Terkadang sesuatu tidak bisa dilihat dari mata, mesti dilihat dari hati.….Cuaca hari ini sangat cerah. Pancaran sinar matahari terasa sangat hangat.Julie membawa ketiga anak-anak bermain di taman bermain. Siapa sangka, mereka malah bertemu dengan Hiro dan Dimas di sana.Jessie berlari ke sisi mereka dengan tersenyum. “Kak Hiro, Paman Dimas!”Jerry dan Jody melihat ke sisi Julie. Julie melipat kedua tangannya sembari berdecak. “Sejak kapan adik sepupuku bergaul sama cowok itu?”Selain itu, untuk apa Dimas datang ke taman bermain? Langka sekali.Hiro melihat mereka. “Kebetulan.”Jerry ikut berdecak. “Memang cukup kebetulan.”Kebetulan yang luar biasa!Hanya saja, Hiro bukan datang sendirian, melainkan datang bersama Dimas. Jadi, mereka juga tidak perhitungan. Anak-anak langsung pergi ke wahana permainan, meninggalkan Julie dan Dimas di tempat. Beberapa saat kemudian, Julie baru berkata dengan terpaksa, “Semalam … terima kasih ya.”Julie berterima kasih karena Dimas meninggalkan payung
Saat menjelang sore, anak-anak baru terpaksa pulang.Awalnya Jessie dan kedua abangnya duduk semobil dengan Julie. Namun sekarang, malah jadi keempat anak-anak duduk semobil. Julie menatap mereka yang mencampakkan dirinya sembari berdecak. “Memang nggak sopan. Keterlaluan!”Sepertinya anak-anak sudah bersekongkol.Dimas menurunkan jendela mobil, lalu mengangkat kepalanya. “Kamu tidak mau pulang?”Julie tertegun sejenak. Namun, tetiba dia kepikiran sesuatu, lalu bergumam, “Aku nggak mau duduk satu mobil sama kamu.”Sebelumnya Julie ditinggalkan di KUA. Dia masih tidak bisa melupakan masalah ini. Siapa tahu apalagi yang akan dilakukan Dimas kali ini.Dimas tahu Julie masih marah dengan masalah waktu itu. Dia pun melembutkan nada bicaranya. “Kali ini aku benar-benar antar kamu pulang.”“Serius?” Julie tersenyum. “Gimana kalau kamu suruh aku turun di jalan tol?”Dulu ketika Julie menyindir Dimas, Dimas pasti sudah kehilangan kesabarannya, langsung menyuruh sopir untuk menjalankan mobil. N
“Qintari, apa yang lagi kamu katakan?” Raut Willy berubah muram.Bahkan Willy saja mesti bersikap sungkan terhadap Keluarga Ozara. Meski Keluarga Ozara ingin membersihkan nama Julie, Willy juga tidak berani berkata lain.Qintari merasa geram. “Memangnya ada yang salah dengan ucapanku? Kalau bukan karena dia, aku dan Joshua pun sudah menikah. Wanita jalang yang kerjaan rebut cowok orang lain itu masih berani berdiri di hadapanku?”“Tuan Dimas, bukannya waktu itu kamu sangat membenci wanita ini? Kenapa sekarang kamu malah terpesona dengan wanita jalang ini?” Kemudian, Qintari mendengus dingin, lalu melihat ke sisi Julie. “Wanita jalang itu memang hebat. Tak disangka kamu bisa mendapatkan hati Keluarga Ozara dalam waktu sesingkat ini. Sekarang bahkan anggota Keluarga Ozara begitu membelamu. Jangan-jangan kamu layani dua-duanya ….”“Plak!” Willy langsung menampar Qintari. Qintari pun melihat ayahnya dengan bingung. “Ayah?”Raut Willy tampak gusar saat ini. “Apa kamu sadar apa yang lagi ka
Qintari jatuh di lantai. Ketika melihat Joshua begitu melindungi istri dan anak umur delapan tahun itu, dia pun menangis dengan histeris.Willy tidak sanggup melihatnya lagi. Perbuatan putrinya telah mempermalukan dirinya. “Jangan ribut lagi, kita pulang.”“Aku nggak mau pulang.” Qintari menyingkirkan tangan ayahnya. “Hari ini aku ingin tanya dengan jelas. Joshua, kamu malah menipu perasaanku?”Joshua menenangkan istri di belakangnya, lalu menyuruh istrinya untuk membawa putranya meninggalkan ruangan. Kemudian, dia menatap Qintari dengan tidak sabar. “Menipu perasaanmu?” Joshua tersenyum sinis. “Waktu itu kamu sendiri yang bersedia untuk naik di atas ranjangku. Apa aku memaksamu? Kita cuma bersenang-senang saja. Aku tidak pernah bertemu wanita tidak tahu diri dan susah dilepaskan seperti kamu.”Ketika mendengar putrinya dihina habis-habisan, raut wajah Willy pun berubah muram. “Joshua, kamu jangan keterlaluan.”“Aku keterlaluan? Sepertinya anakmu yang keterlaluan. Aku akui aku pernah b
Wanita-wanita itu hanya ingin mendapatkan uang Joshua saja. Setelah mendapat uang, mereka berdua pun tidak akan berhubungan lagi. Bagaimanapun, mereka semua sudah dewasa, semuanya dilakukan atas kemauan masing-masing.Hanya saja, saat bertemu dengan Qintari, boleh dikatakan bahwa Joshua telah dihadapkan dengan kerepotan.Qintari adalah putri dari Keluarga Almas. Apalagi Qintari yang duluan mendekati Joshua. Jadi, Joshua pun memberinya status “kekasih” untuk menenangkannya. Hanya saja, hubungan mereka tidak pernah dipublikasikan. Paling-paling hanya teman baik Qintari saja yang mengetahuinya.Kemudian, Joshua meminta putus dengan Qintari. Joshua sungguh takut jika hubungan ini dilanjutkan lagi, Qintari akan membuat onar ke rumah. Jadi, demi melindungi sang istri, Joshua memilih untuk berpisah.Ditambah lagi, Joshua pernah menggoda Julie, kemudian Qintari salah paham mengira Julie telah merampas kekasihnya. Julie pun telah menjadi kambing hitam dalam masalah ini.Kepikiran hal ini, raut
Dimas membaringkan Julie di atas ranjang, lalu mengambil bantal meletakkannya di belakang kepala Julie. Akhirnya Julie bisa tidur dengan nyenyak sekarang.Tak lupa juga Dimas menyelimuti Julie. Dia berdiri di sisi ranjang sejenak, baru memadamkan lampu meja dan meninggalkan kamar.Saat Asti menyadari Dimas menuruni tangga, dia berdiri dengan perlahan. “Dimas.”Dimas menghentikan langkah kakinya, lalu memiringkan tubuhnya untuk menatap Asti. “Tante, ada urusan?”“Terima kasih sudah mengantar Julie pulang ke rumah.”“Tante tidak perlu berterima kasih.” Dimas pun mengangguk. “Kalau begitu, aku pamit dulu.”Asti pun mengangguk. Tatapannya tertuju pada bayangan tubuh Dimas yang semakin menjauh. Sejujurnya, Asti sungguh puas dengan mantan menantunya ini, entah kenapa Julie tidak bisa menyadari kebaikan dari diri Dimas?Berhubung Julie tidur cepat, bangunnya juga cepat. Hari ini dia bangun pada pukul enam pagi.Namun saat Julie melebarkan matanya, dia pun merasa syok langsung duduk di tempat.
Julie juga tidak bodoh. Tentu saja dia tahu anak-anak ingin mendekatkannya dengan Dimas. Padahal mereka berdua sudah bercerai, kenapa anak-anak malah kurang kerjaan?“Tante, apa kamu benci sama Paman?”“Dia yang benci sama aku.”Jessie menatapnya. “Jadi, apa Tante benci sama dia?”Julie membalas dengan langsung, “Dia saja benci sama aku. Tentu saja aku juga benci sama dia.”“Tapi gimana kalau Paman nggak benci sama kamu?”Gerakan tangan Julie seketika terkaku. “Emm, aku juga nggak benci lagi.”“Kenapa?” Jessie menatap ke belakang Julie.Julie mengangkat cangkir tehnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Karena dia sombong dan jago sandiwara, apalagi temperamennya buruk dan nggak lembut sama sekali.”Tetiba ada sesosok bayangan tubuh berhenti di belakang Julie. “Ternyata itu penilaianmu terhadapku?”Julie spontan merasa merinding, spontan menoleh. Tampak Dimas sedang mengenakan kacamata gagang emas dengan setelan gas rapi sedang berdiri di belakangnya. Jujur saja, Dimas yang mengenakan kac
Padahal mereka pernah menikah selama tiga tahun, tapi mereka tidak pernah sarapan bersama, bahkan tidak pernah berbicara sebanyak ini. Sekarang setelah bercerai, sikap Dimas malah berubah drastis. Apa mungkin Julie tidak merasa kaget?Tatapan Dimas berhenti di wajah Julie. “Benci.” Setelah terdiam beberapa detik, Dimas pun berkata lagi, “Tapi aku benci dengan hubungan pernikahan kita.”Julie terbengong sejenak. Dia masih tidak mengerti. “Jadi, setelah kita bercerai, kamu nggak benci lagi?”“Setelah bercerai, bukannya kamu juga merasa gembira?” tanya Dimas kembali.Kali ini, Julie kehabisan kata-kata. Dia pun menunduk. Iya, tanpa ikatan pernikahan, Julie merasa lebih bebas sekarang. Tentu saja dia merasa gembira. Namun, dia merasa ada yang aneh.Di sisi lain, Claire dan Javier membawa kedua anak makan sarapan di restoran yang sama.Ketika melihat Jessie membuka pintu ruangan, Claire pun tersenyum. “Bukannya kamu sarapan bareng Tante?”“Tante ditemani sama Paman Dimas. Aku nggak suka ja
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua
Usai berbicara, Benn mengangkat kepalanya untuk melihat orang-orang itu. “Jadi, anak dan istri Pangeran baik-baik saja. Untuk apa Pangeran balas dendam?”Semua menteri di dalam ruangan terdiam membisu. Jika benar seperti itu, Jules memang tidak memiliki kemungkinan untuk meracuni narapidana. Silvia memecahkan suasana tegang. “Kalian semua juga sudah mendengarnya. Aku sangat memahami putraku. Seandainya aku memilih untuk melindunginya, untuk apa aku membiarkannya diselidiki oleh pihak kepolisian? Kalau putraku dan menantuku dipersulit, apa tidak seharusnya aku maju?”“Urusan negara memang adalah urusanku. Tapi, urusan keluargaku juga urusanku. Kalau aku tidak sanggup untuk mengurus keluargaku, apa aku sanggup untuk mengurus urusan negara? Aku menerima banyak tekanan sejak aku duduk di posisi ini. Apa ini yang dinamakan rasa setia kalian? Atau aku mesti menyerahkan posisiku kepada kalian?”“Yang Mulia, kami tidak bermaksud seperti itu ….”“Tidak bermaksud seperti ini? Sudah berapa banya
Pria tua itu mempersilakan Derrick memasuki rumah. Istri dari pria tua itu menyuguhkan segelas teh hangat untuk Derrick. Si pria menyuruh istrinya untuk istirahat dulu, lalu bertanya, “Kira-kira apa yang ingin Tuan tanyakan?”“Begini, beberapa waktu lalu Brayden dibunuh. Aku menerima perintah atasanku untuk menyelidiki alasan kematian Tuan Brayden.”Ketika pria tua itu mendengar masalah kematian Brayden, dia pun terbengong. “Apa? Brayden sudah mati?”Derrick mengangguk. “Aku dengar-dengar sebelumnya kamu pernah menjadi tetangga Brayden. Apa kamu tahu masalah Tuan Brayden, termasuk masalah keluarganya?”Hujan di luar sana semakin deras saja.Setelah beberapa saat kemudian, Derrick berpamitan dengan pria tua itu. Saat dia berjalan ke depan mobilnya, dia menyadari ada yang aneh dengan sekitar, dia segera menghentikan langkahnya.Di tengah hujan, beberapa pria berpakaian hitam mendekati Derrick.Lampu di dalam ruang baca Keluarga Taylor kelihatan menyala. Reyhan berdiri di belakang jendel
Raut wajah Reyhan berubah muram. Dia berusaha untuk menahan amarahnya. “Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Sissae. Wanita itu yang memanfaatkan Sissae. Sissae tidak mungkin melakukan hal yang akan mencelakai keturunan keluarga kerajaan.”“Oh, ya?” Silvia mengangkat cangkir teh. Tatapannya tertuju pada teh yang bening itu. “Kalau begitu, kenapa putraku dianggap sebagai tersangka ketika memeriksa penyebab kematian pengurus rumah itu?”“Yang Mulia, semua yang Pangeran adalah demi balas dendam terhadap istrinya. Pangeran mengutus anggotanya untuk mencari pelaku pembunuhan. Hanya saja, orang itu malah ditemukan dalam kondisi mati mengenaskan. Dalam masalah ini, Pangeran memang patut dicurigai.”“Kalau Jules patut dicurigai, memangnya Nona Sissae tidak patut untuk dicurigai?”Raut wajah Reyhan berubah tegang.Silvia mengangkat kepalanya untuk menatap Reyhan. Setiap ucapan yang dilontarkan sangat jelas. “Tahanan wanita itu memperalat Nona Sissae? Apa mungkin? Apa keuntungan baginya deng
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun