Share

Bab 94

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-07 23:51:21

“Apa kamu tidak punya telinga? Aku pasti akan sampai terlebih dulu dibandingkan denganmu!” Nathan menatap Andrew sambil menyeringai dingin.

Yang lainnya juga menatap Nathan dengan terkejut dan menghela nafas.

“Nathan, kamu terbang kemari ya?”

“Bajingan, apa kamu mengambil jalan pintas? Kenapa kamu bisa cepat sekali!”

“Ini benar-benar mencengangkan, bagaimana dia bisa sampai terlebih dulu dibandingkan dengan kita?”

Mereka semua menatap Nathan dengan tatapan tidak percaya dan bertanya padanya.

“Aku melihat Nathan datang kemari dengan mobil Fortuner! Jadi, jangan berbicara sembarangan!” Lily mengatakan kalimat itu dengan rasa bangga.

Saat mereka mendengar kalau Nathan naik Fortuner untuk kemari, tentu saja mereka tidak percaya, Andrew juga mendengus. “Apa dia pantas untuk menaiki mobil Fortuner? Bahkan, aku yakin dia saja tidak tahu bentuk mobil Fortuner itu seperti apa, pasti dia menyewa taksi dan mengambil jalan pintas, hal seperti itu saja berlagak sekali!”

“Tapi, Nathan benar-benar n
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bertus Zoeckutius Ruanus
apakah pengarang cerita ini memang goblok, Andrew dan lainnya kan SDH pernah melihat Nathan meremukkan tangan anak buah ryzen di cafenya sewaktu kasus 3 cewek yg dipaksa Nemani seseorang. Mungkin pengarang mengidap amnesia
goodnovel comment avatar
daniel ratte
koq sampai disini aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 95

    Nathan tahu kalau Antonius tidak menyetujui Andrew untuk memecatnya, karena Antonius memutuskan untuk mempertahankannya, dia pasti tidak akan memecatnya begitu saja. “Apa katamu? Aku ini manajer departemen pemasaran, di departemen pemasaran hanya kata-kataku yang berlaku, kenapa aku tidak bisa memecat karyawan kecil sepertimu? Kamu kira karena Pak Anton ingin mempertahankanmu, lalu aku tidak bisa memecatmu, hah?!” dengus Andrew mengangkat alisnya mendekati Nathan. “Jika aku ingin memecatmu, aku pasti bisa melakukannya, di departemen pemasaran aku adalah raja!” Andrew berteriak dengan marah kepada Nathan sambil menunjuk keningnya. Brak! Namun, setelah dia selesai berteriak, pintu ruangan tiba-tiba terbuka, Antonius melangkah masuk. Melihat Antonius masuk, Andrew terkejut sampai berkeringat dingin, perkataannya barusan sedikit keterlaluan, dia bahkan tidak menganggap Antonius. “Pak Anton ….” Andrew gemetaran hebat, dan segera berinsiatif menarikkan kursi untuk Antonius. “Pak Antoniu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 96

    Nathan duduk di kursi itu, Andrew hanya bisa dengan pasrah duduk di kursi sebelah kiri Antonius, dan Lisa duduk disebelah Andrew. Kedua mata Lisa menatap Nathan dengan kebencian, kalau bukan karena Nathan, pasti dia sudah duduk disebelah Antonius. Dan jika hari ini dia bisa menyenangkan Antonius, bisa jadi Andrew diangkat menjadi manajer departemen pembelian, dan dia sendiri bisa menjadi manajer departemen pemasaran. Sekarang, dalam hati Lisa penuh dengan penyesalan karena sudah memasukkan Nathan ke perusahaan, kalau tahu akan seperti ini, dia tidak akan pernah merekomendasikan Nathan, ini sama saja dengan menambah bebannya sendiri! “Nathan, kalau bukan karena Pak Anton, apakah kamu bisa bergabung dengan perusahaan? Apa kamu bisa duduk dan makan disini? aku beritahu, dengan kemampuanmu itu, seumur hidup pun tidak akan bisa makan di Kafe Valley, dasar sampah!” Andrew memaki Nathan dengan wajah muram. Ini adalah saatnya untuk Andrew mengangkat dan menunjukkan kesetiaannya kepada Anton

