Hillary menggigit bibir bawahnya. Jangan-jangan Jules telah memiliki calon istri? Atau Jules sedang membohonginya?Keesokan harinya, akhir pekan.Sebenarnya Jessie dan Dacia janjian untuk menonton pertunjukan. Siapa sangka malah bertambah seseorang.Di dalam mobil, Jessie menatap Jerremy yang duduk di belakang dengan bingung. “Kak, sejak kapan kamu tertarik untuk nonton pertunjukan teater?”Jerremy duduk dengan melipat kedua lengannya. “Aku tidak tertarik. Aku hanya tidak tenang untuk meninggalkanmu.”Jessie tersenyum. “Kenapa tidak tenang? Aku bisa bawa pengawal.”Jerremy memalingkan kepalanya untuk melihatnya. “Pengawal belum pasti bisa diandalkan.”Pengawal yang sedang mengemudi spontan berkeringat dingin. Hanya saja, dia tidak berani bersuara. Sejak kapan dia tidak bisa diandalkan?Mobil tiba di depan gedung pertunjukan, Jessie duluan menuruni mobil. Saat ini, tampak Dacia sedang menunggunya sembari bersandar di belakang pilar.Hari ini Dacia mengenakan kaus lengan pendek dengan ce
Dacia terbengong sejenak, lalu berkata, “Sebentar, itu ….”Belum sempat Dacia menyelesaikan omongannya, Jessie sudah memasukkan ke mulut. Satu detik kemudian, keningnya kelihatan berkerut. Dia sungguh menyesal sudah menyantapnya. Dia berdiri, lalu segera berlari ke toilet.Dacia terdiam beberapa saat, lalu menoleh untuk melihat Jerremy. “Dia hanya makan foie gras saja, ‘kan? Kenapa reaksinya sebesar itu?”Jerremy memotong steak dengan perlahan. “Dia tidak suka makan jeroan. Dulu orang tuaku selalu berpesan kepada pelayan untuk diganti menjadi ceri asli.”Jadi wajar jika Jessie tidak bisa membedakan foie gras dengan buah ceri.Dacia menunduk. “Aku nggak tahu dia nggak suka makan foie gras ….”Bagaimanapun, dengan status Jessie, dia pasti sudah terbiasa untuk makan makanan barat. Dia seharusnya sering menikmati foie gras. Namun, sepertinya Dacia sudah berpikir kebanyakan.Selera makan orang berbeda-beda. Ada yang tidak menyukai foie gras, tentu saja mereka tidak bisa merasakan kelezatan
Di sisi lain, pelayan telah membuka rekaman CCTV. Setelah Jessie keluar dari toilet, memang ada seorang wanita yang tiba-tiba mendorong Jessie dari area yang tidak bisa direkam kamera CCTV.Lantaran wanita itu membelakangi kamera CCTV, Jerremy pun tidak bisa melihat wajahnya.Ketika Jerremy melihat gambaran ini, dia pun kelihatan sangat tenang. Meskipun orang itu menghindar dari kamera CCTV, Jerremy juga bisa menebak siapa pelakunya.Setelah Jules mengetahui kabar Jessie terluka, dia langsung menyerahkan sisa pekerjaannya kepada sekretaris, lalu bergegas meninggalkan perusahaan.Saat berada di koridor, kebetulan Jules bertemu dengan Hillary yang berjalan keluar lift. Sementara itu, pria yang berdiri di samping Hillary adalah asistennya Raja Willie, Robert.Jules menghentikan langkahnya. Raut wajahnya kelihatan sangat tidak bagus.Robert berjalan maju, lalu mengangkat kepalanya dengan tersenyum. “Tuan Jules, Raja menyuruhku untuk membawa Nona Hillary ke sini. Raja berharap kamu bisa ber
Ucapan terakhir itu dilontarkan dengan nada peringatan. Kemudian, Jules mengabaikan Hillary, langsung berjalan pergi.Hillary menggigit bibirnya, lalu memalingkan kepalanya memandang ke sisi Jules. Dia emosi hingga mengentakkan kakinya. “Kamu pasti akan menyesal!”Jules bergegas melaju ke Kompleks Vila Bagya. Baru saja pelayan membuka pintu, dia langsung bertanya, “Di mana Jessie?”Belum sempat pelayan menjawab, Jerremy yang sedang menuruni tangga pun berkata, “Jules, apa begini cara kamu menyelesaikan masalah?”Kening Jules tampak berkerut. “Apa maksudmu?”Jerremy berhenti di hadapan Jules. “Bukannya kamu bilang kamu sudah mengatasi masalah Lisa? Kenapa dia masih berani menampakkan diri?”Tidak seharusnya Jerremy terlalu memercayai Jules. Alhasil, dia malah melepaskan Lisa, si wanita berhati sadis itu.Kening Jules tampak berkerut. Dia menggertakkan giginya sembari bertanya, “Semua ini kerjaan Lisa?”“Siapa lagi selain dia?” Jerremy meremas kerah pakaian Jules. “Kalau terjadi apa-apa
