“Ini …. ada sesuati di dalam porselen alkemis ini,” Nathan merasakan aura itu dan merasa sangat kagum.Sejak Nathan mendapatkan porselen alkemis, dia belum pernah memeriksanya secara menyeluruh, dia hanya menggunakan porselen alkemis untuk meramu beberapa obat. Melihat porselen alkemis yang ada di depannya tiba-tiba membesar, dan menyedot Nathan masuk ke dalam porselen alkemis, dia tercengang. Di dalam porselen alkemis, Nathan melihat ada sebaris tulisan kecil di dinding bagian dalam.[Sang dewa Soma melayang di udara, sang dewa Varuna meringkuk di dalam lautan.][Sang Naga telah bangkit, semburan apinya meluluhlantahkan dunia, dialah, sang Penguasa.]Klang!Setelah Nathan selesai membacanya, dia mencoba memikirkan apa artinya pada saat sebuah cahaya yang menyilaukan langsung terpancar dari porselen alkemis dan sebuah aura langsung menyelimuti Nathan dan menyebabkan Nathan pingsan.Tubuh Nathan seperti tersayat oleh senjata tajam tapi dia tidak merasakan apapun. Seolah-olah Nathan ber
Saat bahan obat dimasukkan, energi spiritual memancar dari semua bahan obat berharga itu, dan semuanya berkumpul di dalam porselen alkemis. Setelah beberapa jam kemudian, sebuah obat pembangkit mulai muncul di dalam porselen alkemis, dan nyala api biru itu berangsur-angsur padam. Untuk membuat obat pembangkit, selain membutuhkan bahan obat berharga, juga dibutuhkan kekuatan spiritual yang besar untuk menjalankan alkimia yang begitu besar. Tapi setelah Nathan selesai membuat obat pembangkit, dia tidak terlihat lelah sedikitpun, kekuatan spiritual masih memenuhi tubuhnyanya.“Apakah tadi bukan mimpi?” gumam Nathan dengan raut wajah menunjukkan kegembiraan.“Apa yang sedang kamu gumamkan?” Sienna melihat Nathan yang tampak sedikit aneh dan bergumam pada diri sendiri, bertanya padanya.“Porselen alkemis ini memang benda yang sangat bagus, tidak hanya bisa membuat obat tapi bisa menguatkan tubuh juga,” Nathan berkata dengan gembira.“Tuan, porselen alkemis ini adalah benda peninggalan zama
“Kalau aku bilang kamu belum sembuh ya belum sembuh! Seorang pria dewasa sepertimu cerewet sekali,” Sienna tiba-tiba mendorong Nathan masuk ke dalam kamar, dan mengunci pintu kamar.KLIK!“A-apa yang kamu lakukan?” Nathan tercengang.“Malam ini aku mau menjagamu disini, dan tentu saja aku akan tidur denganmu,” Sienna berkata dengan terus terang.“Tidak boleh, wanita dan pria tidak boleh berduaan di dalam kamar, itu akan berpengaruh tidak baik!” Nathan menggelengkan kepalanya dengan tegas.“Aku tidak takut pengaruh buruk!” dengus Sienna.“Tapi aku takut, aku adalah pria yang polos, k-kalau—” Nathan tidak tahu bagaimana dia harus melanjutkan perkataannya.“Tenang saja, walau aku tidur satu kamar denganmu, aku tidak akan melakukan apapun padamu, kamu benar-benar menyamakanku dengan wanita-wanita murahan itu? Kalau kamu tidak mengizinkan aku tidak akan menyentuhmu!” Sienna memutar matanya pada Nathan.Perkataan Sienna begitu janggal di telinga Nathan, bukankah itu seharusnya diucapkan seo
“Kamu menganggapku terlalu lemah, setidaknya aku juga seorang penguasa Ingras, dan aku memiliki teknik pemikat!” Sienna berkata dengan tidak puas.Nathan tidak mengatakan apapun lagi, Sienna masih tidak tahu, di tempat seperti Kota Moniyan, penguasa Ingras tidak ada apa-apanya. Walau Sienna memiliki teknik pemikat, tidak akan berguna jika bertemu dengan seorang puncak penguasa Ingras yang gigih.Setelah meninggalkan Saibu Care, Nathan membawa Sienna bergegas menuju keluarga Calderon. Karena membawa Sienna sebagai bebannya, mereka baru tiba pada sore hari di keluarga Calderon.Melihat Nathan kembali, dua penjaga pintu keluarga Calderon bergegas mempersilahkan Nathan masuk.“Kak Nathan!” Abel bergegas keluar dari ruang utama setelah mendengar kembalinya Nathan. Dia tidak menyangka Nathan akan kembali secepat ini.“Abel, apakah ada yang datang selama aku pergi?” Nathan takut Russel yang tidak berhasil menangkapnya datang ke keluarga Calderon untuk mencari masalah.“Tidak ada, ada beberap
