Jules mengesampingkan helai rambut yang menempel di wajah Jessie, lalu berkata dengan lembut, “Aku di sini.”Beberapa saat kemudian, balasan yang didapatkan Jules hanyalah suara embusan napas Jessie saja.Jules duduk di samping ranjang menatapnya selama beberapa saat. Tiba-tiba ponsel di dalam saku Jules bergetar. Dia mengeluarkannya, lalu tampak ada sebuah notifikasi pesan baru.Isi pesan baru itu adalah selembar foto. Di dalam foto itu, tampak wanita muda di samping Kevin adalah Lisa.Keesokan harinya, cuaca mendung.Sekretaris memasuki kamar hotel, lalu menyerahkan sebuah paket kepada Kevin. “Pak, ini paketmu.”Kevin baru saja selesai membasuh tubuhnya. Dia mengikat jubah mandinya dengan perlahan sembari melihat paket tersebut. “Dikirim siapa?”“Aku juga tidak jelas. Hanya saja, paket ini mesti diterima langsung oleh kamu.”Kevin mengambil paket, lalu duduk di sofa. Dia mulai membukanya. Kotak sebesar telapak tangan itu sangatlah ringan. Entah apa isi dari kotak itu.Kotak dibuka. T
Lisa menepuk-nepuk roknya dengan santai. “Berani atau nggak, semuanya tergantung sikap Pak Kevin. Asalkan aku baik-baik saja, aku pun akan menyimpan rahasia Pak Kevin. Tapi kalau aku nggak baik-baik saja, bisa jadi keluarga dan reputasi Pak Kevin akan hancur. Pak Kevin juga jangan salahin aku.”Sekarang ada aib Kevin di tangan Lisa. Biasanya orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi akan takut diterpa dengan berita buruk. Kebiasaan “istimewa” Kevin cukup menghancurkan reputasinya sebagai seorang suami dan ayah yang baik di Negara Biwana. Orang-orang kalangan atas memang suka bermain, tetapi mereka tidak akan mengizinkan masalah itu terekspos, apalagi dijadikan ancaman. Satu-satunya solusi penyelesaian adalah memberinya uang tutup mulut. Setelah si wanita mendapatkan uang, mereka pasti akan menjaga mulut mereka.Namun berbeda dengan Lisa, jika Kevin terlalu mendesak Lisa, bisa jadi Lisa akan membocorkan segalanya.Kevin berusaha menahan emosi di dirinya. “Kamu mau berapa?”Lisa berjal
Hillary merasa syok. “Apa kamu lagi mimpi?”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Jadi, kamu kasih atau nggak? Setelah kamu beri aku uang 200 miliar, Kak Jules akan menjadi milikmu.”Hillary sungguh emosi. “Apa kamu sudah gila? Apa kamu pantas untuk diberi 200 miliar?”“Tentu saja pantas.” Jessie melipat kedua tangannya di depan dada. “Kamu bahkan nggak sanggup keluarin uang 200 miliar? Sebenarnya kamu itu keluarga konglomerat bukan, sih? Jangan-jangan keluargamu nggak punya uang sebanyak itu? Aku nggak pernah ketemu keluarga konglomerat semiskin kamu.”“Kamu ….” Hillary tampak sangat emosi sekarang. Bukannya keluarganya Hillary tidak memiliki uang 200 miliar, tetapi nominal itu sangatlah besar. Dia tidak bisa mengeluarkan uang itu dengan gampangnya.Awalnya Hillary mengira Jessie akan merasa bersalah, tidak bisa mengangkat kepalanya di hadapan Hillary. Siapa sangka, Jessie malah akan bersikap searogan ini. Dia malah meminta uang 200 miliar? Apa dia kira dia itu koleksi berharg
Setelah Jerremy meninggalkan perusahaan, Derrick berjalan ke dalam ruangan, lalu berhenti di sisi Jules. “Tuan Muda, Nona Hillary pergi ke akademi untuk mencari Nona Jessie.”Raut wajah Jules seketika menjadi dingin. “Dia tidak turun tangan, ‘kan?”Derrick menggeleng. “Tidak, dia pergi setelah bicara sebentar.”Jika Hillary turun tangan, bisa jadi nasib Hillary akan sama seperti Sarah.Jules tidak berbicara. Dia langsung meninggalkan tempat.Setelah Hillary meninggalkan akademi, dia pergi menemui Raja Willie. Dia sedang berdiri di depan koridor, menunggu pelayan keluar. “Maaf, Nona Hillary. Raja sedang kedatangan tamu penting, tidak bisa bertemu dengan Nona.”“Jadi, kapan Raja Willie ada waktu?” Hillary mesti memberi tahu Willie betapa arogannya wanita itu. Dia sungguh tidak percaya wanita materialistis itu bisa melengserkan posisi menantu yang ditetapkan oleh Raja Willie.Asalkan ada turun tangan Raja Willie, apa mungkin Hillary tidak bisa memberi pelajaran kepada Jessie?Saat pelaya
