Share

Chapter 75: Harapan yang Patah

"Tentu saja untuk mencari kesenangan," jawab Dewa.

Glenn memutar bola matanya malas dan masih menunggu Dewa melanjutkan kata-katanya. Sadar, ia sedang ditunggu oleh Glenn, Dewa berujar pelan, "Aku tidak sengaja bertemu denganmu. Dan aku bahkan tidak mengenalmu sama sekali, Glenn."

Glenn menyipitkan matanya, memandang Dewa dengan begitu teliti hingga akhirnya ia sadar bahwa temannya itu tidak sedang berbohong. Glenn berujar, "Baiklah, sudah cukup."

"Hanya itu?" tanya Dewa heran.

"Ya, lain kali aku akan bertanya. Omong-omong di mana kamarku?"

"Hm, di sana."

"Antar aku ke sana. Aku mau mengistirahatkan badanku yang mau rontok ini rasanya."

Dewa mencibir, "Hm, ternyata kau tidak sekuat yang aku pikirkan."

"Jangan banyak omong, Dewa Airlangga!" ujar Glenn malas.

"Siap, Glenn Brawijaya!" balas Dewa tak kalah malas.

***

"Kau yakin sudah mencari dengan benar, Damar?" tanya Alexander di dalam ruangannya di Barata Inc.

"Sudah, Tuan Alex. Saya sudah mengerahkan anak buah saya ke seluruh wilayah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status