“Setelah memakan obat pembangkit, memerlukan waktu sekitar dua hari untuk bisa bangun, kamu harus menjaga ayahmu dengan baik dalam kurun waktu itu,” Nathan menjelaskan.“Terima kasih, Kak Nathan!” Abel mengangguk dan wajahnya penuh rasa syukur.Kalau Nelson mati, maka keluarga Calderon akan terbengkalai, dengan kemampuan yang Abel miliki saat ini, dia sama sekali tidak mampu mengelola villa sebesar itu.Nathan berpesan kepada Abel lalu membawa Sienna kembali ke kepolisian Kota Moniyan. Milan yang melihat Nathan kembali sedikit terkejut, dia tidak menyangka Nathan akan secepat itu. Milan tidak tahu kalau Nathan begitu bergegas karena Nelson, kalau bukan karena Nelson, Nathan pasti akan meramu obat Vajra untuk membantu Ryzen dan Nicole yang masih menjalani perawatan.“Kapten Milan, informasikan kepada seluruh anggota untuk berkumpul!” Nathan berkata pada Milan.Milan mengangguk lalu memerintahkan Anderson untuk mengumpulkan semua anggota di arena bela diri.Setelah semua berkumpul, di h
Milan melambaikan tangannya, segera para kapten dari berbagai tim datang dan mengambil obat kekuatan lalu membagikannya.“Terima kasih Tuan Nathan!”“Terima kasih banyak, Tuan!”Anggota kepolisian yang sudah menerima obat kekuatan sangat senang dan berteriak lantang untuk berterima kasih kepada Nathan.“Karena aku sudah setuju untuk menjadi pelatih kalian, maka sudah seharusnya aku melakukan hal ini!” Nathan berkata sambil tersenyum.“Tuan Nathan, kamu beristirahatlah, malam ini aku sudah mengatur pertemuan dengan pemimpin Martial Shrine yang baru, Ging Darfiel. Nanti kita akan duduk bersama, asalkan Martial Shrine bersedia maju, aku yakin orang lain juga harus waspada jika ingin mencoba menyerang Tuan Nathan!” Milan mendekat pada telinga Nathan dan berbisik.“Terima kasih banyak, kapten Milan!” Nathan berkata dengan penuh syukur.“Tuan Nathan terlalu sungkan, sekarang kamu adalah anggota dari kepolisian, masalahmu adalah masalahku. Hanya saja, jabatanku masih terlalu kecil, dan tidak
Mendengar Ging berkata demikian, hati Nathan merasa sedikit lega, karena jika Ging menginginkan batu mata Naga miliknya, dan menyerang dirinya, Nathan sama sekali tidak mempunyai kekuatan untuk melawan. Nathan tidak akan bisa melawan seseorang yang kekuatannya sudah hampir menerobos puncak penguasa Ingras.Sekarang Nathan harus menerobos tahap Lentera, setelah memasuki tahap Langit, di dalam tubuhnyanya akan terbentuk alkimia batin, pada saat itu kekuatannya akan mengalami lompatan yang besar. Pada saat itu, Nathan juga akan memasuki tahap puncak penguasa Ingras, mengandalkan Pedang Aruna yang ada di tangannya, mungkin saja dia bisa bertarung dengan puncak penguasa Ingras yang sudah hampir menerobos tahapan itu. Kekuatan Nathan saat ini tidak akan bisa memiliki kesempatan untuk menyerang puncak penguasa Ingras tingkat ini.“Benar, harta karun seperti apa yang belum pernah dilihat oleh Tuan Ging? Mana mungkin tertarik pada sebuah batu mata Naga seperti ini!” Milan bergegas menyanjungny
