Claire berkata dengan tersenyum, “Jody lebih tinggi daripada Jerry. Sekarang tinggi Jessie juga hampir mengimbangi Jerry.”Javier dan Steven berjalan ke dalam vila. Wilson tertegun sejenak, lalu menurunkan tangannya. Dia memutar kursi rodanya, lalu berkata, “Kenapa kamu malah ke sini? Jangan-jangan sebentar lagi si tua bangka malah akan ke sini juga?”Steven pun tersenyum. “Kakeknya Javier lagi diopname. Dia tidak bisa ke sini.”Wilson merasa bingung. “Berwin diopname?” Seketika dia pun tersenyum. “Aku lihat dia sangat bugar. Ternyata dia tidak sekuat dulu lagi. Sepertinya tidak bagus jika aku tidak pergi mentertawakannya.”Wilson segera bertanya rumah sakit tempat Berwin diopname. Dia menyuruh pengurus rumah untuk mengantarnya ke rumah sakit besok. Betapa inginnya Wilson memancing emosi si tua bangka.Steven dan Javier juga tidak menghalangi Wilson. Mereka merasa “si tua bangka” itu memang sudah seharusnya disiksa. Dengan begitu, dia baru akan lebih peduli dengan kesehatannya.Selama
Asisten tertegun sejenak. “Kalau begitu, aku ungguh surat peringatan.”“Shella, jangan buang-buang tenaga lagi. Biarkan saja.” Chelsea meminum teh buahnya. “Akan ada yang mengatasinya.”Berhubung ada yang akan membantunya, kenapa Chelsea menyia-nyiakan sumber daya itu?Asisten, Shella, terbengong sejenak. Chelsea mengisap teh buahnya hingga berserdawa. Dia menatap Chelsea sembari berkata, “Belikan teh buah lagi, aku mau yang dingin. Kemudian, taruh di dalam kulkas karavan. Cuaca benar-benar panas sekali.”Baru saja Shella hendak berjalan pergi, beberapa wanita bersama pemeran utama wanita sedang melihat ke sisinya.Melihat Chelsea sedang tidur dengan mengenakan kacamata hitam, tidak latihan adegan dengan pemeran yang lain, seorang wanita berkata pada pemeran utama wanita, “Dia memang telah membawa banyak modal untuk sinetron ini, tapi bukannya dia hanya dipuji beberapa kali saja oleh sutradara? Kenapa dia arogan sekali?”“Iya, meskipun dia itu model terkenal di ranah internasional. Tap
“Apa? Coba aku lihat?”Mereka berkumpul untuk membaca berita yang sedang viral. Sesuai dugaan, tak lama setelah berita keluar, keadaan pun berubah.[ Nelson meniduri penggemar. ][ Nelson menjadikan Chelsea sebagai batu loncatan. ]Dua berita ini langsung menjadi berita paling hangat, hingga tidak ada lagi yang memperhatikan berita Chelsea. Awalnya penggemar masih tidak percaya mengira Chelsea hendak mendorong tanggung jawab.Setelah video diekspos, akhirnya para penggemar pun percaya.“Astaga! Tak disangka Nelson orangnya seperti itu?”“Aku malah pernah menggemarinya dulu! Sia-siain perasaanku saja!”Dari dalam video itu, tampak Nelson sedang berpelukan di dalam klub, lalu berciuman dengan dua selebgram. Dari sudut pandang video itu, sepertinya video direkam secara diam-diam.Hanya saja, lelaki di dalam video sudah dipastikan adalah Nelson. Reporter pernah memotret Nelson yang berpakaian seperti itu memasuki klub. Hanya saja, reporter tidak berhasil memotret apa yang dilakukan Nelson
