42"Karena kau sudah mengakui kesalahanmu, pergi dari sini!" Daniel mendengus dan melepaskan Dodi.Rasa sakit yang tajam menjalar dari telapak tangannya dan menyebar ke dadanya. Dodi menggerang dan berlutut di lantai. "Aku pergi. Aku akan pergi sekarang." Dodi tahu kapan dia harus menyerah pada lawan yang kuat. Jika tidak, dia akan menderita luka yang serius. Lisa terkejut melihat Dodi menyerah pada Daniel. Lisapun merangkak keluar dengan panik. Daniel menghela napas lega saat melihat mereka berdua melarikan diri. Dia hanya datang untuk membeli pakaian tetapi tidak menyangka akan menghadapi masalah seperti ini. Hanya menjadi tampan saja ternyata tidak ada gunanya, jika seseorang itu tidak memiliki kekuatan dan keberanian. Clara menatap Daniel dengan kaget."Berhenti menatapku dan gesek kartu ini," kata Daniel sambil mengeluarkan sebuah kartu hitam bertulisankan emas dari sakunya. Dia tidak ingin memamerkan kekayaan dan statusnya, tetapi drama yang tidak perlu membuatnya tidak puny
Daniel memutuskan untuk pulang setelah selesai berbelanja. Dia tidak ingin mengungkapkan status kekuatannya dan seberapa banyak kekayaannya. Jadi, dia berbelanja menggunakan kartu Agnes untuk tagihannya. Daniel berencana untuk pergi ke bank dan menyetor uangnya ke rekening Agnes nanti. Daniel adalah seorang pria terhormat. Bagaimana mungkin, dia mau menghabiskan uang seorang wanita? Daniel berjalan keluar dari toko, membawa tas belanjaannya dan berdiri di halte bus untuk menunggu bus lewat. Saat itu, tiba-tiba sekelompok pria kekar berjalan ke arahnya. Beberapa orang di jalanan ketika melihat mereka lari berhamburan ketakutan. "Apakah benar ini kau?" Pria yang berbicara dengan Dodi tadi menunjukkan gambar di layar ponselnya kepada Daniel. Tepat pada saat itu, teman-temannya mengepung Daniel.Daniel memandangnya dan mengangguk, "Ya, benar itu adalah aku." "Jika begitu, ikut denganku." "Ada apa?" Daniel mengerutkan kening, pandangannya mengarah pada orang-orang itu, bertanya-tany
Daniel pulang lebih awal hari itu. Dia mengira tidak akan ada orang di rumah pada jam jam begini, tetapi dia terkejut ketika mendengar tawa parau di dalam. Aroma yang mempesona tercium di udara begitu dia membuka pintu. Daniel bisa mendengar suara wanita tertawa di lantai dua. Dia juga bisa mendengar suara yang menyenangkan di belakangnya."Apa yang kau lakukan di sini, Arga? Mengapa kau kembali lebih awal?"Aura mendengus kesal saat dia melihat Daniel muncul dari balik pintu, Aura berjalan ke arah Daniel dengan sepiring makanan penutup. Kedatangan Daniel yang tak terduga membuatnya kesal. "Aura, apa yang baru saja kau lakukan?" Daniel memiliki telinga yang tajam. Dia bisa mendengar suara wanita bermain di lantai dua, serta apa yang mereka bicarakan."Apakah kau tidak tahu bahwa kakak ipar Aura adalah seorang pengecut? Itu adalah fakta yang diketahui semua orang di Kota A!" "Menurutmu apa kita bisa bertemu dengan kakak iparnya sekarang?""Entahlah. Aku heran kenapa Aura begitu pedu
Daniel sedang berlatih di kamarnya. Begitu teman-temannya pergi, Aura tiba-tiba datang menemuinya. "Ya Tuhan! Di sini bau! Kau pria bau!" Aura berkomentar. Hidungnya berkerut karena jijik ketika dia mendorong pintu hingga terbuka."Aura, kau memaksaku untuk tetap di kamar. Di sini panas, dan aku berkeringat!" Daniel menghela napas.Daniel telah berlatih Kultivasi Mental Esensi Tanpa Akhir, dan itu normal baginya untuk berkeringat. Selain itu, Daniel mengendus dirinya sendiri sebelum membuka pintu. Tidak ada bau busuk di tubuhnya. Bagaimanapun, dia sudah memperbaiki sistemnya. Rutinitas pasti sudah membuang semua kotoran yang ada di dalam tubuh. Karena itu, tidak mungkin tubuhnya akan bau sekarang."Apakah kau gila? Tidak bisakah kau menyalakan AC? Kau gila, Arga!" Aura mencibir sambil melongok kan kepalanya ke dalam kamar."Jangan bilang kau tidak mau menggunakan AC karena akan menambah biaya listrik, dan kakakku yang harus membayarnya."Agnes telah memberitahunya bahwa Arga terorgan
