Hillary meletakkan cangkir kopinya. “Cepat atau lambat kita memang akan bertunangan. Apa kamu marah karena aku mempublikasikannya secara sepihak?”Hanya terlihat raut datar di wajah Jules. “Kata siapa aku akan bertunangan denganmu?”“Semua ini keinginan Raja Willie.” Hillary berdiri, lalu berjalan mendekatinya. “Aku juga percaya diri. Kamu akan mencintaiku setelah bersamaku.”Tetiba Jules tersenyum. “Kamu sudah terlalu sok pintar.”Hillary juga tersenyum. Dia mendekati Jules. “Aku nggak peduli betapa dinginnya sikap kamu sama aku, soalnya aku suka sama kamu. Kamu pasti akan lebih gembira untuk bersamaku daripada bersama wanita miskin itu.”“Oh ya?” Tatapan Jules seketika menjadi dingin. “Apa kamu tahu betapa sadisnya aku?”Hillary pun tertawa. “Meski kamu sadis, aku pun akan merasa itu pesonamu.”Jules langsung menampar Hillary. Mana mungkin Hillary yang tidak pernah dipukul itu sanggup menerima tenaga kuat Jules? Dia terjatuh ke sisi meja, lalu menatap Jules dengan kaget.Jules mencub
“Apa maksudmu dia itu milikku? Aku dan dia hanyalah sepasang kekasih. Kalau dia ingin kabur, apa aku bisa menghalanginya?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, seseorang berbisik di belakang Jessie. “Sepertinya kamu ingin memiliki hubungan yang lebih dekat denganku.”Jessie terkejut hingga tangannya gemetar.Dacia sudah menyadari kedatangan Jules dari tadi. Dia sengaja tidak memberi tahu Jessie saja.“Aku bawa Jessie pergi dulu.” Jules menggandeng tangan Jessie.Jessie juga tidak sanggup melepaskan Jules. Dia memalingkan kepalanya, lalu melihat ke sisi Dacia untuk meminta bantuan. Namun, Dacia berlagak tidak melihatnya, malah mengangkat-angkat pundaknya. “Bawa saja.”“Dacia ….”Dacia melambaikan tangannya dengan tersenyum. “Selamat jalan, aku nggak antar lagi, ya.”Ketika Jules membawa Jessie ke depan mobil, Jessie pun menepis tangannya. “Aku nggak mau pergi sama kamu.”Jules menyadarkan Jessie ke pintu mobil. “Kamu lagi marah?”Jessie memalingkan kepalanya, lalu mendengus dingin.Ju
Selama Willie tidak setuju, Jules tidak mungkin bisa menikahi wanita itu!Selesai makan, mereka berdua berpamitan dengan Willie. Kebetulan mereka bertemu Silvia di depan pintu.Hillary tahu bahwa Silvia adalah ibunya Jules. Dia pun mengambil inisiatif untuk menyapa duluan, “Tante.”“Siapa tantemu?” Ucapan Silvia membuat ekspresi Hillary terkaku.Silvia mengamatinya dengan ekspresi tak bersahabat. “Jelas-jelas kamu tahu anakku sudah punya pacar, kamu malah sengaja merusak hubungan mereka. Aku sungguh tidak percaya anak dari keluarga konglomerat akan tidak tahu malu sepertimu.”Raut wajah Hillary kelihatan agak muram. Dia mengira Tuan Putri Silvia akan sangat ramah seperti penampilannya. Siapa sangka dia akan melontarkan kata-kata yang tidak enak didengar.Kening Kevin tampak berkerut. “Bu Silvia, sepertinya ucapanmu sudah keterlaluan.”“Aku harap Pak Kevin bisa urus putrimu sendiri.” Silvia juga tidak bersikap sopan, langsung berjalan meninggalkan sisi mereka berdua.Hillary menggigit e
Jules mengesampingkan helai rambut yang menempel di wajah Jessie, lalu berkata dengan lembut, “Aku di sini.”Beberapa saat kemudian, balasan yang didapatkan Jules hanyalah suara embusan napas Jessie saja.Jules duduk di samping ranjang menatapnya selama beberapa saat. Tiba-tiba ponsel di dalam saku Jules bergetar. Dia mengeluarkannya, lalu tampak ada sebuah notifikasi pesan baru.Isi pesan baru itu adalah selembar foto. Di dalam foto itu, tampak wanita muda di samping Kevin adalah Lisa.Keesokan harinya, cuaca mendung.Sekretaris memasuki kamar hotel, lalu menyerahkan sebuah paket kepada Kevin. “Pak, ini paketmu.”Kevin baru saja selesai membasuh tubuhnya. Dia mengikat jubah mandinya dengan perlahan sembari melihat paket tersebut. “Dikirim siapa?”“Aku juga tidak jelas. Hanya saja, paket ini mesti diterima langsung oleh kamu.”Kevin mengambil paket, lalu duduk di sofa. Dia mulai membukanya. Kotak sebesar telapak tangan itu sangatlah ringan. Entah apa isi dari kotak itu.Kotak dibuka. T