Ternyata benar apa kata Chelsea! Akan ada yang menyelesaikan masalahnya!Chelsea menutup layar ponselnya, lalu melihat ke luar jendela mobil. “Si anak orang kaya itu.”Anak orang kaya?Shella berusaha untuk memutar otaknya. Tetiba dia kepikiran. “Maksudmu investor baru itu?”Chelsea menggeser antingnya. “Siapa lagi selain dia.”Shella mengerutkan keningnya. “Bukannya anak orang kaya itu dari luar negeri? Apa yang sedang dia rencanakan? Jangan-jangan dia suka sama kamu?”Dengan adanya kasus Nelson, Shella juga tidak berani asal menjodohkan lagi. Dia bahkan semakin berwaspada.Chelsea tersenyum. “Kami hanya melakukan sebuah transaksi saja.”Begitu ucapan dilontarkan, ponsel Chelsea pun berdering. Ketika melihat nama di atas layar ponsel, Chelsea langsung mengangkat panggilannya. “Kenapa? Mau traktir aku makan lagi?”Benn pun tertawa. “Apa Nona Chelsea sudah melupakan hubungan kita?”“Nggak.” Chelsea memandang ke luar jendela. “Kamu beri tahu alamatnya. Kebetulan aku baru selesai syuting
Benn menggenggam kaki gelas, lalu mengendusnya. Seketika tampak senyuman di wajahnya. “Nona Chelsea cukup waspada.”“Mana mungkin aku seorang wanita nggak berwaspada.” Chelsea mengganti pose duduk santainya. “Ngomong-ngomong aku masih nggak tahu nama lengkap kamu. Kita akan bersandiwara selama 3 tahun. Setidaknya aku harus tahu nama lengkapmu.”Benn melirik Chelsea dari gelas transparan. “Benn Tanaka.”Chelsea tertegun sejenak. “Nggak pernah dengar.”“Sepertinya Nona Chelsea jarang baca berita.” Kali ini, Benn pun percaya Chelsea memang tidak mengetahui identitasnya. Seandainya Chelsea memang ingin bermain siasat tarik ulur, dia juga tidak mungkin bertanya hal seperti ini.“Aku nggak tertarik sama berita-berita itu.” Chelsea membongkar kontrak. “Berhubung kontrak sudah ditandatangani, aku pulang dulu.”“Ting tong.” Tetiba bunyi bel berbunyi.Chelsea menatapnya. “Kamu kedatangan tamu?”Benn menggoyangkan gelas. “Siapa lagi yang bisa datang pada jam segini?”Seketika Chelsea memiliki fir
“Kamu ….”Tetiba terdengar suara tawa. Benn meletakkan gelas anggurnya, lalu berjalan ke sisi Chelsea. Dia merangkul pinggang Chelsea, lalu bertanya, “Nona Angie, kami sudah ingin tidur. Apa kamu ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan?”Chelsea sengaja bersandar di dalam pelukan Benn. “Sayangku, kamu nyebelin banget, sih. Mana boleh disaksikan orang lain?”Benn mencubit dagunya, lalu menunduk menatap wajah Chelsea yang tidak dirias sama sekali. Seketika Chelsea merasa gugup. Jangan-jangan mereka akan melakukan adegan ciuman?Angie sungguh emosi ketika melihat gambaran di depan mata. Dia menggigit erat bibirnya, lalu berlari keluar ruangan.Pada saat ini, Chelsea baru mendorong Benn. Dia berjalan ke depan sofa untuk mengambil tasnya. “Syuting malam ini sudah berakhir. Sudah saatnya aku pu ….”“Apa kamu rasa dia tidak akan menunggu di depan hotel?” Benn langsung menyela omongannya.Langkah kaki Chelsea terhenti. Dia memalingkan kepala untuk melihat Benn. “Apa aku mesti menun
Alhasil, kecelakaan pun terjadi.Pedang palsu itu malah benar-benar menusuk ke dalam dada Chelsea. Si pemeran pria utama pun terbengong di tempat. Pikirannya seketika menjadi hampa. “Ini ….”Chelsea menunduk meliriknya sekilas. Rasa sakit seketika terasa. Apa? Pedang ini pedang asli?Sutradara dan pemeran figuran di samping masih tidak merasa ada yang aneh. Syuting tidak dihentikan.Baru saja si lelaki hendak mencabut pedang dan hendak menghentikan syuting, tetiba Chelsea memegang pedang itu, lalu melanjutkan dialognya. “Dylan, beraninya kamu melukaiku. Pada akhirnya, kamu malah melukaiku demi Emma.”Tangan si lelaki tampak gemetar. Dia sungguh tidak menyangka Chelsea masih akan bertahan dalam kondisi seperti ini.Si lelaki pun memaksakan diri untuk melanjutkan aktingnya. “Iya, kalau kamu berani … kamu berani ….”“Cut!” Ketika menyadari ada yang aneh dari ekspresi si lelaki, sutradara langsung menghentikan aktingnya. “Kenneth, ada apa denganmu?”Chelsea berjalan mundur beberapa langkah
