Punggung Aska berkeringat dingin. Tobias? Mana mungkin dia tidak tahu dengan tokoh hebat itu? Nama Tobias di Yasia Tenggara boleh dikatakan mengalahkan nama leluhur Keluarga Fernando.Jodhiva meletakkan tangan di atas pundak Aska, lalu mendekatinya. “Ariel adalah wanita yang akan aku nikahi di kemudian hari. Sekarang putramu sudah menyentuh istriku. Mengenai utang itu, meskipun Tuan Tobias tidak mencari kalian, Keluarga Fernando juga tidak akan tinggal diam.”Usai berbicara, Jodhiva membawa anggotanya meninggalkan ruang tamu.Aska terbengong di tempat. Dia merasa dunianya sedang runtuh saja. Tadinya dia mengira wanita itu tidak memiliki latar belakang apa-apa. Dia pun bisa membantu putranya untuk mengatasi “masalah sepele” itu. Siapa sangka kali ini putranya telah bertemu dengan lawan tangguh, lebih tepatnya dua lawan tangguh.Saat ini, di Grup Angkasa.Alicia berjalan ke resepsionis untuk membuat janji ketemu dengan Jodhiva. Resepsionis berkata, “Maaf, Nona Alicia, Tuan Muda Jody lag
“Muka siapa yang tebal? Apa semua ini salahku?”“Salahku.” Jodhiva mengusap ujung mata Ariel. Kemudian, dia mengusap dagu si wanita dan mengangkatnya. “Tidak seharusnya aku membiarkanmu yang tidak bisa masak sendirian di rumah. Demi keselamatan, saat aku tidak ada di rumah, aku akan merekrut pelayan untuk membantumu. Jangan sampai nanti kamu kehilangan nyawamu sendiri.”Balasan yang didapatkan Jodhiva adalah suara keroncongan perutnya.Jodhiva tersenyum. “Kamu lapar?”Ariel mengiakan.Jodhiva juga tidak ingin Ariel kelaparan. “Dapur tidak mungkin bisa dibersihkan dalam waktu singkat. Terpaksa pesan makanan dulu.”Setelah memesan makanan, Ariel menyantap makanan di depan meja. Masakan yang dipesan memang tidak bisa dibandingkan dengan masakan Jodhiva, tetapi setidaknya rasanya cukup enak.Jodhiva menghabiskan waktu 1,5 jam untuk membersihkan dapur. Dia berjalan ke balkon untuk mengutus pelayan ke Vila Galatta.Baru saja panggilan diakhiri, Jodhiva pun menerima panggilan dari Edwin.Keni
Jodhiva menatap wajah Ariel yang mirip dengan kucing belang itu. Apa Ariel tidak sadar betapa kotor wajahnya saat ini?Ariel yang ditatap itu pun merasa malu. “Untuk apa kamu lihat aku?”Jodhiva berkata, “Kenapa Tuan Muda Ariel bisa sedekil kucing belang saja?”Suasana kasmaran seketika dihancurkan oleh ucapan Jodhiva. Ariel langsung mendorongnya. “Kamu yang kucing!”Jodhiva menekan Ariel ke dalam pelukannya. “Apa kamu tidak percaya?”Ariel menggigit pundaknya, tetapi tidak terlalu kuat. Jodhiva mencubit pipinya, lalu mencium bibirnya. Belum sempat Ariel merespons, Ariel pun sudah digendong. “Hei, Jody! Lepaskan aku!”Jodhiva menggendong Ariel ke dalam kamar mandi. Ariel menatap dirinya dari dalam cermin, lalu segera menutup wajahnya. “Astaga!”Jodhiva menurunkan Ariel di depan wastafel. “Aku tidak membohongimu, ‘kan?”Ariel merasa canggung hingga tidak sanggup mengangkat kepalanya. Ternyata dari tadi dia berbicara terhadap Jodhiva dengan wajahnya yang sekotor ini?Pantas saja ketika J
Setelah pintu ditutup, Ariel duduk, lalu mengambil ponselnya.Saat Jodhiva telepon tadi, Ariel sempat membaca berita dari dalam selimut. Alicia malah diberitakan sebagai calon istrinya Jodhiva? Ariel berdecak. Maaf! Posisi itu sudah direservasi Ariel.Pada jam tujuh malam, Jodhiva sedang duduk di dalam ruang VIP Klub Garzia. Selain pengawal, tidak ada orang lain di dalam ruangan.Tak lama kemudian, Sanur pun menampakkan diri. Sanur berjalan ke sisi Jodhiva dengan tersenyum. “Apa Tuan Muda Jody mencariku?”Jodhiva mempersilakan Sanur untuk duduk, lalu mengisyaratkan pengawal untuk menuangkan anggur. Dia duduk dengan kaki bersilang dan punggung bersandar. Di bawah cahaya lampu, tidak terlihat ekspresi di wajahnya. “Tuan Sanur, kamu itu bagian dari Perusahaan Konstruksi Dokar. Aku mengajakmu ketemuan bukan demi masalah pekerjaan, tapi aku berharap kamu bisa keluar untuk klarifikasi hubunganku dengan putrimu.”Tangan Sanur yang memegang gelas anggur terkaku. Dia mengangkat kepalanya. “Gos