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 97

    Lisa terus mengusap wajah Andrew yang sudah bengkak dan memelototi Nathan dengan tatapan mata yang dingin. Segera, beberapa orang pelayan berjalan masuk dan menghidangkan lauk-pauk yang mewah dan segar. Semua lauk itu tidak ada yang murah, dan begitu menggugah selera. Setelah melihat meja yang penuh dengan hidangan, mata mereka akhirnya beralih dari Nathan, dan mereka semua seolah meneteskan air liur. Nathan mengangkat sumpitnya dan mulai makan terlebih dulu. Sikap Nathan membuat mereka sangat ingin mengomentarinya tapi tidak ada yang berani buka suara, apalagi karena Antonius juga tidak mengatakan apapun, jadi mereka hanya bisa diam. “Ayo semuanya, silahkan dimakan, tidak usah malu-malu,” Setelah Antonius berkata seperti itu, mereka yang sudah tidak bisa menahan diri langsung mulai melahap makanannya, bagaimana pun mereka hanyalah karyawan biasa, mereka tidak pernah memakan makanan semewah ini. Mata Lily yang melihat makanan lezat di hadapannya juga memanas, tapi dia masih bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 98

    Dan setelah keluar dari ruangan VIP, Nathan mengikuti 4 orang pria kekar itu menuju halaman belakang. Melihat jumlah orang yang ada di halaman belakang semakin sedikit, empat orang itu mulai mengepung Nathan.Nathan melihat mereka dan menyeringai. “Aura membunuh di tubuh kalian begitu kuat, apa kalian ingin membunuhku?”“Bocah, ada orang yang menjual nyawamu, kamu juga jangan salahkan kami, salahkan saja hidupmu yang mengenaskan! Aku akan bertindak dengan cepat agar kamu tidak terlalu merasa kesakitan!” Kata pria kekar yang tadi tangannya dipelintir oleh Nathan.Baru selesai berbicara, empat orang pria kekar itu mengeluarkan pisau dan menatap Nathan dengan sangar.“Apakah kalian bisa memberitahu kepadaku yang sudah akan mati ini, siapa yang menjual nyawaku?” Nathan melirik empat pria kekar yang memegang pisau dan bertanya dengan santai.“Tidak boleh, ini adalah aturannya!” Salah seorang pria kekar itu menggelengkan kepalanya.“Kalau tidak boleh, aku akan tanyakan kepada bos kalian!” N

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 99

    Richard tersenyum canggung. “aku pernah melihatmu saat perjamuan Tuan Zayn, pemimpin kelompok kami adalah orang yang dipukuli oleh ….” sudut bibir Richard berhenti bergerak, dan dengan ragu dia menelan ludahnya berkata. “Dirimu!”“Lalu, kalau kamu tahu aku yang memukuli Ruis, kenapa tidak mencariku untuk balas dendam? Malah begitu sungkan terhadapku?” Nathan berkata dengan tatapan yang bingung.Nocturnal dan Martyr memang tidak pernah akur sejak awal, sekarang Nathan bahkan memukuli Ruis. Menurut logika, kalau anggota Martyr melihatnya, pasti akan menganggapnya sebagai musuh. Namun Richard yang ada dihadapannya malah sangat sungkan padanya, bahkan bisa dibilang sangat menghormatinya.“Tuan, Anda jangan bergurau, dengan kemampuanmu, aku mana berani mencari masalah kepadamu untuk membalas dendam, kecuali aku sudah bosan hidup!” Richard menjawab dengan ketakutan di hatinya.Nathan tersenyum, dia tidak menyangka Richard akan sejujur ini, seorang pria sanggup membungkuk dan merendah juga t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 100

    “Tidak, lebih baik kita makan ke tempat lain!” Lily berkata pada Nathan sembari menarik tangannya. “Untuk apa makan makanan sisa, dasar brengsek!”Mendengar ucapan mereka, setelh pergi, Lily yang dari tadi hanya diam sekarang penuh amarah.“Kamu tidak kenyang?” Nathan bertanya pada Lily dengan bingung.“Kamu dibawa pergi oleh mereka, aku merasa cemas, jadi ….” Lily menundukkan kepalanya, dia sangat mencemaskan keselamatan Nathan, jadi dia tidak selera makan.Melihat Lily seperti itu, Nathan merasa sedikit bersalah dan tersenyum sambil berkata. “Ayo, kita makan di warteg!”Nathan membawa Lily meninggalkan tempat itu.Sedangkan diluar Kafe Bicheon, Andrew sedang membukakan pintu mobil dengan hormat untuk Antonius. “Pak Anton, silahkan naik.”Antonius sudah menginjakkan satu kakinya kedalam mobil, lalu kembali melangkah mundur dan berkata. “Kalian pulang saja dulu, aku lupa aku masih ada sedikit urusan yang harus diselesaikan!” Antonius ingin bertanya pada Richard apa yang sebenarnya te