Chelsea memandang langit-langit sembari menjawab, "Bisa dibilang begitu."Shella bertanya dengan bingung, "Maksudnya gimana?""Maksudnya, ya seperti itu." Chelsea tidak ingin menjelaskannya. Dia tiba-tiba terpikirkan sesuatu, lalu menatap Shella dan bertanya, "Oh ya, gimana dengan penyelidikan lokasi syuting?"Shella menjawab,"Para kru sedang menyelidiki masalah peralatan. Biasanya tim peralatan nggak akan melakukan kesalahan semacam ini." Dia termenung sejenak, lalu melanjutkan, "Lagi pula, peralatan asli hanya dijadikan pajangan. Tim peralatan juga nggak mungkin salah ambil untuk adeganmu dengan Kenneth."Peralatan palsu untuk syuting sangat mirip dengan yang asli. Jika tidak bisa dibedakan dengan baik, kemungkinan besar bisa salah ambil. Namun, semua peralatan yang digunakan Kenneth sudah dipersiapkan dengan baik. Tidak mungkin bisa terjadi kesalahan. Kecuali ....Shella bertanya dengan kaget, "Nggak mungkin ada yang menukarnya, 'kan?"Chelsea mengernyit dan tidak mengatakan apa-apa
Dacia juga ikut mencari.Carly juga mau ke dalam, tetapi Nordin menariknya. “Kenapa kamu malah ikut meramaikan?”Carly menoleh untuk menatapnya. “Mereka berdua mau cari sampai kapan? Tentu saja aku mesti bantu mereka.” Usai berbicara, Carly menepis tangan Nordin, lalu mulai membongkar sampah.Nordin yang memeluk jas itu hendak membantu, tetapi dia merasa sampah sangatlah bau. Setelah dipikir-pikir, pada akhirnya dia melepaskan jasnya, lalu meletakkannya di atas lantai. Dia menahan napasnya sembari berlari ke dalam. “Sial! Aku tidak percaya aku tidak bisa menemukannya!”Dacia menahan bau sampah sembari mencari. Setelah mual-mual, dia kembali melanjutkan pencarian. Saat ini, Dacia tidak sengaja menoleh, lalu melihat ke sisi Carly dan Nordin. Dia sungguh berterima kasih kepada mereka.Jerremy sudah membongkar sampah dalam waktu yang sangat lama. Pakaiannya juga sudah sangat kotor. Sejak kecil, ini pertama kalinya Jerremy melakukan hal yang begitu menjijikkan. Hanya saja, Jerremy mesti men
Si wanita berambut merah terdiam, lalu memalingkan wajahnya. “Aku sudah menghilangkannya.”Raut wajah Jerremy semakin muram lagi. “Apa katamu?”“Aku bilang aku sudah menghilangkannya. Kenapa? Apa kamu mau turun tangan terhadap seorang wanita? Ayo, sini, pukul aku.” Si wanita memajukan wajahnya.Jerremy benar-benar mengangkat tangannya.Dacia segera menghalanginya. “Tenangkan dirimu. Kamu lihat sekeliling dulu.”Jerremy melirik sekeliling. Penduduk sekitar sedang melihat kemari.Si wanita berambut merah menyingkirkan tangan Nordin sembari melipat tangan di depan dadanya. “Kalau kalian berani sentuh aku di sini, aku akan bilang kalau kalian lagi cari masalah. Nanti entah kalian yang dimasukkan ke penjara atau aku?”“Kamu arogan sekali?” Carly tidak sanggup melihatnya lagi, lalu berjalan keluar. “Jelas-jelas kamu mencuri dompet orang lain. Wajar kalau kami datang mencarimu. Atas dasar apa kamu bilang kami mencari masalah sama kamu?”“Apa kamu punya bukti kalau aku mencuri dompetmu?” Si wa
