Perusahaan Jeewan tidak hanya terkenal di industri perhiasan, tetapi juga di kalangan bisnis dan hiburan. Para bintang besar di industri hiburan bahkan berusaha keras untuk menyenangkan Gina supaya bisa menjadi duta perhiasan perusahaannya. Tadinya, Gina bahkan meremehkan Javier dan Keluarga Kenata, jadi mengapa dia harus gentar pada Keluarga Jetmadi?Sebenarnya, bukan latar belakang Gina yang kuat, tetapi karakternya yang hebat. Sejak dahulu, dia tidak pernah takut pada orang berkuasa. Dia lugas dan bertanggung jawab. Sosoknya waktu masih muda juga sangat tangguh. Siapa pun yang mengenal Gina dengan baik pasti menghormatinya.Melihat Charine terdiam, Gina melanjutkan tanpa ekspresi, "Guffin saja nggak berani bicara seperti itu di depanku. Anak muda sepertimu benar-benar angkuh!"Claire berkata sambil tersenyum, "Jangan marah, Nek. Nona Charine masih muda, dia pasti akan lebih hati-hati di masa depan."Hardy langsung mengabaikan Charine, lalu duduk bersama teman-temannya. Charine tetap
Di Grup Angkasa petang itu, Javier menghampiri mobil yang dibawa Roger. Saat dia hendak masuk ke dalam mobil, seorang wanita di belakang memanggil namanya. Ketika menoleh dan melihat bahwa orang yang memanggilnya adalah Charine, wajahnya sontak berubah menjadi dingin. Berani sekali wanita ini mendatanginya lagi!Ekspresi Javier membuat Charine takut untuk mendekat. Namun, dia memberanikan diri untuk berkata, "Tuan Javier, tolong jangan salah paham dulu. Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu.""Ada apa?" tanya Javier dengan nada dingin.Charine menyerahkan beberapa foto yang diambil Javier dengan ragu-ragu. Saat melihat foto-foto itu, tidak terlihat perubahan ekspresi apa pun di wajah Javier. Namun, sudut foto di tangannya diremas hingga berkerut.Charine berkata dengan hati-hati, "Tuan Javier, aku nggak bermaksud apa-apa. Itu foto yang diambil orang lain, aku cuma ingin memastikannya. Tentu saja, aku yakin kalau Nona Claire nggak mungkin mengkhianatimu."Aura Javier tiba-tiba menjadi d
Claire menatap Javier dan bertanya, "Apa kamu percaya pada foto-foto ini?"Javier membalas dengan sorot mata yang kian dingin, "Aku tanya ke mana kamu pergi, tapi kamu tidak jujur padaku."Claire mendekat dengan ekspresi tenang seraya berkata, "Jadi, menurutmu foto-foto itu asli? Menurutmu aku selingkuh?"Keheningan Javier menunjukkan jawabannya. Claire menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan emosinya. Setelah itu, dia baru menjelaskan, "Aku pergi minum teh dengan Nyonya Gina hari ini. Soal pria di foto itu, kamu juga mengenalnya. Aku nggak sengaja bertemu dengannya di lapangan golf. Aku cuma berteman dengannya."Melihat Javier hendak melangkah pergi, Claire perlahan menambahkan, "Javier, terserah kamu mau percaya atau nggak."Langkah Javier terhenti sejenak. Kemudian, dia meninggalkan ruang kerja tanpa menoleh lagi. Claire berjongkok dan memungut foto-foto itu sambil tersenyum sendu. Apa boleh buat, siapa pun tidak mungkin bisa tenang setelah melihat foto-foto seperti itu. Belum l
Semua ejekan orang-orang terdengar di telinga Charine. Wajahnya memerah karena naik pitam. Jelas-jelas dia tidak pernah melakukan hal seperti itu. Namun, mengapa wanita paruh baya ini mengetahui nama dan identitasnya?Sebelum wanita paruh baya itu sempat bereaksi, Charine menyelinap masuk ke dalam mobil. Alhasil, wanita paruh baya itu bangkit dan memukul jendela mobil sambil berseru, "Mau kabur ke mana? Keluar kamu! Dasar jalang!"Namun, mobil itu langsung melaju pergi dan orang-orang yang menonton keramaian perlahan bubar. Setelah itu, wanita paruh baya itu berjalan ke sudut gang dan menerima sejumlah uang dari Izza.Wanita paruh baya itu kegirangan saat melihat sekantong uang itu. "Makasih ya. Kalau ada tugas seperti ini lagi, ingatlah untuk memanggilku!" ujarnya.Setelah kembali ke mobil, Izza bertanya pada Claire yang duduk menonton kejadian tadi, "Nona, apa kita perlu menyebarkan berita ini?""Nggak perlu," jawab Claire sambil mengalihkan pandangannya. "Bakal ada orang yang menye
