Claire tahu anak-anak tidak mungkin berbohong dan dia juga tahu Rosy adalah orang yang pandai berpura-pura. Sementara itu, Berwin sangat menyukai dan memercayai Rosy. Jadi, bukan hal yang sulit bagi Rosy untuk menghasut Berwin.Sebelum bertanya lagi, Claire melihat Cahya yang membawa 2 asistennya muncul di depan pintu. Jessie berlari menghampiri Cahya dan menarik tangannya, lalu berkata, "Paman Cahya, ini ibuku."Cahya sudah mengetahuinya sejak awal, dia hanya tersenyum seraya mengelus kepala Jessie. Kemudian, Cahya bertanya sambil menatap Claire, "Kalian sudah menunggu lama, ya?"Claire tersenyum dan menjawab, "Kami juga baru sampai."Setelah duduk, Jessie naik ke tempat duduk di samping Claire. Hari ini, Jessie ingin menguasai ibunya. Dia akan mewakili kedua kakaknya untuk menghabiskan makanan mereka.Claire berucap, "Kata Jody, Tuan Cahya yang menjaga mereka berdua di lokasi syuting. Aku takut mereka merepotkan Tuan Cahya."Jessie merengut sambil berujar, "Kami nggak akan bikin Pama
Peringatan Cahya membuat Claire tertegun sejenak. Namun, Claire segera tahu apa maksud Cahya, ada paparazi.Claire tidak menoleh ke belakang, lalu berjalan ke mobilnya bersama Fendra. Gambaran ketika Claire dan lainnya berpisah memang sudah dipotret oleh paparazi yang bersembunyi sejak awal.Paparazi itu melihat beberapa gambar di dalam kamera dengan puas sambil tersenyum. Akhirnya, dia berhasil mengambil gambar yang akan menjadi berita heboh. Kepala editor pasti akan merasa sangat senang.Sementara itu, Claire dan Fendra kembali ke studio Soul. Claire yang teringat sesuatu berbalik dan berpesan kepada Fendra, "Paman Fendra, tolong kamu bantu aku perhatikan berita selama beberapa hari ini.""Berita?" tanya Fendra."Iya. Tadi, waktu kita berpisah dengan Cahya, dia mengingatkan aku ada paparazi. Kemungkinan kita sudah difoto."Sebenarnya, Claire tidak khawatir dirinya akan terlibat skandal dengan Cahya. Dia hanya takut identitas Jessie akan dibongkar oleh netizen. Claire tidak ingin Jess
Claire berkata, "Sakit. Javier, kamu bisa lebih lembut, nggak?""Maaf, aku akan berusaha," sahut Javier.Ekspresi Rosy sangat muram. Ternyata, mereka berdua melakukan hal itu di kantor. Claire itu memang wanita penggoda!Rosy langsung membuka pintu dan menerobos masuk. Namun, dia melihat Claire duduk di sofa dan Javier sedang berlutut di depan Claire untuk memijat kakinya.Ketika Javier melihat Rosy, tatapannya menjadi dingin. Dia bertanya, "Kenapa kamu tidak mengetuk pintu?"Ekspresi Rosy berubah drastis. Dia menjawab dengan tegang, "Maaf. Aku ... aku pikir terjadi sesuatu."Claire merasa canggung. Untung saja hari ini Javier tidak berlama-lama. Kalau tidak, Claire akan lebih malu.Javier membentak, "Kalaupun terjadi sesuatu, memangnya ada hubungannya denganmu? Kalau tidak ada urusan penting, keluar."Rosy tidak menyangka Javier mengusirnya lagi. Rosy mengatupkan bibirnya sambil menatap Claire lekat-lekat, lalu pergi.Claire menatap Javier sembari berujar, "Dia pasti sedih sekali kare
Javier mengerutkan dahi. Dia tahu Berwin pasti akan datang ke perusahaan. Jadi, Javier baru berpesan kepada resepsionis untuk mengatakan bahwa dia tidak ada di kantor. Tidak disangka, Berwin naik sendiri.Berwin membuka pintu ruangan, lalu mendengkus dan berujar ketika melihat Javier ada di ruangan, "Kenapa? Sekarang kamu nggak mau mengakui kakekmu lagi?"Javier menyilangkan kakinya dan meletakkan ponselnya di atas meja. Dia bersandar di kursi dan menyahut dengan acuh tak acuh, "Mana mungkin aku berani?"Berwin menimpali dengan ekspresi muram, "Kamu nggak berani? Kamu bahkan nggak pulang ke rumah demi wanita itu, mana mungkin kamu nggak berani?"Javier mendengkus, lalu berkata, "Bukannya Kakek yang menyuruhku pergi? Sekarang aku sudah pergi, untuk apa aku pulang lagi?""Javier, aku rasa kamu ini sudah kehilangan akal sehat, apa wanita itu tahu batasannya? Bisa-bisanya dia membawa Jessie saat berkencan dengan Tuan Muda Keluarga Chaniago. Jangan pikir aku nggak tahu karena wajahnya tertu