Carly dan Dacia saling bertukar pandang.Mereka sedang berada di Negara Hyugana. Hukum di Negara Hyugana tidaklah ketat. Terlebih, meski pencuri itu ditangkap polisi, dia paling-paling hanya akan dijatuhi hukuman kurungan selama beberapa hari saja.Tidak heran polisi menunjukkan ekspresi penuh rasa frustrasi. Bagaimanapun, mereka sudah terbiasa menghadapi tindakan seperti ini, apalagi pelaku terus mengulangi perbuatannya. Bahkan polisi pun dibuat tak berdaya.Jerremy menyilangkan tangan di dadanya. “Aku tidak akan permasalahkan soal uang, tapi aku mesti mengambil kembali paspor dan kartu identitasku.”Polisi berdiri dengan perlahan. “Baiklah, aku akan beri tahu kalian alamat tempat tinggalnya.”Mereka bertiga berjalan keluar kantor polisi. Saat ini, Nordin sedang berjalan mondar-mandir di depan mobil. Ketika melihat mereka keluar, dia pun bertanya, “Gimana? Apa sudah ketemu?”Raut wajah Carly tidak tergolong sangat bagus. “Entah bagaimana cara kerja polisi di sini. Mereka bukannya meng
Nordin merasa bingung. “Kenapa?”“Konon katanya ada sebuah cerita, seorang pria menikahi seorang istri muda yang cantik. Ego pria itu sangat tinggi. Dia sering membawa istrinya untuk menghadiri banyak acara agar bisa mendapat pujian orang-orang. Seiring berjalannya waktu, istrinya bertemu dengan pria yang lebih tampan, muda, dan lembut daripada suaminya. Pada akhirnya, istrinya selingkuh di belakang suaminya.”“Pftz.” Nordin langsung memuncratkan alkohol di dalam mulutnya. Jerremy segera mengambil tisu untuk menutup wajahnya. Ketika melihat kedua mata terbelalak Nordin, Carly dan Dacia spontan tertawa.Setelah itu, Nordin tidak berani berulah lagi dan mulai kehilangan fokusnya. Sepertinya dia takut kisah tadi akan terjadi pada diri orang tuanya. Jadi, setelah pulang nanti, dia mesti berbincang-bincang dengan ayahnya.Dacia mendekati Jerremy, lalu berbisik, “Kamu pintar mengarang indah, ya.”Nordin melihat kemari dengan mengangkat-angkat alisnya. “Istriku saja punya bakat dalam menulis
Dacia berdeham. “Naskahku lolos.”“Oh, ya?” Senyuman di wajah Jerremy semakin lebar lagi. “Kalau begitu, aku ucapkan selamat kepada istriku. Kelak kamu akan menjadi penulis hebat. Bisa jadi kamu akan menjadi sutradara juga.”Dacia tertawa. “Gimana kalau kita makan di luar? Aku traktir.”Ketika mendengar ucapan itu, Jerremy langsung duduk di atas ranjang. “Serius?”“Terserah kamu mau ikut atau nggak. Aku tutup dulu.”Dacia benar-benar memutuskan panggilan.Jerremy terdiam membisu.Temperamen Dacia semakin besar saja. Hanya saja, senyuman di wajah Jerremy semakin lebar saja. Dia segera mengesampingkan selimut, lalu berjalan ke dalam kamar mandi.Saat Jerremy pergi ke restoran dengan antusias tinggi, dia menyadari ada dua “pengganggu” di sana. Ekspresinya seketika berubah.Carly menyadari kedatangan Jerremy. “Suamimu datang.”Dacia berkata dengan tersenyum, “Aku yang panggil dia kemari.”Ini pertama kalinya Nordin bertemu dengan Jerremy. Dia membatin, ‘Cukup berwibawa juga.’Jerremy merap
Setelah membaca sekitar setengah jam, Lance bertanya kepada asisten di sampingnya, “Bagaimana menurutmu?”Asisten tersadar dari bengongnya. “Hah?”“Aku tanya pendapatmu. Bagaimana menurutmu?”Tentu saja asisten tidak menyangka Lance akan menanyakan pendapatnya. Dia terbengong sejenak, lalu terpaksa menjawab, “Aku merasa cukup bagus.”Dacia menggigit bibirnya. Hatinya terasa semakin gugup lagi.Pada saat ini, tiba-tiba Lance berkata, “Lumayan bagus. Pembentukan karakter, termasuk alur ceritanya, sangat mendalam. Setiap tokoh kelihatannya saling terkait, tapi pada saat yang sama juga kelihatan tidak memiliki hubungan apa pun. Isinya cukup seru.”Dacia sungguh merasa kaget. “Jadi nggak ada masalah?”“Ada!” Lance langsung menutup naskahnya. Ekspresinya kelihatan sangat serius. Jawabannya membuat Dacia kembali merasa gugup.Hanya saja, Lance hanya mengatakan, “Tersembunyi sisi gelap sifat manusia di balik sebuah kejahatan. Meskipun sisi gelap itu tampak sepele, hal itu sangat nyata dalam ke
