Jika Javier memang adalah lelaki enam tahun silam ….Tatapan Claire langsung berubah sinis. Enam tahun silam, Kayla telah menghilangkan kesuciannya. Bahkan, lelaki itu juga adalah lelaki yang dicari oleh Kayla.Namun, jika Javier adalah lelaki yang dicari Kayla untuk menghancurkan dirinya. Sepertinya Javier tidak mungkin tidak mengenalinya.Hanya saja, Claire tidak percaya Kayla rela membiarkan lelaki seunggul ini kepadanya. Kayla pasti ingin mendominasinya!Melihat Claire tidak merespons, Candice pun bertanya, “Claire, apa kamu nggak merasa mirip?”“Kalaupun dia lelakinya, apa lelaki yang pernah berpacaran dengan Kayla pantas untuk menjadi ayah dari anakku?” tanya Claire dengan tidak acuh.Candice sungguh terkejut. Dia tidak menyangka Claire akan begitu memandang rendah Tuan Javier? Tiba-tiba ponsel Claire berdering. Melihat ada panggilan masuk dari Jerry, dia pun permisi dengan Candice dan berjalan meninggalkan aula.Claire mengangkat panggilan, “Jerry?”“Ibu, apa Ibu mau makan mala
Ada apa dengan lelaki ini?Javier membuka pintu mobil, lalu berbicara dengan nada memerintah, “Masuk.”Claire pun tersenyum getir. Dia pernah bertemu dengan wanita yang susah diajak bicara, tapi dia tidak pernah bertemu dengan lelaki yang susah diajak bicara!Dengan sangat terpaksa, Claire memasuki mobil dengan wajah muram.Saat Javier menanyakan alamatnya, Claire pun tertegun. Dia berpikir sejenak, baru menjawab, “Kamu cukup turunin aku di simpang empat jalan Jamra.” Claire tidak mungkin diantar sampai ke depan rumah.Javier pun mengerutkan keningnya. Jalan Jamra? Bukankah itu alamat kompleks Vila Kandara? Javier benar-benar menghentikannya di simpang empat jalan Jamra. Claire pun hanya berterima kasih, lalu menuruni mobil.Namun, Javier juga tidak langsung pergi. Dia terus menatap ke arah perginya si wanita. Benar! Dia tinggal di Kompleks Vila Kandara!Ketika Claire melewati depan pintu vila, dia tidak langsung memasuki rumah, melainkan melanjutkan langkahnya berjalan ke dalam komple
“Uang 2 triliun itu juga nggak cukup untuk dihamburkan Ibu.”Claire kembali terdiam.Jerry menunduk, lalu berkata, “Lagi pula, Ibu pasti capek mesti bekerja dan merawat kami. Sekarang juga nggak ada lelaki yang bisa menjaga Ibu. Jadi, kami ingin bantu meringankan bebanmu.”Kali ini, Jody mengangguk.Claire menatap kedua bocah cilik yang sangat pengertian ini. Dia sungguh tidak tahu apakah dirinya seharusnya merasa gembira atau merasa sedih.Selama ini, Claire selalu berjuang sendirian untuk memberikan kehidupan yang terbaik untuk mereka. Meskipun mereka tidak memiliki ayah, Claire juga tidak akan mengizinkan ada yang meremehkan anak-anaknya.Claire tahu anak-anaknya sangat pengertian. Biasanya Claire juga jarang mencemaskan mereka. Hanya saja, alangkah baiknya jika anak-anaknya bisa bersikap kekanak-kanakan. Setidaknya hati Claire akan terasa lebih nyaman.“Sudahlah, aku tahu kalian ingin membantuku. Tapi, dunia hiburan terlalu kacau,” ucap Claire sambil menghela napas. “Kita bicarakan
Fendra mengangkat kepalanya. “Tapi ayahmu sudah menyerahkan saham kepada Kayla. Sepertinya akan susah untuk mengambil saham itu dari Kayla. Lagi pula, ada orang itu yang mendukungnya.”Yang dimaksud dengan “orang itu” tak lain adalah … Tuan Javier.Ujung bibir Claire melengkung ke atas. “Sejak aku kembali, aku sudah mengamati hubungan mereka berdua. Memang ada Javier yang mendukung Kayla, tapi berapa lama dia bisa melindungi Kayla?”“Maksudmu?”“Javier dan Kayla sudah berpacaran selama enam tahun, tapi mereka berdua masih belum menikah. Aku memang nggak tahu apa alasannya, tapi ada satu hal yang bisa aku pastikan.” Tatapan Claire berubah dingin. “Dia nggak ingin menikah dengan Kayla. Dukungan Javier terhadap Kayla hanya bersifat sementara saja. Dengan status Javier, dia bisa mendapatkan wanita yang lebih baik daripada Kayla, ‘kan? Jadi, mengambil kembali saham Perusahaan Vienna dari tangan Kayla hanyalah masalah waktu.”Fendra merasa ucapan Claire cukup masuk akal, tapi dia tetap meras