Setelah Berwin pergi, suasana di ruangan terasa mencekam. Javier mengeluarkan sebungkus rokok dari laci. Dia yang jarang merokok pun menyalakan rokoknya dengan macis.Javier berdiri, lalu berjalan ke depan jendela. Dia menjepit rokok dengan jarinya dan mengembuskan asap rokok. Javier memang membenci orang yang membunuh ibunya. Namun, kalau bukan karena masalah kakek buyutnya, mana mungkin ibunya terlibat?Keluarga Gufree memang bersalah, tetapi Javier tahu bahwa Claire tidak ada hubungannya dengan masalah Keluarga Gufree. Setelah berpikir sejenak, Javier membuang abu rokoknya ke dalam asbak. Sebaiknya, Claire tidak perlu mengetahui masalah ini ....Sementara itu, Rosy yang berada di kamar mandi mencuci wajahnya dengan air dingin untuk menenangkan dirinya. Tidak ada yang tahu tentang masalah waktu itu. Asalkan dia tidak memberi tahu siapa pun, pasti tidak ada yang tahu dan masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia."Tolong!" teriak ibunya Javier. Kejadian saat itu muncul dengan jelas
[ Dengar-dengar, ibu dua anak itu juga bukan orang baik-baik, dia sudah melahirkan anak di luar nikah. Masa Tuan Javier juga mau barang bekas? ][ Mau membuat anaknya terkenal dengan memanfaatkan Cahya, ya? Cih! Lebih baik mereka cepat keluar dari dunia hiburan. Menjijikkan! ]Wajah Claire langsung berubah dingin saat melihat kata-kata jahat yang menyerang anaknya di kolom komentar. Menyadari sesuatu, Fendra pun berkata, "Claire, komentar jahat ini kemungkinan ditulis oleh penulis komen palsu yang disewa seseorang. Lihatlah, kebanyakan adalah akun palsu.""Apa kamu bisa menyelidiki identitas orang-orang ini?" ujar Claire dengan nada berat.Fendra mengangguk dan menjawab, "Aku usahakan yang terbaik."Setelah Fendra keluar, Claire mengepalkan tangannya di atas meja. Dia bertekad untuk mencari tahu siapa dalang di balik masalah ini.Saat ini, di dalam sebuah warnet, Kayla mengirimkan jutaan rupiah lewat media sosial ke grup anti-penggemar. Jika ditambah uang yang ditransfer dari rekening
Claire pasti kesakitan karena terkena lemparan botol itu.Claire tertegun dan merasa terharu. Dia berdiri dan berusaha menekan kepahitan dalam hatinya dengan berkata, "Nggak sakit kok. Asalkan kalian baik-baik saja, Ibu nggak masalah.""Orang-orang tadi sudah gila, mereka pura-pura jadi penggemar Cahya dan melakukan hal seperti itu pada anak-anak!" ujar Angela.Angela tahu bahwa orang-orang tadi sama sekali bukan penggemar Cahya. Meski penggemar Cahya terkenal "garang", mereka tidak akan pernah menimbulkan masalah bagi idola mereka. Entah dari mana orang-orang ini mendapatkan nyali untuk berpura-pura dan membuat masalah di sini.Claire tersenyum pada Angela dan berkata, "Terima kasih sudah menjaga anak-anakku. Aku bawa mereka pulang dulu."Angela mengangguk sebagai tanggapan.Mungkin karena berada di lingkungan baru, begitu kembali ke Vila Blue Canyon, baik Jody maupun Jessie sangat senang. Seolah-olah kejadian barusan tidak berpengaruh banyak pada suasana hati mereka."Wah, kita bisa
Javier menjawab sambil menatap Claire, "Itu benar, tapi itu semua salahku. Kalau aku tahu dia mengandung anakku, aku nggak akan pernah membiarkan dia pergi."Claire tertegun, apa Javier berniat memikul tanggung jawab penuh atas kejadian enam tahun lalu? Enam tahun lalu, Javier bahkan belum mengenal dirinya."Apa kalian pernah pacaran sebelumnya?" tanya reporter wanita itu lagi.Javier menggenggam tangan Claire dan menjawab sambil tersenyum, "Kami belum sempat pacaran, tapi aku jatuh cinta pada Claire pada pandangan pertama. Dia adalah satu-satunya wanita dalam hidupku."Deg, deg! Jantung Claire berdebar kencang saat mendengar ucapan Javier.Si reporter wanita bertanya, "Apa kedua bintang cilik ini buah hati kalian?""Benar, tapi kamu salah. Nggak cuma dua, Claire melahirkan tiga anak untukku," ucap Javier.Reporter wanita itu tersenyum dan melanjutkan pertanyaannya, "Kenapa hal ini nggak pernah dipublikasikan sebelumnya?"Javier menjawab, "Karena kami sangat menyayangi mereka, kami ngg