Jessie merasa kesal. “Siapa suruh kamu minta dipukul.”Senyuman di wajah Jules semakin lebar lagi. “Nanti setelah lukamu sembuh, kamu baru beri pelajaran kepadaku.”Kata “beri pelajaran” yang dimaksud Jules memiliki makna lain. Tentu saja Jessie memahaminya. Daun telinganya seketika memerah. “Dasar nggak tahu malu. Aku selalu saja nggak sanggup untuk mengalahkanmu. Aku mau istirahat.”Jessie langsung menarik selimut dan berbaring di tempat.Jules mengesampingkan selimut Jessie, menunggu Jessie menampakkan kepalanya. “Jangan sampai kamu tidak bisa bernapas nantinya. Aku tidak ingin kehilangan istriku.”“Cih, ada begitu banyak cewek di dunia ini. Bukannya kamu bisa cari istri lain?”Tatapan Jules tertuju pada dirinya. “Tapi aku hanya menginginkanmu saja.”Jessie segera mengalihkan pandangannya. Wajahnya terasa sangat panas. Dia memang tidak akan sanggup untuk mengalahkan Jules.…Di sebuah hotel pinggiran kota.Hillary sedang menekan bel pintu di luar kamar. Beberapa saat kemudian, seora
“Memangnya kenapa kalau dia memiliki sandaran?” Tatapan Jules menjadi dingin. “Persyaratan utama untuk bisa melayani pelanggan kelas tinggi itu adalah dia mesti suci. Dia sudah dipermainkan berkali-kali. Kalau dia ingin sok perawan, caranya cuma satu saja.”Kening Derrick tampak berkerut. “Tapi dia telah mendatangkan keuntungan bagi Tom. Kalau kita turun tangan, sepertinya Tom tidak akan tinggal diam.”Hanya ada keuntungan di mata Tom. Siapa berani menjamin apakah dia akan melindungi Lisa nantinya?Jules tertawa. “Wanita yang bisa mendatangkan keuntungan bagi Tom bukan hanya Lisa seorang diri saja. Apa nasib wanita yang tidak mendatangkan keuntungan di Night Queen akan baik-baik saja?”Beberapa hari kemudian, Jessie baru saja kembali ke akademi. Dia pun mendengar kabar teman-temannya sedang membahas masalah pertunangan Jules.Jessie menghentikan langkahnya di luar ruangan latihan. Tatapannya tertuju pada orang-orang yang sedang berbicara itu. “Bukannya Jules lagi pacaran sama Jessie?”
Hillary meletakkan cangkir kopinya. “Cepat atau lambat kita memang akan bertunangan. Apa kamu marah karena aku mempublikasikannya secara sepihak?”Hanya terlihat raut datar di wajah Jules. “Kata siapa aku akan bertunangan denganmu?”“Semua ini keinginan Raja Willie.” Hillary berdiri, lalu berjalan mendekatinya. “Aku juga percaya diri. Kamu akan mencintaiku setelah bersamaku.”Tetiba Jules tersenyum. “Kamu sudah terlalu sok pintar.”Hillary juga tersenyum. Dia mendekati Jules. “Aku nggak peduli betapa dinginnya sikap kamu sama aku, soalnya aku suka sama kamu. Kamu pasti akan lebih gembira untuk bersamaku daripada bersama wanita miskin itu.”“Oh ya?” Tatapan Jules seketika menjadi dingin. “Apa kamu tahu betapa sadisnya aku?”Hillary pun tertawa. “Meski kamu sadis, aku pun akan merasa itu pesonamu.”Jules langsung menampar Hillary. Mana mungkin Hillary yang tidak pernah dipukul itu sanggup menerima tenaga kuat Jules? Dia terjatuh ke sisi meja, lalu menatap Jules dengan kaget.Jules mencub
“Apa maksudmu dia itu milikku? Aku dan dia hanyalah sepasang kekasih. Kalau dia ingin kabur, apa aku bisa menghalanginya?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, seseorang berbisik di belakang Jessie. “Sepertinya kamu ingin memiliki hubungan yang lebih dekat denganku.”Jessie terkejut hingga tangannya gemetar.Dacia sudah menyadari kedatangan Jules dari tadi. Dia sengaja tidak memberi tahu Jessie saja.“Aku bawa Jessie pergi dulu.” Jules menggandeng tangan Jessie.Jessie juga tidak sanggup melepaskan Jules. Dia memalingkan kepalanya, lalu melihat ke sisi Dacia untuk meminta bantuan. Namun, Dacia berlagak tidak melihatnya, malah mengangkat-angkat pundaknya. “Bawa saja.”“Dacia ….”Dacia melambaikan tangannya dengan tersenyum. “Selamat jalan, aku nggak antar lagi, ya.”Ketika Jules membawa Jessie ke depan mobil, Jessie pun menepis tangannya. “Aku nggak mau pergi sama kamu.”Jules menyadarkan Jessie ke pintu mobil. “Kamu lagi marah?”Jessie memalingkan kepalanya, lalu mendengus dingin.Ju