“Aku beri peringatan terakhir untuk Nona Hillary. Kalau kamu tidak ingin memiliki nasib yang sama dengan Keluarga Zirma, lebih baik kamu jangan melakukan apa pun.” Jules pun berjalan pergi.Sekujur tubuh Hillary gemetar parah. Jangan-jangan masalah Keluarga Zirma ada hubungannya dengan Jules?Sore harinya, setelah diguyur hujan, permukaan lantai kelihatan basah. Angin sepoi-sepoi berembus. Aroma rerumputan pun tercium.Baru saja Jessie tiba di vila dan sedang melepaskan sepatunya, malah terdengar suara bel. Dia pun pergi membuka pintu. “Siapa?”Ketika melihat Jules di depan saja, Jessie pun terbengong.Jessie mendengus dingin, lalu memalingkan kepalanya untuk memasuki rumah.Jules menutup pintu rumah, lalu memeluknya dari belakang sembari tersenyum. “Marah lagi?”Jessie melepaskan tangan Jules. “Calon istrimu itu datang mencariku lagi. Apa aku nggak boleh marah?”“Kata siapa dia itu calon istriku?” Jules mendekati daun telinga Jessie. “Bukannya calon istriku ada di dalam pelukanku?”J
Pemuda di hadapannya mengetahui masalah Kevin. Itulah sebabnya Kevin merasa takut padanya. Ditambah lagi, sekarang dia sedang diancam oleh wanita licik yang bernama Lisa itu. Dia pun harus meningkatkan kewaspadaannya.Tatapan Jerremy tertuju pada makanan di atas meja. “Lisa sudah pasti tidak akan melepaskanmu. Meski kamu tidak percaya sama aku, sekarang kamu juga tidak ada pilihan lain lagi.”Kevin menarik napas dalam-dalam. Raut wajahnya kelihatan agak rumit. Dia memang cukup sial karena bertemu dengan Lisa. “Dia itu wanita gila. Tidak ada untungnya bagi aku untuk menyentuhnya.”“Aku hanya ingin mengubah situasi saja.” Jerremy mengangkat kepalanya. “Semuanya juga tergantung dengan Pak Kevin. Apa kamu bersedia mengubah situasi sebelum aibmu terbongkar?”Kevin terbengong sejenak, lalu berkata, “Apa kamu yakin kamu bisa membantuku?”Jerremy tersenyum datar. “Orang jahat hanya bisa dihadapi dengan cara jahat. Kalau kamu ingin dia menghilang dari tatapanmu, kamu pun hanya punya satu cara s
Inggrid tersenyum. “Pak Kevin tenang saja. Dia itu hasil didikanku. Aku pasti akan tangani dia dengan baik.”Kali ini raut wajah Lisa kelihatan pucat pasi.Di gudang telantar, daerah pinggiran kota.Inggrid berjalan ke hadapan Lisa yang sudah dipukul hingga babak belur. Lisa menarik ujung celananya dengan tangan gemetar, lalu memelas dengan terisak-isak, “Kak Inggrid … aku nggak mengkhianati kamu …. Mohon percaya sama aku.”Tetiba Inggrid tersenyum, lalu setengah berjongkok untuk mencubit dagunya. “Lisa, waktu itu aku bisa membantumu karena aku merasa kamu itu anaknya cukup ambisius. Tapi aku nggak menyangka, setelah kamu datang ke Negara Hyugana, kamu malah ingin terlepas dariku.”“Aku … bukan seperti itu ….” Lisa mengerahkan seluruh tenaganya. “Mohon beri aku satu kesempatan lagi. Aku mohon sama kamu.”“Beri kamu kesempatan?” Inggrid menendang Lisa, lalu berkata kasar, “Kamu kira aku bodoh? Apa aku tidak sanggup untuk melawan bocah tengik sepertimu?”Sepatu dengan hak setinggi sepulu
Robert tersenyum. “Raja hanya ingin mengundang Nona Jessie untuk berbincang-bincang di istana. Raja juga tidak memiliki maksud lain.”Jessie terdiam sejenak, lalu mengangkat kepalanya. “Oke, aku akan ke istana.” Dia membalikkan kepalanya berbicara dengan Dacia, “Kamu nggak usah khawatirin aku. Aku akan segera kembali.”Setelah itu, Jessie mengikuti Robert berjalan ke dalam mobil.Murid-murid di sekitar pun sedang membahas masalah ini. Dacia menatap mobil yang melaju pergi dengan mengerutkan keningnya. Dia mengeluarkan ponselnya segera mengirim pesan kepada Jules.Di sisi lain, mobil kerajaan sedang melaju ke istana. Dia memandang ke luar jendela, lalu tampak sebuah istana bergaya modern di luar sana. Terdapat sebuah lapangan golf di dalam halaman yang luas itu. Ada juga patung yang diukir di depan pintu utama. Selain itu, tampak sebuah bendera kerajaan dikibarkan di bawah langit biru.Jessie mengikuti Robert untuk menuruni mobil. Dia membawa Jessie ke dalam istana. Di dalamnya digantu