PAGI itu setelah sarapan, Agnes berdiri untuk pergi. Tapi sebelum keluar, dia mengecek ponselnya. Wajahnya menjadi gelap dalam sekejap ketika dia membaca pesan itu. Daniel tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia menduga pasti ada hubungannya dengan perusahaan."Sayang, ada apa?""Aku meminta Sam menemaniku ke pelelangan untuk bertemu Tuan Donni, tetapi dia menolak." Wajah Agnes berubah muram. Donni adalah mantan walikota di kota A. Kota A telah menyaksikan perubahan besar dalam sepuluh tahun terakhir, dan Donni adalah alasan utama di baliknya. Meskipun Donni sudah meninggalkan kantor, tetapi dia masih memiliki pengaruh yang kuat di kota. Selain itu, ia mulai berinvestasi dalam bisnis setelah pensiun, dan semua proyek bisnisnya mengalami peningkatan yang stabil. Akibatnya, dia menjadi lebih sukses sekarang daripada ketika dia menjabat menjadi walikota. Pemerintah menyetujui semua proyek yang ingin dia dirikan di kota A. Donni juga mengakuisisi proyek Harbour Town enam bulan lalu. Nam
Vas porselen biru putih ini tampak sangat indah. Ada gambar sepasang bebek mandarin bersandar satu sama lain yang tertanam di vas porselen itu. Di latar belakangnya adalah sebentang lukisan realistis pegunungan dan sungai."Ini asli!" Billy menjawab tanpa ragu-ragu."Vas porselen biru putih ini adalah karya Tang Ying, seorang penguasa Dinasti Qing. Dia juga menggambar pola di vas itu. (TN: Tang Ying (1682-1756) adalah seorang penulis dan ahli keramik di Dinasti Qing. ) Vas porselen ini awalnya merupakan hiasan di istana kekaisaran. Kami tidak pernah menyimpan produk untuk dipajang kecuali kami memverifikasi keasliannya. Tuan Donni, jika Anda tertarik, Anda bisa mengikuti lelang dan membeli vasnya. Semua hasilnya disumbangkan untuk amal."Donni mengerutkan kening."Tuan Donni." Pada saat ini, sebuah suara jernih menginterupsi pikiran Donni."Siapa kalian berdua?" Donni bertanya dengan rasa ingin tahu ketika dia melihat seorang pria dan seorang wanita yang berdiri di depannya. Pasanga
Duduk di ruang tunggu pusat pameran, Daniel memesan segelas es cola dan meneguknya, tidak memperdulikan citranya. Sementara Agnes duduk di seberang dengan ekspresi kosong di wajahnya. Dia tidak menyalahkan Daniel atas apa yang telah dilakukannya. Bagaimanapun, karya seni memang sudah diproduksi sejak bertahun-tahun yang lalu. Seseorang harus membutuhkan pengalaman yang luar biasa dan berpengetahuan mendalam untuk memahami seluk-beluk koleksi. Hanya dengan membaca sebuah buku tidak akan memberikan informasi yang diperlukan tentang sebuah karya seni tak ternilai tersebut. Agnes berterima kasih kepada Daniel karena telah membantunya. Jika tidak, Donnie akan terus memotong pembicaraan nya saat dia membuka mulut, menyebabkan lebih banyak rasa malu. "Arga, ayo kembali," kata Agnes setelah berpikir. Membujuk Donnie untuk berkolaborasi dengan perusahaan sepertinya merupakan tugas yang mustahil. Karena itu, dia memutuskan untuk kembali dan melihat apakah ada cara lain untuk menyelesaikan m
Juru lelang membanting palu tiga kali, yang berarti menutup kesepakatan. Dengan cara ini, Daniel akhirnya membeli vas porselen biru putih seharga delapan juta dolar. Kerutan di dahi Agnes semakin dalam. Dia tahu bahwa Donnie tertarik pada vas porselen.'Jika Arga menghadiahkannya pada Donnie, apakah dia akan benar-benar menerimanya? Dan setuju untuk bekerja sama denganku hanya demi sebuah vas porselen belaka?' Agnes berpikir, menggelengkan kepalanya karena kecewa. Delapan juta dollar adalah uang yang bernilai banyak, tapi Agnes tak perduli. Agnes sudah siap secara mental untuk menghadapi penolakan Donnie. Namun, apa yang dilakukan Daniel sekarang tampaknya semakin mengecewakannya. Agnes berharap suaminya akan membuat rencana yang bagus. Jika itu tidak berhasil, Agnes masih akan senang bahwa Arga setidaknya sudah mencoba yang terbaik dan membuktikan kepada dunia bahwa dia tidak kompeten seperti yang dipikirkan semua orang.Dia membungkuk lebih rendah dengan menggunakan sebuah taktik
