แชร์

Bab 873

ผู้เขียน: Imgnmln
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-23 21:27:24

Setelah setengah jam, Nathan dan Milan kembali ke perjamuan dan menemukan Sienna serta Yarke sudah mabuk dan tidak sadarkan diri. Nathan tersenyum tak berdaya, lalu membawa Sienna pergi.

Di tempat lain, berbeda dengan kepolisian, ada sebuah hotel yang tidak jauh dari gedung kepolisian. Raut wajah Squala menjadi dingin saat melihat lampu-lampu terang dan hiruk pikuk di kepolisian.

"Tuan Ryodan, ada pesan dari dalam negeri yang memintaku menjelaskan masalah hari ini. Apa yang harus aku katakan?" Seorang pria berjas mendekat. Dia adalah ketua delegasi Negara Solara, tapi di hadapan Squala, dia tidak berani bersikap tidak hormat.

Walau Squala sudah kalah dan mengakui kekalahannya, mereka tidak berani menertawakannya. Di Negara Solara, Squala memiliki dukungan dari seluruh keluarga Ryodan. Bahkan keluarga kerajaan pun harus bersikap sopan kepada Keluarga Ryodan.

"Menjelaskan apa? Menjelaskan bagaimana aku bisa kalah? Beritahu mereka, aku sengaja menunjukkan kelemahanku dan kalah. Saat komp
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อที่ GoodNovel
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 874

    Nathan sebenarnya juga merasa hal itu sulit, karena tempat itu ramai didatangi dan merupakan objek wisata. Hampir tidak mungkin menyembunyikannya dari publik."Kalau begitu, kita bicarakan lagi nanti. Untung saja aku sudah menyegel makam kuno itu dengan formasi sihir, jadi orang biasa tidak akan bisa mendeteksinya," kata Nathan dengan pasrah."Tuan, makam kaisar seperti itu biasanya tidak boleh dilakukan penggalian pribadi. Walaupun ditemukan, tidak banyak gunanya. Namun, kamu bisa menggunakan penemuan makam kaisar ini untuk membantumu pada saatnya tiba. Mungkin bisa membantumu mendapatkan tempat dalam pelatihan tahun ini," ujar Nelson."Pelatihan?" tanya Nathan bingung."Ini adalah kolaborasi antara pemerintahan dan Martial Shrine. Mereka memilih kawasan arkeologi untuk dijadikan tempat berlatih bagi seniman bela diri muda. Ini adalah acara yang diselenggarakan oleh pemerintahan untuk menyenangkan hati orang-orang," jelas Nelson.Setelah mendengar penjelasan Nelson, Nathan langsung t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 875

    Di atas kapal, Nathan memimpin tim dan berdiskusi dengan tim Erya, sementara Squala dan timnya duduk di samping.“Ketua, sepertinya tim dari Northern dan Wilom sudah membentuk aliansi. Kalau begitu, bukankah kita akan dirugikan jika melawan dua tim itu?” Seorang pria berseragam samurai dan memegang Katana menghampiri Squala dan bertanya dengan suara pelan.Squala melirik Nathan dan Erya yang berbincang, tatapannya tidak menunjukkan rasa gugup, melainkan kilatan kelicikan. “Jika mereka ingin membentuk aliansi, biarkan saja. Pada saatnya, tidak satu pun dari mereka akan keluar dari pulau ini.”“Apakah ketua sudah menyiapkan tindakan pembalasan?” Pendekar samurai itu bertanya dengan suara pelan.Squala menatap pria itu dengan dingin. “Bodoh, apakah itu pertanyaan yang harus kamu tanyakan?”Melihat Squala marah, pendekar samurai itu ketakutan, dia segera membungkuk dan meminta maaf. “M-maaf, aku salah!”Setelah beberapa jam di atas perahu layar, perahu itu tiba di pulau kecil itu dengan c

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1

    Bandara Internasional Northen.Kota Northen Vale.Sosok pria yang mengenakan kaos dan celana jeans hitam berjalan turun dari dalam pesawat, pria itu memakai masker untuk menutupi wajahnya dan menyeret sebuah koper yang sudah usang. Penampilannya sangat sederhana, hal itu membuatnya terlihat sangat mencolok di antara orang-orang yang berlalu lalang."Ah …. Setelah lima tahun …."Nathan Sykes, yang telah mendekam di penjara selama lima tahun, akhirnya bebas dengan hasil remisi yang dia dapatkan. Pria itu menghirup udara segar yang sudah lama tidak dia dapatkan. Dia dipenjara di sebuah pulau terpencil bernama Pulau Mistik, sebuah hukuman yang seharusnya tidak dia dapatkan."Ma …. Setelah lima tahun, aku akhirnya bisa melihatmu," Nathan berjalan seraya menyeret koper usangnya keluar dari bandara.Kring~~Saat sedang berjalan, tiba-tiba ponselnya berbunyi.[Tuan, apakah Anda sudah sampai?]Terdengar sebuah pertanyaan yang lantang dari ujung panggilan telepon itu, membuat Nathan menjawab. "

