Claire tidak berencana untuk tinggal dan makan siang di sini. Dia hanya memberi tahu tentang Hendri yang pergi ke luar negeri kepada Riandy, lalu segera pergi.Dalam perjalanan pulang, perut Claire mulai keroncongan. Javier sengaja meledek, "Bukannya tadi kamu bilang tidak lapar?"Claire pun mengerucutkan bibirnya sambil menjawab, "Aku baru merasa lapar sekarang."Javier memeluknya dengan erat. Dia meletakkan dagunya di kepala Claire, lalu bertanya, "Kamu mau makan apa?"Setelah berpikir sejenak, Claire menjawab, "Aku mau makan semur daging lokal, ngidam banget."Javier pun berkata sambil tersenyum, "Oke."....Di kantor Perusahaan Soulna.Setelah beberapa staf wanita selesai membuang air kecil, mereka berdiri di depan wastafel untuk mencuci tangan sambil merapikan riasan. Mereka juga sekalian bergosip."Naomi ternyata mampu membeli casing ponsel yang begitu mewah. Dia sudah pasti menjadi simpanan pria kaya, 'kan?""Siapa yang tahu? Pantas saja dia begitu angkuh, ternyata dia nggak lev
Widya berkata, "Sebenarnya mereka hanya nggak mengenalmu dengan baik, makanya berpikir kamu orang seperti itu. Tapi, aku ingin bertanya padamu ...."Widya menoleh menatap Naomi sembari bertanya, "Apa casing ponselmu benar-benar semahal itu?"Naomi tertegun sejenak, lalu balik bertanya, "Casing ponselku, ya?" Dia sama sekali tidak mengerti mengapa Widya bertanya tentang casing ponselnya. Dia pun menjawab, "Casing ponselku sudah ada saat ayahku membelikan ponsel untukku. Aku juga nggak tanya berapa harganya.""Ayahmu?" tanya Widya dengan kaget.Naomi tertawa, lalu menyahut, "Ya, ayahku."Widya menarik napas. Dia sepertinya sudah mengerti. "Jadi, orang yang mengantarmu tadi pagi itu …."Naomi menunduk sambil memikirkan gosip yang dibicarakan para karyawan, lalu membalas, "Ya, dia ayahku."Ternyata pria itu ayahnya Naomi! Menyadari hal ini, Widya akhirnya merasa tenang. Dia tersenyum seraya bertutur, "Ternyata kamu orang yang rendah diri. Aku sudah bilang sejak awal, kamu pasti nggak sepe
Ketika mendapat notifikasi permintaan pertemanan diterima oleh Hardy, Widya menoleh menatap Naomi, lalu tersenyum sembari menggoda, "Apa kamu juga mau ID Line-nya?"Naomi terbatuk-batuk, lalu menimpali, "Nggak ... nggak perlu.""Jangan malu-malu. Bagaimana kamu bisa mendapatkan pacar kalau nggak berinisiatif? Bukannya kamu jomlo? Biar aku memberimu kesempatan," ujar Widya terkekeh-kekeh.Naomi langsung mengalihkan pandangannya dan bertanya, "Kesempatan apa?""Menggodanya!" Setelah melontarkan ucapannya, Widya tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Dia menatap Naomi dengan curiga sembari bertanya, "Jangan-jangan kamu belum pernah berpacaran?"Naomi seketika merasa malu saat mendengar pertanyaan Widya. Dia terdiam untuk waktu yang lama. Menyadari ini, Widya pun menepuk-nepuk pundak Naomi seraya menghibur, "Belum pernah berpacaran bukan hal yang memalukan. Aku nggak akan menertawaimu. Tentang saja."Ketika berbicara, Widya membuka aplikasi Line, lalu bertanya, "Apa ID Line-mu, biar aku tambah per
Naomi memiliki bentuk wajah oval. Besarnya seukuran telapak tangan, terlihat sangat anggun dan mungil. Di suasana yang ramai ini, dia tampak begitu tenang.Setelah para tamu undangan masuk ke aula, pesta pun akan segera dimulai. Ketika pembawa acara mengucapkan kata sambutan di atas panggung, lampu di dalam aula seketika meredup. Begitu musik dimainkan, semua orang melihat ke arah pengantin wanita yang berjalan memasuki aula.Noni memakai veil pengantin dan gaun pernikahan putih yang panjang. Dia menggandeng lengan ayahnya sembari berjalan selangkah demi selangkah. Sementara itu, Hans berdiri di atas panggung. Ekspresinya tidak terlihat jelas karena cahaya yang redup.Roy menyerahkan putrinya kepada Hans. Hans meraih tangan Noni. Mereka berdua berbalik berjalan menuju ke arah pembawa acara. Pembawa acara mengucapkan selamat kepada mereka, lalu bertanya kepada pengantin pria, "Apakah kamu bersedia menjadikan wanita di sampingmu sebagai istri dan hanya mencintainya seumur hidupmu?""Dia