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 101

    Jalanan kota Northern, di setiap jalanan kota Vale, terdapat banyak sekali jajanan yang murah meriah dan nikmat. Jalanan ini sangat sepi di siang hari, namun sesampainya pada malam hari, jalanan ini penuh hiruk-pikuk, dan di kedua sisi jalannya dipenuhi dengan warung-warung yang berjualan. Nathan dan Lily duduk di sebuah warung dan memesan beberapa makanan cemilan sambil menunggu. Karena sedang ramai, maka memasaknya juga membutuhkan waktu yang lebih lama. “Nathan, Fortuner tadi benar-benar sangat nyaman, apakah itu punya temanmu?” Lily bertanya pada Nathan dengan bersemangat. “Tentu saja, untuk apa aku membohongimu, yang menyetir tadi adalah supir temanku….” Nathan juga tidak termasuk sedang berbohong, meskipun Ryzen adalah bawahannya, tapi juga bisa dibilang sebagai temannya. “Temanmu ini punya bisnis apa? Dia sangat hebat!” Lily penasaran bisnis apa yang dimiliki oleh temannya Nathan. “Aku juga tidak terlalu paham, sepertinya sesuatu seperti perdagangan. Emm, dia masih lajang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 102

    Debra menghela nafasnya dan berkata. “Tidak heran kalau tidak ada yang memberitahumu, Merlin yang mengadakannya, dia dan Julio sudah berpacaran sekarang!”Setelah mendengar nama Julio, sekujur tubuh Lily gemetaran, wajahnya juga terlihat penuh kemarahan. Tatapan matanya seakan-akan dipenuhi api yang membara.Nathan melihat ekspresi Lily dan bertanya pada Debra. “Julio? Siapa pria itu?”Debra tidak langsung menjawab Nathan, dia menatap Lily sesaat, kalau Lily menyetujuinya dia baru akan menjawab.“Julio adalah mantan kekasihku!” Lily menjawab sendiri pertanyaan itu dengan kesal.“Oh, si brengsek yang menipu uangmu itu?” Nathan tahu, Lily menjadi penari juga karena ditipu oleh mantan pacarnya, dia mengambil pinjaman dari rentenir dan menjadi seperti itu.Lily menganggukkan kepalanya.“Lily, Julio menipu uangmu?!” Debra tidak tahu tentang itu, dan dia bertanya dengan terkejut. Setelah Debra mendengarnya, dia menjadi marah. “Sejak awal aku sudah yakin kalau dia bukan orang baik-baik, Merl

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 872

    "Nona Yarke, kau salah paham, kami hanya teman," Nathan menjelaskan."Aku rasa tidak seperti itu. Tatapan Nona Sienna terhadapmu dipenuhi dengan rasa cinta," kata Yarke sambil melirik Sienna."Kamu salah lihat!" Nathan tersenyum canggung.“Hahaha!” Yarke tertawa. "Kalau Nona Sienna bukan pacarmu, lalu di mana pacarmu? Aku ingin melihat wanita yang bisa bersanding denganmu."Yarke mengangkat gelasnya dan berpindah ke samping Nathan. Raut wajah Sienna berubah dingin, tak senang melihat sikap Yarke."Pacarku tidak ada di sini, aku juga tidak tahu di mana dia sekarang," kata Nathan dengan tatapan penuh kerinduan. Sudah dua bulan sejak dia berpisah dengan Sarah, dan dia sangat merindukannya."Sebagai pacar, kamu tidak terlalu baik. Kamu bahkan tidak tahu di mana pacarmu sekarang. Apakah dia tidak takut wanita lain merebutmu?" tanya Yarke, mendekat ke arah Nathan. Tangannya diletakkan di atas paha Nathan, membuat jantungnya berdegup kencang.Melihat sikap proaktif Yarke, wajah Sienna semaki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 871