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 2

    "Tuan Ace …. Jika saya boleh bertanya, hal apa yang membuat Anda datang ke kota Northen Vale ini?"Nathan yang mendengar itu melirik ke arah Paul. Aura yang sangat mendominasi dapat terlihat dari manik matanya yang dingin.Hal itu membuat Paul gemetar. "M-maaf jika saya lancang, Tuan. Tapi, kota Northen Vale hanyalah sebuah kota kecil jika dibandingkan dengan ibukota Northen," ujarnya dengan kaku.Menyadari ketakutan Paul, Nathan kembali memalingkan wajahnya menatap pemandangan Kota Northen Vale dari jendela mobil dan mulai menjelaskan kedatangannya. "Northen Vale …. Ini adalah kampung halamanku," pria itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Paul, tatapan matanya bertabrakan dengan netra hitam milik Paul. "Sudah lima tahun, aku tidak bertemu dengan keluargaku."Mendengar penjelasan singkat sang dewa perang itu, Paul membelalakkan matanya. 'Apa? Tuan Ace berasal dari Northen Vale?!'"Tuan Ace … A-aku—""Cukup! Berhenti memanggilku Ace, aku bukan lagi seorang pejuang seperti dulu,"

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 3

    Selama Nathan dipenjara, keluarga Orton tidak berniat melepaskannya, dan bahkan menuntut keluarganya untuk mengganti rugi 2 milyar kepada mereka. Pada akhirnya, tidak ada jalan lain. Orang tua Nathan harus menjual rumah untuk mengganti rugi kepada keluarga Orton karena telah berani memukuli pewarisnya. Bahkan, mereka meminjam banyak uang, tetapi mereka tetap tidak dapat mencukupinya. Pada akhirnya, masih tersisa hutang yang masih terus ditagih oleh keluarga Orton, dan mereka hanya bisa mencicilnya secara perlahan. Karena alasan ini, pekerjaan ayah Nathan tidak lagi tersedia, dan dia hanya dapat mencari nafkah sebagai kuli bangunan. Sementara ibunya membasuh wajahnya dengan air mata sepanjang hari, dan matanya dibutakan oleh tangisan.Inilah sebabnya mengapa selama Nathan dipenjara, orang tuanya tidak pernah menjenguknya walau hanya sekali.Mendengarkan ucapan ibunya, Nathan perlahan mengepalkan tinjunya, dan niat membunuh yang besar menguar dari tatapan matanya. Dia tidak pernah berpi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 4

    “Ma, siapa itu?”“Tidak usah kamu pedulikan, cepat masuk kedalam kamar, dan jangan keluar!” Maria mendorong Nathan masuk kedalam kamar, dan mengarah ke pintu dengan raut wajah yang gelisah.Terdengar derap kaki yang kuat dan besar, terlihat sosok pria kekar dan tinggi membawa 4 sampai 5 orang yang terlihat sangar melangkah masuk."Apa kamu tuli, hah?!" Maki pria itu. “Mana uangnya?” Kamil melihat Maria dan langsung bertanya.“Tuan Kamil, sudah saya siapkan,” Maria terus mengangguk, dan meraba-raba kantong hitam yang ada di saku celananya. "I-ini …."Saat ini banyak tetangga yang sedang berkumpul dan menyaksikan, melihat kejadian itu, tapi mereka tidak berani mendekat karena takut akan terseret oleh masalah.“Para bajingan itu kembali, mereka benar-benar membuat orang seakan-akan ingin mati!”“Benar, mereka sama sekali tidak berprikemanusiaan!”“Hei, kecilkan suara kalian, mereka itu orang-orang yang diutus Keluarga Orton untuk menagih ganti rugi.”Beberapa tetangga berkumpul dan berka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 5