Sebuah tawa keras bergema di seluruh aula."Aku tidak menyangka akan bertemu dengan seorang pemuda berpengetahuan luas dengan wawasan yang tajam. Jarang melihat orang sepertimu akhir-akhir ini!" kata sebuah suara tua. Semua orang melihat ke arah suara itu dan di sana ada seorang lelaki tua yang berdiri di dekat pintu. Rambutnya abu-abu dengan garis-garis putih di antaranya. Dia tertatih-tatih ke depan sambil memegang tongkatnya."Tuan Seychelles!" Donnie terkejut melihat lelaki tua itu."Tuan Seychelles, bukankah Anda berada di ibu kota? Kapan Anda datang ke sini?" Seychelles adalah kolektor artefak senior. Dia memiliki visi yang tajam dan pendapat yang unik tentang keaslian dan nilai koleksi. Para Kolektor akan bersaing untuk mendapatkan karya seni yang dianggapnya berharga."Aku mendengar bahwa vas porselen biru putih dari Dinasti Qing tersedia untuk dilelang di Kota A. Itulah alasan mengapa aku datang ke sini. Tapi sayangnya, aku masih terlambat."Seychelles menggelengkan kepalan
Kota Pelabuhan terletak di sebelah timur Kota A. Sejak masa pemerintahan kuno hingga periode Republik Merdeka, kota itu selalu menjadi pelabuhan terbuka untuk dunia luar. Namun, setelah reformasi, pelabuhan Kota A ditutup, dan pelabuhan yang memungkinkan banyaknya komunikasi dialihkan ke Kota J. Meskipun kota pelabuhan sudah tidak lagi menjadi pelabuhan perdagangan, mengingat letak geografisnya yang sangat baik, pemerintah ingin melakukan pembangunan skala besar di sana. Bertujuan untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi pusat baru yang mengintegrasikan tempat tinggal dan bisnis. Dengan kata lain, kota pelabuhan akan menjadi pusat baru di kota A, yang pastinya dilengkapi dengan segala macam fasilitas, termasuk area perumahan, komersial, rumah sakit, dan sekolah. Apalagi Donnie baru saja memberinya banyak saran tentang perencanaan pembangunan kota pelabuhan, dan sebagian besar bertujuan untuk menguntungkan pemerintah.Jika perusahaan Aditama ingin mendapatkan proyek pembangunan K
Sekitar sepuluh menit kemudian, beberapa mobil polisi berhenti tepat di depan mereka dan Leni turun dari salah satu mobil."Nona Agnes, aku tak menyangka bahwa kita akan bertemu lagi." Leni berjalan ke arah Agnes. Sementara anggota polisi yang lain berjalan cepat mendekati sang penyerang dan mengantarnya kedalam mobil polisi."Nona Leni." Wajah Agnes terlihat pucat pasi. Tetapi ketika melihat Leni dia sedikit lebih tenang sekarang. Sejujurnya, Agnes masih merasa sulit untuk percaya bahwa Leni adalah seorang polisi yang berurusan dengan berbagai penjahat setiap hari. Lagi pula, Leni terlalu cantik untuk bekerja di departemen kepolisian."Katakan padaku apa yang terjadi!" kata Leni, mengernyitkan alisnya sambil melirik tangan Daniel yang diperban. Ada kilatan schadenfreude di matanya yang indah."Nona Leni, bisakah kita pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukanya terlebih dahulu sebelum kita membahas apa yang terjadi?" tanya Agnes. Agnes masih sedikit khawatir tentang cedera yang di
Leni sedang membaca catatan kesaksian Daniel yang disampaikan oleh bawahannya. Kemudian, dia melihat laporan pemeriksaan si pembunuh, seorang narapidana yang melarikan diri dari penjara dan berpura-pura menjadi kurir. Leni mengerutkan alisnya ketika membaca pernyataan itu. Leni berpikir bahwa penjahat itu akan segera bangun. Tanpa diduga, begitu petugas lain membawanya ke kantor polisi, dia memuntahkan seteguk darah dan seluruh tubuhnya mulai berkedut. Mereka segera membawanya ke rumah sakit. Setelah diperiksa, seorang dokter memberitahu bahwa dia kritis. Laporan pemeriksaan sudah keluar. Laporan itu mengungkapkan bahwa benturan keras di dadanya telah mematahkan tulang rusuknya, dan beberapa jaringan lunak di rongga dadanya juga pecah. Sementara tulang belakang ketujuh dan kedelapan patah karena benturan keras di punggungnya. Kondisinya kritis karena pendarahan internal. Beberapa organnya juga mengalami kerusakan parah, sehingga para dokter membawanya ke ruang resusitasi untuk penye