Daniel mengendarai sepeda motornya keluar dari Villa. Penjaga keamanan dengan enggan membukakan gerbang untuknya. Dia hanya semangat ketika membuka gerbang untuk sebuah mobil mewah dan tidak percaya bahwa dia harus membuka gerbang untuk sepeda motor kecil seperti yang di kendarai Daniel.Penjaga keamanan sudah mengenal Arga selama dua tahun, dan dari apa pun yang dia pelajari, Arga tidak lebih dari seorang pembantu rumah tangga. Dia harus pergi untuk membeli bahan makanan dan memasak setiap hari tanpa pergi bekerja? Daniel mengabaikan ekspresi menghina di wajah penjaga keamanan itu. Dia menyenandungkan sebuah lagu bahagia. Hari ini adalah hari spesial baginyai. Istrinya, Agnes berhasil menjadi CEO di perusahaan. Dia ingin merayakan kemenangan untuk Agnes malam ini. Hari itu mulai gelap dan lampu jalan dinyalakan. Cahaya kuning yang redup memantul pada pepohonan tinggi di pinggir jalan.Villa Permata Elite terletak di antara gunung dan sungai. Semak serta pepohonan yang lebat tampak
Melihat Bakkier tergeletak di tanah dan berjuang untuk bangun, Daniel pun turun dari sepeda motornya sembari berjalan ke arahnya. Bakkier mulai gemetar ketakutan saat melihat Daniel mendekatinya. Dia tahu apa yang telah dilakukan Daniel. Gerakannya yang mudah dan intensitas pukulannya sangat mengejutkannya. 'Siapa pria ini?' Bakkier bangga akan penguasaan keterampilan Telapak Tangan Pemecah Jiwa milik Daniel. Gurunya menghargai dia karena telah mempelajari esensi dari keterampilan itu. Namun, lawannya tetap tidak terpengaruh, dia membalas dengan keterampilan yang sama dan dengan intensitas yang lebih tinggi. Mau tak mau dia bertanya-tanya bagaimana Daniel bisa memiliki kekuatan yang begitu kuat. Kelincahan dan kecepatan Daniel membuat Bakkier takjub. Padahal kecepatan yang dimilikinya sudah luar biasa, itulah alasan utama kenapa dia memenuhi syarat untuk mengambil bagian dalam penilaian Aliansi Seni Bela Diri.Namun, ia menyadari bahwa keterampilan dan kecepatannya memudar dibandin
Mungkin ini adalah hari terburuk dalam hidup Dodi. Dodi tak habis pikir, jika dia akan dikalahkan oleh orang yang sama hari ini. Selain itu, Dodi juga tak menyangka bahwa Arga pratama, si pecundang terkenal di Kota A ini adalah seorang seniman bela diri yang terlatih.Jantung Dodi serasa ingin melompat ke tenggorokannya ketika melihat semua anak buahnya tergeletak di tanah dan meratap kesakitan. Daniel telah mengalahkan lebih dari 20 orang dalam sekejap mata. Pergantian kejadian yang tak terduga mengejutkannya. Bagaimana bisa pemuda di depannya begitu kuat? Dodi bahkan tidak melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa waktu yang lalu, Bakkier mengira bahwa Daniel hanya berjalan melewati sekumpulan orang-orang mereka. Tetapi mereka yang mengepung untuk melawannya semuanya malah tergeletak di tanah."Tuan, kita tidak bisa berurusan dengan pria ini!" Bakkier terhuyung-huyung berdiri dan bersandar di mobilnya. Daniel adalah lawan paling kuat yang pernah dia temui dalam hi
Tidak lama setelah Daniel pergi, suara sirene bernada tinggi berbunyi di seberang jalan menuju Villa PE. Sebelum Dodi beserta anak buahnya pergi, dua mobil polisi sudah menghadang mereka, tanpa memberi kesempatan mereka untuk melarikan diri. Dodi mengangkat tangannya menyerah. 'Astaga! Tidak bisakah hari ini menjadi lebih buruk?' pikirnya. "Apa yang terjadi? Ternyata ada pertarungan besar-besaran dengan senjata di sini?" Leni turun dari mobil polisi lebih dulu. Alisnya berkerut ketika melihat apa yang terjadi. Dia menerima telepon beberapa waktu yang lalu tentang seseorang yang menghalangi jalan menuju Teluk Luk, jadi dia segera menuju lokasi. Yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata jalanan itu tidak terhalang sama sekali, akan tetapi telah terjadi pertarungan ekstensif dengan senjata berbahaya. "Dodi, beraninya kau masih mengatur pertarungan dengan menggunakan senjata meskipun aku sudah memperingatkanmu? Berapa kali aku harus mengingatkanmu?" teriak Leni. Dodi adalah pela