    Sementara itu, di kediaman Keluarga Zellon.Jazer menerima kabar kemenangan Nathan dalam kompetisi. Namun, tak ada ekspresi senang ataupun sedih di wajahnya."Kieran, jika kamu bertarung satu lawan satu dengan Nathan, apakah kamu yakin bisa menang?" tanya Jazer, menoleh ke arah Kieran.Kieran ragu sejenak lalu menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak yakin."Dulu, Kieran akan mengangguk tanpa ragu, bahkan tidak menganggap Nathan serius. Tapi hari ini, Kieran tidak yakin, karena Nathan telah mengalahkan Squala.Jazer menatap Kieran lalu bertanya. "Kalau kamu benar-benar bertarung satu lawan satu dengan Nathan dan tidak bisa mengalahkannya, apa kamu tahu kenapa?""Kenapa?" Kieran menatap Jazer bingung."Karena Nathan memiliki garis keturunan Keluarga Zellon, sedangkan kamu hanyalah keturunan tidak langsung!"Kata-kata Jazer membuat Kieran menundukkan kepala. Sebagai keturunan tidak langsung, Kieran selalu dianggap sebelah mata. Oleh karena itu, dia berlatih keras dan mengandalkan bakatn

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 870

    Orang ini sudah membuat musuh yang tidak terhitung jumlahnya. Orang-orang yang kalah di tangannya mati dengan cedera berat, dan dia jarang sekali mengampuni orang lain. Namun hari ini gilirannya sudah tiba. Raut wajah Squala menjadi pucat, tatapannya penuh dengan ketakutan!Tidak ada orang yang tidak takut mati, terutama orang-orang seperti Squala. Dia adalah orang yang dicari oleh jutaan orang, berdiri di posisi paling tinggi, dan mereka bahkan lebih takut pada kematian daripada yang lainnya.“A-aku mengaku kalah .…” Saat Nathan hendak melayangkan pukulannya untuk menghabisi Squala, Squala tiba-tiba melakukan gerakan yang tidak terduga.Squala membuang katana yang ada di tangannya lalu berlutut di tanah dengan pose yang saleh dan mengakui kekalahannya tanpa ragu-ragu. Dia tahu, aturan dari kompetisi ini, jika pihak lawan mengaku kalah, maka lawannya tidak boleh menyerang lagi. Oleh karena itu, Squala yang membunuh dan melukai orang di atas arena, selalu mengambil kesempatan agar lawa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 869

    “Katana badai!”Katana itu terus bersinar dengan cahaya yang terang. Squala yang memegang katana di tangannya bersatu dengan katananya di udara, dan seluruh tubuhnya seolah berubah menjadi katana yang menikam tepat ke arah jantung Nathan.BAAAM!Aura di tubuh Nathan seketika meningkat. Nathan lalu membalik tangannya dan langsung menekan katana Squala. Gelombang besar kekuatan spiritual keluar dari tubuh Nathan, melewati katana Squala lalu menghantam dada Squala dengan keras.Squala mendarat dengan goyah dan mundur dua langkah. Namun hal ini membuat Squala semakin marah. Setelah itu, Squala langsung mengarahkan teknik ketiga miliknya.Nathan mengubah telapak tangannya menjadi sebuah pedang cahaya, dan sebuah cahaya keemasan yang tampak hendak membelah langit dan bumi muncul. Cahaya keemasan ini membuat raut wajah Squala berubah.“Aarrghhh! Sialan!” Setelah berteriak keras, cahaya putih terang melesat di matanya. Katananya diangkat melewati kepalanya dan seluruh kekuatan spiritualnya be

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 868

    “Karena kamu begitu percaya diri, maka rasakanlah kematianmu!” Setelah berbicara, pedang Aruna di tangan Nathan tiba-tiba menghilang. Sementara di telapak tangan Nathan, dua nyala api berwarna biru muncul dan mulai menari-nari. Nathan menjentikkan jarinya dan nyala api itu mulai membakar sekelilingnya.Api tersebut mengelilingi Nathan dan Squala. Di bagian tengah, kobaran api bersinar sangat terang, membuat mata orang yang berada di bawah arena mustahil melihat apa yang terjadi di tengah kobaran api karena sinarnya yang begitu menyilaukan.Squala mengernyitkan keningnya, lalu menghunuskan katananya ke arah Nathan. Empat sosok Squala yang sama persis menikam Nathan dan empat arah Nathan sudah diblokir. Nathan tidak bisa menghindar, dia hanya bisa memilih satu arah untuk menghindar, namun jika dia memilih yang salah, maka dia akan dikalahkan. Namun, dalam menghadapi serangan Squala, Nathan tidak memilih untuk melawan. Sebaliknya, dia bergumam dan kobaran api berwarna biru itu tiba-tiba