Hans menarik napas dalam-dalam. Dia berhenti sejenak, lalu menggendong Selly pergi."Hans!" teriak Guffin dengan histeris. Dadanya terasa sesak sehingga dia memegangnya dengan kuat. Tiba-tiba, dia memuntahkan darah.Melihat ini, raut wajah Vilya berubah drastis. Dia memapah Guffin sembari memekik, "Sayang!"Pada pernikahan ini, pengantin pria membawa wanita lain pergi meninggalkan pengantin wanita berdiri sendirian di atas panggung. Hal ini membuat para tamu undangan merasa simpati.Roy akhirnya turun tangan untuk menenangkan kericuhan. Namun, beberapa tamu undangan meninggalkan acara tanpa menyantap hidangan, termasuk Mario. Setelah berjalan sampai ke pintu masuk, Mario menyadari bahwa Hardy tidak mengikutinya. "Ayo pergi. Tidak ada yang perlu dilihat," kata Mario."Ayah yang memintaku datang, tapi Ayah juga yang memintaku pergi. Ayah pulang duluan saja," balas Hardy, lalu berbalik masuk."Kamu ...," pekik Mario. Dia merasa sangat kesal sampai tidak bisa berkata-kata. Pada akhirnya, d
Hardy berujar sambil tersenyum, "Kamu baru sadar?"Naomi tiba-tiba merasa gugup. Dia jarang berbincang dengan pria dan sama sekali tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Andaikan saja dia seberani Widya! Naomi menarik napas panjang, lalu mencoba bertanya, "Kamu nggak pulang?""Aku baru mau pulang," jawab Hardy. Dia melihat arlojinya dan melanjutkan, "Aku turun duluan, ya."Naomi hendak mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya dia hanya mengangguk dan berkata, "Oke.""Bukannya kamu juga mau turun ke lantai bawah?" tanya Hardy."Ah ... iya," sahut Naomi sambil memaki dirinya sendiri dalam hati. Mengapa dia harus merasa secanggung ini saat bicara dengan Hardy?Hardy memandang punggung Naomi yang berjalan mendahuluinya. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan wanita yang begitu pemalu. Aneh, padahal Naomi cukup berani saat mereka dipersulit oleh pria yang mengemudikan Range Rover tempo hari.Lift yang membawa Naomi dan Hardy ke bawah cukup sesak. Keduanya berdiri di masing-masing sisi lift yang
Naomi memijat pelipisnya. Entah mengapa dia merasa Widya terlalu bersemangat dalam hal ini.[ Hans kabur dari upacara pernikahan dengan selingkuhannya ]Kemarin malam, perkara pernikahan Keluarga Zahra dan Keluarga Jetmadi menjadi topik perbincangan populer para netizen di internet. Mayoritas netizen wanita memaki-maki Hans karena mengacaukan pernikahan dengan Selly. Sementara itu, segelintir netizen pria membela Hans. Mereka setuju Hans kabur daripada harus menikahi wanita yang sudah menjadi bekas banyak pria lainnya.Roy merobek-robek koran yang memuat berita sensasional itu sambil memaki, "Hans bangsat!"Elsa memandang Roy dengan dingin dan berujar, "Setelah masalahnya sampai ke titik ini, kamu baru puas, 'kan?""Aku ...." Roy tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Harus diakui, Keluarga Jetmadi benar-benar telah memperdaya Keluarga Zahra. Kemudian, Roy teringat sesuatu dan bertanya pada istrinya, "Apa kamu sudah lama tahu soal hal ini?"Elsa memasang ekspresi datar. Dia sudah mengeta
Hans teringat pada Noni. Wanita itu tidak pernah menangis, bahkan saat dia melihat apa yang Hans dan Selly lakukan di kantor. Hans menduga Noni mungkin rendah diri karena dia sudah tidak murni. Noni mungkin sudah sangat bersyukur ada pria yang bersedia menikahinya.Namun, faktanya tidak seperti itu. Noni bukannya rendah diri, dia hanya tidak pernah menggantungkan harapan apa pun pada Hans. Daripada disebut rendah diri, lebih tepat mengatakan bahwa dia berdarah dingin. Lantaran masa bodoh dengan perselingkuhan Hans, Noni selalu memiliki ekspresi dingin dan berjarak. Dengan mengeraskan hatinya, tidak ada yang bisa membuatnya kecewa.Vilya mendadak menelepon Hans. Setelah mendengar beberapa lama, Hans langsung berdiri dan menyahut, "Aku ke sana sekarang."Hans mengambil mantel dan melangkah ke pintu. Penampilannya tampak sangat kuyu karena bergadang semalaman."Hans, kamu mau pergi? Mau ke mana? Apa kamu mau menemui Noni?" tanya Selly.Berbagai pertanyaan Selly membuat ekspresi Hans berub