    "Ma, aku ada urusan sebentar, tetaplah di rumah," ucap Nathan dengan datar seraya berjalan meninggalkan kediamannya penuh amarah.Ciiit …. Brak!Terdengar suara rem mobil yang nyaring, saat Nathan hendak menyebrang jalan keluar dari komplek itu, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang, tabrakan pun tidak dapat dihindari. Nathan akhirnya tertabrak hingga terpental beberapa meter."Ah!"Tubuh Nathan berguling-guling di atas aspal, jika saja saat di penjara dia tidak belajar seni bela diri, mungkin dia sudah kehilangan nyawanya."A-aduh …." Nathan berusaha berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. "Sial! Lagi buru-buru gini!" Gerutunya dengan kesal.Tepat saat Nathan memaki dan berusaha bangkit berdiri, suara makian dapat terdengar. “Eh bego? Punya mata, gak? Nyebrang tuh pake mata!"Seorang gadis terlihat turun dari dalam mobil BMW, dia mengenakan rok berwarna putih, dan mengenakan sepatu hak tinggi, dia terlihat sangat cantik, dan menatap Nathan dengan tatapan kesal.Nathan mengernyitk

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 6

    Sherly menatap Nathan tanpa ekspresi dan berkata. "Nathan, jangan menemuiku lagi, dan jangan datang mencariku lagi! A-aku …. Aku telah memutuskan untuk menikahi Rendy!"Mata Nathan menyipit dan tangannya mengepal dengan erat. Meskipun dia sudah mengetahuinya, tapi ketika Sherly mengatakannya sendiri, hati Nathan berkedut dengan kencang. Dia dipenjara karena pria itu, tapi sekarang pacarnya akan menikah dengannya?Sebuah cinta yang sangat ironis!"Hahaha …." Tiba-tiba Nathan menertawakan dirinya sendiri, dia merasa bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.Tiba-tiba tawa Nathan berhenti, netra hitam dingin miliknya menatap ke arah Sherly, namun tidak ada kemarahan di wajahnya, dan tangannya perlahan mengendur. "Apakah itu yang kamu inginkan?"“Ya!” Sherly mengangguk. “Aku ingin memiliki kehidupan yang indah, dan kamu tidak akan pernah bisa memberikannya kepadaku!”"Dan kamu, sekarang kamu seorang mantan narapidana. Bahkan jika kamu keluar dari penjara, aku khawatir kamu akan sulit untuk men

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-28

บทล่าสุด

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 875

    Di atas kapal, Nathan memimpin tim dan berdiskusi dengan tim Erya, sementara Squala dan timnya duduk di samping.“Ketua, sepertinya tim dari Northern dan Wilom sudah membentuk aliansi. Kalau begitu, bukankah kita akan dirugikan jika melawan dua tim itu?” Seorang pria berseragam samurai dan memegang Katana menghampiri Squala dan bertanya dengan suara pelan.Squala melirik Nathan dan Erya yang berbincang, tatapannya tidak menunjukkan rasa gugup, melainkan kilatan kelicikan. “Jika mereka ingin membentuk aliansi, biarkan saja. Pada saatnya, tidak satu pun dari mereka akan keluar dari pulau ini.”“Apakah ketua sudah menyiapkan tindakan pembalasan?” Pendekar samurai itu bertanya dengan suara pelan.Squala menatap pria itu dengan dingin. “Bodoh, apakah itu pertanyaan yang harus kamu tanyakan?”Melihat Squala marah, pendekar samurai itu ketakutan, dia segera membungkuk dan meminta maaf. “M-maaf, aku salah!”Setelah beberapa jam di atas perahu layar, perahu itu tiba di pulau kecil itu dengan c

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 874

    Nathan sebenarnya juga merasa hal itu sulit, karena tempat itu ramai didatangi dan merupakan objek wisata. Hampir tidak mungkin menyembunyikannya dari publik."Kalau begitu, kita bicarakan lagi nanti. Untung saja aku sudah menyegel makam kuno itu dengan formasi sihir, jadi orang biasa tidak akan bisa mendeteksinya," kata Nathan dengan pasrah."Tuan, makam kaisar seperti itu biasanya tidak boleh dilakukan penggalian pribadi. Walaupun ditemukan, tidak banyak gunanya. Namun, kamu bisa menggunakan penemuan makam kaisar ini untuk membantumu pada saatnya tiba. Mungkin bisa membantumu mendapatkan tempat dalam pelatihan tahun ini," ujar Nelson."Pelatihan?" tanya Nathan bingung."Ini adalah kolaborasi antara pemerintahan dan Martial Shrine. Mereka memilih kawasan arkeologi untuk dijadikan tempat berlatih bagi seniman bela diri muda. Ini adalah acara yang diselenggarakan oleh pemerintahan untuk menyenangkan hati orang-orang," jelas Nelson.Setelah mendengar penjelasan Nelson, Nathan langsung t