Beberapa saat kemudian, Dacia membuka pintu dengan mengeluarkan kepalanya. “Tolong bawa kemari.”Jerremy menyipitkan matanya. “Ngomongnya yang lembut.”Dacia menarik napas dalam-dalam sembari tersenyum. “Suamiku, tolong bawain pakaianku ke sini, ya?”“Begini, dong.” Jerremy membalikkan tubuhnya pergi mengambil pakaian ganti Dacia, termasuk pakaian dalamnya. Dacia segera merampasnya dari tangan Jerremy. Kemudian, pintu dibanting kuat. Seandainya Jerremy berjalan maju selangkah lagi, sepertinya hidungnya akan patah karena terhantam pintu.Jerremy berdecak. Padahal Jerremy sudah melayaninya, temperamennya masih saja sebesar ini. Jangan sampai putri mereka meniru sikapnya.Setelah selesai mandi, Dacia berjalan keluar kamar mandi. Dia menyadari Jerremy sedang duduk di atas ranjang sembari membaca naskah di dalam tasnya. Dia segera mengulurkan tangan hendak merampasnya, tetapi Jerremy langsung menghindar. Dacia yang kehilangan keseimbangannya langsung jatuh ke dalam pelukan Jerremy.Kening J
Anwar membalas dengan tersenyum, “Tuan Lance, kamu sudah salah paham. Aku hanya bercanda sama dia.”“Dia itu murid unggulan yang paling disukai Pak Diago. Kalau kamu berani sentuh dia, nanti kamu akan kesulitan untuk menjelaskan.”Raut wajah Anwar langsung berubah. Dia pun segera berjalan pergi.Saat Dacia meletakkan asbak kembali ke atas meja, dia sekalian bertanya, “Dia takut sama Pak Diago?”Lance duduk di sofa, lalu menyesap anggur dengan perlahan. “Kamu kira Pak Diago itu hanya seorang profesor saja? Akademi perfilman nasional didirikan oleh adiknya. Ayahnya juga adalah mantan menteri urusan luar negeri. Selain orang tua itu, keluarganya selama beberapa generasi juga menjadi anggota kabinet.”Dacia sungguh terkejut. Dia tidak menyangka latar belakang keluarga Profesor Diago begitu luar biasa. Dia sungguh rendah hati.“Terima kasih. Kalau nggak, sepertinya asbak rokok ini sudah hancur.” Dacia bercanda.“Emm, akan merepotkan kalau ada kasus pembunuhan di acara.” Lance menurunkan gel
Di sisi lain, Nordin membawa sedikit camilan dan minuman kepada mereka. Carly mengambilnya, lalu mendekati Dacia. “Kenapa aku merasa ada yang aneh dengan tatapan ibunya Nordin ketika melihatmu tadi?”Tatapan itu adalah tatapan tidak suka. Hanya saja, Carly tidak memberi tahu Dacia secara langsung. Dia tidak ingin Dacia berpikir kebanyakan.Dacia tersenyum. Sebenarnya dia mengerti. “Mungkin karena dia kenal dengan ibuku. Dulu ibuku bergaul dengan lingkungan pertemanannya.”Seandainya Ginnie mengenali Dacia, Ginnie pasti tidak menyukainya.Carly menghibur Dacia, “Apa pun yang ibumu lakukan, semuanya nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan.”“Terima kasih.”“Kenapa kamu sungkan banget, sih? Kita itu teman.”Saat mereka sedang mengobrol, Nordin mendekati mereka. Dia bertanya apakah mereka ingin pergi berdansa. Dacia menarik Carly. “Kamu pergi sana. Aku nggak mau dansa.”Carly menatapnya. “Tapi, aku juga nggak mungkin tinggalin kamu seorang diri.”Dacia tersenyu