“Setelah memakan obat pembangkit, memerlukan waktu sekitar dua hari untuk bisa bangun, kamu harus menjaga ayahmu dengan baik dalam kurun waktu itu,” Nathan menjelaskan.“Terima kasih, Kak Nathan!” Abel mengangguk dan wajahnya penuh rasa syukur.Kalau Nelson mati, maka keluarga Calderon akan terbengkalai, dengan kemampuan yang Abel miliki saat ini, dia sama sekali tidak mampu mengelola villa sebesar itu.Nathan berpesan kepada Abel lalu membawa Sienna kembali ke kepolisian Kota Moniyan. Milan yang melihat Nathan kembali sedikit terkejut, dia tidak menyangka Nathan akan secepat itu. Milan tidak tahu kalau Nathan begitu bergegas karena Nelson, kalau bukan karena Nelson, Nathan pasti akan meramu obat Vajra untuk membantu Ryzen dan Nicole yang masih menjalani perawatan.“Kapten Milan, informasikan kepada seluruh anggota untuk berkumpul!” Nathan berkata pada Milan.Milan mengangguk lalu memerintahkan Anderson untuk mengumpulkan semua anggota di arena bela diri.Setelah semua berkumpul, di h
Milan melambaikan tangannya, segera para kapten dari berbagai tim datang dan mengambil obat kekuatan lalu membagikannya.“Terima kasih Tuan Nathan!”“Terima kasih banyak, Tuan!”Anggota kepolisian yang sudah menerima obat kekuatan sangat senang dan berteriak lantang untuk berterima kasih kepada Nathan.“Karena aku sudah setuju untuk menjadi pelatih kalian, maka sudah seharusnya aku melakukan hal ini!” Nathan berkata sambil tersenyum.“Tuan Nathan, kamu beristirahatlah, malam ini aku sudah mengatur pertemuan dengan pemimpin Martial Shrine yang baru, Ging Darfiel. Nanti kita akan duduk bersama, asalkan Martial Shrine bersedia maju, aku yakin orang lain juga harus waspada jika ingin mencoba menyerang Tuan Nathan!” Milan mendekat pada telinga Nathan dan berbisik.“Terima kasih banyak, kapten Milan!” Nathan berkata dengan penuh syukur.“Tuan Nathan terlalu sungkan, sekarang kamu adalah anggota dari kepolisian, masalahmu adalah masalahku. Hanya saja, jabatanku masih terlalu kecil, dan tidak
Mendengar Ging berkata demikian, hati Nathan merasa sedikit lega, karena jika Ging menginginkan batu mata Naga miliknya, dan menyerang dirinya, Nathan sama sekali tidak mempunyai kekuatan untuk melawan. Nathan tidak akan bisa melawan seseorang yang kekuatannya sudah hampir menerobos puncak penguasa Ingras.Sekarang Nathan harus menerobos tahap Lentera, setelah memasuki tahap Langit, di dalam tubuhnyanya akan terbentuk alkimia batin, pada saat itu kekuatannya akan mengalami lompatan yang besar. Pada saat itu, Nathan juga akan memasuki tahap puncak penguasa Ingras, mengandalkan Pedang Aruna yang ada di tangannya, mungkin saja dia bisa bertarung dengan puncak penguasa Ingras yang sudah hampir menerobos tahapan itu. Kekuatan Nathan saat ini tidak akan bisa memiliki kesempatan untuk menyerang puncak penguasa Ingras tingkat ini.“Benar, harta karun seperti apa yang belum pernah dilihat oleh Tuan Ging? Mana mungkin tertarik pada sebuah batu mata Naga seperti ini!” Milan bergegas menyanjungny
“Siapa sebenarnya pemuda bernama Nathan ini? Sampai bisa membuat Martial Shrine maju dan membantunya berbicara.”“Apakah itu orang yang menyerap esensi batu mata Naga?”“Kekuatan apa yang ada di belakang orang ini? Apakah dia putra dari salah satu keluarga bela diri?”“Luar biasa, sepanjang hidupku, kalau aku bisa membuat Martial Shrine membantuku bicara, maka mati pun aku rela!”Banyak orang yang mulai berdiskusi di forum melihat berita itu, dan nama Nathan langsung menjadi terkenal di dalam komunitas bela diri. Hanya saja, ini bukanlah hasil yang diinginkan oleh Nathan, dia hanya ingin berlatih dengan tenang dan tetap merendah. Setelah kekuatannya memungkinkan, maka dia bisa menyerang keluarga Zellon, menyelamatkan ibunya sendiri, dan sekarang Nathan sangat penasaran siapa sebenarnya pria tidak bertanggung jawab yang sudah membuat ibunya menderita, ayah kandung Nathan.Teknik kijutsu yang begitu menyimpang, cincin yang bisa mengendalikan seluruh Dragnows bukanlah sesuatu yang bisa d