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 873

    Setelah setengah jam, Nathan dan Milan kembali ke perjamuan dan menemukan Sienna serta Yarke sudah mabuk dan tidak sadarkan diri. Nathan tersenyum tak berdaya, lalu membawa Sienna pergi.Di tempat lain, berbeda dengan kepolisian, ada sebuah hotel yang tidak jauh dari gedung kepolisian. Raut wajah Squala menjadi dingin saat melihat lampu-lampu terang dan hiruk pikuk di kepolisian."Tuan Ryodan, ada pesan dari dalam negeri yang memintaku menjelaskan masalah hari ini. Apa yang harus aku katakan?" Seorang pria berjas mendekat. Dia adalah ketua delegasi Negara Solara, tapi di hadapan Squala, dia tidak berani bersikap tidak hormat.Walau Squala sudah kalah dan mengakui kekalahannya, mereka tidak berani menertawakannya. Di Negara Solara, Squala memiliki dukungan dari seluruh keluarga Ryodan. Bahkan keluarga kerajaan pun harus bersikap sopan kepada Keluarga Ryodan."Menjelaskan apa? Menjelaskan bagaimana aku bisa kalah? Beritahu mereka, aku sengaja menunjukkan kelemahanku dan kalah. Saat komp

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 872

    "Nona Yarke, kau salah paham, kami hanya teman," Nathan menjelaskan."Aku rasa tidak seperti itu. Tatapan Nona Sienna terhadapmu dipenuhi dengan rasa cinta," kata Yarke sambil melirik Sienna."Kamu salah lihat!" Nathan tersenyum canggung.“Hahaha!” Yarke tertawa. "Kalau Nona Sienna bukan pacarmu, lalu di mana pacarmu? Aku ingin melihat wanita yang bisa bersanding denganmu."Yarke mengangkat gelasnya dan berpindah ke samping Nathan. Raut wajah Sienna berubah dingin, tak senang melihat sikap Yarke."Pacarku tidak ada di sini, aku juga tidak tahu di mana dia sekarang," kata Nathan dengan tatapan penuh kerinduan. Sudah dua bulan sejak dia berpisah dengan Sarah, dan dia sangat merindukannya."Sebagai pacar, kamu tidak terlalu baik. Kamu bahkan tidak tahu di mana pacarmu sekarang. Apakah dia tidak takut wanita lain merebutmu?" tanya Yarke, mendekat ke arah Nathan. Tangannya diletakkan di atas paha Nathan, membuat jantungnya berdegup kencang.Melihat sikap proaktif Yarke, wajah Sienna semaki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 871

    Sementara itu, di kediaman Keluarga Zellon.Jazer menerima kabar kemenangan Nathan dalam kompetisi. Namun, tak ada ekspresi senang ataupun sedih di wajahnya."Kieran, jika kamu bertarung satu lawan satu dengan Nathan, apakah kamu yakin bisa menang?" tanya Jazer, menoleh ke arah Kieran.Kieran ragu sejenak lalu menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak yakin."Dulu, Kieran akan mengangguk tanpa ragu, bahkan tidak menganggap Nathan serius. Tapi hari ini, Kieran tidak yakin, karena Nathan telah mengalahkan Squala.Jazer menatap Kieran lalu bertanya. "Kalau kamu benar-benar bertarung satu lawan satu dengan Nathan dan tidak bisa mengalahkannya, apa kamu tahu kenapa?""Kenapa?" Kieran menatap Jazer bingung."Karena Nathan memiliki garis keturunan Keluarga Zellon, sedangkan kamu hanyalah keturunan tidak langsung!"Kata-kata Jazer membuat Kieran menundukkan kepala. Sebagai keturunan tidak langsung, Kieran selalu dianggap sebelah mata. Oleh karena itu, dia berlatih keras dan mengandalkan bakatn

