“Mimpi!” Setelah berkata, Nathan kembali mengangkat tangan kanannya dan dalam sekejap Pedang Aruna muncul di tangan Nathan. Darah mengalir di atas Pedang Aruna, dan tidak lama kemudian darah itu mulai membara.“Ternyata kamu masih memiliki kartu truf ya?” Russel tercengang, lalu aura di tubuhnya melonjak dan wajahnya mulai menjadi gelap.Pada saat bersamaan, Russel dan yang lainnya melihat Nathan mengeluarkan Pedang Aruna, juga mengeluarkan pedang mereka dengan santai. Hanya saja, pedang mereka yang semula pendek berubah menjadi sepanjang dya meter saat di tangan empat pria itu. Empat orang itu kemudian menghunuskan pedang mereka ke empat arah dan mulai menggumamkan mantra, tidak lama kemudian sebuah cahaya menyala, dan cahaya itu langsung mengepung Nathan dan Russel, seolah membentuk ruang tertutup.“Karena kamu sangat keras kepala dan menolak untuk menyerahkan batu mata Naga, maka aku hanya bisa membunuhmu, dan mengeluarkan esensi batu mata Naga dari tubuhmu!” Mata Russel memancarka
Tangan Nathan yang memegang Pedang Aruna itu sedikit bergetar, dan mulai meneteskan darah. Tekanan dalam formasi sihir sudah mencapai tingkat yang paling tinggi, sehingga Nathan harus membuka mulutnya untuk bernafas.Raut wajah Russel menjadi semakin jelek, tapi niat membunuh di matanya semakin kuat. Kekuatan Nathan berada di luar imajinasinya, jika dia tidak membunuh Nathan sekarang, maka dia tidak akan menjadi tandingan Nathan lagi pada waktunya nanti, karena dia tahu Nathan sudah menelan batu mata Naga dan itu membantu kultivasinya.KRAAK!Suara retakan yang samar samar terdengar, kesadaran spiritual Nathan langsung menyebar ke seluruh formasi sihir, pada saat itu cahaya yang membentuk dinding formasi mulai memunculkan retakan kecil. Menyadari formasi sihir itu sudah hampir mencapai batasnya, sudut mulut Nathan terangkat sambil memikirkan cara untuk melarikan diri.“Nak, kematian sudah di depan matamu, tapi kamu masih bisa tersenyum?!” Russel berteriak lalu aura menakutkan kembali
Nathan juga tidak jauh lebih baik, meskipun dia sudah menyiapkan diri tapi dia tetap saja terlempar ratusan meter dan hantaman yang keras itu menyebabkan tubuh Nathan tidak hanya terhempas, tapi juga menghantam sebuah pohon besar dengan keras sebelum akhirnya berhenti. Untung saja tubuh Nathan sudah menggelembung seperti balon, sehingga luka pada tubuhnya tidak terlalu parah, dia hanya bisa menggunakan ledakan itu untuk terhempas jauh. Mengabaikan rasa sakit di tubuhnya, Nathan bangkit berdiri dan bergegas menuju Saibu Care.Sedangkan Russel dan yang lainnya juga terlempar oleh ledakan itu dan pakaian mereka robek hingga compang camping. Russel bangkit dari tanah dan menyapu sekelilingnya tapi tidak menemukan keberadaan Nathan.“Dimana bocah itu?” Russel berteriak dengan marah.“Kakak, kami tidak melihatnya,” Ferdi berkata dengan canggung.Tadi mereka juga terlempar dan baru bangkit berdiri, sama sekali tidak memperhatikan Nathan, sekarang mereka sudah tidak menemukan tanda-tanda Nath
“Ini …. ada sesuati di dalam porselen alkemis ini,” Nathan merasakan aura itu dan merasa sangat kagum.Sejak Nathan mendapatkan porselen alkemis, dia belum pernah memeriksanya secara menyeluruh, dia hanya menggunakan porselen alkemis untuk meramu beberapa obat. Melihat porselen alkemis yang ada di depannya tiba-tiba membesar, dan menyedot Nathan masuk ke dalam porselen alkemis, dia tercengang. Di dalam porselen alkemis, Nathan melihat ada sebaris tulisan kecil di dinding bagian dalam.[Sang dewa Soma melayang di udara, sang dewa Varuna meringkuk di dalam lautan.][Sang Naga telah bangkit, semburan apinya meluluhlantahkan dunia, dialah, sang Penguasa.]Klang!Setelah Nathan selesai membacanya, dia mencoba memikirkan apa artinya pada saat sebuah cahaya yang menyilaukan langsung terpancar dari porselen alkemis dan sebuah aura langsung menyelimuti Nathan dan menyebabkan Nathan pingsan.Tubuh Nathan seperti tersayat oleh senjata tajam tapi dia tidak merasakan apapun. Seolah-olah Nathan ber