Javier memiliki penampilan yang gagah serta wajah yang tampan sehingga membuatnya sangat menonjol di antara kerumunan. Sementara itu, Jerry juga memiliki wajah yang sangat mirip dengannya. Itu sebabnya, pemandangan di sekitar sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan mereka.Saat ini, Lisa mendekati Jessie dan berkata di dekat telinganya, "Jessie, kakakmu benar-benar tampan seperti ayahmu."Jessie sontak tertawa dengan riang, lalu berkata, "Tentu saja, aku nggak berbohong pada kalian, 'kan?"Kebanyakan teman sekelasnya belum pernah melihat orang tua Jessie. Kali ini, Javier dan Claire datang bersama-sama ke acara rapat wali murid. Jessie berniat menunjukkan orang tuanya kepada orang-orang yang menyebalkan itu.Saat ini, Jessie berlari ke arah Javier seraya memanggil, "Ayah ...."Javier pun meraih dan menggendongnya, lalu berkata, "Ayah tidak mengingkari janji, 'kan?"Jessie tampak menggeleng. Dia meraih leher ayahnya dan berkata dengan gembira, "Aku sangat senang karena Ayah bisa data
Melihat bahwa gadis kecil ini mungkin tengah merenungkan sesuatu yang aneh, Claire pun mencubit pipinya sambil bertanya, "Kenapa kamu datang ke sini?"Kedua pipi Jessie dicubit hingga berbentuk aneh. Setelah itu, dia menjawab dengan gugup, "Aku ... aku datang mencari Ibu. Acara rapat wali muridnya sudah hampir dimulai ...."George berkata padanya, "Karena rapat akan segera dimulai, sebaiknya kalian pergi dulu. Aku juga harus sibuk yang lain."Claire tampak mengangguk. Setelah George pergi, Jessie mengedipkan matanya sambil bertanya, "Ibu, apakah Pak George adalah cinta pertamamu?"Claire hampir tersedak oleh air liurnya sendiri. Dia pun membungkuk untuk menatap putrinya sambil bertanya, "Kamu masih begitu kecil, bagaimana kamu bisa tahu tentang cinta pertama?"Jessie tidak berani memberi tahu ibunya bahwa dia mengetahui istilah tersebut karena sebelumnya pernah menonton drama bersama kakaknya. Itu sebabnya, dia mengabaikan pertanyaan Claire dan bertanya, "Jadi, iya atau bukan?"Claire
Saat tangan pria paruh baya itu bergeser ke bawah, Claire bergegas mendekat dan menahan pergelangan tangannya. Setelah itu, dia segera menendang untuk menjatuhkannya ke tanah. "Anak ini masih begitu kecil, apa kamu nggak memiliki rasa malu?"Pria paruh baya itu jelas terkejut. Meskipun terlihat kesal, dia juga takut membuat masalah. Itu sebabnya, dia segera bangkit dan melarikan diri. Claire tak kuasa mengernyit. Bagaimana bisa orang berengsek seperti itu muncul di sekolah? Hal ini bisa mencelakai para murid.Setelah itu, Claire pun menoleh ke arah anak yang baru saja diselamatkannya. Akan tetapi, ekspresi bocah ini membuatnya cukup terkejut. Bocah laki-laki ini memiliki penampilan yang sangat lembut dan cantik, bahkan lebih menarik daripada Jessie. Dia memiliki pupil mata yang berwarna pucat, kulitnya sangat putih dan halus, rambutnya sedikit keriting, dan bulu matanya terlihat panjang.Pada umumnya, bocah yang mengalami kejadian seperti ini pasti akan ketakutan. Namun, bocah ini terl
Pandangan Javier tampak makin membara, tetapi dia masih menahan diri dan menciumnya dengan lembut. Kemudian, pria itu berkata, "Aku marah, jadi aku harus menghukummu."Claire merasakan rambut pendek yang terbenam di lehernya. Lengan kuat Javier segera mengangkat tubuhnya, sementara dia langsung memeluk leher Javier untuk menjaga keseimbangan. Di dekat pintu, mereka melepaskan semua hasrat dan bermesraan.Saat ini, langit sudah gelap. Lampu di sekitar ranjang tampak bersinar redup dan menyelimuti kulit mulus Claire dengan cahaya hangat. Rambut hitam wanita itu terurai di atas bantal.Seseorang masuk ke dalam kamar tidur. Saat merasakan pergerakan di ranjang, Claire baru perlahan membuka matanya dan mendapati Javier yang tengah duduk di tepi ranjang. Pria itu menyentuh pipinya sembari bertanya, "Kamu tidak mau makan?"Claire berguling di tempat tidur sembari menjawab, "Aku haus." Suaranya terdengar serak akibat hari yang penuh tekananMendengar jawaban itu, Javier segera mengambil segela