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 867

    Berhadapan dengan pedang Nathan, Squala sudah kehilangan kesombongan dan penghinaannya. Dia langsung meraih gagang katananya sendiri dan menyentakkannya dengan ganas.Krek!Katana Squala bagaikan bintang jatuh, seketika keluar dari sarungnya, bilahnya yang tipis mengeluarkan hawa dingin yang menakutkan.Klang!Suara memekakkan telinga terdengar, katana yang tipis dan pedang Aruna berbenturan keras.Saat dua besi tajam nan runcing itu saling berbenturan, Nathan dan Squala sama-sama mundur dan menciptakan jarak di antara mereka. Benturan itu memberikan gambaran kepada mereka tentang kekuatan satu sama lain, dan pergelangan kedua orang masih terasa sakit.Raut wajah Squala terlihat serius, sepasang tangannya menggenggam gagang katananya dan aura di tubuhnya mulai berubah. “Ternyata kamu bukan seorang penguasa Ingras. Masih muda tapi sudah tahu bagaimana cara menyembunyikan kekuatan, penuh perhitungan. Sepertinya hari ini aku tidak boleh membiarkanmu,” kata Squala.Setelah Squala selesai

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 866

    Sudut mulut Nathan terangkat saat menghadapi kekuatan batin yang begitu kuat. Semburan cahaya keemasan tiba-tiba muncul di sekujur tubuhnya, dan Nathan seketika terbungkus oleh cahaya keemasan itu bagaikan ulat kepompong.“Huh!” Raut wajah Squala sedikit berubah saat melihat perubahan pada Nathan. Seseorang dengan kekuatan penguasa Ingras, bagaimana mungkin bisa mengeluarkan aura yang begitu menakutkan dari tubuhnya?Tidak lama kemudian, sebuah energi yang bagaikan bilah pisau tajam menghantam tubuh Nathan.BRAK!BRAK!BRAK!Suara logam yang berbenturan terdengar, energi yang menghantam tubuh Nathan meledak dalam bentuk bola api dan akhirnya menghilang. Energi yang begitu menakutkan itu gagal menembus pertahanan Nathan dan tidak bisa melukainya.‘B-bagaimana mungkin?’ raut wajahnya terlihat muram, hati Squala dipenuhi dengan keterkejutan.Yarke, yang berada di bawah arena juga sama terkejutnya. Dia awalnya mengira Nathan naik ke atas arena untuk mengantarkan nyawanya, tapi adegan di

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 865

    Tidak lama kemudian, Erya terengah-engah, tenaganya terkuras, dan bulu coklatnya perlahan memudar. Matanya juga kembali ke warna aslinya. Erya kembali ke bentuk semulanya, saat ini aura di tubuhnya tidak cukup untuk melanjutkan transformasinya.Melihat penampilan Erya, tiga bayangan Squala langsung menyatu dan berdiri di depan Erya. Katana panjang di tangannya diletakkan tepat di leher Erya. Saat ini, hanya dengan lambaian pelan dari Squala akan membuat tubuh Erya terbelah. Namun, alih-alih membunuh Erya, Squala malah mengayunkan katananya dan bekas sayatan langsung muncul di tubuh Erya.Tidak lama kemudian, bekas sayatan-sayatan itu membentuk tanda di dada Erya. Meskipun Squala tidak membunuh Erya, tindakan ini lebih menghina.“Aku akan membunuhmu!” Erya yang melihat dadanya berlumuran darah meraung marah dan menerjang ke arah Squala. Namun, Squala langsung menendangnya keluar dari arena.Bugh!“Kalau bukan karena kamu adalah orang dari Negara Wilom, aku pasti sudah membunuhmu sejak

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 864

    Menghadapi Erya, Squala tidak sesantai saat dia berhadapan dengan Fangky, dia mengeluarkan sebuah pedang katana yang panjang. Seorang master wing chun menggunakan pedang?“Apa?! Dia menggunakan pedang?”“Apakah aku tidak salah melihat?!”“Seroang master wing chun bisa menggunakan pedang!”Orang-orang yang melihat itu berseru kaget dengan tatapan wajah yang tidak percaya. Katananya yang bagaikan daun willow bersinar dengan cahaya dingin, seperti sayap jangkrik yang tipis. Setiap ayunan katananya bagaikan sambaran petir.Erya mengandalkan ukuran tubuhnya dan tinjunya yang bagaikan besi, tidak takut dengan katana di tangan Squala. Dia langsung menggunakan sepasang tinjunya untuk melawan katana Squala.Klang!Klang!Klang!Setelah suara benturan, tinju Erya tidak terluka sama sekali. Meskipun keduanya tidak jauh lebih baik satu sama lain, hanya saja Erya jelas merupakan petarung yang lebih baik menggunakan tinjunya untuk melawan katana Squala.“Apakah kamu melihatnya? Tangan besi Erya tid

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status