“Uhm … jangan bandel ….” Ariel mendorong Jodhiva. Dia sungguh mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya lagi.Jakun Jodhiva bergerak. Dia melonggarkan kerah pakaiannya. “Tidurmu nyenyak sekali.”Jodhiva berbaring di atas ranjang, lalu memasukkan Ariel ke dalam pelukannya. Telapak tangannya mengusap wajah Ariel. “Kapan kamu baru akan mengakui hubungan kita di depan umum ….”Saat ini, di hotel.Alicia sedang duduk di sofa sembari membaca berita. Sebenarnya dia sudah bisa menebak bahwa berita itui pasti akan viral. Ketika melihat banyak berita tentang dirinya dan Jodhiva, Alicia pun menggigit bibirnya.Alicia sungguh takut Jodhiva akan mengklarifikasi hubungan mereka. Dia sungguh berharap Jodhiva tidak melakukan respons apa pun. Dengan begitu, bukannya Alicia memiliki kemungkinan untuk bersama dengan Jodhiva?Tiba-tiba terdengar suara bel.Alicia berdiri, lalu pergi membuka pintu. Ketika melihat pria di depan pintu, dia sungguh merasa terkejut. “Ayah?”Sanur berjalan ke dalam kamar deng
Usai berbicara, Sanur meninggalkan kamar hotel.Keesokan paginya.Secercah cahaya memancar ke dalam jendela menyilaukan ujung ranjang. Ariel membalikkan tubuhnya, lalu memeluk orang di sampingnya. Tiba-tiba dia melebarkan kedua matanya.Jodhiva berbaring di samping Ariel. Salah satu tangannya ditopang di atas kepala. Sepertinya dia sudah bangun dari tadi.Jodhiva memainkan ujung rambut Ariel, lalu menciumnya. “Apa kamu sudah bangun?”Ariel memejamkan matanya. “Belum bangun.”Jodhiva tersenyum, kemudian segera membalikkan tubuhnya.Ariel melebarkan matanya, lalu menindih di dadanya. “Jody!”Ciuman Jodhiva ditempelkan di ujung bibirnya. “Ada apa?”“Aku mau makan iga goreng tepung di restoran sebelumnya.”Sebelumnya Ariel pernah mencobanya sekali. Dia sangat menyukainya.Jodhiva tersenyum. Dia tahu Ariel sedang mengalihkan pembicaraan. “Ada, aku pergi beli.”Saat Jodhiva hendak berdiri, Ariel langsung menariknya. “Bawa aku makan di luar saja.”Jodhiva tertegun sejenak, lalu menyipitkan ma
Ketika melihat sikap cemburu berlebihan Ariel, Jodhiva pun tertawa. “Siapa yang bilang tidak mau publikasi hubungan kita? Seandainya gambar kebersamaan kita tertangkap basah oleh reporter, bagaimana kamu menjelaskannya?”Ariel terdiam sejenak. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ucapannya yang tidak ingin mempublikasikan hubungan mereka.Jodhiva mengangkat-angkat alisnya. “Tidak bisa bicara lagi?”Ariel merasa canggung. Waktu itu, dia yang tidak mengizinkan Jodhiva untuk mempublikasikan hubungan mereka. Sekarang, Ariel juga yang ingin mempublikasikan hubungan mereka.“Aku jadi bingung dengan ucapanmu, entah mesti percaya yang mana.” Jodhiva menopang kening dengan salah satu tangannya. Dia sengaja berlagak bingung. “Kalau sampai hubungan kita terbongkar nantinya, bisa jadi kamu menyesal dan minta cerai sama aku. Bukannya aku akan menjadi duda? Kelak aku akan hidup menjadi bahan lelucon orang-orang di ibu kota.”Ucapan yang dilontarkan Jodhiva sungguh masuk akal. Sepertinya Jodhiva khawatir d
[ Kenapa aku merasa Sanur lagi berusaha menjauhkan putrinya dari gosip itu? Apa Jody cowok hidung belang? ][ Iya, sewaktu di acara Jessie, tatapan Jody ketika melihat Ariel memang berbeda. Sekarang dia malah makan berdua dengan wanita lain. Dengar-dengar kedua adiknya sudah nggak jomlo lagi, hanya sisa Jody seorang diri saja. ][ Aku merasa Jody bersikap baik terhadap semua wanita. ]…Di Grup Angkasa.Jodhiva baru selesai menonton video klarifikasi Sanur. Laptop pun ditutup. Dia tidak menghiraukan komentar yang beredar di internet.Edwin mengetuk pintu.Jodhiva spontan mengangkat kelopak matanya. “Masuk.”Edwin memasuki ruangan, lalu bertanya, “Tuan Muda Jody, Nona Alicia datang lagi. Apa kamu mau bertemu dengannya?”Jodhiva menyipitkan matanya selama beberapa saat. “Bilang saja aku tidak di tempat.”Baru saja Edwin keluar, Jodhiva memanggilnya, “Sebentar.”Edwin menoleh. “Ada perlu apa lagi, Tuan Muda?”“Mengenai gosip yang beredar di dalam perusahaan, aku mohon bantuanmu.”Jodhiva
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem