Qintari jatuh di lantai. Ketika melihat Joshua begitu melindungi istri dan anak umur delapan tahun itu, dia pun menangis dengan histeris.Willy tidak sanggup melihatnya lagi. Perbuatan putrinya telah mempermalukan dirinya. “Jangan ribut lagi, kita pulang.”“Aku nggak mau pulang.” Qintari menyingkirkan tangan ayahnya. “Hari ini aku ingin tanya dengan jelas. Joshua, kamu malah menipu perasaanku?”Joshua menenangkan istri di belakangnya, lalu menyuruh istrinya untuk membawa putranya meninggalkan ruangan. Kemudian, dia menatap Qintari dengan tidak sabar. “Menipu perasaanmu?” Joshua tersenyum sinis. “Waktu itu kamu sendiri yang bersedia untuk naik di atas ranjangku. Apa aku memaksamu? Kita cuma bersenang-senang saja. Aku tidak pernah bertemu wanita tidak tahu diri dan susah dilepaskan seperti kamu.”Ketika mendengar putrinya dihina habis-habisan, raut wajah Willy pun berubah muram. “Joshua, kamu jangan keterlaluan.”“Aku keterlaluan? Sepertinya anakmu yang keterlaluan. Aku akui aku pernah b
Wanita-wanita itu hanya ingin mendapatkan uang Joshua saja. Setelah mendapat uang, mereka berdua pun tidak akan berhubungan lagi. Bagaimanapun, mereka semua sudah dewasa, semuanya dilakukan atas kemauan masing-masing.Hanya saja, saat bertemu dengan Qintari, boleh dikatakan bahwa Joshua telah dihadapkan dengan kerepotan.Qintari adalah putri dari Keluarga Almas. Apalagi Qintari yang duluan mendekati Joshua. Jadi, Joshua pun memberinya status “kekasih” untuk menenangkannya. Hanya saja, hubungan mereka tidak pernah dipublikasikan. Paling-paling hanya teman baik Qintari saja yang mengetahuinya.Kemudian, Joshua meminta putus dengan Qintari. Joshua sungguh takut jika hubungan ini dilanjutkan lagi, Qintari akan membuat onar ke rumah. Jadi, demi melindungi sang istri, Joshua memilih untuk berpisah.Ditambah lagi, Joshua pernah menggoda Julie, kemudian Qintari salah paham mengira Julie telah merampas kekasihnya. Julie pun telah menjadi kambing hitam dalam masalah ini.Kepikiran hal ini, raut
Dimas membaringkan Julie di atas ranjang, lalu mengambil bantal meletakkannya di belakang kepala Julie. Akhirnya Julie bisa tidur dengan nyenyak sekarang.Tak lupa juga Dimas menyelimuti Julie. Dia berdiri di sisi ranjang sejenak, baru memadamkan lampu meja dan meninggalkan kamar.Saat Asti menyadari Dimas menuruni tangga, dia berdiri dengan perlahan. “Dimas.”Dimas menghentikan langkah kakinya, lalu memiringkan tubuhnya untuk menatap Asti. “Tante, ada urusan?”“Terima kasih sudah mengantar Julie pulang ke rumah.”“Tante tidak perlu berterima kasih.” Dimas pun mengangguk. “Kalau begitu, aku pamit dulu.”Asti pun mengangguk. Tatapannya tertuju pada bayangan tubuh Dimas yang semakin menjauh. Sejujurnya, Asti sungguh puas dengan mantan menantunya ini, entah kenapa Julie tidak bisa menyadari kebaikan dari diri Dimas?Berhubung Julie tidur cepat, bangunnya juga cepat. Hari ini dia bangun pada pukul enam pagi.Namun saat Julie melebarkan matanya, dia pun merasa syok langsung duduk di tempat.
Julie juga tidak bodoh. Tentu saja dia tahu anak-anak ingin mendekatkannya dengan Dimas. Padahal mereka berdua sudah bercerai, kenapa anak-anak malah kurang kerjaan?“Tante, apa kamu benci sama Paman?”“Dia yang benci sama aku.”Jessie menatapnya. “Jadi, apa Tante benci sama dia?”Julie membalas dengan langsung, “Dia saja benci sama aku. Tentu saja aku juga benci sama dia.”“Tapi gimana kalau Paman nggak benci sama kamu?”Gerakan tangan Julie seketika terkaku. “Emm, aku juga nggak benci lagi.”“Kenapa?” Jessie menatap ke belakang Julie.Julie mengangkat cangkir tehnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Karena dia sombong dan jago sandiwara, apalagi temperamennya buruk dan nggak lembut sama sekali.”Tetiba ada sesosok bayangan tubuh berhenti di belakang Julie. “Ternyata itu penilaianmu terhadapku?”Julie spontan merasa merinding, spontan menoleh. Tampak Dimas sedang mengenakan kacamata gagang emas dengan setelan gas rapi sedang berdiri di belakangnya. Jujur saja, Dimas yang mengenakan kac
Padahal mereka pernah menikah selama tiga tahun, tapi mereka tidak pernah sarapan bersama, bahkan tidak pernah berbicara sebanyak ini. Sekarang setelah bercerai, sikap Dimas malah berubah drastis. Apa mungkin Julie tidak merasa kaget?Tatapan Dimas berhenti di wajah Julie. “Benci.” Setelah terdiam beberapa detik, Dimas pun berkata lagi, “Tapi aku benci dengan hubungan pernikahan kita.”Julie terbengong sejenak. Dia masih tidak mengerti. “Jadi, setelah kita bercerai, kamu nggak benci lagi?”“Setelah bercerai, bukannya kamu juga merasa gembira?” tanya Dimas kembali.Kali ini, Julie kehabisan kata-kata. Dia pun menunduk. Iya, tanpa ikatan pernikahan, Julie merasa lebih bebas sekarang. Tentu saja dia merasa gembira. Namun, dia merasa ada yang aneh.Di sisi lain, Claire dan Javier membawa kedua anak makan sarapan di restoran yang sama.Ketika melihat Jessie membuka pintu ruangan, Claire pun tersenyum. “Bukannya kamu sarapan bareng Tante?”“Tante ditemani sama Paman Dimas. Aku nggak suka ja
Ketika menyadari sesuatu, Julie langsung mengangkat kepalanya melihat bayangan punggung ayahnya. “Ayah.”Andri menghentikan langkahnya tanpa menoleh.Julie menatapnya. “Akibat apa yang akan Ayah tanggung?”Andri mengangkat kepalanya sembari menarik napas dalam-dalam. “Anggap saja Ayah sedang menebus kesalahan itu.” Kemudian, Andri langsung berjalan pergi.Julie tertegun di tempat. Dia mengejar langkah ayahnya, tetapi mobil sudah melaju pergi. Hujan mengaburkan bayangan mobil itu.Andri pergi ke kantor polisi, lalu berterus terang mengatakan dirinya adalah dalang dalam kasus penculikan beberapa tahun lalu.Waktu itu, dia penculik itu tidak mengungkit nama Andri karena Andri mengerahkan banyak koneksi. Itulah sebabnya dia bisa terbebas dari jeratan hukum. Sekarang Andri menyerahkan dirinya, bahkan tidak menyewa pengacara untuk melindunginya. Setelah pihak polisi mendengar penjelasannya, mereka semua merasa sangat kaget.Dalam insiden waktu itu, Andri menyembunyikan kebenaran. Mereka hany
“Aku antar kamu pulang.” Dimas menyalakan mesin mobil, lalu mengendarai mobil.Di sepanjang perjalanan, mereka berdua tidak berbicara sama sekali.Suasana tenang ini juga telah menenangkan hati Julie. Sebenarnya Julie ingin membuka topik pembicaraan, hanya saja dia takut Dimas tidak menghiraukannya.Setelah dipikir-pikir, sepertinya Julie pernah menangis dua kali di hadapan Dimas. Pertama kali, di kamarnya Albert. Kali ini, di luar kantor polisi.Mobil berhenti di depan halaman Kediaman Morales. Dimas mengantarnya ke rumah.Asti yang sedang duduk di sofa tampak sangat serius. Sepertinya dia sudah tahu apa yang terjadi. Ketika melihat Dimas pulang bersama Julie, dia langsung berdiri dengan perlahan. “Julie, kamu sudah pulang.”“Ibu, aku ….”“Sudah, semuanya tidak perlu dibicarakan lagi.” Asti memotong dengan lembut. “Ibu mengerti keputusan yang dibuat ayahmu.” Asti berjalan ke hadapan Julie, lalu menarik tangannya. “Ayahmu memang melakukan kesalahan. Kita tinggal tunggu keputusan dari
Asti sungguh takut putrinya tidak memegang kesempatan ini dengan baik, malahan akan melewatkan kesempatan bagus ini.Tiba-tiba Asti kepikiran sesuatu. Dia pun berkata, “Julie, Ibu ingin pulang ke rumah nenekmu untuk beberapa hari ini. Tapi Ibu tidak tenang untuk meninggalkanmu sendirian di rumah. Gimana kalau kamu tinggal di Kediaman Ozara untuk beberapa hari ini?”Julie terbengong sejenak. “Apa kamu ingin mencampakkanku?”Asti tertegun sejenak. “Apa yang lagi kamu pikirkan? Ibu pulang karena ada sedikit urusan. Bukankah ada Hiro di Area Andes? Tapi kamu seharusnya akan bosan kalau tinggal di sana.”Untung saja Asti memahami putrinya.Julie menggigit sendoknya sembari melirik ke sisi Dimas. “Sepertinya nggak bagus kalau aku pulang ke Kediaman Ozara? Aku bisa kok tinggal sendirian di rumah.”Asti bertanya kembali, “Pelayan akan pulang kampung pada akhir pekan nanti. Apa kamu bisa masak sendiri?”Julie terdiam.Asti pun langsung melihat ke sisi Dimas. “Dimas, mohon bantuannya selama bebe