika terjadi sesuatu, dia yang akan menjadi kambing hitam. Sepertinya dia ingin melarikan diri.”Pengawal bertanya, “Jadi, kita ….”“Suruh Karen pancing Jony ke klub. Bilang saja anaknya ada di tangan kita. Dengan begitu, Jony tidak akan bisa lari lagi.”Mobil truk memasuki pinggiran Kota Warma. Izza dan beberapa lelaki dikurung di kontainer truk. Para lelaki itu adalah bawahan Vito. Tubuh mereka telah dipenuhi dengan cedera. Sementara itu, ada satu goresan mendalam di bagian leher Izza.Izza segera melepaskan tali yang mengikat di kedua tangannya. Di dalam kegelapan, dia menyalakan layar ponselnya. “Semuanya baik-baik saja, ‘kan?” Izza bertanya pada orang-orang itu. Mereka pun membalasnya.Izza berdiri. “Apa ada yang bawa senter?”“Ada,” balas si lelaki dengan perlahan, kemudian menyerahkan senter ke tangannya.Izza membuka lampu senter, lalu berjalan ke hadapan barang-barang. Kontainer truk ini digunakan untuk
Cherry melambaikan tangannya ke sisi Claire. Claire berjalan ke sisinya, lalu duduk di sampingnya. “Ada urusan apa? Sepertinya kamu buru-buru?”Tanpa berbasa-basi, Cherry mengeluarkan dokumen dari dalam tas. Dia meletakkannya di atas meja. “Aku sudah berhasil menemukan sedikit petunjuk dari kecelakaan pamanku. Pada hari kecelakaan, dia sempat pergi ke Grup Garzia.”Claire membaca dokumen itu, isinya adalah gambaran dari rekaman CCTV. Cherry mengangkat cangkir kopinya. “Lelaki di samping pamanku adalah manajer dari Klub Garzia.”“Jadi, kamu curiga masalah ini ada hubungannya dengan orang di balik Klub Garzia?” Claire menatap Cherry.Cherry hanya tersenyum getir. “Aku sungguh nggak mengerti kenapa dia bisa membantuku. Kalau masalah kecelakaan pamanku benar-benar ada hubungannya dengan mereka, itu berarti orang itu bisa membantuku juga karena memiliki motif tersembunyi. Tapi Keluarga Martini nggak punya dendam sama anggota Klub Garzia, aku sungguh tidak habis pikir.”Seandainya mereka mem
Javier menyimpan ponselnya, lalu tersenyum. “Guffin Jetmadi, seorang bos bisnis waralaba, malah memiliki hubungan dengan orang pemerintahan. Aku sudah meremehkannya.”“Apa Keluarga Jetmadi juga terlibat dalam masalah ini?” Zefri menegakkan tubuhnya, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat Javier.“Guffin masih tidak tahu. Sekarang, hanya putrinya saja yang tahu.” Javier memukul bola golf ke dalam lubang. “Siapa si Lukman itu?”Zefri berkata dengan tenang, “Lukman sangat berkuasa di Kota Warma. Seluruh klub di Kota Warma berada di bawah kendalinya. Dia tergolong bosnya Jony. Sebelumnya Carlos menyegel klub Jony, sepertinya Lukman telah mengetahui kabar itu. Dia pun mencari orang untuk membantunya.”Javier menyipitkan matanya. “Jadi, dia adalah kandidat untuk menggantikan posisi Keluarga Martini?”Zefri mengangguk. “Benar, Angga sudah meninggal, mungkin Lukman akan menggantikan posisinya. Sepertinya Lukman yang menyadari ada yang menjanggal dalam barang itu. Entah bagaimana mereka bisa
Urat si kening lelaki botak tampak menonjol. Dia menggertakkan giginya dengan geram. Izza dapat menyadari betapa emosinya si lelaki, Izza pun menghentikannya. “Jangan bertindak gegabah.”Si lelaki bertato menyadari sikap tidak puas si lelaki botak. “Lho, nggak terima?” Dia pun berjalan ke sisi lelaki botak. Tatapannya malah tertuju pada Izza yang berdiri di samping lelaki botak. Seketika, dia memukul kepala si lelaki botak. Si lelaki botak pun terjatuh menabrak dinding.“Kamu ….”Si lelaki botak ingin sekali menyerangnya. Namun, pundaknya malah ditahan oleh dua orang bawahan.Si lelaki bertato kembali merokok, lalu mengembuskan asap rokok ke wajah Izza. Izza menyipitkan matanya, lalu bertatapan dengan wajah tak berekspresinya.“Ternyata ada wanita yang menjadi bawahan Vito? Langka sekali.” Si lelaki bertato menunjukkan ekspresi mesum, lalu mengusap pipi Izza. “Kulitmu lembut sekali. Wanita akan sulit untuk bisa bekerja di bidang ini. Daripada kamu mengikuti Vito, lebih baik kamu ikuti
Izza melihat ke sisi anggota Vito. “Bagaimana dengan mereka?”Roger membalas, “Mereka juga korban penculikan. Tapi berhubung mereka berkelahi, mereka hanya akan ditahan sekitar 10-15 hari.Kali ini, Izza pun tidak bersuara.Di ibu kota.Setelah Claire menerima kabar, dia langsung mengikuti Javier ke kantor polisi. Kebetulan Izza dan Roger baru keluar dari ruangan interogasi.“Izza!” Claire berlari ke sisinya. “Kamu nggak kenapa-napa, ‘kan?”Izza menggeleng. Claire menaruh tangannya di atas pundak Izza. Dia menghela napas panjang, lalu tersenyum. “Baguslah kalau kamu baik-baik saja. Aku kira kamu akan …. Syukurlah kalau kamu bisa kembali.”Izza menundukkan kepalanya. Dia merasa terharu lantaran ada yang mencemaskan keselamatannya, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara untuk mengutarakannya.Javier dan Roger berjalan ke samping. “Berapa orang yang tertangkap?”Roger membalas, “Semuanya sudah tertangkap. Hanya saja, ada satu yang berhasil melarikan diri.”Javier menyipitkan matanya. Seper