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 870

    Orang ini sudah membuat musuh yang tidak terhitung jumlahnya. Orang-orang yang kalah di tangannya mati dengan cedera berat, dan dia jarang sekali mengampuni orang lain. Namun hari ini gilirannya sudah tiba. Raut wajah Squala menjadi pucat, tatapannya penuh dengan ketakutan!Tidak ada orang yang tidak takut mati, terutama orang-orang seperti Squala. Dia adalah orang yang dicari oleh jutaan orang, berdiri di posisi paling tinggi, dan mereka bahkan lebih takut pada kematian daripada yang lainnya.“A-aku mengaku kalah .…” Saat Nathan hendak melayangkan pukulannya untuk menghabisi Squala, Squala tiba-tiba melakukan gerakan yang tidak terduga.Squala membuang katana yang ada di tangannya lalu berlutut di tanah dengan pose yang saleh dan mengakui kekalahannya tanpa ragu-ragu. Dia tahu, aturan dari kompetisi ini, jika pihak lawan mengaku kalah, maka lawannya tidak boleh menyerang lagi. Oleh karena itu, Squala yang membunuh dan melukai orang di atas arena, selalu mengambil kesempatan agar lawa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 869

    “Katana badai!”Katana itu terus bersinar dengan cahaya yang terang. Squala yang memegang katana di tangannya bersatu dengan katananya di udara, dan seluruh tubuhnya seolah berubah menjadi katana yang menikam tepat ke arah jantung Nathan.BAAAM!Aura di tubuh Nathan seketika meningkat. Nathan lalu membalik tangannya dan langsung menekan katana Squala. Gelombang besar kekuatan spiritual keluar dari tubuh Nathan, melewati katana Squala lalu menghantam dada Squala dengan keras.Squala mendarat dengan goyah dan mundur dua langkah. Namun hal ini membuat Squala semakin marah. Setelah itu, Squala langsung mengarahkan teknik ketiga miliknya.Nathan mengubah telapak tangannya menjadi sebuah pedang cahaya, dan sebuah cahaya keemasan yang tampak hendak membelah langit dan bumi muncul. Cahaya keemasan ini membuat raut wajah Squala berubah.“Aarrghhh! Sialan!” Setelah berteriak keras, cahaya putih terang melesat di matanya. Katananya diangkat melewati kepalanya dan seluruh kekuatan spiritualnya be

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 868

    “Karena kamu begitu percaya diri, maka rasakanlah kematianmu!” Setelah berbicara, pedang Aruna di tangan Nathan tiba-tiba menghilang. Sementara di telapak tangan Nathan, dua nyala api berwarna biru muncul dan mulai menari-nari. Nathan menjentikkan jarinya dan nyala api itu mulai membakar sekelilingnya.Api tersebut mengelilingi Nathan dan Squala. Di bagian tengah, kobaran api bersinar sangat terang, membuat mata orang yang berada di bawah arena mustahil melihat apa yang terjadi di tengah kobaran api karena sinarnya yang begitu menyilaukan.Squala mengernyitkan keningnya, lalu menghunuskan katananya ke arah Nathan. Empat sosok Squala yang sama persis menikam Nathan dan empat arah Nathan sudah diblokir. Nathan tidak bisa menghindar, dia hanya bisa memilih satu arah untuk menghindar, namun jika dia memilih yang salah, maka dia akan dikalahkan. Namun, dalam menghadapi serangan Squala, Nathan tidak memilih untuk melawan. Sebaliknya, dia bergumam dan kobaran api berwarna biru itu tiba-tiba

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 867

    Berhadapan dengan pedang Nathan, Squala sudah kehilangan kesombongan dan penghinaannya. Dia langsung meraih gagang katananya sendiri dan menyentakkannya dengan ganas.Krek!Katana Squala bagaikan bintang jatuh, seketika keluar dari sarungnya, bilahnya yang tipis mengeluarkan hawa dingin yang menakutkan.Klang!Suara memekakkan telinga terdengar, katana yang tipis dan pedang Aruna berbenturan keras.Saat dua besi tajam nan runcing itu saling berbenturan, Nathan dan Squala sama-sama mundur dan menciptakan jarak di antara mereka. Benturan itu memberikan gambaran kepada mereka tentang kekuatan satu sama lain, dan pergelangan kedua orang masih terasa sakit.Raut wajah Squala terlihat serius, sepasang tangannya menggenggam gagang katananya dan aura di tubuhnya mulai berubah. “Ternyata kamu bukan seorang penguasa Ingras. Masih muda tapi sudah tahu bagaimana cara menyembunyikan kekuatan, penuh perhitungan. Sepertinya hari ini aku tidak boleh membiarkanmu,” kata Squala.Setelah Squala selesai

สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status