Saat bahan obat dimasukkan, energi spiritual memancar dari semua bahan obat berharga itu, dan semuanya berkumpul di dalam porselen alkemis. Setelah beberapa jam kemudian, sebuah obat pembangkit mulai muncul di dalam porselen alkemis, dan nyala api biru itu berangsur-angsur padam. Untuk membuat obat pembangkit, selain membutuhkan bahan obat berharga, juga dibutuhkan kekuatan spiritual yang besar untuk menjalankan alkimia yang begitu besar. Tapi setelah Nathan selesai membuat obat pembangkit, dia tidak terlihat lelah sedikitpun, kekuatan spiritual masih memenuhi tubuhnyanya.“Apakah tadi bukan mimpi?” gumam Nathan dengan raut wajah menunjukkan kegembiraan.“Apa yang sedang kamu gumamkan?” Sienna melihat Nathan yang tampak sedikit aneh dan bergumam pada diri sendiri, bertanya padanya.“Porselen alkemis ini memang benda yang sangat bagus, tidak hanya bisa membuat obat tapi bisa menguatkan tubuh juga,” Nathan berkata dengan gembira.“Tuan, porselen alkemis ini adalah benda peninggalan zama
“Kalau aku bilang kamu belum sembuh ya belum sembuh! Seorang pria dewasa sepertimu cerewet sekali,” Sienna tiba-tiba mendorong Nathan masuk ke dalam kamar, dan mengunci pintu kamar.KLIK!“A-apa yang kamu lakukan?” Nathan tercengang.“Malam ini aku mau menjagamu disini, dan tentu saja aku akan tidur denganmu,” Sienna berkata dengan terus terang.“Tidak boleh, wanita dan pria tidak boleh berduaan di dalam kamar, itu akan berpengaruh tidak baik!” Nathan menggelengkan kepalanya dengan tegas.“Aku tidak takut pengaruh buruk!” dengus Sienna.“Tapi aku takut, aku adalah pria yang polos, k-kalau—” Nathan tidak tahu bagaimana dia harus melanjutkan perkataannya.“Tenang saja, walau aku tidur satu kamar denganmu, aku tidak akan melakukan apapun padamu, kamu benar-benar menyamakanku dengan wanita-wanita murahan itu? Kalau kamu tidak mengizinkan aku tidak akan menyentuhmu!” Sienna memutar matanya pada Nathan.Perkataan Sienna begitu janggal di telinga Nathan, bukankah itu seharusnya diucapkan seo
“Kamu menganggapku terlalu lemah, setidaknya aku juga seorang penguasa Ingras, dan aku memiliki teknik pemikat!” Sienna berkata dengan tidak puas.Nathan tidak mengatakan apapun lagi, Sienna masih tidak tahu, di tempat seperti Kota Moniyan, penguasa Ingras tidak ada apa-apanya. Walau Sienna memiliki teknik pemikat, tidak akan berguna jika bertemu dengan seorang puncak penguasa Ingras yang gigih.Setelah meninggalkan Saibu Care, Nathan membawa Sienna bergegas menuju keluarga Calderon. Karena membawa Sienna sebagai bebannya, mereka baru tiba pada sore hari di keluarga Calderon.Melihat Nathan kembali, dua penjaga pintu keluarga Calderon bergegas mempersilahkan Nathan masuk.“Kak Nathan!” Abel bergegas keluar dari ruang utama setelah mendengar kembalinya Nathan. Dia tidak menyangka Nathan akan kembali secepat ini.“Abel, apakah ada yang datang selama aku pergi?” Nathan takut Russel yang tidak berhasil menangkapnya datang ke keluarga Calderon untuk mencari masalah.“Tidak ada, ada beberap
“Setelah memakan obat pembangkit, memerlukan waktu sekitar dua hari untuk bisa bangun, kamu harus menjaga ayahmu dengan baik dalam kurun waktu itu,” Nathan menjelaskan.“Terima kasih, Kak Nathan!” Abel mengangguk dan wajahnya penuh rasa syukur.Kalau Nelson mati, maka keluarga Calderon akan terbengkalai, dengan kemampuan yang Abel miliki saat ini, dia sama sekali tidak mampu mengelola villa sebesar itu.Nathan berpesan kepada Abel lalu membawa Sienna kembali ke kepolisian Kota Moniyan. Milan yang melihat Nathan kembali sedikit terkejut, dia tidak menyangka Nathan akan secepat itu. Milan tidak tahu kalau Nathan begitu bergegas karena Nelson, kalau bukan karena Nelson, Nathan pasti akan meramu obat Vajra untuk membantu Ryzen dan Nicole yang masih menjalani perawatan.“Kapten Milan, informasikan kepada seluruh anggota untuk berkumpul!” Nathan berkata pada Milan.Milan mengangguk lalu memerintahkan Anderson untuk mengumpulkan semua anggota di arena bela diri.Setelah semua berkumpul, di h
Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan
Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant
“Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek
“Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A
Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d
“Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al
Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan
Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki
Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk