“Aku beri peringatan terakhir untuk Nona Hillary. Kalau kamu tidak ingin memiliki nasib yang sama dengan Keluarga Zirma, lebih baik kamu jangan melakukan apa pun.” Jules pun berjalan pergi.Sekujur tubuh Hillary gemetar parah. Jangan-jangan masalah Keluarga Zirma ada hubungannya dengan Jules?Sore harinya, setelah diguyur hujan, permukaan lantai kelihatan basah. Angin sepoi-sepoi berembus. Aroma rerumputan pun tercium.Baru saja Jessie tiba di vila dan sedang melepaskan sepatunya, malah terdengar suara bel. Dia pun pergi membuka pintu. “Siapa?”Ketika melihat Jules di depan saja, Jessie pun terbengong.Jessie mendengus dingin, lalu memalingkan kepalanya untuk memasuki rumah.Jules menutup pintu rumah, lalu memeluknya dari belakang sembari tersenyum. “Marah lagi?”Jessie melepaskan tangan Jules. “Calon istrimu itu datang mencariku lagi. Apa aku nggak boleh marah?”“Kata siapa dia itu calon istriku?” Jules mendekati daun telinga Jessie. “Bukannya calon istriku ada di dalam pelukanku?”J
Pemuda di hadapannya mengetahui masalah Kevin. Itulah sebabnya Kevin merasa takut padanya. Ditambah lagi, sekarang dia sedang diancam oleh wanita licik yang bernama Lisa itu. Dia pun harus meningkatkan kewaspadaannya.Tatapan Jerremy tertuju pada makanan di atas meja. “Lisa sudah pasti tidak akan melepaskanmu. Meski kamu tidak percaya sama aku, sekarang kamu juga tidak ada pilihan lain lagi.”Kevin menarik napas dalam-dalam. Raut wajahnya kelihatan agak rumit. Dia memang cukup sial karena bertemu dengan Lisa. “Dia itu wanita gila. Tidak ada untungnya bagi aku untuk menyentuhnya.”“Aku hanya ingin mengubah situasi saja.” Jerremy mengangkat kepalanya. “Semuanya juga tergantung dengan Pak Kevin. Apa kamu bersedia mengubah situasi sebelum aibmu terbongkar?”Kevin terbengong sejenak, lalu berkata, “Apa kamu yakin kamu bisa membantuku?”Jerremy tersenyum datar. “Orang jahat hanya bisa dihadapi dengan cara jahat. Kalau kamu ingin dia menghilang dari tatapanmu, kamu pun hanya punya satu cara s
Inggrid tersenyum. “Pak Kevin tenang saja. Dia itu hasil didikanku. Aku pasti akan tangani dia dengan baik.”Kali ini raut wajah Lisa kelihatan pucat pasi.Di gudang telantar, daerah pinggiran kota.Inggrid berjalan ke hadapan Lisa yang sudah dipukul hingga babak belur. Lisa menarik ujung celananya dengan tangan gemetar, lalu memelas dengan terisak-isak, “Kak Inggrid … aku nggak mengkhianati kamu …. Mohon percaya sama aku.”Tetiba Inggrid tersenyum, lalu setengah berjongkok untuk mencubit dagunya. “Lisa, waktu itu aku bisa membantumu karena aku merasa kamu itu anaknya cukup ambisius. Tapi aku nggak menyangka, setelah kamu datang ke Negara Hyugana, kamu malah ingin terlepas dariku.”“Aku … bukan seperti itu ….” Lisa mengerahkan seluruh tenaganya. “Mohon beri aku satu kesempatan lagi. Aku mohon sama kamu.”“Beri kamu kesempatan?” Inggrid menendang Lisa, lalu berkata kasar, “Kamu kira aku bodoh? Apa aku tidak sanggup untuk melawan bocah tengik sepertimu?”Sepatu dengan hak setinggi sepulu
Robert tersenyum. “Raja hanya ingin mengundang Nona Jessie untuk berbincang-bincang di istana. Raja juga tidak memiliki maksud lain.”Jessie terdiam sejenak, lalu mengangkat kepalanya. “Oke, aku akan ke istana.” Dia membalikkan kepalanya berbicara dengan Dacia, “Kamu nggak usah khawatirin aku. Aku akan segera kembali.”Setelah itu, Jessie mengikuti Robert berjalan ke dalam mobil.Murid-murid di sekitar pun sedang membahas masalah ini. Dacia menatap mobil yang melaju pergi dengan mengerutkan keningnya. Dia mengeluarkan ponselnya segera mengirim pesan kepada Jules.Di sisi lain, mobil kerajaan sedang melaju ke istana. Dia memandang ke luar jendela, lalu tampak sebuah istana bergaya modern di luar sana. Terdapat sebuah lapangan golf di dalam halaman yang luas itu. Ada juga patung yang diukir di depan pintu utama. Selain itu, tampak sebuah bendera kerajaan dikibarkan di bawah langit biru.Jessie mengikuti Robert untuk menuruni mobil. Dia membawa Jessie ke dalam istana. Di dalamnya digantu
“Anak muda akan menghadapi banyak rintangan ketika sedang merintis kariernya, terutama si Jules. Dia menolak semua bantuan yang aku berikan. Dia ingin mengelola Grup Tanzil dengan kemampuannya sendiri. Tidak dipungkiri, aku juga sangat mengagumi kemampuannya.”“Jadi, aku berharap dia bisa mencari seorang wanita yang bisa membantu kariernya dan bisa mendatangkan keuntungan untuknya, bukan mempersulitnya. Apa kamu mengerti apa maksudku?”Saat ini, Willie sedang memikirkan masa depan cucunya. Meskipun wanita itu bukan Hillary, Willie juga akan mencari putri dari keluarga kaya lain di Negara Hyugana.Jessie terbengong sejenak. Dia sama sekali tidak mengetahui masalah yang dikatakan Willie tentang Jules tadi. Setahu Jessie, Jules sangat sibuk.Jules adalah cucu sulung dari Keluarga Tanzil sekaligus satu-satunya penerus. Di dalam pemikiran Jessie, Jules sangatlah hebat dan tidak terkalahkan.Jadi, Jessie tidak sekali pun khawatir dengan Jules. Dia bahkan tidak tahu Jules akan menghadapi bany
Jessie mengangkat kepalanya, lalu menyela, “Dia nggak ngomong hal yang keterlaluan. Dia juga nggak marahi aku.”Jules mengangkat wajah Jessie untuk bertatapan dengannya. “Apa dia menyuruhmu untuk meninggalkanku?”Jessie mengejapkan matanya. Tetiba dia tersenyum. “Coba kamu tebak apa jawabanku?”Jules menyipitkan matanya.Kemudian, Jessie memeluk Jules, lalu membenamkan kepalanya di dalam dada Jules. “Kalau kamu butuh bantuanku dalam kariermu, aku akan membantumu. Kalau kamu nggak butuh, aku akan menemanimu untuk menghadapi rintangan bersama.”Dari ucapan itu, Jessie akan meminta pendapat Jules. Dia tidak akan membantunya tanpa meminta persetujuan Jules.Jessie memang ingin membantunya, tetapi semuanya tergantung Jules bersedia atau tidak. Dia menghormati semua keputusan Jules.Jules tertegun di tempat. Dia menunduk melihat wanita di dalam pelukannya dengan tersenyum lembut. Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. “Jessie tidak usah membantuku. Kamu cukup menemaniku saja. Semuanya s
Pelayan terbengong sejenak, lalu memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu mau bikin kue?”Jessie menggaruk pipinya. “Aku ingin belajar sebentar.”Pelayan menyadari sesuatu. Dia pun berkata dengan tersenyum, “Apa kamu ingin bikin kue untuk kekasihmu?”Daun telinga Jessie seketika memerah. Dia menunduk dan tidak berbicara.Pelayan menghentikan pekerjaannya. “Tentu saja Bibi akan mengajarimu.”Jessie pun tersenyum. “Terima kasih.”Siang harinya, pelayan mengajari Jessie untuk membuat kue yang agak gampang. Jessie belajar sembari turun tangan sendiri. Sementara, pelayan yang berada di samping pun memantau, lalu memberi tahu kesalahannya.Setelah menghabiskan waktu selama dua jam, akhirnya Jessie berhasil membuat pie.Jessie membungkus pie, lalu berjalan keluar rumah. Dia menyuruh pengawal untuk mengantarnya ke Grup Tanzil.Saat ini, di Grup Tanzil.Jules menerima panggilan dari mata-mata rumah sakit. Katanya, Lisa tidak berhasil diselamatkan dan telah meninggal semalam.Gerakan tangan Ju
Bibir Jules menempel di atas kening Jessie. “Kamu tidak perlu bisa melakukan semuanya. Apa kamu tahu apa yang aku sukai dari kamu?”Jessie spontan menggeleng. “Memangnya apa yang kamu sukai dari aku?”Jules menyentil pelan hidung mancung Jessie. “Aku suka dengan sikap lugu kamu. Karena sikap lugumu itu sangat berharga bagiku.”Selesai berbicara, Jules memeluknya. “Apa kamu tahu, sikap sederhana kamu didambakan oleh orang-orang yang sudah lama hidup dalam dunia penuh intrik. Jadi, kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri saja.”Jules kembali tersenyum. “Lagi pula, bukannya ada aku? Kita bisa saling melengkapi.”Jessie berbisik, “Sekarang kamu memang berbicara seperti ini. Tapi gimana kalau kelak kamu malah merasa aku sudah mempersulit kamu?”Jules menggendong Jessie ke atas meja. Dia memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Kenapa kamu yakin aku akan bersikap seperti itu?”Jessie memalingkan kepalanya. “Perasaan bisa berubah. Sekarang kamu memang suka sama aku, tapi nggak berarti … uhm!”