“Ingat, kamu hanya garis keturunan tidak langsung dari keluarga Zellon, jangan mengira kamu benar-benar bisa menjadi Tuan Muda dari keluarga Zellon, mengatur ini dan itu. Ingat statusmu sendiri dengan jelas!” Jazer berkata dengan sorot mata yang tajam.Posisi kepala keluarga tidak didapatkan oleh Jazer dengan mudah dan butuh banyak kerja keras, dia bahkan mengorbankan hubungan keluarganya, meracuni ayah kandungnya sampai mati dan merebut posisi kepala keluarga. Dia mementingkan posisi ini lebih dari apapun, tentu saja dia tidak akan membiarkan seorang keturunan tidak langsung dari keluarga Zellon untuk mencampuri urusan keluarga Zellon, mereka hanya perlu mematuhinya.“Aku akan mengingatnya!” Kieran menganggukkan kepalanya.“Kamu juga sebarkan pesan atas nama keluarga Zellon, siapapun tidak boleh membunuh Nathan. Kalau tidak, jangan salahkan keluarga Zellon!”Kalau Nathan benar adalah keponakannya sendiri, maka Jazer berencana menggunakan nyawa Nathan untuk mengancam adiknya sendiri,
Awalnya, dia ingin pergi menjenguk Nelson, untuk melihat bagaimana pemulihan Nelson, tapi pada akhirnya dia tidak pergi, karena Nathan tahu Nelson adalah salah seorang yang terkenal di dunia bela diri. Dan kalau dia pergi ke keluarga Calderon dia mungkin membawa petaka untuk keluarga Calderon. Karena dia tidak terlalu mengenal Kota Moniyan, Nathan meminta Reus untuk menjadi pemandunya.“‘Makam kekaisaran’, Kota Moniyan adalah ibukota kekaisaran yang bersejarah, banyak makan kekaisaran yang terletak di sini, bawalah kami berjalan-jalan ke sana!” Nathan ingin Reus membawanya berkeliling di makam kekaisaran.Menurut sejarah, di dalam makam kekaisaran bagaikan kota harta karun, mungkin saja tempat seperti itu penuh dengan energi spiritual dan jika beruntung, maka mungkin akan mendapatkan benda pusaka di dalam.“Jika Tuan Nathan ingin pergi, maka aku akan membawa kalian ke sana,” ujar Reus sambil menyetir. “Sebenarnya, tidak ada yang bisa dilihat di makam itu, banyak di antaranya yang suda
Nathan dan yang lainnya terus berjalan dan merasakan aura itu semakin menguat, tapi seiring dengan menguatnya aura tersebut, di saat bersamaan Nathan juga merasakan aura lainnya, dan setelah merasakannya dengan hati-hati, dia terkejut. “Bagaimana bisa? Lantas ada kultivator hitam”Kalau benar ada seorang kultivator hitam di sini, maka mungkin saja, karena kultivator hitam harus berlatih di tempat yang sepi, dan ini adalah tempat yang cocok.Mendengar kultivator hitam, raut wajah Reus dan Sienna berubah, sementara Nathan malah terlihat semakin bersemangat. Kalau benar ada seorang kultivator hitam, maka Nathan tidak akan segan-segan, dia kebetulan bisa menyerap energi dari kultivator hitam ini untuk membantu kultivasinya. Karena, tidak ada satu orang pun di komunitas bela diri yang akan menyalahkan atau memperdulikannya, karena kultivator hitam juga tidak ada yang baik, mereka semua berkultivasi dengan menyerap energi dari orang lain.Semakin Nathan dan yang lainnya mendekat, aura yang