Lisa menepuk-nepuk roknya dengan santai. “Berani atau nggak, semuanya tergantung sikap Pak Kevin. Asalkan aku baik-baik saja, aku pun akan menyimpan rahasia Pak Kevin. Tapi kalau aku nggak baik-baik saja, bisa jadi keluarga dan reputasi Pak Kevin akan hancur. Pak Kevin juga jangan salahin aku.”Sekarang ada aib Kevin di tangan Lisa. Biasanya orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi akan takut diterpa dengan berita buruk. Kebiasaan “istimewa” Kevin cukup menghancurkan reputasinya sebagai seorang suami dan ayah yang baik di Negara Biwana. Orang-orang kalangan atas memang suka bermain, tetapi mereka tidak akan mengizinkan masalah itu terekspos, apalagi dijadikan ancaman. Satu-satunya solusi penyelesaian adalah memberinya uang tutup mulut. Setelah si wanita mendapatkan uang, mereka pasti akan menjaga mulut mereka.Namun berbeda dengan Lisa, jika Kevin terlalu mendesak Lisa, bisa jadi Lisa akan membocorkan segalanya.Kevin berusaha menahan emosi di dirinya. “Kamu mau berapa?”Lisa berjal
Hillary merasa syok. “Apa kamu lagi mimpi?”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Jadi, kamu kasih atau nggak? Setelah kamu beri aku uang 200 miliar, Kak Jules akan menjadi milikmu.”Hillary sungguh emosi. “Apa kamu sudah gila? Apa kamu pantas untuk diberi 200 miliar?”“Tentu saja pantas.” Jessie melipat kedua tangannya di depan dada. “Kamu bahkan nggak sanggup keluarin uang 200 miliar? Sebenarnya kamu itu keluarga konglomerat bukan, sih? Jangan-jangan keluargamu nggak punya uang sebanyak itu? Aku nggak pernah ketemu keluarga konglomerat semiskin kamu.”“Kamu ….” Hillary tampak sangat emosi sekarang. Bukannya keluarganya Hillary tidak memiliki uang 200 miliar, tetapi nominal itu sangatlah besar. Dia tidak bisa mengeluarkan uang itu dengan gampangnya.Awalnya Hillary mengira Jessie akan merasa bersalah, tidak bisa mengangkat kepalanya di hadapan Hillary. Siapa sangka, Jessie malah akan bersikap searogan ini. Dia malah meminta uang 200 miliar? Apa dia kira dia itu koleksi berharg
Setelah Jerremy meninggalkan perusahaan, Derrick berjalan ke dalam ruangan, lalu berhenti di sisi Jules. “Tuan Muda, Nona Hillary pergi ke akademi untuk mencari Nona Jessie.”Raut wajah Jules seketika menjadi dingin. “Dia tidak turun tangan, ‘kan?”Derrick menggeleng. “Tidak, dia pergi setelah bicara sebentar.”Jika Hillary turun tangan, bisa jadi nasib Hillary akan sama seperti Sarah.Jules tidak berbicara. Dia langsung meninggalkan tempat.Setelah Hillary meninggalkan akademi, dia pergi menemui Raja Willie. Dia sedang berdiri di depan koridor, menunggu pelayan keluar. “Maaf, Nona Hillary. Raja sedang kedatangan tamu penting, tidak bisa bertemu dengan Nona.”“Jadi, kapan Raja Willie ada waktu?” Hillary mesti memberi tahu Willie betapa arogannya wanita itu. Dia sungguh tidak percaya wanita materialistis itu bisa melengserkan posisi menantu yang ditetapkan oleh Raja Willie.Asalkan ada turun tangan Raja Willie, apa mungkin Hillary tidak bisa memberi pelajaran kepada Jessie?Saat pelaya
“Aku beri peringatan terakhir untuk Nona Hillary. Kalau kamu tidak ingin memiliki nasib yang sama dengan Keluarga Zirma, lebih baik kamu jangan melakukan apa pun.” Jules pun berjalan pergi.Sekujur tubuh Hillary gemetar parah. Jangan-jangan masalah Keluarga Zirma ada hubungannya dengan Jules?Sore harinya, setelah diguyur hujan, permukaan lantai kelihatan basah. Angin sepoi-sepoi berembus. Aroma rerumputan pun tercium.Baru saja Jessie tiba di vila dan sedang melepaskan sepatunya, malah terdengar suara bel. Dia pun pergi membuka pintu. “Siapa?”Ketika melihat Jules di depan saja, Jessie pun terbengong.Jessie mendengus dingin, lalu memalingkan kepalanya untuk memasuki rumah.Jules menutup pintu rumah, lalu memeluknya dari belakang sembari tersenyum. “Marah lagi?”Jessie melepaskan tangan Jules. “Calon istrimu itu datang mencariku lagi. Apa aku nggak boleh marah?”“Kata siapa dia itu calon istriku?” Jules mendekati daun telinga Jessie. “Bukannya calon istriku ada di dalam pelukanku?”J