“Siapa sebenarnya pemuda bernama Nathan ini? Sampai bisa membuat Martial Shrine maju dan membantunya berbicara.”“Apakah itu orang yang menyerap esensi batu mata Naga?”“Kekuatan apa yang ada di belakang orang ini? Apakah dia putra dari salah satu keluarga bela diri?”“Luar biasa, sepanjang hidupku, kalau aku bisa membuat Martial Shrine membantuku bicara, maka mati pun aku rela!”Banyak orang yang mulai berdiskusi di forum melihat berita itu, dan nama Nathan langsung menjadi terkenal di dalam komunitas bela diri. Hanya saja, ini bukanlah hasil yang diinginkan oleh Nathan, dia hanya ingin berlatih dengan tenang dan tetap merendah. Setelah kekuatannya memungkinkan, maka dia bisa menyerang keluarga Zellon, menyelamatkan ibunya sendiri, dan sekarang Nathan sangat penasaran siapa sebenarnya pria tidak bertanggung jawab yang sudah membuat ibunya menderita, ayah kandung Nathan.Teknik kijutsu yang begitu menyimpang, cincin yang bisa mengendalikan seluruh Dragnows bukanlah sesuatu yang bisa d
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P
Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago
Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda
Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo
Cahaya lembut itu merambat ke rantai hitam yang menyekapnya, mengikis aura dingin kegelapan yang membekukan. Satu per satu rantai itu tergerus tenaga damai, lalu melingkup ke dalam tanah seperti akar yang kembali pulang. Suara raungan naga raksasa teredam, tubuh Nathan kembali bersih dari cengkraman gelap.Kaidar menegang, pandangannya melekat pada mutiara di tangan Nathan. Air mukanya memerah—rasa iri menyala di balik sorot matanya yang tajam. Baginya, harta Nathan adalah pusaka legendaris, pedang Aruna, cincin Ruang, Batu Mata Naga… dan kini cahaya Langit yang lebih agung lagi.“Nathan, semua itu akan jadi milikku, setelah kau mati!” desis Kaidar, suaranya bergema dingin.Cahaya hitam di atas kepalanya kembali memancar, menyembur seperti laser ganas, siap meremukkan segalanya.Namun Nathan hanya tersenyum tenang. Dia mengangkat kedua tangan, membiarkan kilau cahaya jatuh di telapak. Cahaya damai merembes ke pori-pori kulitnya, mengeras menjadi aura emas yang menyala-lenyap.Saat ali
“Inikah kartu terakhirmu?” suara Nathan dalam bisik dingin.Sementara Kaidar terhuyung, mata mereka bertemu, rasa benci dan keinginan menang beradu tajam.Kaidar mengerang, lalu senyumnya memberi amaran. "Kau pikir ini sudah selesai? Saatnya kutunjukan kekuatan utamaku!”Dalam satu gerakan kilat, aura hitam di sekujur tubuhnya meroket, membentuk lingkaran manik-manik darah yang melayang di udara. Api malam menyala lebih pekat, memancarkan cahaya jingga dan ungu yang memutihkan langit. “Naga kegelapan!” teriaknya, sebuah ikatan darah naga yang membangkitkan roh kegelapan di dalamnya.Kegelapan pekat berdenyut di atas kepala Kaidar, merangkai diri menjadi lingkaran hitam pekat yang melayang. Dalam pusaran itu, udara bergetar, seperti permukaan danau yang berubah menjadi lautan gelombang badai. Cahaya sirna, hanya bayangan pekat yang menelan segalanya.Nathan menyipitkan mata, merasakan tekanan dalam rongga dada. “Apakah dia akan memanggil makhluk gelap lagi?” gumamnya pelan, ingatan ten
Satu menjadi dua, dua menjadi tiga—hingga akhirnya, enam sosok Nathan berdiri sejajar, masing-masing memegang pedang Aruna yang berkobar.Mantra Kaidar berubah menjadi enam telapak tangan raksasa, turun dari langit seperti hukuman para dewa.BAAAAANG!Langit seolah runtuh oleh tekanan dari telapak-telapak tangan itu. Namun di tengah tekanan, Nathan mengangkat pedangnya dan berteriak. “Api spiritual, bangkit!”Keenam pedang Aruna menyala, api merah membubung lebih dari sepuluh meter. Dalam sekejap, kobaran itu menembus telapak-telapak raksasa, membakar mantra hingga menguap di udara.“AAARGHH!”Teriakan memilukan terdengar. Kaidar muncul dari balik api, tubuhnya terbungkus jilatan merah membara. Dia berteriak panik, berguling di tanah, mencoba memadamkan api yang melahap pakaiannya.Saat apinya padam dan dia baru merasa lega.Namun, sebuah tangan emas mencengkeram kerah bajunya. Tatapan Kaidar membeku saat dia melihat Nathan berdiri di hadapannya, mata bersinar, wajahnya keras dan mend