Raut wajah Reus sedikit berubah saat dia mendengar kata Keluarga Farhon. “Tuan Nathan, Keluarga Farhon ini memiliki reputasi yang sama dengan keluarga Ransom, keluarga Yaju dan keluarga Calderon. Hanya saja, Keluarga Farhon mencari nafkah dengan merampok makam, banyak makam besar yang tersembunyi berhasil ditemukan oleh Keluarga Farhon, dan banyak keluarga yang bekerja sama dengan Keluarga Farhon untuk melacak makam dan mencari harta karun.”Nathan yang mendengarnya semakin yakin Leorio yang ada di hadapannya pasti sudah menemukan sebuah makam kuno di sini, dan bukan sedang berlatih.“Kamu cari saja urusanmu, aku akan berjalan di jalanku, kita berdua tidak ada hubungannya, kamu lanjutkan saja pekerjaanmu!” Setelah selesai berbicara, Nathan mengedipkan mata pada Reus dan Sienna, lalu ketiga orang itu terus berjalan ke depan.Leorio yang melihat itu tercengang, dan seketika kemarahannya memuncak. “Nak, kamu bahkan tidak memberi muka kepada tetua Keluarga Farhon, aku rasa kamu sudah bosa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P
Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago
Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda
Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo
Cahaya lembut itu merambat ke rantai hitam yang menyekapnya, mengikis aura dingin kegelapan yang membekukan. Satu per satu rantai itu tergerus tenaga damai, lalu melingkup ke dalam tanah seperti akar yang kembali pulang. Suara raungan naga raksasa teredam, tubuh Nathan kembali bersih dari cengkraman gelap.Kaidar menegang, pandangannya melekat pada mutiara di tangan Nathan. Air mukanya memerah—rasa iri menyala di balik sorot matanya yang tajam. Baginya, harta Nathan adalah pusaka legendaris, pedang Aruna, cincin Ruang, Batu Mata Naga… dan kini cahaya Langit yang lebih agung lagi.“Nathan, semua itu akan jadi milikku, setelah kau mati!” desis Kaidar, suaranya bergema dingin.Cahaya hitam di atas kepalanya kembali memancar, menyembur seperti laser ganas, siap meremukkan segalanya.Namun Nathan hanya tersenyum tenang. Dia mengangkat kedua tangan, membiarkan kilau cahaya jatuh di telapak. Cahaya damai merembes ke pori-pori kulitnya, mengeras menjadi aura emas yang menyala-lenyap.Saat ali
“Inikah kartu terakhirmu?” suara Nathan dalam bisik dingin.Sementara Kaidar terhuyung, mata mereka bertemu, rasa benci dan keinginan menang beradu tajam.Kaidar mengerang, lalu senyumnya memberi amaran. "Kau pikir ini sudah selesai? Saatnya kutunjukan kekuatan utamaku!”Dalam satu gerakan kilat, aura hitam di sekujur tubuhnya meroket, membentuk lingkaran manik-manik darah yang melayang di udara. Api malam menyala lebih pekat, memancarkan cahaya jingga dan ungu yang memutihkan langit. “Naga kegelapan!” teriaknya, sebuah ikatan darah naga yang membangkitkan roh kegelapan di dalamnya.Kegelapan pekat berdenyut di atas kepala Kaidar, merangkai diri menjadi lingkaran hitam pekat yang melayang. Dalam pusaran itu, udara bergetar, seperti permukaan danau yang berubah menjadi lautan gelombang badai. Cahaya sirna, hanya bayangan pekat yang menelan segalanya.Nathan menyipitkan mata, merasakan tekanan dalam rongga dada. “Apakah dia akan memanggil makhluk gelap lagi?” gumamnya pelan, ingatan ten
Satu menjadi dua, dua menjadi tiga—hingga akhirnya, enam sosok Nathan berdiri sejajar, masing-masing memegang pedang Aruna yang berkobar.Mantra Kaidar berubah menjadi enam telapak tangan raksasa, turun dari langit seperti hukuman para dewa.BAAAAANG!Langit seolah runtuh oleh tekanan dari telapak-telapak tangan itu. Namun di tengah tekanan, Nathan mengangkat pedangnya dan berteriak. “Api spiritual, bangkit!”Keenam pedang Aruna menyala, api merah membubung lebih dari sepuluh meter. Dalam sekejap, kobaran itu menembus telapak-telapak raksasa, membakar mantra hingga menguap di udara.“AAARGHH!”Teriakan memilukan terdengar. Kaidar muncul dari balik api, tubuhnya terbungkus jilatan merah membara. Dia berteriak panik, berguling di tanah, mencoba memadamkan api yang melahap pakaiannya.Saat apinya padam dan dia baru merasa lega.Namun, sebuah tangan emas mencengkeram kerah bajunya. Tatapan Kaidar membeku saat dia melihat Nathan berdiri di hadapannya, mata bersinar, wajahnya keras dan mend