Sepertinya keuntungan yang akan diperoleh Perusahaan Vienna juga tidak bisa terhitung jumlahnya.“Claire, persyaratan Perusahaan Jeewan sangat tinggi. Dia tidak akan menerima kerja sama dengan perusahaan-perusahaan biasa. Bagaimana mungkin Perusahaan Jeewan bersedia bekerja sama dengan Perusahaan Vienna?”Kali ini, Claire pun tersenyum. “Mengenai masalah ini, Paman nggak usah khawatir. Aku punya cara.”Imelda menenteng tas mewahnya berjalan ke dalam perusahaan. Semua karyawan perusahaan tahu bahwa wanita itu adalah ibunya Kayla, mereka pun menyapanya, “Bu Imelda.”Kemudian, Imelda pergi menemui Kayla dengan gembira. Dia sungguh penasaran apakah rencana Kayla waktu itu berhasil atau tidak. Tiba-tiba dia melihat Claire sedang berjalan keluar lift dengan seorang lelaki paruh baya.Imelda langsung berjalan menghampirinya. “Lho? Kamu lagi menggoda lelaki di perusahaan?”Raut wajah Fendra langsung berubah muram. Saat dia hendak membalas, Claire pun menghalanginya. Dia menatap Imelda dengan t
Claire memalingkan kepalanya untuk menatap Kayla. “Kamu yakin kamu mau pergi ketemu klien?”Sepertinya masih ada sedikit harapan jika Claire pergi sendiri membahas kerja sama dengan Perusahaan Jeewan. Namun, jika Kayla yang pergi, sepertinya mereka juga tidak ingin bertemu dengannya?Kayla membalas dengan tersenyum, “Aku nggak mungkin cuma duduk santai dan biarkan kamu kerjain semuanya.”Claire tersenyum sinis dalam hati. Demi meninggalkan kesan bagus di hati Javier, dia bahkan bisa bersandiwara seperti ini.“Oke.”“Claire ….” Saat Fendra ingin mengatakan sesuatu, Claire sudah menyerahkan kontrak kerja sama ke tangannya. “Kalau begitu, tolong Bu Kayla pergi ke Perusahaan Jeewan untuk membahas masalah kerja sama.”Javier seketika mengerutkan keningnya.Melihat Claire “terpaksa” menyerahkan pekerjaan membahas kerja sama kepadanya, Kayla diam-diam merasa puas. Asalkan dia berhasil mendapatkan kontrak kerja sama ini, Javier pasti akan semakin bangga terhadapnya.Sekarang gadis murahan ini
Bulu mata Claire bergetar. Ekspresi wajahnya juga semakin muram lagi.Ayahnya telah mengambil alih semua saham ibunya?Kenapa bisa begitu?Jelas-jelas itu adalah harta milik bersama. Jelas-jelas ibunya memiliki saham, kenapa malah dialihkan?“Aku nggak percaya!” ucap Claire dengan menggertakkan giginya.“Kalau begitu, kamu bisa tanya sama ayahmu?” Javier menyadari ekspresi muram di wajah Claire. Entah kenapa … hatinya terasa tidak nyaman.Sebelumnya Javier tidak tahu bahwa Perusahaan Vienna didirikan oleh mantan istri Rendy. Itu sebabnya Javier melakukan penyelidikan setelah Claire kembali.Vina dan Rendy memang telah mendirikan perusahaan. Namun, setelah Vina meninggal, seluruh sahamnya telah berubah menjadi milik Rendy.Kayla hanya memiliki satu perusahaan ini saja. Dari segi kemampuan dan bakat, dia memang tidak bisa dibandingkan dengan Claire. Jika ingin mengusir Claire dari Perusahaan Vienna, sepertinya Javier juga mesti memikirkan ide lain.Mungkin hanya dengan meletakkan Claire
Menyadari Claire tidak menghiraukannya, Imelda langsung berjalan maju untuk menghalangi langkah Claire. “Apa yang sedang kamu lakukan?”“Awas!” Claire mendorong Imelda ke samping. Dia tidak lagi meladeni orang yang mengoceh di belakang, langsung bergegas ke ruang baca lantai atas. Setelah itu, dia melempar dokumen ke atas meja.Rendy sungguh terkejut dengan perilaku Claire. Raut wajahnya langsung berubah muram. “Kamu masih berani pulang?”“Kamu kira aku ingin pulang? Aku pulang cuma demi nanya satu hal!” Claire mengambil dokumen. “Bagaimana ceritanya dengan saham ibuku?”Rendy sungguh kaget. Dia tidak menyangka Claire akan menanyakan masalah ini.Melihat Rendy tidak menjawab, Claire bertanya lagi, “Perusahaan Vienna didirikan sama ibuku. Perusahaan itu adalah harta bersama kamu dan Ibu. Setelah Ibu meninggal, kenapa saham Ibu bisa jadi milik kamu?”“Apa kamu pantas bertanya seperti ini?” tanya Rendy dengan ketus.Saat ini, Imelda sedang menguping dari luar pintu. Dia penasaran kenapa C
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me